Wednesday, September 6, 2017

√ Letusan Gunung St. Helens, Janjkematian Dan Kehancuran Dahsyat!

Pada 18 Mei 1980 sempurna jam 08.32 pagi waktu setempat, sebuah gempa bumi dengan kekuatan 5,1 menghantam tempat utara Gunung St. Helens di salah satu Negara Bagian AS, Washington, menghasilkan salah satu tanah longsor terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah letusan gunung berapi. Sisi utara gunung berapi tiba-tiba runtuh, menghasilkan ledakan lateral yang terdengar dari ratusan mil jauhnya.

Letusan terjadi sekitar 1.300 kaki dari ujung gunung berapi dan mengirimkan gelombang kejut, serta pedoman piroklastik di seluruh wilayah sekitarnya. Itu meratakan hutan, mencairkan es dan salju, dan menghasilkan tanah longsor besar.

Kematian dan Kehancuran Akibat Letusan Gunung St. Helens

Letusan gunung berapi menewaskan sekitar 57 orang, dan beberapa ratus mil persegi pribadi terbentuk menyerupai gurun. Kerusakan itu menyebabkan kerugian besar yang diperkirakan mencapai $ 1,1 miliar. Ribuan binatang tewas dalam ledakan itu. Selain itu, orang-orang di zona kondusif menyaksikan awan bubuk besar yang terlempar ke atas, bersama dengan ledakan puing-puing vulkanik menyebabkan kehancuran bagi banyak orang dalam radius 19 mil dari gunung berapi.

Erupsi gunung berapi Gunung St. Helen ialah yang paling mematikan dan paling merusak dalam sejarah AS. Properti yang hancur ialah 200 rumah, 15 mil rel kereta api, 185 mil jalan raya, dan 47 buah jembatan. Dua orang lagi meninggal secara tidak pribadi dari kecelakaan yang terjadi lantaran visibilitas (jarak pandang) yang buruk, dan dua lagi menderita serangan jantung fatal yang disebabkan oleh bubuk vulkanik.

Dampak Letusan Gunung St. Helens

Abu dari gunung berapi St. Helens menyumbat sebagian besar sistem drainase, membuat problem dengan sistem pengolahan air, dan menghancurkan banyak bangunan serta mobil. Selama jatuhnya abu, visibilitas berkurang secara signifikan, membuat jalan raya dan jalan banyak tertutup Abu. Perjalanan udara juga terganggu selama dua ahad lantaran banyaknya bubuk di bandara Washington timur. Material berbutir halus (debu vulkanik) dan pasir juga menyebabkan problem pada mesin pesawat, peralatan mekanik dan listrik lainnya.

Selain itu, bubuk halus juga menyebabkan korsleting pada transformator listrik, yang pada gilirannya menyebabkan pemadaman listrik. Menghilangkan bubuk membutuhkan waktu lantaran diperkirakan jumlahnya mencapai 900.000 ton. Beberapa ahad sehabis letusan, terjadi tingkat pengangguran yang tinggi di sekitar wilayah Gunung St, Helens meskipun hanya sebagian kecil orang meninggalkan tempat itu lantaran kehilangan pekerjaan.

Beberapa bulan sehabis letusan, banyak orang dilaporkan mengalami problem emosional dan stres, yang menyebabkan pemerintah menyediakan acara konseling psikologis. Letusan tersebut mengganggu pariwisata yang populer di negara kepingan Washington ketika itu.

Letusan St. Helens dan Efeknya pada Penelitian Gunung Berapi Saat Ini

Sejak letusan St Helens, andal vulkanologi telah berguru banyak. Sebelum letusan Gunung St. Helens pada 1980, para ilmuwan sebelumnya tidak pernah menyaksikan ledakan tanah longsor dan ledakan lateral. Pada tahun 1956, terjadi letusan dan ledakan serupa di gunung berapi Bezymianny di Kamchatka di Rusia. Hanya saja, tidak ada kamera untuk menangkap dan mendokumentasikan kegiatan tersebut. Akan tetapi, sehabis meletusnya Gunung St. Helen, letusan Bezymianny sepenuhnya sanggup dipahami.

Letusan gunung berapi serupa yang dikenal sebagai runtuhan sektoral telah diidentifikasi di lebih dari 200 gunung berapi di aneka macam negara di dunia. Studi mendalam perihal keruntuhan sektoral, pedoman lumpur besar, dan ledakan lateral di gunung St. Helens telah membantu ilmuwan dalam menilai kembali ancaman vulkanik di aneka macam wilayah AS, bahkan di seluruh dunia. Penelitian ini juga telah membantu mempersiapkan masyarakat yang tinggal di sekitar zona vulkanik untuk kemungkinan erupsi di masa akan datang.

Penelitian menawarkan bahwa letusan gunung berapi sanggup diprediksi secara akurat, dan pertumbuhan kubah lava di kawah yang terbentuk di St Helens telah menjadi laboratorium alami yang ideal yang memungkinkan percobaan berulang pada prosedur letusan. Hasil penelitian sebelumnya di gunung St Helen ini digunakan untuk memprediksi 14 letusan yang terjadi setelahnya (1980 dan 1986) secara akurat dalam beberapa hari sebelum letusan.
Sumber http://www.geologinesia.com