Saturday, July 29, 2017

√ Resensi Filsafat Sains




Identitas Buku

Judul Buku                  : Filsafat Sains
Penulis                         : Drs. Hamdani, M.A
Penerbit                       : Bandung CV Pustaka Setia
Tahun Terbit                : 2011
Jumlah Halama            : 306 hlm
Tebal Buku                  : 16 X 24 cm
Cetakan ke-                 : 1 (satu)
ISBN                           : 978-979-076-149-0






BAB I
PENDAHULUAN

Istilah filsafat mulai dikenal pada zaman yunani kuno, berasal dari kata philo yang berarti cinta dan shopia yang berarti kebenaran. Kaprikornus orang yang mempelajari filsafaat ialah orang yang cinta kebenaran. Seseorang yang mengetahui sesuatu, sanggup dikatakan telah mencapai kebenaran perihal sesuatu tersebut berdasarkan dirinya sendiri, meskipun apa yang di anggap benar itu belum tentu benar berdasarkan orang lain. Pengetahuan tidak sama dengan ilmu lantaran ilmu ialah pecahan adri pengetahuan. Seseorang yang mengetahui cara memainkan banyak sekali alat musik atau cara memakai banyak sekali alat untuk melukis, tidak sanggup dikatakan mempunyai ilmu bermain musik atau ilmu melukis.
Hal ini lantaran bermain musik dan melukis bukanlah ilmu, melainkan seni. Demekian pula, orang yang mempunyai pengetahuan perihal adanya kebangkitan atau kehidupan sehabis kematian alasannya ialah hal tersebut telah berada diluar batas pengalaman manusia. Dengan kata lain , hal itu telah menjadi urusan agama.
Filsafat ialah dasar pijakan ilmu, banyak sekali disiplin ilmu yang berkembang deasa ini, pada mulanya ialah filsafat. Ilmu fisika berasal dari alam (natural philosophy) dan ilmu ekonomi pada mulanya berjulukan filsafat moral (moral pholosophy). Duran (1933) mengibaratkan filsafat sebagai pasukan marinir yang bertugas merebut pantai, untuk mendaratkan pasukan infanteri. Pasukan infanteri ialah pengetahuan yang dianataranya ialah ilmu. Ilmulah yang membelah gunung dan merambah hutan, menyempurnakan kemenangan filsafat menjadi pengetahuan yang sanggup diandalkan.
Dalam perkembangan filsafat menjadi ilmu, terdapat taraf peralihan. Dalam taraf peralihan ini, ruang kajian filsafat menjadi lebih sempit dan sektoral. Pada masa transisi ini, ilmu tidak mempermasalahkan lagi untuk unsur etika untuk keseluruhan, tetapi terbatas pada unsur-unsur mudah guna memenuhi hajat hidup manusia. Meskipun demikian secara konseptual ilmu masih menyandarkan dirinya pada norma filsafat. Pada tahap lebih lanjut, ilmu menyatakan dirinya bebas dari filsafat dan berkembang berdasarkan inovasi ilmu, sesuai dengan watak alam apa adanya. Pada tahap ini perkembangan ilmu tidak lagi berdasarkan metode normatif dan deduktif, tetapi memakai kombinasi dari metode deduktif dan induktif, yang dihubungkan oleh pengujian hipotesis, yang dikenal sebagai metode logico-hypothetico-verificative.
Oleh lantaran itu, kebenaran ilmiah diperoleh melalui mekanisme baku dibidang keilmuan, yang disebut dengan metodologi ilmiah. Teori manakah yang berlaku bagi kebenaran ilmiah? Pada kebenaran ilmu-ilmu alam, berlaku teori korespondensi, sedangkan pada kebenaran ilmu-ilmu insan berlaku teori koherensi. Pada ilmu-ilmu alam, fakta objektif mutlak diharapkan untuk mengambarkan setiap proporsi atau pernyataan. Kebenaran ialah kesesuaian antara proporsi dan fakta objektif. Sebaliknya, pada ilmu-ilmu manusia, yang dituntut ialah konsistensi dan koherensi antarproposisi.
Kebenaran ilmiah bersifat objektif dan universal. Bersifat objektif, artinya kebenaran sebuah teori ilmiah (atau axioma dan paradigma) harus didukung oleh kenyataan objektif (fakta). Itu berarti, kebenaran ilmiah tidak bersifat subjektif. Kebenaran ilmiah bersifat unicersal alasannya ialah kebenaran ilmiah merupakan hasil konvensi dari para ilmuwan di bidangnya masing-masing. Hanya dengan cara demikian, kebenaran ilmiah sanggup dipertahankan.
Hal ini mengandalkan pula bahwa tidak tertutup kemungkinan suatu teori yang dianggap benar suatu waktu akan gugur oleh hasil inovasi baru. Biasanya, dalam masalah mirip ini dilakukan penelitian ulang dan pengkajian yang mendalam. Kalau inovasi abru (yang menolak kebenaran lama) bisa dibuktikan kebenarannya, kebenaran usang harus ditinggalkan. Mengapa kebenaran ilmiah juga bersifat relatif? Hal ini lantaran rasio insan terbatas. Ilmu dan teknologi, mengalami perkembangan tidak sekaligus dan final, tetapi tahap demi tahap. Dengan demikian, kebenaran merupakan tujuan dari setiap pengetahuan dan ilmu. Kebenaran yang dituju oleh ilmu ialah kebenaran ilmiah.


BAB II
PEMBAHASAN

Pesoalan Yang dibahas Buku
Bab 1   PENDAHULUAN
A.    Faktor-faktor Pendorong Timbulnya Filsafat dan Ilmu
B.     Dimensi Ilmu : Ontologi, Epistimologi, Aksiologi
C.     Perbedaan Ilmu dan Pengetahuan
D.    Periodisasi Perkembangan Pemikir Filsafat
E.     Prinsip-prinsip metodelogi
F.      Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah
Bab 2   SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
A.    Sejarah Islam
B.     Dinamika Perjalanan Sejarah Ilmu Pengetahuan
Bab 3   FILSAFAT SEBAGAI LANDASAN ILMU PENGETAHUAN
A.    Sejarah Perkembangan Filsafat
B.     Filsafat sebagai Induk Ilmu Pengetahuan
Bab 4   PERBEDAAN ANTARA PENGETAHUAN DAN ILMU
A.    Hakikat Pengetahuan
B.     Menjadi Manusia Berpengetahuan
C.     Penjelasan Tentang Ilmu Pengetahuan
Bab 5   CARA KERJA ILMU DAN ARGUMENTASI ILMIAH
A.    Aktifitas dan Sikap Ilmiah
B.     Tingkat Kebenaran Ilmu
C.     Problem-Problem dalam Ilmu
D.    Teori dan Generalisasi Konsep-konsep
E.     Pembagian dan pengelompokan Ilmu
F.      Hubungan Aksiologi Ilmu dan Netralitas Ilmu
G.    Metode ilmiah dalam ilmu pengetahuan
BAB 6 KARAKTERISTIK BERFIKIR ILMIAH
A.    Metodologi Keilmuan Sebuah Pengenalan Awal
B.     Objek Ilmu dan Kewajiban Manusia
C.     Konsep. Teori, dan Paradigma
D.    Konsep Ilmu Pengetahuan
E.     Antara teori Kritis dan Teori ilmiah
BAB 7  PERANAN FILSAFAT DALAM PENDIDIKAN SAINS
A.    Landasan Filosofis Pendidikan
B.     Pentingnya landasar Filsafat dalam Pendidikan sains
C.     Paradigma Baru Belajar Sains di Sekolah
D.    Kedudukan dan pemanfaatan Teknologi
BAB 8 ETIKA DAN PERKEMBANGAN PERADABAN MANUSIA
A.    Ilmu Pengetahuan dan Etika
B.     Sains dan Peradaban Manusia
C.     Perkembangan Iptek dalam Pembangunan lingkungan
D.    Westrenisasi Ilmu Pengetahuan Kontemporer
E.     Kemajuan Ilmu Modern
F.      Islam, Peradaban, dan Kemajuan Ilmu Pengetahuan.
FAKTOR-FAKTOR PENDORONG TIMBULNYA FILSAFAT DAN ILMU
1.      Manusia merupakan makhluk yang berakal budi
Dengan kebijaksanaan budinya kemampuan insan dalam bersuara bisa berkembang menjadi kemampuan berbahasa dan berkomunikasi sehingga insan disebut sebagai  homo loquens dan animal symbolicum. Dengan kebijaksanaan budinya, insan sanggup berfikir abstrack dan konseptual sehingga insan disebut sebagai  homo sapiens (makhluk pemikir) atau berdasarkan aristoteles, insan di pandang sebagai animal that reasons yang di tandai dengan sifat selalu penasaran (all men by nature desire to know).
Pada diri insan menempel kehausan intelektual yang bermetamorfosis dalam wujud bermacam-macam pertanyaan. Bertanya ialah berpikir, dan berfikir dimanifestasikan dalam bentuk pertanyaan.

2.      Manusia mempunyai rasa kagum (thauma) pada alam semesta dan seisinya
Manusia merupakan makhluk yang mempunyai rasa kagum pada segala sesuatu yang diciptakan oleh sang pencipta contohnya kekaguman pada matahari, bumi, dirinya sendiri, lawan jenis, dsb. Kekaguman tersebut kemudian mendorong insan untuk berusaha mengetahui alam semesta serta asal usulnya (maslaah kosmologis). Ia juga berusaha mengetahui dirinya sendiri, eksistensi, hakikat, dan tujuan hidupnya.
3.      Manusia Senantiasa Menghadapi Masalah
Faktor lain juga mendorong timbulnya filsafat dan ilmu dalah duduk kasus yang dihadapi insan . kehidupan insan selalu di warnai masalah, baik maslah yang bersifat teoritis maupun praktis. Masalah mendorong insan untuk berbuat dan mencari jalan keluar yang tidak jarang menghasilkan temuan yang sanagat berharga.

Pengertian Filsafat
Istilah filsafat yang merupakan terjemahan dari philosophy (bahasa inggris) berasal dari bahasa yunani , philo (love of) dan sohia (wisdom). Kaprikornus secara etimologis, filsafat artinya cinta atau gemar kebajikan (love of wisdom). Cinta artinya harsat yang besar atau berkobar-kobar atau bersungguh-sungguh . kebijaksanaan artinya kebenaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya. Filsafat berarti hasrat atau cita-cita yang sungguh-sungguh akan kebenaran sejati.
Berdasarkan arti secara etimologis, para andal berusaha merumuskan definisi filsafat secara ringkas dan beragam. Ada yang menyatakan bahwa filsaat merupakan suatu perjuangan untuk berfikir secara radikal dan menyeluruh. Suatu cara berfikir dengan mengupas sesuatu sedalam-dalamnya. Aktifitas tersebut diharapkan sanggup menghasilkan kesimpulan universal dari kenyataan partikular atau khusus dari hal yang tersederhana hingga yang terkompleks. Kattsoff, sebagai mana dikutif oleh associate Webmaster professional (2001), menyatakan bahwa karakteristik filsafat ialah sebagai berikut
1)      Filsafat ialah berfikir secara kritis
2)      Filsafat ialah berfikir dalam bentuk sistematis
3)      Filsafat menghasilkan sesuatu yang runtu
4)      Filsafat ialah berfikir secara rasional
5)      Filsafat bersifat komprehensif.

DINAMIKA PERJALANAN SEJARAH ILMU PENGETAHUAN
Segala bentuk kebenaran yang di ketahui dan dinyatakan harus diberlakukan dalam kehidupan dan kebenaran yang terstruktur menjadikannya sebagai ilmu. Ilmu yang bersumber dari kebenaran yang di proses dengan benar dan di gunakan dengan merupakan tujuan yang benar (muhammad Hatta 1986:3). Manusia diciptakan bukanlah untuk diri sendiri dan ilmupun ada bukanlah untuk ilmu itu sendiri. Manusia, ilmu, dan amal harus terintegrasi dengan moral dan pesan tersirat sehingga insan bisa mewarnai dunia dengan ilmu dan hikmah.
1.      Manusia, akal, dan moral
Manusia bertanya perihal dirinya dan orang lain atau bertanya perihal suatu tanda-tanda lantaran dalam dirinya terdapat kegelisahan untuk berpikir, atau ia merasa bahwa apa yang didengar dilihat tidak terperinci baginya (Jujun Suryasumantri 2005). Ketika insan melaksanakan atau melihat segala sesuatu dengan penuh perhatian dan minat, merasa heran dan takjub bagi dirinya, kemudian mengajukan banyak sekali pertanyaan perihal apa yang dilakukan atau dilihatnya, berarti ia sedang berfilsafat (Garna Judistira 1992:13).
Menurut Ahmad Tafsir (2009), yang didasari ayat diatas, rasa ingin tahu itu ada pada pada insan dan sudah built in dalam penciptaan manusia. Manusia ingin tahu, lantas ia mencari tahu, dan balasannya ia mengetahui akan sesuatu. Ini ialah awal dari ilmu. Keingintahuan ialah konsekuensi logis dan keberadaan kebijaksanaan bagi manusia. Menurut Ibnu Rusyd kebijaksanaan ialah mahkota terpenting dari wujud roh (jiwa) insan (Sudarsono 2004:102). Adapun berdasarkan Ibin Bajjah, kebijaksanaan ialah “satu-satunya saarana untuk memperoleh dan mendapat pengetahuan yang benar dan mencapai kemakmuran dan membangun kepribadian (Syarif M.M 1989 : 156)
Perkembangan ilmu sering melupakan  manusia, sehingga teknologi yang berkembang tidak lagi seiring dengan perkembangan dan kebutuhan manusia, tetapi sebaliknya, insan harus mengikuti keadaan dengan teknologi. Teknologi tidak lagi berfungsi sebagai sarana yang menunjukkan akomodasi bagi manusia, tetapi ia berada untuk tujuan eksistensinya. Sesuatu yang adakala harus dibayar mahal oleh insan yang kehilangan sebagai andal kemanusiaan.
Pengetahuan perihal proses berfikir ilmiah ialah hakikat ilmu pengetahuan dan aspek-aspeknya. Dengan demikian, pengenalan ilmu menyangkut kognitif dan afektif terhadap wujud ilmu. Menurut jujun “kegiatan pendidikan keilmuan, dihentikan berhenti pada kematangan intektual semata, tetapi harus menjangkau kedewasaan moral dan kemampuan berfikir saja, tetapi harus mengikutsertakan kedewasaan perilaku dan tindakan.
2.      Definisi Sains
Setiap ilmuwan mempunyai definisi yang berbeda-beda sesuai dengan alasan masing-masing. Berikut ini disajikan beberapa diantaranya.
a.       Sains ialah pengetahuan yang sistematis yang diperoleh berdasarkan hasil pengamatan, penelaahan, dan percobaan yang dilakukan untuk mengetahui prinsip-prinsip alam (Webster’s New World College Dictionary, hlm 1202)
b.      Faul freedman (1950) dalam bukunya the principles of  Scientific Research menyebutkan bahwa sains ialah “suatu bentuk aktifitas manuasia untuk memperoleh suatu pembahasan dan pengalaman perihal alam yang cermat dan lengkap, pada waktu yang lalu, masa kini, dan masa yang akan datang, serta untuk meningkatkan kemampuan insan untuk mengikuti keadaan terhadap lingkungannya serta untuk mengubah sifat-sifat lingkungan semoga ia sanggup beradaftasi terhadap lingkungan tersebut sesuai dengan keinginannya (Liang Gie, 1984)
c.       Blis (1929) dalam bukunya the organisation of Knowledge menyatakan bahwa sains ialah kumpulan pengetahuan yang di susun secara teratur dan sanggup di buktikan kebenarannya secara metodik dan rasional yang dihasilkan dari data-data eksperimental dan empiris, konsep-konsep sederhana, dan kaitan-kaitan perseptual menjadi kaidah yang sanggup menggeneralisasikan teori, kaidah, asas, dan klarifikasi menjadi konsepsi-konsepsi  yang lebih luas cakupannya dan sistem-sistem konseptual” (Liang Gie, 1984)
d.      Laubensfels (1949) dalam bukunya life Science, menyatakan sains ialah “suatu pengetahuan perihal asas-asas atau fakta-fakta dalam pencarian kebenaran yang telah di klasifikasikan secara teratur” (Liang Gie, 1984)
e.       Sporn (1970) dalam bukunya technology, engineering, and economics menyatakan sains merupakan sesuatu kumpulan pengetahuan yang sanggup dibuktikan secara eksperimental, sistematis mengenai hubungan-hubungan antara fenomena kompleks dunia fisik (liang Gie 1984)
3.      Manfaat Sains
Menurut Liang Gie (1984)  dengan berkembangnya sains, insan sanggup terus mencari dan mengetahui sains sebanyak-banyaknya dan seluas-luasnya lantaran sains bermanfaat untuk :
a.       Mengungkap suatu kebenaran (truth)
b.      Menambah pengetahuan (knowledge) semoga lebih terampil dalam mengarungi perahu hidup
c.       Meningkatkan pemahaman (understanding, comprehensiom, insight) terhadap suatu tanda-tanda alam
d.      Menjelaskan (eksplenation) proses alasannya ialah jawaban dari suatu kejadian
e.       Memperkirakan (pridiction) suatu tragedi yang akan terjadi
f.       Mengendalikan (control) alam semoga sesuai dengan yang di harapkan
g.      Menerapkan ( application) suatu kaidah alam
h.      Menghasilkan (production) sesuatu yang berkhasiat untuk kehidupan umat masa kini dan masa yang akan datang.


4.      Struktur Ilmu
The New Encyclopaedia Britannica mengelompokan sains yang dimiliki oleh insan berdasarkan beberapa pohon ilmu. Di antara pohon ilmu tersebut ialah sebagai berikut.
a.    Logika (logic)
1)      Sejarah dan filsafat logika yang terdiri atas:
a)      Sejarah logika
b)      Filsafat logika
2)      Logika formal, metalogika, logika terapan yang terdiri atas;
a)      Logika formal
b)      Metalogika
c)      Logika terapan
b.   Matematika
1)      Sejarah dan landasan matematika terdiri atas:
a)      Sejarah matematika
b)      Andasan matematika
2)      Cabang-cang matematik terdiri atas:
a)      Teori himpunan
b)      Aljabar
c)      Geometri
d)     Analisis
e)      Kombinatorika dan teori bilangan
f)       Topologi
3)      Penerapan-penerapan matematika terdiri atas:
a)      Matematika sebagai suatu ilmu berhitung
b)      Statistika
c)      Analisis numeris
d)     Teori automata
e)      Teori matematis optimasi
f)       Teori informasi
g)      Matematika perihal teori fisika

c. Ilmu alam
1)      Sejaran dan Filsafat Ilmu yang terdiri atas
a)      Sejarah ilmu
b)      Filsafat ilmu
2)      Ilmu-ilmu fisika terbagi atas:
a)      Sejarah ilmu fisika
b)      Sifat dasar dan lingkup astronomi dan autofisika
c)      Sifat dasar dan lingkup fisika
d)     Sifat dasar dan lingkup kimia
3)      Ilmu bumi
a)      Sifat dasar dan sejarah ilmu bumi
b)      Sifat dasar, lingkup, dan metode-metode ilmu bumi khusus
4)      Ilmu-ilmu biologi yang terdiri atas:
a)      Perkembangan ilmu-ilmu biologi
b)      Sifat dasar, lingkup, dan metodologi ilmu biologi
c)      Filsafat biologi
5)      Ilmu kedokteran dan disiplin ilmu yang tergabung yang membahas ;
a)      Sejarah ilmu kedoteran
b)      Bidang-bidang oraktik atau penelitian medis khusus.
c)      Disiplin ilmu yang tergabung dalam ilmu kedokteran
6)      Ilmu sosial dan psikologi  yang meliputi :
a)      Perkembangan ilmu sosial
b)      Sifat dasar antropologi
c)      Sifat dasar sosiologi
d)     Sifat dasar ilmu ekonomi
e)      Ilmu politik
f)       Sejarah dan metode psikologi
7)      Ilmu teknologi terdiri atas:
a)      Sejarah ilmu teknologi
b)      Segi-segi akademika dan profesional dari keinsyinyuran
c)      Sifat dasar dan cakupan ilmu pertanian
d)     Sifat dasar dan cakupan disiplin antar ilmu yang gres di kembangkan.
d.   Sejarah dan humaniora
Sejarah dan humaniora sanggup dibagi lagi kedalam :
1)      Historiografi dan studi sejarah, terdiri atas:
a)      Historiografi
b)      Penyelidikan dan penelitian sejarah modern
c)      Filsafat sejarah
2)      Humaniora dan kesarjanan humanistik
a)      Sejarah kesarjanaan humanistik
b)      Humaniora

e.    Filsafat
1)      Sifat daasar dan pembagian filsafat terdiri atas:
a)      Sifat dasar, lingkup dan metode filsafat
b)      Pembagian filsafat
2)      Sejarah filasafat
a)      Penulisan sejarah filsafat
b)      Sejarah filsafat barat
c)      Filsafat bukan barat
d)     Filsafat yang bekerjasama dengan agama
3)      Aliran dan fatwa filsafat, terdiri dari:
a)      Aliran-aliran utama filsafat di barat
b)      Teori dan ada eksistensi
c)      Teori fikiran, pengetahuan, dan daya budi
d)     Teori peilaku
e)      Matematika dan logika
f)       Ilmu fisika
g)      Ilmu kehidupan
h)      Ilmu sosial





























ringkasan isi buku
Ilmu pengetahuan berperan lebih banyak didominasi dalam kehidupan masa kini. Mulai dari individu hingga masyaralat dunia sangat terbantu dengan adanya ilmu pengetahuan. Produk yang dihasilkan dari ilmu pengetahuan juga sangat bermanfaat bagi khalayak umum mirip teknologi. Namun dari manakah asal pemikiran dari ilmu pengtahuan tersebut? Dan apa itu ilmu? apa itu pengetahuan? bagaimanakah korelasi antar keduanya?
Ada sebuah pemikiran yang telah terlupakan oleh orang-orang sekarang. Pemikiran yang luas namun sangat mendalam. Dewasa ini, banyak orang yang menganggap filsafat hanyalah permainan kata tingkat tinggi, tidak bekerjasama dengan ilmu pengetahuan ketika ini, dan dibentuk sedemikian rupa hingga sulit dipahami orang awam. Padahal filsafat ialah dasar pijakan ilmu. Berbagai disiplin ilmu yang berkembang sekarang, pada mulanya ialah filsafat. Ilmu fisika berasal dari filsafat alam (natural philosophy) dan ilmu ekonomi pada mulanya berjulukan filsafat moral (moral philosophy). Filsafat adalah dasar dari segala ilmu pengetahuan yang ada saat ini.
Dalam buku Filsafat Sains ini dijelaskan perihal pengertian ilmu dan pengetahuan serta perbedaan antar keduanya. Ketiga pertanyaan di atas terjawab semua dalam buku ini. Buku ini merenangkan banyak sekali konteks mengenai filsafat dalam ilmu pengetahuan, kiprahnya dalam sebuah peradaban, dan sejarah perkembangan filsafat itu sendiri.
Pengetahuan ialah buah dari “berpikir” sedangkan ilmu ialah pengetahuan yang diperoleh melalui upaya mencari keterangan atau penjelasan. Dari pengertian yang diambil dari buku tersebut sanggup dimaknai bahwa ilmu lebih ‘tinggi’ daripada pengetahuan. Lalu, ilmu pengetahuan sendiri merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan penggunaan kekuatan pemikiran, pengetahuan yang selalu sanggup diperiksa dan ditelaah secara kritis.
Menurut saya, buku ini cukup detail dalam menjelaskan permasalahan yang disajikan. Filsafat pun juga dibedah hingga ke akar, sejarah, macam-macamnya, dan peranannya dalam banyak sekali sektor keilmuan. Tidak hanya itu, buku ini juga menjelaskan etika-etika dalam ilmu serta peranan ilmu dan teknologi di kehidupan masa kini.
Namun setiap buku juga niscaya mempunyai kekurangannya. Menurut saya kalimat-kalimat di buku ini mirip diulang-ulang. Selain itu, cover buku tidak terlalu sinkron dengan judulnya. Meskipun pembahasan yang disajikan cukup rinci, namun terdapat beberapa pembahasan yang agak melenceng dari judul sub babnya dan terkesan hanya memainkan serta memutarbalikkan kalimat yang ada.
Kendati demikian, buku ini cocok untuk dibaca oleh siapa pun, terutama kalangan mahasiswa sains, filsafat, dan mahasiswa di Perguruan Tinggi Islam terlebih fakultas tarbiyah. Harapan setelah membaca buku ini ialah mahasiswa bisa lebih gampang memahami argumentasi ilmiah, metode ilmiah, dan cara kerja sains, serta sanggup berpikir kritis terhadap perkembangan sains ketika ini.

























BAB III
PENUTUP
Buku berjudul Filsafat Sains karangan Drs. Hamdani, M.A. dimaksudkan untuk menjelaskan filsafat dan ilmu dengan tinjauan teoritis dan praktis. Teoritis lantaran buku ini membahas pengertian pokok, perkembangan filsafat dan ilmu dan pemisahannya, pengertian ilmu, manfaat ilmu, struktur ilmu, kiprah sains dalam pendidikan dan masih banyak lagi. Namun pada buku ini memang tidak terlalu spesifik dan pembahasannya masih umum.


DAFTAR PUSTAKA


Hamdani, 2011. Filsafat Sains. CV Pustaka Setia: Bandung

Sumber http://samplingkuliah.blogspot.com