Pemimpin Otentik
Kebenaran ialah awal dan tamat dari kepemimpinan. Menjadi otentik atau benar dalam segala hal merupakan salah satu kualitas penting yang harus dimiliki seorang pemimpin. Pemimpin hanya harus menjadi diri sendiri. Pemimpin otentik mempunyai kerinduan untuk melayani orang lain. Mereka dipandu oleh kualitas hati dan pikiran. Mereka mengakui kekurangan mereka dan berusaha keras untuk mengatasinya. Mereka disiplin, konsisten dan menolak untuk berkompromi ketika prinsip-prinsip mereka dipertaruhkan. Mereka berdedikasi untuk mengembangkan diri sebab mereka tahu bahwa dibutuhkan seumur hidup pertumbuhan pribadi untuk menjadi pemimpin.
Anda harus mengembangkan gaya kepemimpinan yang khas diri anda sendiri untuk menjadi seorang pemimpin yang otentik. Gaya kepemimpinan anda harus selalu konsisten dengan huruf dan kepribadian Anda. Sebagai pemimimpin kita juga harus menyesuaikan gaya kepemimpinan dengan situasi yang ada.
Bagian penting lain dari kepemimpinan otentik ialah kemauan atau kerendahan hati untuk mendapatkan kelemahan. Jangan mencoba untuk memenangkan persetujuan orang lain dengan menutupi kekurangan anda. Hindari tindakan berbohong kepada diri sendiri hanya untuk mendapatkan kekaguman dari orang lain. Bersikaplah netral, faktual terhadap kondisi diri sendiri dan lebih nrimo dalam interaksi Anda dengan orang lain.
Pemimpin selalu mempunyai tekanan atau kondisi yang membuat mereka berada pada posisi serba salah. Tidak ada CEO yang ingin tampil ke publik ketika harus menjelaskan mengapa perusahaannya tidak mencapai keuntungan yang diharapkan. Di sisi lain, tekanan untuk mencapai keberhasilan sanggup menarik Anda dari prinsip serta nilai-nilai inti yang dipegang teguh. Godaan untuk mengambil jalan pintas dan untuk menjaga "sukses" akan selalu di belakang Anda.
Dimensi pemimpin otentik
Di dalam buku ini disebutkan adanya lima karakteristik seorang pemimpin otentik.
Berikut klarifikasi secara detail;
· Memahami Tujuan Anda
Orang biasanya tidak akan mengikuti seseorang yang tidak mempunyai tujuan dan arah dalam memimpin. Pemimpin akan selalu mengasihani diri sendiri kalau tidak mempunyai tujuan. Untuk menemukan apa tujuannya,pemimpin harus memahami diri sendiri, memiliki semangatdan memahami apa yang memotivasi dirinya. Bawahan akan mendedikasikandiri untuk tujuan bersama kalau mereka merasa bahwa Anda benar-benar bersedia melayani orang lain.
· Menerapkan Nilai Penting
Nilai dan huruf memilih seorang pemimpin. Nilai memilih bagaimana moral para pemimpin sehingga mereka tidak berakhir menyerupai para administrator yang menghadapi eksekusi penjara. Salah satu nilai yang sangat penting bagi pemimpin otentik ialah integritas. Integritas ialah memberikan segala sesuatu apa adanya bahkan ketika kebenaran tersebut akan merugikan atau memojokkannya.
· Memimpin dengan Hati
Satu keunggulan kompetitif sebuah perusahaan ialah ketika karyawan mereka percaya bahwa pekerjaan yang mereka lakukan mempunyai tujuan yang lebih berarti. Pemimpin harus mempunyai kemampuan untuk memotivasi karyawan mereka untuk mencapai sasaran yang lebih besar atau tinggi dari apa yang diharapkan.
· Membangun Hubungan Jangka Panjang
Salah satu ciri seorang pemimpin ialah kemampuannya untuk mengembangkan kekerabatan jangka panjang. Hal ini sangat diharapkan sebab supaya karyawan bisa bekerja sepenuhnya dan berkomitmen terhadap pekerjaan, mereka membutuhkan jalinan kekerabatan pribadi dengan para pemimpin mereka. Di samping itu, hal ini juga akan meningkatkan komitmen yang lebih dalam dengan pekerjaan mereka serta loyalitas yang lebih besar kepada perusahaan.
· Bertindak Disiplin
Kualitas penting lain yang harus dimiliki pemimpin otentik ialah disiplin diri. Tanpa itu pemimpin tidak bisa mendapatkan rasa hormat dari orang lain. Ini ialah suatu keharusan untuk memperlihatkan nilai-nilai Anda melalui tindakan Anda. Kondisi persaingan ketika ini membutuhkan disiplin diri yang terus- menerus disiplin.
Bab II Transformasi Kepemimpinan
Pemimpin harus mengembangkan diri mereka sendiri supaya bisa menjadi pemimpin yang baik. Hal ini bisa dilakukan dengan cara pengembangan pribadi, menambah pengalaman, dan bekerja keras. Jika pemimpin menemui ujian atau cobaan, mereka akan berguru siapa diri mereka gotong royong dan ingin menjadi apa nantinya. Dalam proses ini pemimpin Anda akan tahu bahwa mereka sanggup mengambil tantangan apapun dan menjadi individu yang lebih baik.
Berkembang menjadi pemimpin otentik
Terdapat beberapa tahapan dalam proses perkembangan individu untuk menjadi seorang pemimpin otentik.
· Bersemangat Mencapai Tujuan
Gairah untuk mencapai tujuan yang ditetapkan muncul ketika kita sangat termotivasi oleh pekerjaan. Ini memperlihatkan bahwa kita mempunyai keyakinan faktual terhadap bahwa nilai yang terkandung di dalam pekerjaan tersebut. Dengan demikian kita bersedia menerapkan eluruh kemampuan untuk mencapai hasil maksimal.
· Yakin dan Terapkan Nilai yang Dianut
Pemimpin harus menguji diri mereka hingga pada situasi mana mereka akan terus bertahan terhadap nilai-nilai yang dianut. Hal yang sangat memalukan ialah ketika kita menyampaikan nilai-nilai yang baik namun tidak mempraktikkannya.
· Mengembangkan Cinta Kasih
Kembangkan suasana keterbukaan supaya kita bisa Anda membuka diri terhadap semua pengalaman hidup. Bersikap jujur pada diri sendiri dan menjalin berafiliasi dengan batin Anda membuat kita mempunyai kesempatan untuk berempati terhadap orang-orang mengalami masalah.
· Hubungan yang Erat
Tujuan yang sama dan saling keterhubungan merupakan dasar terjalinnya kekerabatan jangka panjang. Pemimpin harus membangun komitmen yang dibangun oleh rasa keterkaitan. Kepercayaan dibangun dan komitmen diperkuat sehingga duduk kasus yang dihadapi gampang diselesaikan.
· Mempraktekkan Disiplin Diri
Pemimpin otentik tidak membiarkan stres menghalangi kemampuan mereka. Pemimpin harus tenang, teduh, dan berada dalam kondisi puncak kalau menangani tekanan. Olah raga, makan teratur, dan contoh tidur yang cukup, bisa menjadi cara untuk melepaskan stres dan menjaga pikiran supaya tetap tajam.
Bab III Keseimbangan hidup
Keseimbangan sangat penting kalau kita ingin dalam menjalani kehidupan yang memuaskan. Kita harus berkomitmen untuk pekerjaan akan tetapi perlu diingat bahwa masih ada hal lain yang juga penting di luar pekerjaan. Organisasi yang sehat dikembangkan oleh para pemimpin yang mempunyai seimbang dalam kehidupan mereka. Pemimpin ini bisa membuat keputusan yang lebih baik dan sempurna waktu dan serta memimpin dengan lebih efisien.
Bersikap otentik pada semua aspek kehidupan
Kebenaran atau otentikasi harus tercermin dalam semua aspek kehidupan Anda. Jika pemimpin mempunyai sikap yang berbeda dalam aneka macam segi kehidupan maka hal tersebut akan menyulitkan dirinya. Keseimbangan hidup dan bekerja bisa mengarahkan individu menjadi pemimpin yang lebih baik.
Salah satu duduk kasus yang paling sulit Anda akan menghadapi ialah menyeimbangkan antara sisi pekerjaan dan kehidupan keluarga. Konflik terjadi ketika kita terbiasa mengorbankan diri sendiri dan keluarga Anda untuk perusahaan. oleh karenanya penting untuk memutuskan batasan yang terperinci antara rumah dan kehidupan kerja. Pemimpin harus membuat aturan-aturan untuk menyeimbangkan kehidupan kerja-keluarga dan mematuhi secara ketat. Keseimbangan kehidupan kerja-keluarga harus menjadi prioritas sebab kita mempunyai orang yang kita cintai.
Pengalaman membuka keempatan bagi kita untuk bertemu dengan aneka macam orang. Pengalaman membentuk cara berpikir wacana kehidupan profesional dan pribadi. Pemimpin harus menjalani kehidupan otentik yang terbuka dengan segala bentuk kejutannya serta menjalaninya dengan kesiapan untuk mengikuti arus.
Bagian Dua. Membangun OrganisasiOtentik
Bab IV Misi bisa memotivasi, uangtidak
Menilaiperusahaan
Perusahaan yang berorientasi pada kebenaran akan mempunyai misi dan visi serta mempraktekkan nilai-nilai yang dianut. Perusahaan sanggup mengenali potensinya melalui rasa tujuan. Perusahaan yang mengikuti visi bersama berpotensi merancang jalan yang baik untuk pertumbuhan jangka panjang khususnya bagi nilai pemegangsaham.
Faktor penting; Motivasikaryawan
Karyawan yang termotivasi akan berkontribusi dengan lebih baik. Untuk mencapai hal ini, kita harus menginspirasi mereka supaya bersedia menjadi pecahan untuk memproduksi sesuatu yang berharga dan mempunyai keyakinan bahwa mereka bekerja untuk suatu tujuan yang positif.
Celah dalam memaksimalkan nilai pemegangsaham
Kita akan mengabaikan pelanggan ketika hanya fokus melayani pemegang saham. Berkonsentrasi pada kepentingan pemegang saham hanya kurang mempunyai nilai dan itu akan memperlihatkan kepada karyawan bahwa kita kurang peduli.
Jalur menuju nilai jangka panjang pemegangsaham
Sumber keunggulan kompetitif yang berkesinambungan dan pertumbuhan keuntungan yang stabil ialah misi yang bisa memotivasi karyawan untuk bertindak produk dan memperlihatkan layanan pelanggan.
Bab V Nilai tidak pernahberbohong
Bisakah budaya berorientasi nilai mencapai kinerja yangbaik?
Menanamkan nilai-nilai di dalam perusahaan harus dimulai dari pemimpin.Pemimpin harus bekerja keras untuk menyelaraskan nilai-nilai perusahaan, menekankan tindakan-tindakan positif, dan mengambil tindakan ketika karyawan tidak mengikuti.Agar organisasi bisa dikatakan otentik, pemimpin harus mengetahui besarnya layanan kepada orang-orang yang harus kita layani.Organisasi otentik ditandai dengan semangat perbaikan, pemahaman, dan kondisi menantang bagi karyawan untuk mencapai potensi mereka.Kinerja yang jelek sanggup mengakibatkan anggaran biaya meningkat, sasaran penjualan tidak tercapai, dan pengiriman produk terhambat.Untuk mengatasi hal ini, prinsip-prinsip kinerja harus diintegrasikan dalam norma-norma perusahaan.
Bab VI Fokus padakonsumen
Gairah melayani konsumen
Tujuan dari setiap perusahaan ialah untuk melayani pelanggan dan keberhasilannya akan sangat bergantung pada seberapa baik mereka melayani pelanggan tersebut. Panutan bagi fokus untuk melayani pelanggan ialah administrasi atau pimpinan.Manajer harus bisa mengenali karyawan yang benar-benar melayani pelanggan.Manajemen juga harus memastikan bahwa mereka bisa memperlihatkan suasana kerja yang memberdayakan dan memperlihatkan penghargaan atas upaya yang baik.Ada pemimpin dengan semangat untuk melayani pelanggan perusahaan, ada juga kepala organisasi yang sangat fokus pada pelanggan.Para pemimpin ini mengatur norma-norma untuk mematuhi dan membentuk sistem insentif untuk memastikan fokus pada pelanggan.
Bab VII Tidak sekedarCEO
CEO mempunyai dampak yang besar pada hasil perusahaan. Untuk membentuk tim yang baik dan kuat, pemimpin harus bisa mengidentifikasi orang-orang yang sanggup menjadikan organisasi berkembang untuk mencapai tujuannya. Keragaman, dalam pengalaman dan latar belakang, merupakan komponen penting dari sebuah organisasi.Hal ini bisa meningkatkan objektivitas dan keluasan analisis dalam pengambilan keputusan yang lebih efektif.
Bab VIII Siapa yang diuntungkan, konsumen atau pemegangsaham
Pemimpin otentik juga harus pintar dalam membagi perhatian ketika menjalankan tugasnya dalam memenuhi kepentingan.Ada beberapa kepentingan yang harus dilayani sehingga tak jarang mereka menghadapi dilema.Untuk itu, para pemimpin harus bisa mempertahankan prinsip, visi dan disiplin dalam melayani semua kelompok pemangku kepentingan.
Bagian TigaUji Coba Pasar
Bab IXTujuh KesalahanUtama
JebakanPertumbuhan
Tantangan sesungguhnya bagi suatu perusahaan otentik ialah apakah mereka sanggup mempertahankan pertumbuhan jangka panjang tanpa mengorbankan atau terhanyut dalam godaan pencapaian jangka pendek yang pada kesudahannya menghasilkan keadaanpenurunan.
Jebakan PertumbuhanOrganisasi/Perusahaan
Terdapat tujuh kesalahan yang bisa mengganggu pertumbuhan perusahaan :
1. Bekerja tanpa misi yang jelas
Tanpa misi yang terperinci akan membuat karyawan, pelanggan dan pemegang saham tidak mengetahui ke arah mana atau untuk apa sebuah perusahaan atau organisasi itu didirikan dan apa tujuan sebuah organisasi tersebut. Contoh masalah perusahaan yang mengalami kebangkrutan sebab tidak adanya misi yang terperinci ialah perusahaan Telepon Internationbal and Telegraph (ITT), Litton Industri.
2. Meremehkan bisnis inti
Ram Charan dan Noel Tichy beropini bahwa setiap bisnis sanggup tumbuh dan berkembang kalau dikerjakan dengan kreatif.
3. Tergantung pada lini produk tunggal
Perusahaan yang bergantung pada keberhasilan satu lini produk tunggal sering mengabaikan pentingnya membuat atau membuka peluang bisnis baru. Ketika terjadi penurunan pada lini produk tadi, mereka tidak mempunyai waktu untuk memperluas taktik mereka.Selanjutnya mereka bahkan mengurangi investasi dan kesudahannya harus kalahbersaing.
4. Gagal mengenali perubahan teknologi dan pasar
Teknologi selalu dan terus berkembang begitu juga dengan tuntutan pasar, sebuah perusahaan dihentikan lengah dengan kemajuan teknologi dan hanya berfokus pada teknologi usang yang membawa kesuksesan perusahan. Jika kemajuan teknologi tidak diantisipasi sebuah perusahaan pastilah akan ditinggalkan konsumennya.
5. Mengubah seni administrasi tanpa mengubah budaya
Kadang-kadang, perusahaan yang mengubah seni administrasi mereka untuk mengantisipasi perubahan kondisi pasar mengabaikan perlunya perubahan budaya organisasi mereka. Kegagalan untuk menyesuaikan dengan perubahan tadi akan berakibat pada ketidakmampuan dalam merespon perubahan preferensipelanggan.
6. Mencoba keluar dari kompetensi inti
Ekspansi memang diperlukan. Akan tetapi perluasan yang terlalu jauh dari bisnis inti akan mengganggu pertumbuhan organisasi. Kekurangan dalam hal pengetahuan dan teknologi akan menghambat perluasan tersebut.. Pastikan bahwa ketika hendak ekspansi, organisasi sudah mempunyai sumberdaya yang memadai, bukan hanya danasaja.
7. Mengandalkan akuisisi untuk pertumbuhan
Akusisi di satu sisi sanggup meningkatkan pertumbuhan organisasi. Akan tetapi akuisisi yang kurang sempurna bisa berakibat fatal ketika sebaliknya terjadikerugian.
Bab X MengatasiHambatan
Pemimpin otentik selalu bernafsu wacana misi mereka. Pemimpin harus sanggup bekerjasama untuk mencapai misi perusahaan. Untuk mencapai misi tersebut dibutuhkan 2 hal fokus yaitu; fokus pada seni administrasi yang hendak dikembangkan dan adanya keinginan untuk berhasil. Keduanya memerlukan komitmen dan gairah besar. Ketika kita bersemangat dan berkomitmen maka kita yakin akan mencapai mencapai suatu tujuan organisasi / perusahaan.
Bab XI DilemaEtika
Reputasi perusahaan yang kita wakili akan selalu terkait dengan apa yang kita lakukan. Seorang pemimpin harus memutuskan standar etika yang umum untuk semua karyawan dan diri kita sendiri.Standar ini harus diterapkan dan dijalankan di lingkungan internal dan eksternal, sehingga sebuah perusahaan mempunyai jati diri nya sendiri, bahkan jati diri perusahaan itu tertanam pada setiap pemimpin atau pun karyawan yang berada di sebuah perusahaan tersebut.
Bab XII Inovasi dariHati
Semangat menghipnotis inovasi, penemuan mendorong transformasi
Para pemimpin harus sanggup memperlihatkan pengarush faktual terhadap karyawannya, dengan cara memperlihatkan motivasi atau dorongan kepada karyawan supaya mereka selalu berinovasi terhadap produk-produk perusahaan. Pemimpin harus berinteraksi dengan aneka macam kalangan untuk berguru wacana ide-ide baru.Mereka juga harus berintereaksi dengan lingkungan di luar supaya bisa mengetahui tren yang sedang berkembang untuk dikaji dalam perusahaan.Meski tidak semua ide akan berhasil, akan tetapi seorang pemimpin, harus selalu memotivasi karyawan untuk berinovasi. Kegagalan ialah rintangan yang selalu ada dalam perjalanan mencapaikeberhasilan.
Bab XIII Akuisisi Bukan Sekedar Uang Saja
Akuisisi yang sempurna sanggup mempercepat pertumbuhan melalui penambahan dan peningkatan teknologi dan serta kapabilitas. Akan tetapi akuisisi bukan satu-satunya cara untuk mencapai hal tersebut. Jika kita hanya bergantung pada akuisisi, dan mengabaikan pertumbuhan internal, hal ini biasanya akan menimbulkan masalah. Pemimpin yang baik tidak akan bergantung pada akuisisi untuk meningkatkan pertumbuhan, mereka akan memperkuat organisasi, dengan cara menjalin kekerabatan yang baik dengan para karyawan maupun dengan kawan perusahaan nya.
Layanan kepada konsumen harus menjadi alasan utama organisasi untuk terus eksis. Cara terbaik untuk mengukur seberapa baik perusahaan melayani pelanggan ialah melalui perkembangan pangsa pasar. Pangsa pasar ini penting sebab bisa mencerminkan pertumbuhan pelanggan. Hal ini juga memotivasi karyawan, sehingga mempertahankan pertumbuhan di masa depan.
Langkah selanjutnya setelah berhasil mempertahankan pelanggan, sebagai seorang pemimpin, kita wajib mengembangkan karyawan, agar dapat memberikan layanan optimal, mereka tentu harus mendapat bekal yang memadai. Disamping pengembangan secara pengetahuan dan ketrampilan, mereka juga harus diperhatikan masa depannya. Karier yang menantang akan menjadikan karyawan berkomitmen dalam melayani pelanggan.
Unsur terakhir yang memang seharusnya ialah pemenuhan kepentinganpemegang saham. Tidak bisa dipungkiri bahwa ini juga harus diprioritaskan. Pencapaian jangka panjang yang faktual sanggup berimbas pada nilai saham yang meningkat. Meski demikian pengelolaa perusahaan ada di tangan pemimpin bukan pada pemegang saham. Ketika berhadapan dengan pemegang saham, transparansi ialah kuncinya. Komunikasi selalu penting dan sangat penting bahwa Anda berkomunikasi secara sempurna pesan yang sama di dalam dan di luarorganisasi.
Bagian Empat. Dibalik sekedar nilai keuntungan
Untuk menjamin bahwa organisasi bisa bertahan, maka diharapkan pengelolaan yang baik. Hal ini juga memastikan bahwa organisasi dibangun untuk jangka panjang dan bahwa akan tetap berkomitmen dengan kewajibannya. Pengelolaan yang baik dan suksesi kepemimpinan suksesi ialah unsur penting bagi organisasi yang berorientasi pada keotentikan (kebenaran).
Pengelolaan perusahaan yang baik (good governance) akan menanamkan keseimbangan dan memperlihatkan kekuatan manajemen. Pengelolaan yang baik terkait dengan adanya tanggung jawab. Para pemimpin harus membentuk seperangkat prinsip tata kelola yang secara terperinci menguraikan tanggung jawab dan kiprah masing-masing. Setiap tahun, pemimpin harus melaporkan kepada pemegang saham atas pelaksanaan prinsip- prinsip tersebut. Di samping itu juga perlu dibuat komite tata kelola yang bertanggung jawab untuk melaksanakan penilaian mengevaluasi kinerja CEO.
Komite tersebut harus mempunyai waktu yang cukup untuk membahas seni administrasi dan investasi masa depan. Di sampng itu harus selalu dikembangkan obrolan terbuka atas ide- ide baru, proposal dan strategi. Sekali lagi ditekanan bahwa kejelasan kiprah harus dijaga untuk memastikan bahwa dewan tidak melebihi batas ke dalam hak prerogatif manajemen.
Pengelolaan organisasi selalu mengandung risiko. Untuk menjadi pemimpin otentik, kita harus bisa menghadapai perubahan pasar dan juga perubahan terkait kebijakan publik. Ingatlah bahwa kepemimpinan selalu mengandung risiko.
Bab XVII menyiapkan pengganti … dan lanjutkan hidup anda
Salah satu hal terberat yang harus dilakukan pemimpin ialah ketika beliau harus menyerahkan posisi dan kewenangan yang selama dipegang. Akan tetapi ha ini niscaya akan terjadi. Oleh sebab tu pemimpin otentik dengan sadar akan menyiapkan diri menghadapi hal tersebut. Dia juga bertanggung jawab untuk mendidik tim nya supaya siap menggantikan dirinya. Meski demikian banyak pemimpin yang ragu untuk menyerahkan posisi dan kekuatan yang telah diberikan dengan aneka macam alasan. Seorang pemimpin besar dan berhasil ialah kalau beliau meninggalkan posisinya dan organisasi tersebut masih berada dalam kondisi yang baik bahkan lebih berkembang.
BAB III
METODE PENELITIAN
Perilaku authentic leadership yang dipakai dalam penelitian ini didasarkan pada 5 aspek dari George (2003) yaitu purpose, values, heart, relationships, dan self-discipline
Definisi operasional dari masing-masing aspek ialah sebagai berikut:
1) Purpose, pemimpin yang autentik mempunyai pemahaman akan tujuan. Mereka mengetahui siapakah diri mereka dan arah yang mereka tuju. Selain mengetahui tujuannya, pemimpin yang autentik diinspirasi dan secara intrinsik dimotivasi oleh tujuan mereka. Mereka ialah individu yang antusias dan mempunyai minat mendalam terhadap apa yang mereka lakukan dan benar-benar peduli dengan pekerjaan mereka.
2) Values, pemimpin yang autentik memahami nilai diri mereka dan berperilaku terhadap orang lain menurut pada nilai ini. Pemimpin yang autentik mengetahui “arah yang mereka tuju”. Mereka mempunyai ide yang terperinci wacana siapa mereka, kemana mereka akan melangkah, dan hal benar apa yang harus dilakukan. Ketika diuji dalam situasi yang sulit, maka pemimpin yang autentik tidak melanggar nilai mereka, tetapi memakai situasi tersbut untuk memperkuat nilai mereka.
3) Heart, simpati dan hati sebagai aspek penting dalam kepemimpinan autentik. Simpati merujuk pada sikap peka terhadap kesulitan yang dialami orang lain, membuka diri terhadap orang lain dan bersedia untuk membantu mereka.
4) Relationships, pemimpin yang autentik mempunyai kemampuan untuk membuka dirinya dan membuat kekerabatan yang besar lengan berkuasa dengan orang lain. Mereka bersedia untuk mengembangkan cerita dengan orang lain dan mendengarkan dongeng orang lain. Lewat tindakan yang saling membuka diri ini, pemimpin dan pengikut mengembangkan rasa percaya dan kedekatan.
5) Self-Discipline, disiplin diri memperlihatkan konsentrasi dan kekuatan tekad. Ketika pemimpin memutuskan tujuan dan standar yang harus dicapai, maka disiplin diri membantu untuk mencapai tujuan ini dan membuat semua orang bertanggungjawab. Disiplin diri juga memperlihatkan pemimpin energi untuk melaksanakan pekerjaan dalam kesesuain dengan nilai permimpinnya.
Perilaku authentic leadership dalam penelitian ini meliputi 5 aspek yang berisi 26 item dengan jumlah item untuk aspek purpose/vision 4 (empat), values 5 (lima) item, heart 7 (tujuh) item, relationship 4 (empat) item, dan self-dicipline6 (enam) item. Opsi untuk tiap item dipakai 5 (lima) skala: SS (Sangat Setuju), S (Setuju), KS (Kurang Setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju). Metode Delphi Survey dipakai untuk pengujian tingkat penting sikap authentic leadership dengan partisipannya ialah 12 (dua belas) guru di SD Muhammadiyah 3 Kota Bandung.Partisipan diminta untuk menilai apakah kepala sekolah tersebut sudah memperlihatkan 26 sikap authentic leadership.Sampel pemimpin sekolah yang dipilih ialah kepala sekolah.Situasi yang menjadi konteks penelitian ialah kompleksitas tanggung jawab kepala sekolah sebagai pemimpin dan manajer yang dihadapkan pada situasi untuk mencapai tujuan akademik, sementara tuntutan manajerialpun cukup ketat untuk membuat seluruh aspek pendidikan tertata dengan efektif dan efisien.
Setelah diperoleh data sikap authentic leadership dilakukan pengujian multi dimensionalitas konstruk yang dilakukan pada partisipan yang berbeda.Kedua puluh enam item dipertahankan sebagai alat ukur authentic leadership karena seluruh sikap merupakan ciri-ciri dari authentic leadership.Untuk menguji multi dimensionalitas dilibatkan 1 orang kepala sekolah dasar di Kota Bandung yang diukur sikap authentic leadershipnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Secara umum penelitian ini menghasilkan suatu temuan bahwa aspek purpose / vision merupakan sikap atau huruf yang paling utama sebab data aspek purpose / vision menunjukkan sikap yang paling terlihat pada diri kepala sekolah. Sedangkan pada aspek memimpin dengan hati / heart merupakan sikap atau huruf yang paling rendah sebab data aspek memimpin dengan hati/ heart menunjukkan sikap yang paling tidak terlihat pada diri kepala sekolah, berikut rekapitulasi hasil pengolahan data yang ditunjukan tabel 1.
Tabel 1: Hasil Penilaian Partisipan Semua Aspek Authentic Leadership
NO | ASPEK | KATEGORI (%) | ||||
SS | S | KS | TS | STS | ||
1 | Purpose | 56,25 | 43,75 | | | |
2 | Value | 36,67 | 53,33 | 10,00 | | |
3 | Heart | 19,05 | 69,05 | 10,71 | | 1,19 |
4 | Relationship | 31,25 | 60,42 | 8,33 | | |
5 | self dicipline | 36,11 | 41,67 | 8,33 | | |
Kelima aspek dalam authentic leadership merupakan ciri-ciri yang harus dimiliki oleh pemimpin sekolah dalam kepemimpinannya. Aspek Purpose / Vision adalah yang dinilai paling tinggi nilai sangat setujunya oleh para partisipan, sedangkan aspek heart justru dinilai di bawah aspek lainnya oleh para partisipan. Bila diurutkan tingkat pentingnya tiap aspek dalam pandangan partisipan adalah, purpose, value, self dicipline, relationship dan heart.
Pada aspek Purpose partisipan tidak ada yang menilai tidak oke dan kurang setuju, seluruhnya menilai oke 43,75% dan sangat oke 56, 25%. Aspek Value partisipan menilai sangat setuju, oke hingga kurang oke sebanyak 36,67%, 53,33% dan 10,00% kurang setuju. Sedikit di bawahnya ialah aspek Self dicipline yang dinilai partisipan 36,11% sangat setuju, 41,67 % setuju, dan kurang oke 8,33%.Aspek relationship memiliki nilai 31,25% sangat setuju, 60,42 oke dan 8,33% kurang setuju. Aspek Heart mempunyai penilaian sangat oke 19,05%, oke sebanyak 69,05%, 10,71% kurang setuju, dan sangat tidak setuju1,19%..
Purpose/Vision menjadi aspek terpenting pertama. Para Kepala Sekolah dituntut untuk mengkomunikasikan keinginan memajukan sekolah kepada para anggota organisasi dengan semangat, meminta pendapat dan berdiskusi dengan anggota organisasi untuk menyelaraskan visi pimpinan dengan keinginan (visi) anggota, membuat pertemuan untuk mempartisipasikan anggota organisasi dalam merumuskan visi bersama yang jelas, dan Pemimpin membangun komitmen semua anggota organisasi untuk mewujudkan visi bersama.
Tabel 2.Understanding their purpose
No | Keterangan | Tungkat Setuju | ||||
1 | Pemimpin mengkomunikasikan keinginan memajukan sekolah kepada para anggota organisasi dengan semangat | SS | S | KS | TS | STS |
2 | Pemimpin meminta pendapat dan berdiskusi dengan anggota organisasi untuk menyelaraskan visi pimpinan dengan keinginan (visi) anggota | SS | S | KS | TS | STS |
3 | Pemimpin membuat pertemuan untuk mempartisipasikan anggota organisasi dalam merumuskan visi bersama yang jelas | SS | S | KS | TS | STS |
4 | Pemimpin membangun komitmen semua anggota organisasi untuk mewujudkan visi bersama | SS | S | KS | TS | STS |
Peringkat ke-dua ialah Value. Kepala Sekolah dituntut untuk tidak melaksanakan tindakan untuk menerima sanjungan/pujian, mempunyai pengetahuan agama yang cukup untuk pedoman kehidupannya, bersangka baik terhadap ketentuan Tuhan dengan keyakinan ada sesuatu yang akan diperoleh dari kegagalan yang ditemui, menghadapi duduk kasus dengan hening dan mengembalikannya kepada Tuhan, dan menjadikan agama, moral dan etika sebagai landasan seorang pemimpin dan direalisasikan dalam kehidupan sekolah.
Tabel 3.Practicing solid value
No | Keterangan | Tingkat Setuju | ||||
1 | Tindakan pemimpin tidak untuk menerima sanjungan/pujian | SS | S | KS | TS | STS |
2 | Pemimpin mempunyai pengetahuan agama yang cukup untuk pedoman kehidupannya | SS | S | KS | TS | STS |
3 | Pemimpin bersangka baik terhadap ketentuan Tuhan dengan keyakinan ada sesuatu yang akan diperoleh dari kegagalan yang ditemui | SS | S | KS | TS | STS |
4 | Pemimpin menghadapi duduk kasus dengan hening dan mengembalikannya kepada Tuhan | SS | S | KS | TS | STS |
5 | Agama, moral dan etika dijadikan landasan seorang pemimpin dan direalisasikan dalam kehidupan sekolah | SS | S | KS | TS | STS |
Peringkat ke-tiga ialah self dicipline. Kepala Sekolah dituntut untuk terjun dalam pelaksanaan agenda untuk menginspirasi orang lain, memahami bahwa pelayanan ialah inti dari kepemimpinan, banyak bekerjanya seimbang dengan apa yang dikatakannya, mempunyai kebiasaan bekerja keras dan pantang menyerah, tidak mengeluh dan menyalahkan orang lain bila ditemukan kesalahan/kegagalan program, dan sangat memprioritaskan kepentingan organisasi.
Tabel 4.Demonstrating self-dicipline
No | Keterangan | Tingkat Setuju | ||||
1 | Pemimpin terjun dalam pelaksanaan agenda untuk menginspirasi orang lain | SS | S | KS | TS | STS |
2 | Pemimpin memahami bahwa pelayanan ialah inti dari kepemimpinan | SS | S | KS | TS | STS |
3 | Pemimpin banyak bekerjanya seimbang dengan apa yang dikatakannya | SS | S | KS | TS | STS |
4 | Pemimpin mempunyai kebiasaan bekerja keras dan pantang menyerah | SS | S | KS | TS | STS |
5 | Pemimpin tidak mengeluh dan menyalahkan orang lain bila ditemukan kesalahan/kegagalan program | SS | S | KS | TS | STS |
6 | Pemimpinsangat memprioritaskan kepentingan organisasi | SS | S | KS | TS | STS |
Peringkat keempat ialah relationship. Kepala Sekolah dituntut untuk bersikap mempunyai kekerabatan yang luas dengan aneka macam kalangan yang sanggup memperlancar perjuangan memimpin sekolah. Pemimpin menjalin kerjasama dengan pihak-pihak yang berkepentingan untuk kemajuan sekolah.Pemimpin unggul dalam bernegosiasi untuk mendapatkan sumbangan dan agenda dari pemerintah, orang bau tanah maupun swasta.Pemimpin bersikap egaliter (dapat bergaul dengan siapapun) supel dan mempunyai banyak teman.
Tabel 5.Establishing connected relationships
No | Keterangan | Tingkat Setuju | ||||
1 | Pemimpin mempunyai kekerabatan yang luas dengan aneka macam kalangan yang sanggup memperlancar perjuangan memimpin sekolah | SS | S | KS | TS | STS |
2 | Pemimpin menjalin kerjasama dengan pihak-pihak yang berkepentingan untuk kemajuan sekolah | SS | S | KS | TS | STS |
3 | Pemimpin unggul dalam bernegosiasi untuk mendapatkan sumbangan dan agenda dari pemerintah, orang bau tanah maupun swasta | SS | S | KS | TS | STS |
4 | Pemimpinbersikap egaliter (dapat bergaul dengan siapapun) supel dan mempunyai banyak teman | SS | S | KS | TS | STS |
Leading with heart yang diduga sanggup dinilai sangat penting oleh banyak orang dalam kontek keaslian, justru berada pada peringkat terakhir dalam penelitian ini.Perilaku pemimpin siap menolong/membantu kesulitan orang, tidak mengungkit-ungkit jasanya terhadap orang lain, berbuat nrimo tidak mengharap balas jasa, tidak tertarik pada sanjungan untuk dirinya, rendah hati dan tidak sombong, tidak pamrih dalam membantu orang lain, menyakini bahwa kesadaran diri ialah yang utama dalam memimpin.
Tabel 6.Leading with heart
No | Keterangan | Tingkat Setuju | ||||
1 | Pemimpin siap menolong/membantu kesulitan orang | SS | S | KS | TS | STS |
2 | Pemimpin tidak mengungkit-ungkit jasanya terhadap orang lain | SS | S | KS | TS | STS |
3 | Pemimpin berbuat nrimo tidak mengharap balas jasa | SS | S | KS | TS | STS |
4 | Pemimpin tidak tertarik pada sanjungan untuk dirinya | SS | S | KS | TS | STS |
5 | Pemimpin rendah hati dan tidak sombong | SS | S | KS | TS | STS |
6 | Pemimpin tidak pamrih dalam membantu orang lain | SS | S | KS | TS | STS |
7 | Pemimpinmenyakini bahwa kesadaran diri ialah yang utama dalam memimpin | SS | S | KS | TS | STS |
Empat sikap yang paling terlihat pada kepala sekolah adalah:
1) Pemimpin mengkomunikasikan keinginan memajukan sekolah kepada para anggota organisasi dengan semangat (aspek purpose)
2) Pemimpin membangun komitmen semua anggota organisasi untuk mewujudkan visi bersama (aspek purpose)
3) Pemimpin mempunyai pengetahuan agama yang cukup untuk pedoman kehidupannya (aspek value)
4) Pemimpin mempunyai kebiasaan bekerja keras dan pantang mengalah (aspek self discipline)
5) Pemimpin menjalin kerjasama dengan pihak-pihak yang berkepentingan untuk kemajuan sekolah (aspek relationship)
Sementara itu, empat sikap yang kurang terlihat pada kepala sekolah adalah:
1) Pemimpin tidak tertarik pada sanjungan untuk dirinya (aspek heart)
2) Pemimpin menghadapi duduk kasus dengan hening dan mengembalikannya kepada Tuhan (aspek value)
3) Pemimpin tidak mengungkit-ungkit jasanya terhadap orang lain (aspek heart)
4) Pemimpin bersikap egaliter (dapat bergaul dengan siapapun) supel dan mempunyai banyak sahabat (aspek relationships)
5) Pemimpin tidak mengeluh dan menyalahkan orang lain bila ditemukan kesalahan/kegagalan agenda (aspek self dicipline)
Pada penelitian George, untuk mendapatkan pemimpin yang otentik maka dimensi yang paling terlihat dalam kepemimpinan ialah purpose/vision dan values begitu juga pada penelitian ini, dimensi yang paling terlihat dalam kepemimpinan ada di purpose/vision dan values. Hasil penelitian George memperlihatkan bahwa purpose/vision dan valuesadalah prediktor terbaik dari hasrat pemimpin untuk melaksanakan kerja ekstra dan pelayanan kepemimpinan yang memperlihatkan dampak eksklusif terhadap semangat kerja pengikut sebab adanya kejelasan apa yang harus dilakukan.
BAB V
KESIMPULAN
Simpulan dari penelitian ini adalah dimensi-dimensi authentic leadershipsudah terlihat dan ditunjukkan oleh kepala sekolah SD Muhammadiyah 3 Bandung.Aspek authentic leadership yang sudah ditunjukkan dan diimplementasikan dengan baik ialah purposes/visions, values, self diciplines, dan relationships. Hal tersebut menurut data penelitian pada aspek Purpose partisipan tidak ada yang menilai tidak oke dan kurang setuju, seluruhnya menilai oke 43,75% dan sangat oke 56, 25%. Aspek Value partisipan menilai sangat setuju, oke hingga kurang oke sebanyak 36,67%, 53,33% dan 10,00% kurang setuju. Aspek Self dicipline yang dinilai partisipan 36,11% sangat setuju, 41,67 % setuju, dan kurang oke 8,33%.Aspek relationship memiliki nilai 31,25% sangat setuju, 60,42 oke dan 8,33% kurang setuju. Sedangkan aspek heart kurang diimplementasikan dengan baik oleh kepala sekolah tersebut.Aspek Heart mempunyai penilaian sangat oke 19,05%, oke sebanyak 69,05%, 10,71% kurang setuju, dan sangat tidak setuju1,19%.
DAFTAR PUSTAKA
George, Bill. (2003).Authentic Leadership; Rediscovering the Secrets to Creating Lasting Value.San Fransisco: Jossey-Bass