Untuk membantu Para sobat sejawat (perawat) yang lagi membutuhkan materi askep glaukoma untuk kiprah akademik ataupun kiprah dari Rumah Sakit dibawah ini kami bagikan. Silahkan di d0wnl0ad bagi sobat yang membutuhkan askep glaukoma. untuk mend0wnl0ad silahkan klik Disini
I. PENGERTIAN
Glaukoma ialah suatu penyakit yang memperlihatkan citra klinik berupa peninggian tekanan bola mata, penggaungan papil saraf optik dengan defek lapang pandangan mata. (Sidarta Ilyas,2000).
Galukoma ialah sekelompok kelainan mata yang ditandai dengan peningkatan tekanan intraokuler. ( Long Barbara, 2000)
Glaukoma : nama penyakit yg diberikan untuk sekumpulan penyakit mata dimana terjadi kerusakan syaraf mata (N. Optikus) yang terletak dibelakang mata & menjadikan penurunan penglihatan perifer dan berakhir dengan kebutaan.
Glaukoma ialah kondisi kerusakan saraf optik mata yang sanggup mengakibatkan kebutaan. Penyebab glaukoma tidak selalu disebabkan oleh tingginya tekanan intra okuler mata, tapi sanggup disebabkan oleh lantaran beberapa kondisi.
II. PENYEBAB
Penyakit yang ditandai dengan peninggian tekanan intraokuler ini disebabkan oleh :
- Bertambahnya produksi cairan mata oleh tubuh ciliary
- Berkurangnya pengeluaran cairan mata di tempat sudut bilik mata atau di celah pupil
TIO normal 15-20 mmHg.
Tekanan > 21 mmHg sudah harus diikuti teliti
TIO dipertahankan lantaran adanya dinamika akuos humor dalam mata. Gangguan dari dinamika ini akan menjadikan TIO naik/ tinggi, terjadi glaukoma
Penyebab Glaukoma
Glaukoma disebabkan peningkatan tahanan aliran keluar humor aqueous melalui jaring-jaring trabekuler, kanalis schlemm, dan sistem vena episkleral. Pori-pori trabekula sanggup tersumbat oleh setiap jenis debris, darah, pus, atau materi lainnya.
III. TANDA DAN GEJALA
Jenis glaukoma yang paling umum yaitu glaukoma primer sudut terbuka dan glaukoma akut sudut tertutup mempunyai tanda-tanda yang sama sekali berbeda.
Tanda – tanda dan tanda-tanda glaukoma primer sudut terbuka termasuk :
Kehilangan penglihatan perifer secara bertahap, biasanya pada kedua mata
Tanda – tanda dan tanda-tanda glaukoma akut sudut tertutup termasuk :
- Mata sakit parah
- Mual dan muntah (yang menyertai sakit mata parah
- Tiba-tiba gangguan visual terutama pada tempat yang kurang cahaya
- Penglihatan kabur
- Mata memerah
Tanda dan gejala
Glukoma sudut terbuka tidak membuktikan tanda-tanda hingga pada perjalanan penyakit yang sudah lanjut. Awitannya insidius, progresif lambat, dan kehilangan lapang pandang perifer kecil tidak dirasakan. Ketika kehilangan lapang pandang menjadi lebih terang bagi pasien, kerusakan ireversibel, ekstensi saraf optikus biasanya sudah terjadi.
Gejala glukoma sudut tertutup mencakup nyeri, pandangan halo (melihat halo disekitar benda), pandangan kabur, mata merah, dan perubahah bentuk mata. Nyeri okuler mungin disebabkan oleh peningkatan TIO cepat, implamasi atau tanggapan imbas samping yang ditimbulkan oleh obat (misalnya spasme otot silier). Nyeri okuler berat sanggup disertai mual, muntah, berkeringat, atau bradikardia. Mata merah mungkin berafiliasi dengan iritis akut, reaksi obat, glukoma neovaskuler, hivema, perdarahan subkonjungtia atau tekanan vena episkleral yang meningkat. Edema kornea tanggapan peningkata TIO dan dekompesasi epitel kornea sanggup mengakibatakn pandangan halo. Pandangan kabur episodik juga sering dijumpai. Beberapa pasien merasa ada perubahan penampilan mata, termasuk kornea memburam, pergeseran okuler, dan perubahan posisi, ukuran atau bentuk pupil.
IV. PATOFISIOLOGI
- Mengukur tekanan intraokular. Tonometer ialah alat sederhana yang dipakai untuk mengukur tekanan intraokular tanpa rasa sakit, setelah memakai tetes mata anastesi. Tes ini merupakan tes penyaringan awal untuk glaukoma.
- Uji kerusakan saraf optik. Untuk mengusut serat dalam saraf optik mata maka seorang dokter mata akan memakai instrumen untuk melihat secara pribadi saraf optik belahan belakang mata.
- Hal ini sanggup mengungkapkan perubahan-perubahan kecil yang sanggup mengindikasikan awal dari glaukoma .
- Uji lapangan visual. Untuk mengusut apakah bidang visual mata telah dipengaruhi oleh glaukoma, dokter akan memakai tes khusus untuk mengevaluasi sisi pandangan mata (perifer).
- Mengukur ketebalan kornea (pachymetry). Menentukan ketebalan kornea masing-masing merupakan faktor penting dalam mendiagnosis glaukoma. Jika mempunyai kornea tebal maka tekanan baca mata akan lebih tinggi dari normal meskipun tidak mempunyai glaukoma. Demikian pula, orang dengan kornea tipis sanggup mempunyai tekanan baca yang normal dan masih mempunyai glaukoma.
- Tes lain. Untuk membedakan antara glaukoma sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup, mata dokter mata akan memakai teknik yang disebut gonioscopy di mana lensa khusus ditempatkan pada mata untuk mengusut sudut drainase. tes lain, tonography ialah sebuah alat yang sanggup mengukur seberapa cepat cairan mengalir dari mata.
VI. PATHWAY (POHON MASALAH)
Pathway Glucoma |
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Didapatkan dengan cara investigasi khusus untuk glaucoma, yaitu :
1. Ketajaman penglihatan
Pada glaucoma sudut terbuka, kerusakan saraf dimulai dari tepi lapang pandang dan lambat laun meluas ketengah. Dengan demikian penglihatan sentral (fungsi macula) bertahan usang walaupun penglihatan perifer sudah tidak ada, sehingga penderita seakan-akan melihat ibarat malalui teropong (tunnel vision) dan visusnya sanggup tetap 5/5.
2. Tonometri
Cara yang cermat ialah dengan memakai Tonometer Schiotz. Cara pemeriksannya ialah penderita berbaring tanpa bantal, kemudian matanya ditetesi pantocain 1-2% satu kali. Suruh pasien melihat ibu jarinya yang diacungkan didepan matanya dan letakkan tonometer di puncak kornea. Tekanan normalnya antara 10-20 mmHg atau 7/7,5-10,5/7,5.
3. Gonioskopi
Adalah suatu cara untuk menilai lebar sempitnya sudut bilik mata depan. Dengan demikian sanggup dibedakan glaucoma sudut terbuka atau sudut tertutup, juda sanggup dilihat apakah ada perlekatan iris belahan perifer.
4. Oftalmoskopi
Yang harus diperhatikan ialah papil, yang mengalami perubahan peggaungan dan degenerasi saraf optic. Harus diwaspadai adanya glaucoma apabila terdapat penggaungan >0,3 diameter papil (Cup and Disc Ratio), terutama bila diameter vertical lebih besar dari diameter horizontal.
5. Pemeriksaan lapangan pandang (kampimetri)
Dibedakan atas lapangan pandang sentral, seluas 30 derajat, diperiksa dengan layer hitam Byerrum, pada jarak 1 m dengan memakai obyek putih 1 mm (isopter 1/1000) atau pada jarak 2 m dengan obyek sebesar 2 mm (2/2000); dan lapang pandang perifer yang diukur dengan perimeter atau kampimeter pada jarak 330 mm dengan memakai obyek sebesar 3 mm (isopter 3/330). Pada glaucoma, kelainan lapang pandang disebabkan oleh kerusakan serabut saraf. Yang paling dini berupa skotoma relative atau absolute yang terletak pada 30 derajat sentral.
6. Pemeriksaan secara kasarnya ialah dengan tes konfrontasi dimana pada jarak 0,5 m, pasien dan pemeriksa saling berhadapan dan pemeriksa menggerakkan tangannya dari luar kedalam sedang mata pasien dan pemeriksa yang saling berhadapan ditutup sebelah. Pasien memperhatikan kapan gerak tangan mata itu mulai terlihat, dan diulangi hingga tercapai 360 derajat.pemeriksaan ini sanggup dikerjakan dengan catatan kampus pemeriksa harus normal.
7. Tes provokasi
Untuk glaucoma sudut terbuka, yang umum dilakukan ialah tes minum air (water drinking test) d imana pasien puasa 4 jam sebelum tes dan diukur TIO (Takanan Intra Okular)awal, kemudian pasien disuruh minum 1 liter air dalam waktu 5 menit. TIO diukur setiap 15 menit selama 1 jam, kemudian setiap 30 menit selama 1 jam. Bila TIO ↑ ³8 mmHg, provokasi (+) à glaucoma.
8. Untuk glaucoma sudut tertutup, yang umum dilakukan ialah tes kamar gelap (karena pupil akan midriasis dan pada sudut bilik mata yang sempit, ini akan mengakibatkan tertutupnya sudut bilik mata). Caranya ialah ukur TIO awal, kemudian pasien masuk kamar gelap selama 60-90 menit. Ukur segera TIO nya. Kenaikan ³8 mmHg, tes provokasi (+).
VI. PENATALAKSANAAN
1. Glaukoma sudut terbuka / simplek
a. Obat-obat miotik
Golongan kolinergik (pilokarpin 1-4 % 5 kali sehari) Karbakol 0,75 – 3 %.
Golongan antikolineoterase (demekarium bromid, humorsol 0,25 %) pilokarpin 0,25.
b. Obat-obta penghambat sekresi aqioshumor (adrenergik)
Timolol (tetes 0,25 dan 0,5 % 2 x sehari)
Epineprin 0,5 – 2 % 1-2 x sehari
c. Carbonican hidrase inhibitor
Asetazolamid (diamok 125-250 mg 4 x sehari
Diklorfenamid (metazolamid)
d. Trabekuloplatilaser dan iridektomi
e. Tindakan bedah trabekulektomi
2. Glaukoma sudut tertutup / akut
a. Bahan hiperosmotik
Gliserin (gliserol) p.o 1cc / kg BB. Dalam larutan 50 % air jeruk
Manitol 20 % IV. 1-2 gram / Kg BB diberikan 60 tetes / menit.
b. Miotikum pilokarpin 2-4 % 1 tts 3 x 5 menit kemudian 1 tts. 30 menit /2 jam. Selanjutnya 1 tts / jam hingga operasi.
c. Karbonikan hidrase inhibitor
Asetasolamit pribadi 500 mg / oral (2 tablet) kemudian tiap 4 jam 250 mg.
d. Operasi filtrasi
VI. ASUHAN KEPERAWATAN GLAUKOMA
1. PENGKAJIAN
Pengkajian data :
a. Aktivitas / Istirahat : Perubahan kegiatan biasanya / hobi sehubungan dengan gangguan penglihatan.
b. Makanan / Cairan : Mual, muntah (glaukoma akut)
c. Neurosensori : Gangguan penglihatan (kabur/tidak jelas), sinar terang mengakibatkan silau dengan kehilangan sedikit demi sedikit penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat/merasa di ruang gelap (katarak). Penglihatan berawan/kabur, tampak bulat cahaya/pelangi sekitar sinar, kehilangan penglihatan perifer, fotofobia(glaukoma akut). Perubahan kacamata/pengobatan tidak memperbaiki penglihatan.
Tanda :
Papil menyempit dan merah/mata keras dengan kornea berawan.
Peningkatan air mata.
d. Nyeri / Kenyamanan :
d. Nyeri / Kenyamanan :
Ketidaknyamanan ringan/mata lembap (glaukoma kronis)
Nyeri tiba-tiba/berat menetap atau tekanan pada dan sekitar mata, sakit kepala (glaukoma akut).
e. Penyuluhan / Pembelajaran
Riwayat keluarga glaukoma, DM, gangguan sistem vaskuler.
Riwayat stres, alergi, gangguan vasomotor (contoh: peningkatan tekanan vena)
ketidakseimbangan endokrin.
ketidakseimbangan endokrin.
Terpajan pada radiasi, steroid/toksisitas fenotiazin.
Pemeriksaan Diagnostik :
- kartu mata snellen/mesin telebinokular (tes ketajaman penglihatan dan sentral penglihatan) : mungkin terganggu dengan kerusakan kornea, lensa, aquoas atau vitreus humor, kesalahan refraksi, atau penyakit syaraf penglihatan keretina atau jalan optik
- lapang penglihatan : penurunan mungkin disebabkan CSV, massa tumor pada hipofisis/otak, karotis atau patologi arteru serebral atau glaukoma
- pengukuran tonografi : mengkaji intraokler (TIO) (normal 12-25 mmgh)
- pegukuran genioskopi : membantu membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup galukoma
- tes profokatif : dipakai dalam memilih tipe glaukoma jikalau tio normal atau hanya meningkat ringan
- pemeriksaan oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okueler, mencatat atrofi lemeng optik, papiledema, perdarahan retina, dan mikroaneurism
- darah lengkap, led : menungjukkan anemia sistemik / infeksi
- EKG, kolesterol serum dan investigasi lipid : memastikan aterosklerosisi. PAK
- te toleransi glukosa : memilih adanya DM
2. ANALISA DATA
3. DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN PASIEN GLAUKOMA
1) Nyeri akut berafiliasi dengan : Peningkatan tekanan intra okuler (TIO) yang ditandai dengan mual dan muntah.
2) Ansietas b.d faktor fisilogis, perubahan status kesehatan, adanya nyeri, kemungkinan/ kenyataan kehilangan penglihatan ditandai dengan ketakutan, ragu-ragu, menyatakan problem perihal perubahan kejadian hidup.
3) Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan pengobatan b.d kurang terpajan/tak mengenal sumber, kurang mengingat, salah interpretasi, ditandai dengan ; pertanyaan, pernyataan salah persepsi, tak akurat mengikuti instruksi, terjadi komplikasi yang sanggup dicegah.
4) Nyeri b/d peningkatan tekanan intra okuler (TIO) yang ditandai dengan mual dan muntah.
5) Resiko cedera b/d penurunan lapangan pandang
4. RENCANA KEPERAWATAN / INTERVENSI GLAUKOMA BERDASARKAN NANDA NIC NOC
No | Diagnosa Keperawatan | Rencana keperawatan | |
Tujuan / Kriteria | Intervensi | ||
1. | Nyeri akut berafiliasi dengan : Peningkatan tekanan intra okuler (TIO) yang ditandai dengan mual dan muntah. DS: - Laporan secara verbal DO: - Posisi untuk menahan nyeri - Tingkah laris berhati-hati - Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, sulit atau gerakan kacau, menyeringai) - Terfokus pada diri sendiri - Fokus menyempit (penurunan persepsi waktu, kerusakan proses berpikir, penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan) - Tingkah laris distraksi, pola : jalan-jalan, menemui orang lain dan/atau aktivitas, kegiatan berulang-ulang) - Respon autonom (seperti diaphoresis, perubahan tekanan darah, perubahan nafas, nadi dan dilatasi pupil) - Perubahan autonomic dalam tonus otot (mungkin dalam rentang dari lemah ke kaku) - Tingkah laris ekspresif (contoh : gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas panjang/berkeluh kesah) - Perubahan dalam nafsu makan dan minum | NOC : v Pain Level, v pain control, v comfort level Setelah dilakukan tinfakan keperawatan selama …. Pasien tidak mengalami nyeri, dengan kriteria hasil: · Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, bisa memakai tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan) · Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan memakai administrasi nyeri · Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) · Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang · Tanda vital dalam rentang normal · Tidak mengalami gangguan tidur | NIC : § Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi § Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan § Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan § Kontrol lingkungan yang sanggup mempengaruhi nyeri ibarat suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan § Kurangi faktor presipitasi nyeri § Kaji tipe dan sumber nyeri untuk memilih intervensi § Ajarkan perihal teknik non farmakologi: napas dala, relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin § Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri: ……... § Tingkatkan istirahat § Berikan informasi perihal nyeri ibarat penyebab nyeri, berapa usang nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur Monitor vital sign sebelum dan setelah pemberian analgesik pertama kali |
No | Diagnosa Keperawatan | Rencana keperawatan | |
Tujuan / Kriteria | Intervensi | ||
2. | Ansietas b.d faktor fisilogis, perubahan status kesehatan, adanya nyeri, kemungkinan/ kenyataan kehilangan penglihatan ditandai dengan ketakutan, ragu-ragu, menyatakan problem perihal perubahan kejadian hidup. DO/DS: - Insomnia - Kontak mata kurang - Kurang istirahat - Berfokus pada diri sendiri - Iritabilitas - Takut - Nyeri perut - Penurunan TD dan denyut nadi - Diare, mual, kelelahan - Gangguan tidur - Gemetar - Anoreksia, verbal kering - Peningkatan TD, denyut nadi, RR - Kesulitan bernafas - Bingung - Bloking dalam pembicaraan - Sulit berkonsentrasi | NOC : - Kontrol kecemasan - Koping Setelah dilakukan asuhan selama …………… klien kecemasan teratasi dgn kriteria hasil: v Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan tanda-tanda cemas v Mengidentifikasi, mengungkapkan dan memperlihatkan tehnik untuk mengontol cemas v Vital sign dalam batas normal v Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat kegiatan memperlihatkan berkurangnya kecemasan | NIC : Anxiety Reduction (penurunan kecemasan) · Gunakan pendekatan yang menenangkan · Nyatakan dengan terang cita-cita terhadap pelaku pasien · Jelaskan semua mekanisme dan apa yang dirasakan selama prosedur · Temani pasien untuk memperlihatkan keamanan dan mengurangi takut · Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis · Libatkan keluarga untuk mendampingi klien · Instruksikan pada pasien untuk memakai tehnik relaksasi · Dengarkan dengan penuh perhatian · Identifikasi tingkat kecemasan · Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan · Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi · Kelola pemberian obat anti cemas:........ |
No | Diagnosa Keperawatan | Rencana keperawatan | |
Tujuan / Kriteria | Intervensi | ||
3. | Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan pengobatan b.d kurang terpajan/tak mengenal sumber, kurang mengingat, salah interpretasi, ditandai dengan ; pertanyaan, pernyataan salah persepsi, tak akurat mengikuti instruksi, terjadi komplikasi yang sanggup dicegah. DS : - Menyatakan secara verbal adanya masalah DO: - Ketidakakuratan mengikuti instruksi, sikap tidak sesuai | NOC: - Kowlwdge : disease process - Kowledge : health behavior Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …. pasien memperlihatkan pengetahuan perihal proses penyakit dengan kriteria hasil: v Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman perihal penyakit, kondisi, prognosis dan acara pengobatan v Pasien dan keluarga bisa melakukan mekanisme yang dijelaskan secara benar v Pasien dan keluarga bisa menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya | NIC : · Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga · Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berafiliasi dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat. · Gambarkan tanda dan tanda-tanda yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang sempurna · Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang sempurna · Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang sempurna · Sediakan informasi pada pasien perihal kondisi, dengan cara yang sempurna · Sediakan bagi keluarga informasi perihal kemajuan pasien dengan cara yang sempurna · Diskusikan pilihan terapi atau penanganan · Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapat second opinion dengan cara yang sempurna atau diindikasikan · Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang sempurna |
No. | Diagnosa Keperawatan | Rencana keperawatan | |
Tujuan / Kriteria | Intervensi | ||
4. | Nyeri b/d peningkatan tekanan intra okuler (TIO) yang ditandai dengan mual dan muntah. DS: - Laporan secara verbal DO: - Posisi untuk menahan nyeri - Tingkah laris berhati-hati - Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, sulit atau gerakan kacau, menyeringai) - Terfokus pada diri sendiri - Fokus menyempit (penurunan persepsi waktu, kerusakan proses berpikir, penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan) - Tingkah laris distraksi, pola : jalan-jalan, menemui orang lain dan/atau aktivitas, kegiatan berulang-ulang) - Respon autonom (seperti diaphoresis, perubahan tekanan darah, perubahan nafas, nadi dan dilatasi pupil) - Perubahan autonomic dalam tonus otot (mungkin dalam rentang dari lemah ke kaku) - Tingkah laris ekspresif (contoh : gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas panjang/berkeluh kesah) - Perubahan dalam nafsu makan dan minum | NOC : - Pain level, - Pain control, - Comfort level Setelah dilakukan tinfakan keperawatan selama …. Pasien tidak mengalami nyeri, dengan kriteria hasil : v Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, bisa memakai tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan) v Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan memakai administrasi nyeri v Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) v Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang v Tanda vital dalam rentang normal v Tidak mengalami gangguan tidur | NIC : · Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi · Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan · Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan · Kontrol lingkungan yang sanggup mempengaruhi nyeri ibarat suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan · Kurangi faktor presipitasi nyeri · Kaji tipe dan sumber nyeri untuk memilih intervensi · Ajarkan perihal teknik non farmakologi: napas dala, relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin · Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri: ……... · Tingkatkan istirahat · Berikan informasi perihal nyeri ibarat penyebab nyeri, berapa usang nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur · Monitor vital sign sebelum dan setelah pemberian analgesik pertama kali |
No | Diagnosa Keperawatan | Rencana keperawatan | |
Tujuan / Kriteria | Intervensi | ||
5. | Resiko cedera b/d penurunan lapangan pandang Faktor-faktor risiko : Eksternal - Fisik (contoh : rancangan struktur dan kode masyarakat, bangunan dan atau perlengkapan; mode transpor atau cara perpindahan; Manusia atau penyedia pelayanan) - Biologikal ( pola : tingkat imunisasi dalam masyarakat, mikroorganisme) - Kimia (obat-obatan:agen farmasi, alkohol, kafein, nikotin, materi pengawet, kosmetik; nutrien: vitamin, jenis makanan; racun; polutan) Internal - Psikolgik (orientasi afektif) - Mal nutrisi - Bentuk darah abnormal, pola : leukositosis/leukopenia - Perubahan faktor pembekuan, - Trombositopeni - Sickle cell - Thalassemia, - Penurunan Hb, - Imun-autoimum tidak berfungsi. - Biokimia, fungsi regulasi (contoh : tidak berfungsinya sensoris) - Disfugsi adonan - Disfungsi efektor - Hipoksia jaringan - Perkembangan usia (fisiologik, psikososial) - Fisik (contoh : kerusakan kulit/tidak utuh, berafiliasi dengan mobilitas) | NOC : Risk Kontrol Immune status Safety Behavior Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…. Klien tidak mengalami injury dengan kriterian hasil: v Klien terbebas dari cedera v Klien bisa menjelaskan cara/metode untukmencegah injury/cedera v Klien bisa menjelaskan factor risiko dari lingkungan/perilaku personal v Mampumemodifikasi gaya hidup untukmencegah injury v Menggunakan akomodasi kesehatan yang ada Mampu mengenali perubahan status kesehatan | NIC : Environment Management (Manajemen lingkungan) § Sediakan lingkungan yang kondusif untuk pasien § Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien dan riwayat penyakit terdahulu pasien § Menghindarkan lingkungan yang berbahaya (misalnya memindahkan perabotan) § Memasang side rail tempat tidur § Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih § Menempatkan saklar lampu ditempat yang gampang dijangkau pasien. § Membatasi pengunjung § Memberikan penerangan yang cukup § Menganjurkan keluarga untuk menemani pasien. § Mengontrol lingkungan dari kebisingan § Memindahkan barang-barang yang sanggup membahayakan § Berikan klarifikasi pada pasien dan keluarga atau pengunjung adanya perubahan status kesehatan dan penyebab penyakit. |
5. Implementasi
Pada tahap ini dilakukan pelaksanaan dari perencanaan keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan klien secara optimal. Pelaksanaan ialah pengelolaan dan perwujutan dari planning keperawatan yang telah disusun pada tahap Intervensi.
6. Evaluasi
Tahap Penilaian atau penilaian Adalah perbandingan yang sistematis dan terpola perihal kesehatan keluarga dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara bersinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya.
Daftar Pustaka
- Sidarta Ilyas, Ilmu Penyakit Mata, FKUI, 2000.
- Long C Barbara. Medical surgical Nursing. 1992
- Doungoes, marilyn E, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan Dan pendokumentasian perawatan pasien. Ed 3, EGC, Jakarta, 2000
- Susan Martin Tucker, Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan, Diagnosisi dan Evaluasi. Ed 5 Vol3 EGC. Jakarta 1998
- Brunner & Suddart. Keperawatan Medical Bedah EGC. Jakarta 2002