Friday, September 29, 2017

√ Asuhan Gizi Pada Pasien Appendisitis

1. Pengertian

metode pemecahan duduk masalah gizi pada pasien appendisitis yang sistematis dimana nutrisionis / dietisien berfikir kritis dalam menciptakan keputusan untuk menangani duduk masalah gizi pada pasien apendisitis sehingga aman, efektif dan berkualitas.
Asuham Gizi


2. Anamnesis / Pengkajian
  • Melanjutkan hasil skrining perawat terkait resiko malnutrisi dan atau kondisi khusus
Antropometri
  • data berat badan, tinggi badan, indeks masa tubuh dan atau lingkar lengan atas
Biokimia
  • mengkaji data laboratorium terkait gizi ibarat Hb, Hematokrit, leukosit, dan lain - lain
Klinis / fisik
  • mengkaji data nyeri perut, mual, anoreksia
Riwayat makan
  • mengkaji riwayat alergi makanan, teladan kebiasaan makan, bentuk makanan, rata - rata asupan sebelum masuk rumah sakit (kualitatif dan kuantitatif)
Riwayat personal
  • mengkaji riwayat sosial ekonomi, budaya, riwayat penyakit dikala ini, riwayat penyakit dahulu dan penyakit keluarga, riwayat penggunaan tambahan makanan, status kesehatan mental serta status kognitif.

3. Diagnosis Gizi (masalah gizi)
  • Prediksi sub optimal asupan energi berkaitan rencana tindakan bedah / operasi ditandai dengan asupan energi lebih rendah dari kebutuhan (NI -1.4)

4. Intervensi Gizi (terapi gizi)

Tujuan :
  1. Memberikan kebutuhan dasar 
  2. mengganti kehilangan protein, zat besi dan zat gizi lainnya
  3. memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan
Preskripsi diet
  • kebutuhan enrgi 40 - 45 kkal / kgBB pada pasien dengan status gizi baik sesuai dengan kebutuhan energi normal ditambah faktor stress sebesar 15% dari metabolisme basal.
  • protein 1,5 -2,0 gr/kgBB (bagi pasien dengan status gizi kurang) sedangkan dengan status gizi baik atau kegemukan diberikan protein normal 0,8 - 1,0 gr/kgBB (pra bedah)
  • selama pemulihan kondisi diberikan diet tinggi energi tinggi protein 
  • leak 15 - 25% dari enrgi total
  • karbohidrat cukup, sisa dari protein dan lemak untuk menghindari hipermetabolisme
  • cukup vitamin dan mineral
  • diberikan sedikit demi sedikit sesuai dengan kemampuan dan kondisi pasien mulai dari diet kuliner cair jernih 30ml/jam bisa dikombinasikan dengan kuliner parenteral, diet kuliner cair kental lunak.
  • makanan gampang cerna, porsi kecil dan sering
  • pemberian energi dan protein sedikit demi sedikit diadaptasi dengan kemampuan mengkonsumsi
  • cukup cairan
  • bentuk kuliner mulai cair atau sesuai daya terima, bubur susu, bubur saring, biskuit susu, kuliner lunak hingga kuliner biasa.
  •  jalur kuliner (oral /enteral) sesuai kondisi klinis dan kemampuan mengkonsumsi.
Implementasi
  • pelaksanaan pelayanan makan sesuai dengan preskripsi diet dengan bentuk cair/saring/lunak/biasa.
edukasi (konseling gizi)
  • pemberian edukasi da konseling gizi kepada pasien, keluarga dan penunggu pasien (care giver)

Koordinasi dengan tim kesehatan lainnya 
  • koordinasi pelayanan gizi dengan tenaga kesehatan lain ialah dengan dokter, perawat, farmasis, dan tenaga kesehatan lain terkait asuhan pasien

5. Monitoring dan Evaluasi
  • mengevaluasi respon pasien terhadap intervensi ialah monitor hasil faktual maupun negatif dari 
  1. satus gizi berdaasarkan antropometri
  2. hasil biokimia terkait gizi
  3. fisik klinis terkait gizi, demam, tidak nafsu makan, mual
  4. asupan makanan

6. Re Assestment (Kontrol kembali)
  • melihat kembali kondisi pasien sesudah kunjungan awal jikalau diperlukan. jikalau ada duduk masalah gizi dianjurkan kontrol kembali / reassesment ke poli rawat jalan.

7. Indikator / Outcome
  1. asupan kuliner >80% dari kebutuhan
  2. status gizi optimal
  3. tidak ada mual, anoreksia
  4. peningkatan pengetahuan gizi seimbang.

Daftar pustaka
  • pedoman Diet Edisi 3 Tahun 2006. Asosiasi Dietisien Indonesia (AsDI). persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI)
  • Pocket Guide For International Dietetic & Nutrition Terminology (IDNT) Reference Manual 2013.
  • International Dietetic & Nutrition Terminology (IDNT) Reference Manual. Standardize Language For The Nutrition Care Process Fourth Edition. Academy of Nutrition and Dietetics 2013.

Sumber http://bangsalsehat.blogspot.com