Tuesday, August 8, 2017

√ Social Demand

Kajian Teori
A.    Pengertian Sosial Demand
Menurut Vembrianto (1985:46) “Pendekatan kebutuhan sosial atau social demand yaitu suatu pendekatan dalam perencanaan pendidikan yang didasarkan atas tuntutan atau kebutuhan sosial akan pendidikan”.
Pendekatan sosial demand atau kebutuhan sosial atau tuntutan sosial yaitu suatu istilah yang kabur dan mengcaukan(jarang dipakai oleh pendidik) dan sanggup diartikan bermacam-macam. “Arti yang paling umum dipakai yaitu kumpulan tuntuntan yang umum untuk memperoleh pendidikan, yakni jumlah dari tuntutan individu akan pendidikan di suatu tempat, pada suatu waktu tertentu, di dalam suatu budaya politik dan ekonomi tertentu”. (Coombs, 1982:33)
Sedangkan berdasarkan A. W. Guruge dalam Udin S (2005:234) “Pendekatan kebutuhan sosial yaitu pendekatan tradisional bagi pembangunan pendidikan dengan menyediakan lembaga-lembaga dan kemudahan demi memenuhi tekanan-tekanan untuk memasukkan sekolah serta memungkinkan tunjangan kesempatan kepada pemenuhan keinginan-keinginan murid dan orangtuanya secara bebas”.
Perencanaan pendidikan yang memakai pendekatan kebutuhan sosial, oleh para mahir disebut dengan pendekatan yang bersifat tradisional, sebab fokus atau tujuan yang hendak dicapai dalam pendekatan kebutuhan sosial ini lebih menekankan pada tercapainya pemenuhan kebutuhan atau tuntutan seluruh individu terhadap layanan pendidikan dasar, tunjangan layanan pembelajaran untuk membebaskan populasi usia sekolah dari tuna abjad (buta huruf), dan tunjangan layanan pendidikan untuk membebaskan rakyat dari rasa ketakutan dari penjajahan, kebodohan dan kemiskinan. Oleh sebab itu, pendekatan kebutuhan sosial ini biasanya dilaksanakan pada negara yang gres merdeka dengan kondisi masyarakat yang masih ndeso kondisi pendidikan dan sosial ekonominya.
B.     Tujaun Sosial Demand
Pendekatan ini menitik beratkan pada tujuan pendidikan yang mengandung misi pembebasan terutama bagi negara-negara berkembang yang kemerdekaannya gres saja diperoleh sesudah melalui usaha pembebasan yang sangat lama. Pendidikan membebaskan rakyat dari rasa ketakutan, dari penjajahan, kebodohan dan kemiskinan.
Misi pembebasan yang menjiwai tuntutan terhadap pendidikan merupakan tekanan keras bagi penyelenggara pendidikan. Dengan melihat karakteristik tuntutan ini sanggup ditarik kesimpulan bahwa pendekatan ini lebih menekankan pemerataan kesempatan atu kuantitatif, dibandingkan dengan aspek kualitatif. Karena itu pendidikan dasar merupakan prioritas utama yang harus diberikan kepada setiap anak usis SD. Kewajiban berguru merupakan manifestasi dari tuntutan sosial ini untuk membebaskan populasiusia sekolah dari tuna aksara.
Tujuan pendekatan ini yaitu untuk memenuhi tuntutan atau undangan seluruh individu terhadap pendidikan pada daerah dan waktutertentu dalam situasi perekonomian politik dan kebudayan yang ada pada waktu itu. Ini berarti bahwa sektor pendidikan harus menyediakan lembaga-lembaga pendidikan serta kemudahan untuk menampung seluruh kelompok umur yang ingin mendapatkan pendidikan. Jika jumlah daerah yang tersedia masih lebih kecil daripadajmlah daerah yang seharusnya ada, maka dikatakan bahwa undangan masyarakat melebihi penyediaan.
C.    Proyeksi Kebutuhan Guru SD
Salah satu upaya meningkatkan mutu pendidikan yaitu dengan menyediakan guru yang berkualitas dan profesional. Sebab guru mempunyai peranan penting dan menjadi ujung tombak dalam peningkatan mutu pendidikan. Sesuai dengan peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 perihal Standar Nasional Pendidikan ( SNP ) seorang pendidik harus mempunyai kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai biro pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta mempunyai kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik yang dimaksud yaitu tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/ atau akta keahlian yang relevan sesuai dengan Permendiknas No. 16 tahun 2007.
Berikut ini dicontohkan cara memproyeksikan kebutuhan guru pada tingkat SD / MI
Menghitung kebutuhan guru SD / MI
Text Box: JG =  ∑ K + 1 GA + 1 GO + 1 KS JG = 6 + 1 + 1 + 1 = 9
 




Keterangan :   
JG : Jumlah guru yang dibutuhkan
∑ K : Jumlah kelas ( Rombel ) yang ada di sekolah
GA : Guru Agama
GO : Guru PJOK
KS : Kepala Sekolah

Text Box: JG=JK x 9/6  Dari rumus di atas sanggup diketahui bahwa jumlah guru yang dibutuhkan bagi SD yang mempunyai 6 rombongan berguru yaitu 9 guru dengan rincian 6 guru kelas, 1 guru agama, 1 guru PJOK dan 1 kepala sekolah. Untuk menghitung jumlah guru SD/MI yang dibutuhkan suatu wilayah di masa depan sanggup dilakukan dengan formula menyerupai berikut :


Keterangan :
JG : Jumlah guru yang dibutuhkan
JK : Jumlah rombongan belajar
9   : Koefisien guru
6   : Koefisien rombongan belajar

D.    Proyeksi Kebutuhan kemudahan Pendidikan
Fasilitas yaitu segala hal yang sanggup memudahkan perkara; kemudahan suatu acara untuk mencapai tujuan ( KBB: 2005 ), dalam dunia pendidikan kemudahan atau sarana prasarana terdapatpada PP No. 19 tahun 2005 perihal Standar Sarana dan Prasarana dalam SNP. Standar sarana dan prasarana yaitu standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal perihal ruang belajar, daerah berolahraga, daerah beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, daerah bermain, daerah berkreasi dan berekreasi, serta sumber berguru lain, yang diharapkan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi isu dan komunikasi. Standar sarana dan prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA ditetapkan melalui Permendiknas nomor 24 tahun 2007.
Sarana disetiap satuan pendidikan mencakup perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber berguru lainnya, materi habis pakai, serta perlengkapan lain yang diharapkan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Prasarana disetiap satuan pendidikan mencakup lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, daerah berolahraga, daerah beribadah, daerah bermain, daerah berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diharapkan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Dalam Permendiknas Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di Kabupaten/Kota, terdapat 13 indikator pemenuhan SPM yang merupakan tanggung jawab sekolah/madrasah, dan 14 indikator pemenuhan SPM yang merupakan tanggung jawab kabupaten/kota, yang didalamnya dijelaskan juga perihal kemudahan atau sarana yang harus dimiliki oleh setiap satuan pendidikan, yaitu :

E.     Proyeksi kebutuhan biaya pendidikan
Biaya yaitu uang yang dikeluarkan untuk mengadakan ( mendirikan, melakukan, dsb ) sesuatu; ongkos; belanja; pengeluaran ( KBB : 2005 ).Untuk memperkirakan kebutuhan biaya pendidikan di masa depan, kita harus memakai data pembiayaan pendidikan yang ada di masa kemudian dan masa sekarang.
Dalam PP No. 19 tahun 2005 perihal Standar Nasional Pendidikan ( SNP ) dijelaskan bahwa standar pembiayaan yaitu standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahunberdasarkan permendiknas no. 69 tahun 2009. Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal.
Dapat dilakukan dengan formula sebagai berikut :

Cy=(P x R x (s+c))/(S/T)

Keterangan :
C : Pembiayaan rutin pada jenjang pendidikan tertentu untuk tahun tertentu
P : Junlah penduduk usia jenjang pendidikan tertentudan tahun y
R : Rasio bernafsu siswa ( angka partisipasi bernafsu ) pada jenjang pendidikan tertentu
s : rata – rata honor guru pada jenjanng pendidikan tertentu
c: rata – rata jumlah biaya rutin nongaji yang dihabiskan per guru pada jenjang pendidikan tertentu
S/T : rasio siswa / guru pada jenjang pendidikan tertentu
F.     Proyeksi biaya pembanguna gedung sekolah
Dalam melaksanakan pengolahan estimasi atau asumsi jumlah biaya yang diharapkan untuk membangun satu unit ruang kelas ditemukan bahwa perencanaan dilakukukan oleh tim dari dinas pendidikan pecahan sarana dan prasarana pendidikan dengan memakai estimasi dari harga satuan dari harga konstruksi, harga pekeja konstruksi, biaya umum dan laba pihak ketiga sebesar 10% yang kemudian di breakdown menjadi harga asumsi Sendiri.
Estimasi berdasarkan Harga Perkiraan sendiri. Jumlah biaya dalam membangun satu unit RKB untuk ruang kelas SD memakai Standar Nasional Pendidikan yang didalamnya terdapat spesifikasi mencakup luas bangunan minimal yang dihitung berdasarkan luas persiswa 2 meter dikalikan 28 siswa atau 64 meter persegi yaitu sebesar Rp 150.000.000,00 (BDP.W.I) dan untuk menghitung jumla biaya rehab ruang kelas rusak berat yaitu Dalam menghitung estimasi ruang kelas gres dan rehabilitasi ruang kelas berat, selain memakai perhitungan biaya berdasarkan HPs juga dihitung berdasarkan harga satuan biaya konstruksi yaitu sebesar Rp.1.867.983/ atau biaya konstruksi per unit sebesar Rp 119.500.912unit RKB. Perhitungan ini dipakai untuk pembiayaan dibayarkan oleh pemerintah sentra berdasarkan Dana alokasi khusus atau yang (DAK) tahun anggaran 2015 Berdasarkan pada perhitungan biaya harga satuan Chasat) PU, maka sanggup kita hitung jumlah anggaran biaya pembangunan RKB dan rehabilitasi rusak berat  berdasarkan persamaan:
BR = (BKR x Hasat PU x JRK) + Perabot
Keterangan :
BR = biaya ruang kelas
BKR = Bobot Kerusakan ruang kelas berat sebesar 65%
Hasat PU = harga Satuan dari dinas PU sebesar Rp. 119.550.912/unit
JRK = jumlah unit ruang kelas
Perabot = perabot atau mebeuler. Hasat PU yaitu harga satuan bangunan






















Daftar Pustaka

Adioetomo, S. M. & Samosir, O. B. (2010). Dasar-Dasar Demografi. Jakarta: Salemba Empat.
Anonim. (2015). Komposisi Penduduk. [Online]. Diakses dari aciknadzirah.blogspot.com/search?q=komposisi-penduduk  20 Februari 2017
Badan Pusat Statistika. (2013). Proyeksi Penduduk Indonesia 2010 – 2035. Diakses dari aciknadzirah.blogspot.com/search?q=komposisi-penduduk 15 Februari 2017
Chau,Ta Ngoc. 1984. Aspek – Aspek Demografik Perencanaan Pendidikan. Jakarta : Bhratara Karya Aksara
Davis, Russels G (1980a). Planning Education for Development Volume I. Massachutes: Center For Studies in Education and Development Harvard Graduate School of Education.

Mantra, I. B. (2013). Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Sumber http://samplingkuliah.blogspot.com