Sunday, July 30, 2017

√ Laporan Pendahuluan / Lp Gastroentritis Akut (Gea), D0wnl0ad Dalam Bentuk Doc Dan Pdf

Masih ihwal laporan pendahuluan, pada postingan kali ini kami bagikan laporan pendahuluan / LP gastroentritis akut (GEA).

bagi teman - teman sejawat yang membutuhkan kali ini kami sediakan dalam bentik file doc dan pdf. Untuk mend0wnl0ad silahkan klik link dibawah ini :
isi dari file yang kami bagikan sanggup dilihat dibawah ini :


Laporan Pendahuluan / LP Gastroentritis Akut (GEA)

Pengertian

Gastroenteritis atau diare ialah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair), dengan/tanpa darah dan/atau lendir (Prof. Sudaryat, dr.SpAK, 2007).

Gastroenteritis atau diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak menyerupai biasanya, dimulai dengan peningkatan volume, keenceran serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir dan darah (Hidayat AAA, 2006).

Gastroenteritis ialah radang pada lambung dan usus yang memperlihatkan tanda-tanda diare, dengan atau tanpa disertai muntah, dan sering kali disertai peningkatan suhu tubuh. Diare yang dimaksudkan ialah buang air besar berkali-kali (dengan jumlah yang melebihi 4 kali, dan bentuk feses yang cair, sanggup disertai dengan darah atau lendir (Suratun, 2010. Hal 136).

Akut ialah istilah yang dipakai untuk menggambarkan suatu kondisi atau penyakit yang datang - tiba, dalam waktu relatif singkat dan biasanya memperlihatkan gangguan yang serius.

Jasi sanggup disimpulkan bahwa gastroenteritis akut (GEA) ialah suatu penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi buang air besar (tinja) lebih dari biasanya (>3kali dalam sehari) dengan frekuensi sering dan konsistensi encer terjadi secara datang - datang dalam waktu yang singkat dan jika tidak menerima penanganan serius sanggup menimbulkan gangguan yang serius pada penderitanya.


Etiologi

Etiologi diare sanggup dibagi dalam beberapa factor, yaitu :

1. Faktor infeksi

a. Infeksi enternal yaitu abuh susukan pencernaan yang merupakan penyakit utama diare. Infeksi enternal ini mencakup :
  • Infeksi kuman : Vibrio, E. c0l1, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Acromonas dan sebagainya.
  • Infeksi virus : Enteroovirus ( Virus ECHO, Coxsackie, Poliomyelitis ), Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus dan lain-lain.
  • Infestasi benalu : Cacing ( Ascaris, Trichiuris, Oxyuris, Strongyloides ), Protozoa ( Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Trichomonas hominis ), Jamur ( Candida albicans )
b. Infeksi parenteral yaitu abuh dibagian tubuh lain diluar alat pencernaan, menyerupai Otitis media akut ( OMA ), Tonsilofaringitis, Bronkopneunomia, Ensefalitis, dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berusia dibawah usia 2 tahun.

2. Faktor malabsorbsi

a. Malabsorbsi karbohidrat : disakarida ( intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa ), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering ialah intoleransi laktosa.

b. Malabsorbsi lemak.

c. Malabsorbsi protein.

3. Faktor masakan : Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.

4. Faktor psijkologis : rasa takut dan cemas. Walaupun jarang sanggup menimbulkan diare terutama pada hal yang lebih besar.


Patofisiologi

Gastroenteritis ditandai dengan diare dan pada beberapa kasus, muntah muntah, yang berakibat kehilangan cairan elektrolit yang menimbulkan kehilangan cairan tubuh dan gangguan keseimbangan elektrolit. Penyebab utama gastroenteritis akut ialah virus (rotavirus, adenovirus enteric, virus Norwalk, dan lain lain), kuman atau toksinnya (Campylobacter, Salmonella, Shigella, Escherichia c0l1, Yersinia dan lain lain), serta benalu (Giardia lamblia, Cryptosporidium). Pathogen pathogen ini menimbulkan penyakit dengan menginfeksi sel-sel, menghasilkan enterotoksin atau sitotoksin yang merusak sel. Atau menempel pada dinding usus. Pada gastroenteritis akut, usus halus ialah alat pencernaan pencernaan yang paling sering terkena.

Sebagai akhir diare baik akut akan terjadi :
  • Kehilangan air dan elektrolit ( kehilangan cairan tubuh ) yang menimbulkan terjadinya gangguan keseimbangan asam-basa ( asidosis, metabolik, hipokarlemia dan sebagainya ).
  • Gangguan gizi sebagai akhir kelaparan ( intake masakan kurang, pengeluarannya bertambah.
  • Hipoglikemia.
  • Gangguan sirkulasi darah.
Gastroenteritis akut ditularkan melalui rute fekal-oral dari orang ke orang atau melalui air dan masakan yang terkontaminasi. Tinggal difasilitas day care juga meningkatkan resiko gastroenteritis, selain berpergian ke negara berkembang. Sebagian besar gastroenteritis sanggup sembuh sendiri dan prognosisnya baik dengan pengobatan. belum dewasa malnutrisi sanggup menderita abuh yang lebih berat dan lebih membutuhkan waktu yang lebih usang untuk sembuh (Betz, 2009. Hal 185).


Fathway GEA
Fathway GEA
Untuk mend0wnl0ad pathway GEA doc, DISINI


Manifestasi Klinis

Mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja cair dan mungkin disertai lendir dan atau darah. Warna tinja makinlama makin berubah kehijau-hijauan lantaran tercampur dengan cairan empedu. Anus dan kawasan sekitarnya lecet dan kemerahan lantaran seringnya defekasi dan tinja makin usang makin asam sebagai akhir makin banyaknya asam laktat, yang beasal dari laktosa yang tidak sanggup diabsorbsi usus selama diare. Gejala muntah sanggup terjadi sebelumatau setelah diare dan sanggup disebabkan oleh lambung yang turut meradang atau akhir gangguan keseimbangan asam-basa dan elektrolit. Bila penderita telah kehilangan banyak cairan dan elektrolit, maka tanda-tanda kehilangan cairan tubuh mulai tampak. Berat tubuh turun, turgor kulit berkurang , mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung, selaput lendir bibir dan ekspresi serta kulit tampak kering.

Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang sanggup dibagi menjadi kehilangan cairan tubuh ringan, sedang dan berat, sedangkan berdasarkan tonisitas plasama sanggup dibagi menjadi kehilangan cairan tubuh hipotoniik, isotonik dan hipertonik.

Pemeriksaan Penunjang
  1. Pemeriksaan laboratorium.
  2. Pemeriksaan tinja.
  3. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah astrup,bila memungkinkan dengan memilih PH keseimbangan analisa gas darah atau astrup,bila memungkinkan.
  4. Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin untuk mengetahui pungsi ginjal.
  5. Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum (EGD) untuk mengetahui jasad renik atau benalu secara kuantitatif,terutama dilakukan pada penderita diare kronik.
  6. Pemeriksaan radiologis menyerupai sigmoidoskopi, kolonoskopi dan lainnya biasanya tidak membantu untuk penilaian gastroentritis akut (GEA) / diare akut infeksi.

Komplikasi

Ada beberapa komplikasi yang lazim muncul pada klien dengan gastroenteritis berdasarkan Betz (2009, hal 190), antaranya adalah:
  • Dehidrasi berat, ketidakseimbangan elektrolit
  • Syok hipovalemik yang terdekompensasi (hipotensi, asidosis metabolic, perfusi sistemik buruk)
  • Kejang demam
  • Bakterimia.

Penatalaksanaan

Terapi Cairan

Untuk memilih jumlah cairan yang perlu diberikan kepada penderita diare, harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Jumlah cairan : jumlah cairan yang harus diberikan sama dengan

1. Jumlah cairan yang telah hilang melalui diare dan/muntah muntah PWL (Previous Water Losses) ditambah dengan banyaknya cairan yang hilang melalui keringat, urin dan pernafasan NWL (Normal Water Losses).

2. Cairan yang hilang melalui tinja dan muntah yang masih terus berlangsung CWL (Concomitant water losses) (Suharyono dkk., 1994 dalam Wicaksono, 2011)

Ada 2 jenis cairan yaitu:

1). Cairan Rehidrasi Oral (CRO) : Cairan oralit yang dianjurkan oleh WHO-ORS, tiap 1 liter mengandung Osmolalitas 333 mOsm/L, Karbohidrat 20 g/L, Kalori 85 cal/L. Elektrolit yang dikandung mencakup sodium 90 mEq/L, potassium 20 mEq/L, Chloride 80 mEq/L, bikarbonat 30 mEq/L (Dipiro et.al., 2005).

Ada beberapa cairan rehidrasi oral:
  • Cairan rehidrasi oral yang mengandung NaCl, KCL, NaHCO3 dan glukosa, yang dikenal dengan nama oralit.
  • Cairan rehidrasi oral yang tidak mengandung komponen-komponen di atas misalnya: larutan gula, air tajin, cairan-cairan yang tersedia di rumah dan lain-lain, disebut CRO tidak lengkap.

2). Cairan Rehidrasi Parenteral (CRP) Cairan Ringer Laktat sebagai cairan rehidrasi parenteral tunggal. Selama pemberian cairan parenteral ini, setiap jam perlu dilakukan evaluasi:
  • Jumlah cairan yang keluar bersama tinja dan muntah
  • Perubahan tanda-tanda kehilangan cairan tubuh (Suharyono, dkk., 1994 dalam Wicaksana, 2011).

Antibiotik

Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi, lantaran 40% kasus diare abuh sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik. Pemberian antibiotik di indikasikan pada : Pasien dengan tanda-tanda dan tanda diare abuh menyerupai demam, feses berdarah,, leukosit pada feses, mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan, persisten atau evakuasi jiwa pada diare infeksi, diare pada pelancong, dan pasien immunocompromised. Contoh antibiotic untuk diare Ciprofloksasin 500mg oral (2x sehari, 3 – 5 hari), Tetrasiklin 500 mg (oral 4x sehari, 3 hari), Doksisiklin 300mg (Oral, takaran tunggal), Ciprofloksacin 500mg, Metronidazole 250-500 mg (4xsehari, 7-14 hari, 7-14 hari oral atauIV).


Obat Anti Diare 

Loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin sulfat (lomotil). Penggunaan kodein ialah 15-60mg 3x sehari, loperamid 2 – 4 mg/ 3 – 4x sehari dan lomotil 5mg 3 – 4 x sehari. Efek kelompok obat tersebut mencakup penghambatan propulsi, peningkatan absorbsi cairan sehingga sanggup memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekuensi diare.

Bila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup kondusif dan sanggup mengurangi frekwensi defekasi hingga 80%. Bila diare akut dengan tanda-tanda demam dan sindrom disentri obat ini tidak dianjurkan.


Konsep Asuhan Keperawatan GEA

Pengkajian

Identitas pasien: Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, umur, asal suku bangsa dan pekerjaan orang tua.

1. Keluhan utama

Buang air besar lebih dari 3 kali sehari dengan frekunsi sering dan konsistensi encer. 

2. Riwayat penyakit sekarang 
  • Suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, dan diare. 
  • Feses cair, mungkin disertai lendir atau lendir dan darah. 
  • Anus dan sekitarnya timbul lecet lantaran sering defekasi. 
  • Gejala muntah sanggup terjadi sebelum dan setelah diare. 
  • Apabila klien telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit, maka tanda-tanda kehilangan cairan tubuh mulai tampak. 
  • Diuresis terjadi oliguria. 

3. Riwayat kesehatan meliputi:
  • Riwayat imunisasi. 
  • Riwayat alergi terhadap masakan atau obat obatan 
  • Riwayat penyakit yang pernah diderita sebelumnya. 
4. Riwayat nutrisi
  • Asupan makanan 
  • Keluhan nyeri abdomen. 
  • Distensi abdomen, mual, muntah. 
  • Berat tubuh biasanya turun. 
5. Pola eliminasi
  • Frekuensi defekasi sering.3 kali sehari
  • Feses cair, mengandung lendir dan darah. 
6. Pemeriksaan fisik
  • Keadaan umum: baik, sadar (tanpa dehidrasi). Gelisah, (dehidrasi ringan dan sedang). Lesu, lungkai atau tidak sadar, tidak ada urine (dehidrasi berat). 
  • Berat badan: klien diare dengan kehilangan cairan tubuh biasanya mengalami penurunan berat badan: kehilangan cairan tubuh ringan: bila terjadi penurunan berat tubuh 5%. 
  • Dehidrasi : sedang bila terjadi penurunan berat tubuh 5-10%. Dehidrasi berat bila terjadi penurunan berat tubuh 10-15%. 
  • Kulit : Untuk mengetahui elastisitas kulit, sanggup dilakukan investigasi turgor kulit, inspeksi kulit perianal apakah terjadi iritasi. 
  • Mulut/lidah : Mulut dan pengecap biasanya tanpa dehidrasi. Mulut dan pengecap kering (dehidrasi ringan hingga sedang). Mulut dan pengecap sangat kering (dehidrasi berat). 
  • Abdomen : kemungkinan mengalami distensi, kram, nyeri dan bising usus yang meningkat.

Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul klien Gastroenteritis ialah sebagai berikut :
  1. Diare berafiliasi dengan inflamasi, iritasi dan mal absorbsi usus.
  2. Kurang volume cairan berafiliasi dengan out put melalui rute normal (diare berat, muntah), status hipermetabolik dan pemasukan cairan yang terbatas.
  3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berafiliasi dengan gangguan absorbsi nutrien, status hipermetabolik.
  4. Nyeri berafiliasi dengan hiperperistaltik usus, diare lama, iritasi kulit, jaringan.
  5. Cemas berafiliasi dengan faksot psikologis/rangsangan simpatit (proses inflamasi), bahaya konsep diri, bahaya terhadap perubahan status kesehatan.
  6. Kurang pengetahuan ihwal kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berafiliasi dengan kesalahan interprestasi informasi, kurang mengingat dan tidak mengenal sumber informasi.

Intervensi

Diagnosa. 1

Diare berafiliasi dengan inflamasi, iritasi dan mal absorbsi usus.

Tujuan : Melaporkan penurunan frekuwensi defekasi konsistensi kembali normal.

Kriteria Hasil : Mengidentifikasi/menghindari faktor pemberat.

Intervensi/Rasional
  • Kaji penurunan jumlah feses, peningkatan konsistensi feses, penurunan urgensi BAB. Rasional : Pengkajian feses membantu mengevaluasi efektifitas distributor antidiare dan pembatasan diet.
  • Pertahankan lingkungan bebas bau untuk klien, pispot kosongkan dengan segera, ganti linen yang bersih, berikan pengharum ruangan. Rasional : bau fekal sanggup mengakibatkan rasa aib dan kesadaran diri dan sanggup meningkatkan stres hidup dengan PIU.
  • Lakukan perawatan perineal yang baik. Rasional : Iritasi perineal lantaran sering BAB basah harus dicegah.
  • Turunkan acara fisik selama episode diare. Rasional : Penurunan acara fisik menurunkan peristaltik usus.
  • Tentukan hubungan antara episode diare dan mencerna masakan khusus. Rasional : Mengidentifikasi masakan yang sanggup mengiritasi sanggup menurunkan episode diare.

Diagnosa. 2

Kurang volume cairan berafiliasi dengan out put melalui rute normal (diare berat, muntah), status hipermetabolik dan pemasukan cairan yang terbatas.

Tujuan : pemenuhan kebutuhan cairan adekuat.

Kriteria hasil : pengeluaran urine adekuat, tanda tanda vital dalam batas normal, membrane mukosa lembab, turgor kulit baik, pengisian kapiler kurang dari 3 detik.

Intervensi/Rasional
  • Catat karakteristik muntah dan drainase. Rasional : untuk membedakan distress gaster.
  • Observasi tanda tanda vital setiap 2 jam. Rasional : perubahan tekan darah dan nadi indicator dehidarasi.
  • Monitor tanda tanda kehilangan cairan tubuh (membrane mukosa, turgor kulit, pengisian kapiler). Rasional : untuk mengidentifikasi terjadinya dehidrasi.
  • Obsarvasi masukan (intake) dan pengeluaran (output) cairan. Rasional : untuk mengetahui keseimbangan cairan tubuh.
  • Pertahankan tirah baring. Rasional : untuk menurunkan kerja gaster sehingga mencegah terjadinya muntah.
  • Tinggikan kepala tempat tidur selama pemberian antasid. Rasional : mencegah refluks dan aspirasi antasid.
  • Berikan cairan peroral 2 liter/hari. Rasional : menetralisir asam lambung.
  • Jelaskan pada klien biar menghindari kafein. Rasional : kafein merangsang produksi asam lambung.
  • Berikan cairan intravena sesuai pram terapi medik. Rasional : untuk pergantian cairansesuai derajat hipovalemi dan kehilangan cairan
  • Pantau hasil investigasi haemoglobin (HB). Rasional : untuk mengidentifikasi adanya anemia.
  • Berikan terapi antibiotik, antasid, Vit K, sesuai acara medik. Rasional : untuk mengatasi duduk kasus gastritis dan hematamisis.

Diagnosa. 3

Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berafiliasi dengan gangguan absorbsi nutrien, status hipermetabolik.

Tujuan : Nutrisi terpenuhi.

Kriteria Hasil : Menunjukkan perubahan prilaku pola hidup untuk meningkatkan berat tubuh mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal dan bebas malnutrisi.

Intervensi/Rasional
  • Timbang Berat Badan setiap hari. Rasional : memperlihatkan info ihwal kebutuhan diet.
  • Berikan nutrisi parenteral total (NPT), sesuai pesanan. Rasional : NPT ialah tindakan pilihan bila terjadi penurunan berat badan, kekurangan nutrisi dan tanda-tanda PIU berat.
  • Pertahankan status puasa. Rasional : Status puasa menurunkan aktivitas.
  • Berikan pinjaman psikologis dan keyakinan pengistirahatan usus. Rasional : Status puasa yang usang mengganggu baik secara sosial maupun psikologis.
  • Bantu klien untuk ambulasi dengan tiang intravena. Rasional : Ambulasi meningkatkan rasa sejahtera klien dan membantu mempertahankan atau memeperbaiki kondisi fisik.

Diagnosa. 4

Nyeri berafiliasi dengan hiperperistaltik usus, diare lama, iritasi kulit, jaringan.

Intervensi/Rasional
  • Ketahui nyeri klien. Rasional : dengan mengetahui dan memvalidasi nyeri klien sanggup membantu mengurangi ansietas klien, yang sanggup menurunkan menurunkan nyeri.
  • Minta klien menetapkan 1 hingga kala 5 (1 = tidak nyeri, 5 = nyeri hebat), dan tingkat toleransi nyerinya (1 = sanggup mentoleransi, 5 = tak sanggup mentoleransi sama sekali). Rasional : penentuan skala tersebut memperlihatkan metode yang baik untuk penilaian pengalaman nyeri subjektif.
  • Tentukan hubungan antara makan dan minum serta nyeri abdomen. Rasional : Klien sanggup menghubungkan makan atau minum dengan awitan nyeri abdomen, dan sanggup membatasi masukan untuk menghindari nyeri.
  • Tetapkan hubungan antara pasase feses atau flatus dan nyeri mereda. Rasional : Nyeri tidak hilang dengan pasase feses atau flatus mungkin tanda obstruksi usus atau peritonitis.
  • Tetapkan apakah nyeri terjadi selama malam hari atau tidak. Rasional : Kram abdomen atau keinginan tiba-tiba BAB sanggup membangunkan klien di malam hari.

Diagnosa. 5.

Ansietas berafiliasi dengan perubahan status kesehatan.

Tujuan : Ketakutan klien sanggup diatasi/diminimalkan.

Kriteria hasil : sanggup menjadi derajat takut yang dialami pasien tetapi sanggup juga berafiliasi dengan kondisi fisik/status syok.

Intervensi/Rasional :
  • Catat petunjuk sikap pola gelisah, gampang terangsang, kurang kontak mata, sikap melawan/menyerang. Rasional : indicator derajat takut yang dialami pasien mis. Pasien akan merasa tak terkontrol terhadap situasi atau mencapai status panik.
  • Dorong pernyataan takut dan ansietas, berikan umpan balik. Rasional : menciptakan hubungan terapeutik. Membantu pasien mendapatkan perasaan yang normal sanggup membantu pasien merasa kuarng terisolasi.
  • Beriakan terapi suortif pada pasien dan keluarga selama pengobatan. Rasional : memindahkan pasien dari stressor luar meningkatkan relaksasi. Dorong orang terdekat tnggal dengan pasien/ Rasional : membantu menurunkan takut melalui pengalaman seram menjadi seorang diri.
  • Kolaborasi : Berikan obat sesuai indikasi, Diazepam, klorazepat, alprazoplam. Rasional : sedate/tranquilizer sanggup dipakai adakala untuk menurunkan ansietas.

Diagnosa. 6

Kurang pengetahuan ihwal kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berafiliasi dengan kesalahan interprestasi informasi, kurang mengingat dan tidak mengenal sumber informasi.

Tujuan : Klien akan melaporkan pemahaman ihwal penyakitnya

Kriteria hasil : Mengungkapkan pemahaman ihwal penyakitnya

Intervensi :
  • Tinjau ulang proses penyakit dan impian masa depan. Rasional : Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien sanggup memilih pilihan berdasarkana informasi.
  • Berikan info yang tepat. Rasional : Berat ringannya keadaan, penyebab, usia dan komplikasi yang muncul akan memilih tindakan pengobatan.
  • Identifikasi sumber stress. Rasional : Faktor psikogenik seringkali sangat penting dalam memunculkan/eksaserbasi dari penyakit ini
  • Tekankan pentingnya perencanaan waktu istirahat. Rasional : Mencegah munculnya kelelahan.
  • Instruksikan keluarga mengenai pencegahan untuk mencegah penyakit infeksi. Rasional: untuk mencegah penyebaran penyakit.
  • Atur perawatan kesehatan pasca hospitalisasi. Rasional : untuk menjamin pengkajian dan pengobatan yang kontinue.
Diatas merupakan laporan pendahuluan gastroentritis akut, sengaja kami sediakan dalam bentuk file doc dan pdf untuk mempermudah teman - teman sejawat dalam pembuatan kiprah askep maupun makalah. 

bahagia rasanya sanggup membantu teman - teman sejawat sekalian, terima kasih.

Sumber http://bangsalsehat.blogspot.com