Pengambilan keputusan hakikatnya yakni pemilihan dan penentuan suatu alternatif tindakan untuk memecahkan problem yang sedang dihadapi. Pengambilan keputusan dengan memakai metode kuantitatif, hal yang terpenting yakni info yang merupakan salah satu komponen input yang paling penting.
Selain info dalam proses pengambilan keputusan hal terpenting yakni prosesnya sendiri. Proses pengambilan keputusan dipandang sebagai “black box” alasannya yakni banyak pengambilan keputusan yang prosesnya tidak diketahui. Komponen ketiga dalam sistem pengambilan keputusan problem yakni outputnya. Output disini yakni keputusannya sendiri. Keputusan itu tidak lain yakni hasil proses atau analisis suatu masalah.
Pengambilan keputusan dalam kondisi resiko merupakan pengambilan keputusan mempunyai lebih dari satu alternatif tindakan. Masalah pengambilan keputusan dalam kondisi resiko ini dipecahkan dengan menentukan keputusan yang akan memaksimalkan expected return atau Expected Monetary Value (EMV), yang merupakan kriteria optimalis untuk setiap keputusan yang sanggup dirumuskan sebagai berikut :
Selain info dalam proses pengambilan keputusan hal terpenting yakni prosesnya sendiri. Proses pengambilan keputusan dipandang sebagai “black box” alasannya yakni banyak pengambilan keputusan yang prosesnya tidak diketahui. Komponen ketiga dalam sistem pengambilan keputusan problem yakni outputnya. Output disini yakni keputusannya sendiri. Keputusan itu tidak lain yakni hasil proses atau analisis suatu masalah.
Pengambilan keputusan dalam kondisi resiko merupakan pengambilan keputusan mempunyai lebih dari satu alternatif tindakan. Masalah pengambilan keputusan dalam kondisi resiko ini dipecahkan dengan menentukan keputusan yang akan memaksimalkan expected return atau Expected Monetary Value (EMV), yang merupakan kriteria optimalis untuk setiap keputusan yang sanggup dirumuskan sebagai berikut :
Rumus Expected Monetary Value (EMV)
Keterangan :
EMVi = Expected Monetary Value atau keputusan atau tindakan i
Rij = Return atas keputusan atau tindakan i untuk tiap keadaan
Pj = Probabilitas bahwa kondisi j akan terjadi
Pengalaman yang dimiliki juga menghipnotis pengambilan keputusan, alasannya yakni dengan adanya pengalaman yang telah dimiliki peternak sanggup lebih damai dalam berusaha hasil burung puyuh dengan kawan yang membantunya. Sedangkan kebiasaan, dalam pengambilan keputusan juga harus mempunyai kebiasaan yang telah dilakukan, baik dengan kawan tersebut maupun dengan kawan yang lainnya. Karena kebiasaan yang nantinya sudah dimiliki akan sanggup membantu untuk menentukan atau mengambil keutusan dalam bermitra. Banyaknya info yang dimiliki juga sangat membantu dalam pengambilan keputusan bermitra atau tidaknya dengan suatu perusahaan.
Demikian ulasan artikel terkait dengan Teori Pengambilan Keputusan dengan Rumus Expected Monetary Value (EMV) yang kami rangkum dari buku Metode pengambilan keputusan kuantitatif yang ditulis oleh Muhammad Muslich dan diterbitkan oleh PT Bumi Aksara jakarta. Semoga bermanfaat dan Terima kasihl.