KONSEP PUSKESMAS ERA DESENTRALISASI
I. PENGERTIAN
Pelayanan Kesehatan
Menurut Levey dan Loomba, 1973 “
Pelayanan kesehatan ialah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau tolong-menolong dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat.
Puskesmas ialah unit pelaksana pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan (pedoman penyelenggarakan puskesmas di masa desentralisasi).
Paradigma gres Puskesmas di era-desentralisasi, Puskesmas merupakan unit pelaksana pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan yang merupakan unit pelaksana tehnis dinas (UPTD). Kriteria umum yang dimiliki diantaranya mempunyai rencana, jadwal dan aktivitas pengembangan yang berkelanjutan dengan didukung oleh tiga faktor yaitu sumber daya manusia, anggaran dan sarana dan prasarana kerja. Berdasarkan hal tersebut, maka Puskesmas merupakan satu satuan organisasi yang diberikan kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota untuk melaksanakan kiprah operasional pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan
Suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan kiprah serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu.
Puskesmas berdasarkan pedoman kerja Puskesmas tahun 1991/1992 didefinisikan sebagai berikut : “Puskesmas ialah suatu kesatuan organisasi kesehatan yang pribadi menunjukkan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terintegrasi kepada masyarakat di wilayah kerjas tertentu dalam usaha-usaha kesehatan pokok.”
Dari definisi tersebut, maka Puskesmas secara umum mengandung pengertian sebagai berikut:
Puskesmas sebagai Pusat Pembangunan Kesehatan berfungsi dalam pengembangan dan pembinaan kesehatan masyarakat serta penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang terdepan dan terdekat dengan masyarakat dalam bentuk aktivitas pokok yang menyeluruh dan terpadu di wilayah kerjanya.
Puskesmas sebagai unit organisasi fungsional merupakan unit yang bekerja secara profesional dalam melaksanakan upaya pelayanan kesehatan dasar dengan memakai kiprah serta masyarakat secara aktif untuk sanggup menunjukkan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya.
Puskesmas mengkoordinasikan semua bentuk pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh unit-unit perjuangan dan masyarakat, termasuk swasta.
Dalam meningkatkan kiprah serta masyarakat, upaya kesehatan melalui Puskesmas memakai pendekatan poengembangan dan pembinaan PKMD.
Arti Otonomi Daerah Dan Jenis Desentralisasi
Menurut ketentuan pasal 1 poin h Undang-undang No. 22 tahun 1999 perihal Pemerintah Daerah, bahwa yang dimaksud dengan otonomi tempat ialah kewenangan tempat otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa sendiri berdasarkan wangsit masyarakat sesuai dengan peraturan perundangan.
Sedangkan tempat otonom berdasarkan ketentuan pasal 1 poin 1 No. 22 tahun 1999 perihal Pemerintah Daerah ialah kesatuan masyarakat aturan yang mempunyai batas tempat tertentu berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan masyarakat sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kewenangan otonomi luas ialah keleluasaan tempat untuk menyelenggarakan pemerintahan yang meliputi kewenangan semua bidang pemerintahan, kecuali kewenangan di bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama serta kewenangan di bidang lainnya yang akan ditetapkan dengan peraturan pemerintah. Disamping itu keleluasaan otonomi meliputi pula kewenangan yang utuh dan bundar dalam menyelenggarakan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi.
Dalam pelaksanaan otonomi daerah, harus berdasarkan pada prinsip atau penyelenggaraan pemerintah daerah, yaitu:
Digunakan asas desentraisasi, dekosentrasi, dan kiprah pembantuan.
Penyelengaraan asas desentralisasi secara utuh dan bundar yang dilaksanakan di tempat kabupaten dan di tempat kota.
Asas kiprah pembantuan yang sanggup dilaksanakan di tempat propinsi, tempat kabupaten, tempat kota dan desa.
Menurut Anne Mills (2003), Desentralisasi sanggup diartikan pemindahan kewenangan dalam urusan kemasyarakatan dari pejabat-pejabat politik ke badan-badan yang relatif otonom, pembinaan fungsi manajemen ke hirarki yang lebih bawah, atau pemindahan tanggung jawab ke badan-badan legislatif subnasional.
Jenis desentralisasi yang umum dijumpai dalam praktek terdiri dari:
Dekosentrasi, yaitu istilah yang digunakan untuk menggambarkan pemindahan beberapa kekuasaan administratif ke kantor-kantor tempat dari pemerintah pusat. Contoh di sektor kesehatan yaitu adanya kantor wilayah departemen kesehatan ditingkat propinsi atau kabupaten.
Defolusi, yaitu merupakan akal untuk membentuk atau memperkuat tingkat subnasional sering disebut sebagai pemerintahan tempat atau tubuh otoritass tempat yang benar-benar independen dari tingkat nasional dalam beberapa fungsi yang jelas.
Delegasi, yaitu berkaitan dengan pemindahan tanggung jawab manajerial untuk tugas-tugas tertentu ke organisasi-organisasi yang berada diluar. Struktur pemerintah pusat dan hanya secara tidak pribadi dikontrol oleh pemerintah pusat.
Privatisasi, yaitu pemindahan tugas-tugas pengelolaan ke organisasi sukarelawan atau perusahaan-perusahaan privat yang mencari untung atau tidak mencari untung dengan aneka macam jenis peraturan pemerintah yang mengikatnya.
II. TUJUAN DAN FUNGSI
Fungsi Puskesmas ialah menunjukkan pelayanan kesehatan tingkat pertama yaitu pelayanan yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat. Fungsi ini berkaitan erat dengan jadwal yang dilaksanakan Puskesmas, yang pada masa desentralisasi ini dibedakan menjadi jadwal kesehatan dasar dan jadwal kesehatan pengembangan.
Program kesehatan dasar merupakan jadwal minimal yang harus dilaksanakan oleh Puskesmas dikemas dalam basic six, meliputi Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, KIA dan KB, Perbaikan Gizi, Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) serta Pengobatan. Pelayanan medik dasar yang diberikan yaitu rawat jalan dan rawat inap, untuk rawat jalan dilaksanakan oleh semua Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling dan Pos Bersalin Desa.
Fungsi dan jadwal puskesmas.
1. Fungsi puskesmas yaitu pusat pencetus pembangunan berwawasan kesehatan,pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan dan pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama.
2. Program kesehatan Program puskesmas merupakan wujud dari pelaksanaan ketiga fungsi puskesmas, jadwal tersebut ialah jadwal kesehatan dasar terdiri dari : KIA/KB,pemberantasan penyakit menular, perbaiakn gizi, pengobatan, kesehatan lingkungan dan promosi kesehatan serta program
III. MANAGEMEN PUSKESMAS
Pengertian
Pengertian manajemen banyak disampaikan oleh para ahli, namun dalam materi ini hanya akan disampaikan beberapa pendapat andal manajemen :
1. H. Koontz & O,Donnel dalam bukunya “Principles of Management” mengemukan sebagai berikut : “manajemen berafiliasi dengan pencapaian sesuatu tujuan yang dilakukan melalui dan dengan orang-orang lain” (Management involves getting things done thought and with people).
2. Mary Parker Folllett mendefinisikan “manajemen sebagai seni dalam menuntaskan pekerjaan melalui orang lain.
3. George R. Terry dalam bukunya “Principles of Management” memberikan pendapatnya : “manajemen ialah suatu proses yang membeda-bedakan atas ; perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan dan pengawasan, dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni, semoga sanggup menuntaskan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya” (Management is a distinct process consisting of planning, organizing, actuating, and controlling, utilizing in each both science and art, and followed in order to accomplish predetermined objectives)
4. James A.F. Stoner dalam bukunya “Management” (1982) mengemukakan “manajemen ialah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya semoga mencapai tujuan yang telah ditetapkan”
Berdasarkan beberapa pengertian manajemen di atas, sanggup dikatakan bahwa manajemen mempunyai beberapa ciri antara lain :
- Manajemen diarahkan untuk mencapai tujuan
- Manajemen sebagai proses; perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan, pengarahan dan pengawasan
- Tersedia sumber daya; manusia, material dan sumber lain
- Mendayagunakan atau menggerakkan sumber daya tersebut secara efisien dan efektif
- Terdapat orang yang menggerakkan sumber daya tersebut (manajer)
- Penerapan manajemen berdasarkan ilmu dan juga seni atau keahlian yang harus dimiliki oleh manajer
Pandangan Terhadap Manajemen
Untuk mengkaji lebih jauh perihal manajemen, perlu disampaikan beberapa pandangan perihal manajemen :
a. Manajemen sebagai suatu sistem
Manajemen dipandang sebagai suatu kerangka kerja yang terdiri dari aneka macam bab yang saling berhubungan yang diarahkan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.
b. Manajemen sebagai suatu proses
Manajemen sebagai rangkaian tahapan aktivitas yang diarahkan pada pencapaian tujuan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Manajemen sebagai suatu proses sanggup dipelajari dari fungsi-fungsi manajemen yang dilaksanakan oleh manajer.
c. Manajemen sebagai suatu ilmu terapan
Manajemen hanya sanggup diterapkan dalam kehidupan yang nyata, dan dalam menerapkan manajemen, dibantu oleh aneka macam cabang ilmu lainnya, seperti ; komunikasi, sosiologi, ekonomi, psikologi, matematika, dll.
d. Manajemen merupakan kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan organisasi.
Manajemen sanggup dipelajari dari proses kerjasama yang berkembang antara pimpinan dengan staf untuk mencapai tujuan organisasi.
e. Manajemen ditinjau dari aspek sikap manusia.
Dalam manajemen, insan merupakan sumber daya yang paling penting. Dari sudut pandang ini manajemen sanggup dilihat dari sikap insan yang ada dalam organisasi. Di sini sanggup ditelaah mengenai aspek kepemimpinan serta proses dan prosedur kepemimpinan. Ditinjau dari pengambilan keputusan sanggup dikatakan ‘Management as a decision making process’.
f. Manajemen sebagai proses pemecahan masalah
Proses manajemen dalam prakteknya sanggup dikaji dari proses pemecahan problem yang dilaksanakan oleh semua bagian/ komponen yang ada dalam organisasi. Secara konkrit dalam organisasi pelayanan kesehatan, menyerupai yang dilakukan di Rumah Sakit dan Puskesmas yaitu, identifikasi problem à perumusan problem à dilanjutkan dengan langkah-langkah pemecahan masalah. Melalui tahapan tersebut diharapkan tercapai hasil aktivitas secara efektif dan efisien.
g. Manajemen sebagai profesi.
Manajemen mempunyai bidang pekerjaan atau bidang keahlian tertentu, menyerupai halnya bidang-bidang lain, contohnya profesi di bidang kesehatan, di bidang hukum, dll.
Dari beberapa pandangan di atas, sanggup disimpulkan ada tiga alasan mendasar, mengapa manajemen diperlukan, yaitu :
1) Untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan juga tujuan individu yang ada dalam organisasi tersebut.
2) Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan, target dan aktivitas yang bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dengan organisasi, seperti ; pimpinan, pegawai, pelanggan, serikat kerja, masyarakat, pemerintah (pemerintah daerah), dll.
3) Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Efisiensi ialah kemampuan untuk menuntaskan pekerjaan dengan benar, sedangkan efektivitas merupakan kemampuan untuk menentukan tujuan yang sempurna atau peralatan yang sempurna untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Fungsi Manajemen
Seperti telah diuraikan di atas, bahwa manajemen sebagai suatu proses sanggup dilihat dari fungsi-fungsi manajemen yang dilakukan oleh seorang manajer. Banyak andal manajemen yang memberikan perihal fungsi manajemen ini, namun intinya tidak ada perbedaan yang prinsip, bahkan pendapat satu dengan lainnya saling melengkapi. Para andal manajemen, antara lain ; George Terry, L. Gullick, H. Fayol dan Koonzt O’Donnel mengemukakan perihal fungsi manajemen sebagai berikut :
PERBANDINGAN FUNGSI MANAJEMEN
George Terry | L. Gullick | H. Fayol | Koonzt O’Donnel |
Planning | Planning | Planning | Planning |
Organizing | Organizing | Organizing | Organizing |
Actuating | Staffing, Directing, Coordinating | Commanding, Coordinating | Staffing, Directing |
Controlling | Reporting | Controlling | Controlling |
Budgeting |
Dari keempat andal manajemen tersebut, ternyata banyak kesamaan, dan secara garis besar sanggup dikelompokan menjadi : fungsi perencanaan (Planning), fungsi pengorganisasian (Organizing), fungsi penggerakan pelaksanaan (staffing, commanding, directing, coordinating), fungsi pengawasan dan pengendalian (controlling, reporting).
Manajemen Pelayanan Kesehatan
Rumah sakit dan Puskesmas merupakan sub sistem pelayanan kesehatan yang intinya melaksanakan dua jenis pelayanan ; (1) pelayanan kesehatan dan (2) pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan yang diberikan ialah pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik dan pelayanan keperawatan. Pelayanan yang dilakukan di Rumah sakit meliputi; gawat darurat, rawat jalan dan rawat inap, sedangkan di Pukesmas hanya pelayanan; gawat darurat (kearah pertolongan pertama) dan rawat jalan.
Sejalan dengan reformasi dibidang kesehatan melalui Paradigma Sehat, pelayanan kesehatan di rumah sakit maupun di Puskesmas lebih difokuskan pada upaya promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif) dengan tidak mengabaikan upaya kuratif-rehabilitatif. Selain itu, pelayanan kesehatan di rumah sakit dan puskesmas bukan hanya kepada individu (pasen), tetapi juga keluarga dan masyarakat, sehingga pelayanan kesehatan yang dilakukan merupakan pelayanan kesehatan yang paripurna (komprehensif dan holistik).
Dengan bergesernya orientasi pembangunan kesehatan, mendorong rumah sakit dan puskesmas melaksanakan perubahan visi, misi dan taktik dalam melaksanakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Visi merupakan impian atau impian yang ingin diwujudkan, yang sanggup mengantisipasi perubahan yang sedang dan akan terjadi. Apabila su atu organisasi tidak mempunyai visi maka perubahan lingkungan yang tidak diduga sebelumnya sering dirasakan sebagai suatu musibah. Sedangkan misi dan taktik dibentuk dalam rangka merealisasikan visi yang telah ditetapkan.
Manajemen yang diterapkan di jajaran Departemen Kesehatan, lebih mengacu kepada konsep yang disampaikan G. Terry, yaitu melalui fungsi-fungsi ; perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan pelaksanaan (actuating), pengawasan dan pengendalian (controlling).
Manajemen Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Puskesmas merupakan unit organisasi pelayanan kesehatan terdepan dengan misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang tugasnya melaksanakan pembinaan, pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di suatu wilayah tertentu. Pelayanan kesehatan yang dilakukan secara menyeluruh, meliputi aspek-aspek; promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Upaya yang dilakukan untuk menjalankan misi Puskesmas, antara lain :
§ Meluaskan jangkauan pelayanan kesehatan hingga ke desa-desa.
§ Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, dengan dua cara ; (1) quality of care yaitu peningkatan kemampuan profesional tenaga kesehatan dalam menjalankan profesinya (dokter,perawat, bidan, dll) yang dilakukan oleh organisasi profesi, (2) quality of service, yaitu peningkatan kualitas yang terkait dengan pengadaan sarana, dan menjadi tanggung jawab institusi sarana kesehatan (Puskesmas)
§ Pengadaan peralatan dan obat-obatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
§ Sistem acuan di tingkat pelayanan dasar
§ Peran serta masyarakat, melalui pembangunan kesehatan masyarakat desa (PKMD).
PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN DI PUSKESMAS
Fungsi Manajemen | Kegiatan |
Perencanaan | Micro planning (perencanaan tingkat Puskesmas yang dilakukan setahun sekali, unsur yang direncanakan meliputi; kebutuhan tenaga, alat dan sarana, serta penunjang lainnya). Sedangkan perencanaan obat dan alat kesehatan dilakukan setiap bulan, dengan cara mengajukan anjuran ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota |
Pengorganisasian | § Struktur organisasi Puskesmas, dengan jabatan struktural Kepala Puskesmas, sedangkan lainnya bersifat fungsional § Pembagian tugas, yang berdasarkan jadwal pokok Puskesmas, terdiri dari 12 s/d 18 jadwal pokok, yang melibatkan tenaga perawat dan bidan. § Pembagian wilayah kerja, setiap petugas Puskesmas melaksanakan pembinaan ke desa-desa |
Penggerakan Pelaksanaan | § Lokakarya mini Puskesmas, dilakukan tiap bulan dalam rangka koordinasi lintas jadwal dan sektor § Adanya proses kepemimpinan § Dilakukan koordinasi secara lintas jadwal & sektor § Pelaksanaan jadwal pokok puskesmas yang melibatkan seluruh staf |
Pengawasan dan Evaluasi | § Melalui pemantauan laporan kegiatan § Pemantauan wilayah setempat (PWS) § Supervisi § Rapat rutin (staff meeting) |
Setiap jadwal yang ada di Puskesmas (sekitar 18 jadwal pokok) dikelola atau manajemennya meliputi; perencanaan, manajemen personalia, pelatihan, supervisi, manajemen keuangan, manajemen logistik, monitoring program, kerjasama/ koordinasi dan pencatatan/pelaporan.
Kecenderungan Perubahan Manajemen Puskesmas
Seperti telah disampaikan di atas, bahwa dampak dari adanya perubahan paradigma dalam pembangunan kesehatan, sangat kuat terhadap semua sarana kesehatan, termasuk Puskesmas sebagai institusi pelayanan kesehatan terdepan. Adanya perubahan visi, misi dan taktik Puskesmas sebagai berikut :
Visi Puskesmas ialah tercapainya Kecamatan Sehat pada tahun 2010, dengan mempunyai 3 misi, yaitu;
(1) menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan,
(2) memberdayakan keluarga dan masyarakat dalam pembangunan kesehatan, dan
(3) menunjukkan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bermutu.
Adapun taktik yang dikembangkan meliputi;
(a) berbagi dan memutuskan pendekatan kewilayahan yang mantap di tingkat kecamatan, semoga sanggup diterapkannya pembangunan berwawasan kesehatan,
(b) berbagi dan menerapkan asas kemitraan serta pemberdayaan keluarga dan masyarakat, sehingga terwujudnya upaya kesehatan bersumber daya masyarakat,
(c) meningkatkan profesionalisme petugas, sehingga terwujud kualitas pelayanan kesehatan,
(d) berbagi kemandirian Puskesmas sesuai dengan kewenangan yang diberikan Dinas Kesehatan Kab/ Kota.
Pengorganisasian puskesmas ke depan selain dipimpin oleh seorang Kepala Puskesmas, juga ada Wakil Kepala Puskesmas dan meliputi unit fungsional dan unit tata usaha. Program pokok Puskesmas atau jadwal kesehatan dasar yang harus dilaksanakan di Puskesmas meliputi ; (1) promosi kesehatan, (2) kesehatan lingkungan, (3) kesehatan ibu dan anak, termasuk keluarga berencana, (4) perbaikan gizi, (5) pemberantasan penyakit menular, (6) pengobatan.
Sesuai dengan misi dan taktik di atas, Puskesmas sanggup berbagi program-program unggulan berdasarkan kebutuhan, situasi dan kondisi tempat masing-masing. Contohnya, tempat yang diwilayah kerjanya banyak ditemukan kelompok rawan kesehatan atau kelompok resiko tinggi (high-risk group) ; menyerupai ibu hamil Risti, penyakit kronis, lanjut usia, dll. Di wilayah tersebut sanggup dikembangkan perawatan kesehatan masyarakat (community health nursing) sebagai jadwal unggulan atau jadwal prioritas kesehatan lain.
Kesimpulan Managemen Puskesmas
§ Manajemen mempunyai ciri-ciri : adanya tujuan yang ingin dicapai, adanya sumber daya, upaya penggerakan sumber daya, adanya orang yang menggerakan sumber daya (manajer), adanya proses; perencanaan – pengorganisasian – penggerakan pelaksanaan – pengarahan dan pengendalian
§ Ada 3 alasan penting, mengapa suatu organisasi perlu menerapkan manajemen yaitu: untuk mencapai tujuan organisasi, untuk menjaga keseimbangan tujuan-tujuan yang ada dalam organisasi, semoga tercapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif.
§ Secara umum, pendapat para andal manajemen perihal fungsi manajemen mempunyai kesamaan dan pendapat satu dengan lainnya yang saling melengkapi. Pada dasarnya fungsi manajemen meliputi; perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi.
§ Setiap manajer harus mempunyai keterampilan; konseptual, manajerial dan keterampilan melaksanakan kekerabatan antar manusia.
§ Perubahan yang fundamental perlu dilakukan dalam manajemen pelayanan kesehatan, baik di Rumah Sakit maupun di Puskesmas. Perubahan tersebut mencakup, perubahan visi, misi dan strategi, berbagi struktur organisasi sesuai kebutuhan, melaksanakan manajemen strategis, pengembangan SDM (manajemen SDM), melaksanakan upaya-upaya yang mendorong kemandirian
§ Semua upaya perubahan tersebut diarahkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan pemerataan jangkauan pelayanan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
1. A.A. Gde Manunjaya, (1999) Manajemen Kesehatan, EGC – Jakarta
2. Arifin Abdurahman (1973), Kerangka Pokok-pokok Manajemen Umum, Jakarta
3. Azrul Azwar (1988), Pengantar Administrasi Kesehatan, Edisi kedua, PPT Bina Rupa Aksara.
4. Departemen Kesehatan RI (2002), Pedoman Penyelenggaraan Puskesmas di Era Desentralisasi (DRAFT), Jakarta
5. Departemen Kesehatan RI (1999), Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010, Jakarta.
6. James.AF Stoner (1982), Management , edisi kedua, Prentice/ Hall International, Inc. Englewood Cliffs, New York
7. Soedarmono Soejitno, Ali Alkatari, Emil Ibrahim (2000), Reformasi Perumahsakitan Indonesia, Dirjen Yanmedik Depkes RI & WHO, Jakarta
8. Soewarno Handayaningrat (1981), Pengantar Ilmu Administrasi dan Manajemen, CV Haji Masagung, Jakarta.
9. T. Hani Handoko (1995), Manajemen, Edisi kedua, BPFE Yogyakarta,
10. Asrul Azwar, 1996, Pengantar Administrasi Kesehatan, Edisi III, Bina Rupa Aksara Jakarta.
11. Abbas Salim, Drs, 1998, Asuransi Manajemen Resiko, Edisi Revisi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
12. Asrul Azwar, 1993, Program Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan, PKMI, Jakarta.
13. Bhisma Murti, 2000, Dasar Dasar Asuransi Kesehatan, Penerbit Kanisius, Jakarta
14. Depkes RI, 1999, Renvana Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010, Jakarta.
15. Depkes RI, 2001, Pedoman Penyelenggaraan Puskesmas Di Era Desentralisasi, Jakarta.
16. Freddy Rangkuti, 2002, Measuring Customer Satisfaction, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
17. Fandy Tjiptono& Anastasi Diana, 1998, Total Quality Manajemen, Penerbit Andi Yogjakarta.
18. Hardjo Soedarma, S, 1996, Dasar dasar Total Quality Manajemen, Penerbit Andi Yogjakarta.
19. Handi Irawan, MBA, 2002, 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan, kesehatan pengembangan.