Akhirnya, Samsung Menghentikan Penjualan Galaxy Note 7 – Sebelumnya, mari kita heningkan cipta sejenak untuk mengenang Samsung Galaxy Note 7 yang hasilnya tidak boleh produksinya karena pihak Samsung memutuskan untuk tidak lagi memasarkannya, setidaknya untuk ketika ini.
Keputusan penghentian produksi ini diambil sehabis perusahaan raksasa elektronik asal Korea Selatan ini mengeluarkan press release yang meminta para pengguna Galaxy Note 7 untuk mematikan semua unit perangkatat phablet tersebut dan meminta semua retailer (pedagang / penjual) untuk menghentikan penjualannya. Tapi, apa alasannya?

Meskipun terbilang “sedikit” jikalau dibandingkan dengan total dua juta unit Galaxy Note 7 yang sudah beredar ketika itu, namun terperinci ini menjadikan kekhawatiran tersendiri bagi masyarakat. Bahkan, beberapa maskapai penerbangan pun menerapkan kebijakan khusus bagi para pengguna smartphone ini dan mewajibkan para pemiliknya untuk benar-benar mematikan perangkatnya.
Tak usang setelahnya, Samsung memutuskan untuk melaksanakan recall alias meminta kembali Galaxy Note 7 yang sudah beredar untuk lalu nanti ditukar dengan yang gres dan lebih aman.
BACA JUGA : Samsung Menarik Peredaran Galaxy Note 7
Jelas dong, penggantian unit sebanyak itu bakal menjadikan kerugian yang tak sedikit bagi Samsung. Singkat cerita, unit pengganti hasilnya mulai dikirimkan ke para konsumen dan Samsung sudah mengganti komponen baterai yang selama ini menjadi sumber masalahnya.
Tapi kemudian, beberapa masalah terbakarnya unit Galaxy Note 7 versi pengganti tersebut kembali muncul. Dan yang paling heboh yaitu ketika para penumpang pesawat Southwest Airlines dengan nomor penerbangan 944 yang rencananya akan terbang dari Louisville ke Baltimore harus dievakuasi alasannya yaitu salah satu unit Galaxy Note 7 versi pengganti milik penumpang diketahui terbakar.

Gila ya? Nggak kebayang tuh ruginya berapa. Penarikan unit yang pertama aja niscaya udah rugi banyak, apalagi yang kedua? Kira-kira tim R&D nya bakal kena murka nggak ya? Hemm, biar di lalu hari, hal ibarat ini nggak terjadi lagi deh. Dan biar sanggup jadi pelajaran bagi semua vendor smartphone untuk menciptakan perangkat yang kondusif bagi konsumen.
Sumber aciknadzirah.blogspot.com