Friday, September 22, 2017

√ Potensi Diri Untuk Berprestasi

Potensi diri untuk berprestasi – Sejatinya insan itu tidak ada yang kolot melainkan yang ada hanyalah insan yang belum menemukan atau menyadari talenta dan minatnya sendiri. Seperti yang telah kita bahas pada halaman “pentingnya prestasi diri bagi keunggulan bangsa” bahwa talenta seseorang inilah yang merupakan potensi diri yang dibekalkan oleh Allah semenjak insan dilahirkan. Dengan begitu kalimat “potensi diri untuk berprestasi” ini bisa dimaknai sebagai pencapaian prestasi sesuai talenta masing-masing individu.


Apakah berprestasi harus sesuai dengan potensi diri?


Sebenarnya insan yang berprestasi tidaklah harus sesuai dengan potensi dirinya namun perlu kita sadari bahwa seseorang yang mengasah atau melatih potensi dirinya sendiri mempunyai peluang sukses atau berprestasi yang lebih besar. Coba kita bayangkan, andaikata pemain sepak bola populer ibarat Leonel Messi atau Cristiano Ronaldo dipaksa untuk berprestasi dalam hal bernyanyi, bisakah mereka melakukannya?, mungkin mereka bisa bernyanyi namun mustahil bisa sehebat penyanyi yang benar-benar berbakat. Jika demikian, prestasi mereka di dunia tarik bunyi tak akan secemerlang prestasi mereka di dunia sepak bola.


Setiap individu akan terlahir di dunia ini dengan kemampuan dan potensi yang berbeda-beda sehingga sanggup mengisi kekurangan dan kelemahan satu sama lainnya. Inilah yang mengakibatkan insan itu kemudian bermetamorfosis makhluk sosial. Diperkirakan talenta seseorang itu 60% nya berasal dari turunan orang tuanya, selebihnya yaitu faktor lingkungan yang mempengaruhinya.


Meskipun membuatkan potensi diri untuk berprestasi itu relatif lebih gampang namun semua itu masih perlu usaha yang sangat keras, jatuh berdiri bahkan hidup prihatin. Relatif lebih gampang disini disebabkan lantaran seseorang yang sedang dalam proses membuatkan potensi dirinya sendiri, di dalam hatinya akan selalu merasa senang, serasa bermain bahkan ide-ide gres sanggup diperoleh dengan mudah. Misalnya bila seseorang berpotensi dalam bidang olah raga, bila disuruh mempelajari matematika atau fisika niscaya ia akan merasa tertekan, cepat bosan, begitu juga sebaliknya.


Seseorang yang berprestasi sangat dipengaruhi oleh kondisi psikologis dan acara orang tersebut. Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah akan menjadi modal dasar bagi seseorang yang ingin meraih prestasi. Seseorang yang beriman kepada Tuhan, dalam segala aktivitasnya atau hasil kerja kerasnya sepenuhnya akan diserahkan kepada Tuhan sehingga dikala ia menemui kegagalan ditengah jalan, maka ia tidak akan gampang mengalah ataupun frustasi. Dan bila ia sukses dan berprestasi, maka ia tidak akan pernah sombong dan berbangga diri.


Selain keimanan dan ketaqwaan, seseorang yang ingin berprestasi juga harus menjaga kesehatan jasmani dan rohani. Jasmani berarti ia harus menerapkan contoh hidup sehat sedangkan kesehatan rohani, contohnya menumbuhkan mental nyata yang kuat, tidak merasa gengsi dalam kebaikan dan menumbuhkan rasa percaya diri.


Bakat dan Kecerdasan


Sering kali kita menjumpai beberapa orang yang mempunyai talenta tertentu dan ada juga orang yang mempunyai kecerdasan di atas rata-rata. Apa perbedaan antara kedua hal ini? apakah saling berkaitan?. Untuk menjawab ini semua, Dewi (2009) dalam bukunya menuturkan bahwa berdasarkan Dr. Herminarto Sofyan, talenta dan kecerdasan seseorang merupakan dua hal yang berbeda namun saling berkaitan. Bakat merupakan kemampuan terhadap sesuatu dimana hal ini menempel dalam diri seseorang semenjak ia lahir dan terkait dengan dengan struktur otak. Sedangkan kecerdasan merupakan modal awal dari talenta tertentu tersebut.


Lebih lanjut, M.S Faridy (2009) dalam bukunya mengambarkan bahwa Dr. Howard Gardner yaknii seorang peneliti dari Harvard yang mencetuskan teori Multiple Intelligence mengajukan 8 jenis kecerdasan yang meliputi:


a. cerdas bahasa (cerdas dalam mengolah kata)


b. cerdas gambar (memiliki imajinasi tinggi)


c. cerdas musik (sangat peka terhadap bunyi dan irama)


d. cerdas badan (sangat terampil dalam mengolah badan dan gerak)


e. cerdas matematika dan budi (cerdas dalam sains dan berhitung)


f. cerdas sosial (kemampuan tinggi dalam membaca pikiran dan perasaan orang lain)


g. cerdas diri (menyadari kekuatan dan kelemahan diri)


h. cerdas alam (sangat peka terhadap alam sekitar)


Nah, dari rincian di atas kita jadi mengetahui bahwa membuatkan potensi diri untuk berprestasi merupakan hal yang sangat penting sekaligus menjadi cara yang paling mudah. Namun sebuah potensi, gres sanggup benar-benar maksimal bila telah melewati pengasahan atau pembinaan secara terus-menerus. Pelatihan ini merupakan pendidikan yang sanggup diberikan di lingkungan keluarga (terutama tugas orang tua/pengasuh), lingkungan masyarakat sekitar dan forum pendidikan (sekolah/universitas/bimbingan belajar).


[color-box]Anisty, Dewi.2009. PKn 3 : Kelas IX Sekolah Menengah Pertama dan MTs. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

Faridy, MS.2009. Pendidikan Kewarganegaraan. Pekanbaru: PT. Sutra Benta Perkasa.[/color-box]



Sumber https://www.siswapedia.com