askep merupakan serangkaian tindakan atau asuhan yang akan diberikan perawat kepada seseorang atau kelompok yang sedang mengalami problem atau penyakit tertentu, yang bertujuan sanggup meringankan problem tersebut. seorang perawat tidak terlepas dari yang namanya askep. mulai dari masa kuliah hingga sesudah kerja pun akan tetap dikaitkan dengan yang namanya askep.
nah bertujuan membantu sobat - sobat sejawat disini kami coba membagikan asuhan keperawatan atau askep hipertensi. bagi yang membutuhkan silahkan dibaca dan did0wnl0ad pada link yang telah kami sediakan.
I.PENGERTIAN
Hipertensi sanggup didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg.( Smith Tom, 1995 ) Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg ( Kodim Nasrin, 2003 ). Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104 mmHg, hipertensi sedang kalau tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini menurut peningkatan tekanan diastolic lantaran dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik ( Smith Tom, 1995 ).
II.PENYEBAB / ETIOLOGI
Hipertensi menurut penyebabnya sanggup dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu : ( Lany Gunawan, 2001 )
- Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya
- Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.
Hiperrtensi primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita hipertensi, sedangkan 10 % sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan niscaya penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa factor yang sering menimbulkan terjadinya hipertensi. Factor tersebut ialah sebagai berikut :
a.Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mendapat hipertensi kalau orang tuanya ialah penderita hipertensi
b.Ciri perseorangan
Cirri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi ialah umur ( kalau umur bertambah maka TD meningkat ), jenis kelamin ( pria lebih tinggi dari wanita ) dan ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )
c.Kebiasaan hidup Kebiasaan hidup yang sering menimbulkan timbulnya hipertensi ialah konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr ), kegemukan atau makan berlebihan, stress dan efek lain contohnya merokok, minum alcohol, minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )
III. PATOFISIOLOGI
Pengetahuan patofisiologis hipertensi essensial hingga kini terus berkembang, lantaran belum terdapat balasan yang memuaskan yang mengambarkan terjadinya peningkatan tekanan darah. Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung dan tahanan perifer. Beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan TD pada hipertensi essensial yaitu faktor genetik, kegiatan tonus simpatis, faktor hemodinamik, metabolisme Na dalam ginjal, gangguan mekanisme pompa sodium Na (sodium pump) dan faktor renin, angiotensis, aldosteron.
Patofisiologi di sini lebih mengacu pada penyebabnya.
- Faktor genetik, dibuktikan dengan banyak dijumpai pada penderita kembar monozigot apabila salah satunya menderita hipertensi.
- Peningkatan kegiatan tonus simpatis, pada tahap awal hipertensi curah jantung meningkat, tahanan perifer normal, pada tahap selanjutnya curah jantung normal, tahanan perifer meningkat dan terjadilah refleks autoregulasi yaitu mekanisme tubuh untuk mempertahankan keadaan hemodinamik yang normal.
- Pergeseran cairan kapiler antara sirkulasi dan intestinal dikontrol oleh hormon menyerupai angiotensin (vasopresin) termasuk sistem kontrol yang bereaksi cepat, sedangkan sistem kontrol yang mempertahankan TD jangka panjang diatur oleh cairan tubuh yang melibatkan ginjal.
- Pengaruh asupan garam terjadi melalui peningkatan volume plasma, curah jantung dan TD, keadaan ini akan diikuti oleh peningkatan ekskresi kelebihan garam sehingga kembali ke keadaan hemodinamik yang normal.
- Sistem renin, angiotensin dan aldosteron. Renin distimulasi oleh saraf simpatis yang berperan pada proses konversi angiotensin I menjadi angiotensin II yang berefek vasokontriksi. Dengan angiotensin II sekresi aldosteron akan meningkat dan menimbulkan retensi Na dan air.
Fathway hipertensi |
IV.TANDA DAN GEJALA
Tanda dan tanda-tanda pada hipertensi dibedakan menjadi : ( Edward K Chung, 1995 )
- Tidak ada gejala, Tidak ada tanda-tanda yang spesifik yang sanggup dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa kalau tekanan arteri tidak terukur.
- Gejala yang lazim, Sering dikatakan bahwa tanda-tanda terlazim yang menyertai hipertensi mencakup nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan tanda-tanda terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
V.PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai terapi bertujuan memilih adanya kerusakan organ dan faktor resiko lain atau mencari penyebab hipertensi.
- Riwayat dan investigasi fisik secara menyeluruh
- Pemeriksaan retina
- Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ menyerupai ginjal dan jantung
- EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri
- Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa
- Pemeriksaan : renogram, pielogram intravena arteriogram renal, investigasi fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urin.
- Foto dada dan CT scan
VII.PENATALAKSANAAN
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akhir komplikasi kardiovaskuler yang berafiliasi dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi mencakup :
1. Terapi tanpa Obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini mencakup :
- Diet Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi ialah :
a). Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
b). Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
c). Penurunan berat badan
d). Penurunan asupan etanol
e). Menghentikan merokok
f). Diet tinggi kalium
- Latihan Fisik Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk penderita hipertensi ialah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu :
a). Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis menyerupai lari, jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain
b). Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Denyut nadi maksimal sanggup ditentukan dengan rumus 220 – umur
c). Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan
d). Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu
- Edukasi Psikologis Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi mencakup :
a). Tehnik Biofeedback Biofeedback ialah suatu tehnik yang digunakan untuk memperlihatkan pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal. Penerapan biofeedback terutama digunakan untuk mengatasi gangguan somatik menyerupai nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis menyerupai kecemasan dan ketegangan.
b). Tehnik relaksasi Relaksasi ialah suatu mekanisme atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk sanggup mencar ilmu menciptakan otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
- Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan ) Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien ihwal penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien sanggup mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
2.Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akhir hipertensi semoga penderita sanggup bertambah kuat
(1). Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita. Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi ( JOINT NATIONAL COMMITTEE ON DETECTION, EVALUATION AND TREATMENT OF HIGH BLOOD PRESSURE, USA, 1988 ) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE sanggup digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita
(2). Pengobatannya mencakup :
a.Step 1: Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor
b.Step 2: Alternatif yang sanggup diberikan
- Dosis obat pertama dinaikan
- Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama
- Ditambah obat ke –2 jenis lain, sanggup berupa diuretika , beta blocker, Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator
c.Step 3: alternatif yang sanggup ditempuh
- Obat ke-2 diganti
- Ditambah obat ke-3 jenis lain
d.Step 4: alternatif pemberian obatnya
- Ditambah obat ke-3 dan ke-4
- Re-evaluasi dan konsultasi
3.Follow Up untuk mempertahankan terapi Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan ( perawat, dokter ) dengan cara pemberian pendidikan kesehatan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam interaksi pasien dengan petugas kesehatan ialah sebagai berikut :
- Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil pengukuran tekanan darahnya
- Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai tekanan darahnya
- Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak sanggup sembuh, namun sanggup dikendalikan untuk sanggup menurunkan morbiditas dan mortilitas
- Yakinkan penderita bahwa penderita tidak sanggup menyampaikan tingginya tekanan darah atas dasar apa yang dirasakannya, tekanan darah hanya sanggup diketahui dengan mengukur menggunakan alat tensimeter
- Penderita dihentikan menghentikan obat tanpa didiskusikan lebih dahulu
- Sedapat mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara hidup penderita
- Ikutsertakan keluarga penderita dalam proses terapi
- Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita atau keluarga sanggup mengukur tekanan darahnya di rumah
- Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal 1 x sehari atau 2 x sehari
- Diskusikan dengan penderita ihwal obat-obat anti hipertensi, imbas samping dan masalah-masalah yang mungkin terjadi
- Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi takaran atau mengganti obat untuk mencapai imbas samping minimal dan efektifitas maksimal
- Usahakan biaya terapi seminimal mungkin
- Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih sering
- Hubungi segera penderita, bila tidak tiba pada waktu yang ditentukan.
Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka sangat diharapkan sekali pengetahuan dan perilaku pasien ihwal pemahaman dan pelaksanaan pengobatan hipertensi.
ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI
1.Pengkajian Dasar
pengkajian pasien mencakup :
a.Aktivitas atau istirahat
Kelemahan, letih, napas pendek, frekuensi jantung tinggi, takipnea, perubahan irama jantung.
b.Sirkulasi
Riwayat hipertensi, ateroslerosis, penyakit serebvaskuler, kenaikan tekanan darah, takikardi, distritmia, kulit pucat, cianosis, diaforesis.
c.Integritas ego
Perubahan kepribadian, ansietas, depresi atau murka kronik, gelisah, tangisan yang meledak, gerak tangan empati, otot muka tegang, pernafasan maligna, peningkatan contoh bicara.
d.Eliminasi
Gangguan ginjal dikala ini atau yang kemudian menyerupai infeksi, obstruksi atau riwayat penyakit ginjal.
e.Makanan atau cairan
Makanan yang disukai (tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterolk, mual dan muntah, perubahan berat badan, obsesitas, adanya edema.
f.Neurosensori
Pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan, perubahan keterjagaan, orientasi contoh atau isi bicara, proses pikir atau memori (ingatan), respon motorik (penurunan kekuatan gangguan tangan), perubahan retinal optik.
g.Nyeri atau ketidaknyamanan
Angina, nyeri hilang atau timbul pada tungkai atau klaudikasi, sakit kepala, nyeri abdomen.
h.Pernafasan
Dispnea, takipnea, ortopnea, dispnea noktural paroksisimal, riwayat merokok, batuk dengan atamu tanpa sputum, distress respirasi atau penggunaan otot pelengkap pernafasan, suara nafas tambahan, cianosis.
Prioritas perawatan :
- Mempertahankan atau meningkatkan fungsi kardiovaskuler.
- Mencegah komplikasi.
- Memberikan informasi ihwal proses atau prognosos dan acara pengobatan.
- Mendukung kontrol aktif terhadap kondisi.
2.Diagnosa Keperawatan untuk hipertensi
- Gangguan rasa nyaman nyeri atau sakit kepala berafiliasi dengan peningkatan tekanan vaskular serebral.
- Intoleransi kegiatan sehubungan dengan kelemahan fisik.
- Gangguan perubahan contoh nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berafiliasi dengan masukan berlebihan kebutuhan metabolik.
- Resiko tinggi terhadap penurunan jantung sehubungan dengan peningkatan afterload vasokontriksi.
3.Perencanaan / intervensi asuhan keperawatan hipertensi
a.Dx 1. Gangguan rasa nyaman, nyeri atau sakit kepala berafiliasi dengan peningkatan tekanan vaskular serebral.
Kriteria hasil:
- pasien akan melaporkan nyeri hilang atau terkontrol
- pasien akan mengungkapkan metode yang memperlihatkan pengurangan
- pasien akan mengikuti regimen farmakologi yang diresepkan
Intervensi :
1. Mempertahankan tirah baring selama fase akut.
Rasional:meminimalkan stimulasi atau meningkatkan relaksasi.
2.Memberi tindakan non farmakologis untuk menghilangkan sakit kepala (kompres dingin, tehnik relaksasi)
Rasional:tindakan yang menurunkan tekanan vaskular serebral dan yang memperlambat respon simpatis efektif menghilangkan sakit kepala dan komplikasinya.
3.Meminimalkan kegiatan vasokontriksi yang meningkatkan sakit kepala (mengejan dikala BAB, batuk dan membungkuk)
Rasional:aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi menimbulkan sakit kepala pada adanya peningkatan tekanan vaskular serebral.
4.Kolaborasi dokter dengan pemberian analgesik
Rasional:menurunkan atau mengontrol nyeri dan menurunkan rangsang sistem saraf simpatis.
b.Dx 2. Intoleransi kegiatan sehubungan dengan kelemahan fisik
Kriteria hasil:
- pasien akan berpartisipasi dalam kegiatan yang diinginkan
- pasien akan melaporkan peningkatan toleransi kegiatan yang sanggup diukur
- Pasien akan menuju penurunan tanda-tanda intoleransi fisiologi
Intervensi :
1.Kaji respon pasien terhadap aktivitas
Rasional:menyebutkan parameter membantu mengkaji respon fisiologi terhadap stress kegiatan dan bila ada merupakan indikator dari kelebihan kerja yang berkaitan dengan tingkat aktivitas.
2.Instruksikan pasien ihwal tehnik penghematan energi (duduk dikala gosok gigi, atau menyisir rambut) dan melaksanakan kegiatan perlahan.
Rasional:membantu antara suplai dan kebutuhan O2 3.Dorong untuk beraktivitas atau melaksanakan perawatan diri bertahap.
Rasional:kemajuan kegiatan mencegah peningkatan kerja jantung tiba-tiba.
c.Dx 3. Gangguan contoh nutrisi sehubungan dengan lebih dari kebutuhan tubuh berafiliasi dengan masukan berlebihan kebutuhan metabolik.
Kriteria hasil:
- pasien akan mengidentifikasi hubungan hipertensi dan kegemukan
- pasien akan memperlihatkan perubahan contoh makan
- pasien akan melaksanakan olahraga yang sempurna rasional
Intervensi :
1.Kaji pemahaman pasien ihwal hubungan antara hipertensi dengan kegemukan
Rasional :kegemukan ialah resiko tekanan darah tinggi lantaran disproporsi antara kapasitas norta dan peningkatan curah jantung berkaitan bersahabat dengan peningkatan massa tubuh.
2.Bicara ihwal pentingnya menurunkan masukan kalori dan batasi lemak, garam, gula sesuai indikasi.
Rasional:kesalahan kebiasaan makan menunjang terjadinya ateroskerosis dan kegemukan merupakan predisposisi untuk hipertensi dan komplikasinya.
3.Tetapkan cita-cita pasien untuk menurunkan berat badan.
Rasional:motivasi untuk penurunan berat tubuh ialah intern individu harus berkeinginan untuk menurunkan berat tubuh semoga acara berhasil.
4.Kaji ulang masukan kalori harian dan pilihan diet
Rasional:mengidentifikasi kekuatan atau kelemahan dalam acara diit terakhir, membantu memilih kebutuhan individu untuk pembiasaan atau penyuluhan.
5.Kolaborasi dengan andal gizi sesuai indikasi
Rasional:memberikan konseling dan santunan dengan memenuhi kebutuhan diet individual.
d.Dx 4. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung sehubungan dengan peningkatan afterload vasokontriksi
Kriteria hasil:
- pasien berpartisipasi dalam kegiatan yang menurunkan beban yang sanggup diterima.
- pasien memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil dalam rengtang normal.
Intervensi :
1.Pantau tekanan darah untuk penilaian awal
Rasional :perbandingan tekanan memperlihatkan citra ihwal keterlibatan atau bidang problem vaskular.
2.Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer
Rasional:denyut karoitis, jugularis, radialis dan femoralis dap terpalpasi sedangkan denyut tungkai mungkin menurun.
3.Akultasi tonus jantung dan suara nafas
Rasional :S4 terdengar pada pasien hipertensi berat lantaran ada hipertropi atrium (peningkatan volume atau tekanan atrium) perkembangan S3 memperlihatkan hipertropi ventrikel dan kerusakan fungsi.
4.Catat edema umum atau tertentu
Rasional:mengindikasikan gagal jantung, kerusakan ginjal atau vaskular.
5.Berikan lingkungan yang tenang, nyaman, kurangi kegiatan atau keributan dan batasi jumlah pengunjung dan lamanya tinggal.
Rasional:membantu menurunkan rangsang simpatis dan meningkatkan relaksasi.
Intervensi kemudian diimplementasikan kepada pasien hipertensi. kemudian dievaluasi dengan terpola guna mendapat hasil yang telah dicapai selama intervensi askep hipertensi dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA