Thursday, October 12, 2017

Fenomena Blue Moon : Proses Terjadinya – Waktu – Fenomena

 namun hal tersebut tidak ada hubungannya dengan warna dari kondisi bulan tersebut Fenomena Blue Moon : Proses Terjadinya – Waktu – FenomenaSekalipun namanya demikian (Bulan Biru), namun hal tersebut tidak ada hubungannya dengan warna dari kondisi bulan tersebut. Walaupun secara literal, sanggup saja terjadi ketika bulan terlihat berwarna biru, tergantung dari situasi atmosfer pada dikala itu. Misalnya terjadi letusan vulkanis yang meninggalkan partikel di atmosfer yang mengakibatkannya berwarna kebiruan.


Nama tersebut bahwasanya merujuk kepada bulan purnama tambahan, dimana dalam setahun yang biasanya hanya mengalami 12 kali bulan purnama. Istilah “blue moon” ini diterapkan kepada bulan purnama ketiga pada sebuah animo yang sewajarnya mempunyai empat bulan purnama. Hal ini terjadi sekali dalam dua atau tiga tahun dalam wilayah beriklim sub-tropis.


Satu rata-rata siklus bulan ialah 29,53 hari. Ada sekitar 365,24 hari dalam setahun. Maka dari itu ada 12,37 siklus bulan (hasil dari pembagian 365,24 dengan 29,53) yang muncul dalam setahun. Sama menyerupai tahun kabisat dimana 365,24 menghasilkan satu tahun kabisat (tahun berhari 366), kelebihan dari 12,37 siklus bulan itu menghasilkan satu bulan purnama ekstra dalam dua atau tiga tahun. Bulan purnama ekstra itu timbul pada salah satu dari keempat musim. Itu sebabnya dalam animo tersebut ada empat bulan purnama daripada tiga, dan disebut “blue moon”.


Namun berhubung pernah terjadi kesalahan-pahaman yang terjadi lantaran artikel yang ditulis oleh James Hugh Pruett dalam Sky and Telescope (Maret 1946), makna “Blue Moon” berarti ialah bulan purnama kedua dalam satu bulan. Artikel tersebut berjudul “Once in a Blue Moon” (suatu ketika di bulan biru). Penulisnya salah mengartikan Almanak Para Petani Maine tahun 1937.


“Tujuh kali dalam 19 tahun semasa hidup kita, ada 13 bulan purnama dalam setahun. Ini mengakibatkan 11 bulan dengan satu bulan purnama, dan ada satu bulan yang mempunyai dua purnama. Maka saya artikan bulan kedua tersebut sebagai Blue Moon.”. Definisi dalam artikel ini kemudian disebar-luaskan melalui program radio “Star Date” pada 31 Januari 1980 dan sebuah pertanyaan dalan permainan “Trivial Pursuit” tahun 1986.


Pernah terjadi pada tahun 2010 di zona waktu timur UTC+07, pada bulan Januari dan Maret masing-masing mempunyai dua bulan purnama. Purnama kedua dalam bulan itu kemudian disebut dengan “Blue Moon”. Karena rentang waktu siklus bulan ialah 30-31 hari, maka sanggup dipastikan bulan Februari tidak akan pernah mempunyai Blue Moon.


 namun hal tersebut tidak ada hubungannya dengan warna dari kondisi bulan tersebut Fenomena Blue Moon : Proses Terjadinya – Waktu – Fenomena


Lalu, makna mana yang benar mengenai Blue Moon? Apakah kita akan tetap memakai definisi yang orisinil atau yang telah disalah-pahami tersebut? Berhubung bahasa selalu berkembang seiring kemajuan zaman, makna manapun tidak ada yang salah.


Seorang astronom Texas, Donald W. Olson menulis di tahun 2006 pada majalah Sky & Telescope; “Dua dekade telah berlalu semenjak istilah yang disalah-artikan tersebut digunakan. Namun, menyerupai Jin yang sudah terlanjur dipanggil keluar dari botolnya, ia tidak sanggup dipaksakan untuk masuk kembali (nasi sudah menjadi bubur). Tapi itu bukanlah hal jelek yang perlu dipermasalahkan.”


Contoh Fenomena Blue Moon


Memang ada dikala dimana bulan sungguh-sungguh jadi berwarna biru. Syarat untuk menjadikan bulan tampak biru ialah memenuhi udara dengan banyak partikel yang sedikit lebih lebar daripada gelombang cahaya merah (0.7 micron)–tidak lebih besar atau lebih kecil dari itu. Memang sebuah bencana langka, namun gunung berapi kadang mengeluarkan awan semacam itu, sebagaimana kebakaran hutan.


Berikut ialah teladan bencana konkret dimana bulan sungguh terlihat berwarna biru.



  1. Tahun 1950 dan 1951, telah terjadi kebakaran hutan di Swedia dan Kanada. Partikel asap dan debu yang naik ke atmosfir memanipulasi warna bulan sehingga tampak berwarna biru.

  2. 1883, ketika gunung Krakatau mengalami erupsi besar yang abunya tersebar ke seluruh dunia. Pada kala itu bula terlihat berwarna biru selama dua tahun.

  3. 1983 di Meksiko, terjadi erupsi gunung El Chichon, ini juga menimbulkan bulan terlihat berwarna biru.

  4. Letusan gunung St Helens di tahun 1980

  5. Letusan gunung Pinatubo tahun 1991.

  6. Pada tanggal 23 September 1950, terjadi kebakaran di rawa Amerika utara dimana asapnya telah mengepul selama beberapa tahun di Alberta, Kanada. Akibat dari kebakaran itu, tidak hanya bulan saja yang terlihat berwarna biru, namun matahari pun jadi terlihat berwarna keunguan.


Penggunaan Kata “Blue Moon” dalam Kehidupan Sehari-Hari


Mengesampingkan fenomena alam yang menempel dalam Blue Moon, sesungguhnya orang sering memakai nama ini sebagai istilah yang mempunyai makna menawarkan sesuatu yang tidak ada.


Menggunakan kata “blue moon” menyerupai menyampaikan sesuatu yang tidak akan terjadi. Misalnya, seseorang menyampaikan “aku akan tiba ke rumahmu ketika bulan  berwarna biru”, itu sama saja artinya dengan “aku tidak akan pernah pergi ke rumahmu”. Hal ini disebabkan lantaran siapapun tahu bahwa bulan berwarna pucat, atau kekuningan. Warna merah masih mungkin terlihat tapi, biru itu tidak pernah menjadi warna bulan.


Namun usang kelamaan terbukti juga bahwa bulan ternyata sanggup berubah warna menjadi biru (terutama sesudah terjadi erupsi gunung berapi), usang kelamaan makna yang menempel padanya bermetamorfosis “jarang” atau “langka”.


Selain itu, “Blue Moon” pada zaman dahulu juga punya makna “pengkhianat”. Kata “Blue” sesungguhnya menggantikan kata yang sudah usang tidak dipakai lagi, yaitu “belewe” yang artinya “pengkhianat”. Makara sesungguhnya nama bulan ke 13 ini ialah “betrayer moon” (bulan pengkhianat). Pemberian nama ini ada sangkut pautnya dengan budaya masyarakat setempat yang melaksanakan puasa (umat kristiani) berganda gara-gara kemunculan Blue Moon tersebut.


Fenomena Supermoon


 namun hal tersebut tidak ada hubungannya dengan warna dari kondisi bulan tersebut Fenomena Blue Moon : Proses Terjadinya – Waktu – Fenomena31 Januari 2018, sesuatu yang sangat langka dan Istimewa telah terjadi. Pada dikala itu, di tengah malam, sekitar pukul setengah dua, insan sanggup menyaksikan Blue Moon, Blood moon, dan gerhana bulan pada dikala yang bersamaan.


Apa yang sedang terjadi?


Pada dikala itu terjadi, bulan telah mencapai fase purnama untuk kedua kalinya di bulan yang sama; Januari. Ini menjadikan hari itu sebagai hari dimana Blue Moon muncul. Pada dikala itu orbit bulan telah berada di titik terdekatnya dengan Bumi. Menjadikannya “Supermoon”, dimana purnama tampak lebih benerang 14% daripada yang biasanya. kemudian, bulan sepenuhnya menyusup ke dalam bayangan Bumi pada dikala ini, menimbulkan gerhana bulan total. NASA menyebutnya “ffenomena Super Blood Blue Moon.”


Bagi para pengamat di Amerika Utara, inilah pertama kalinya ketiga fenomena tersebut terjadi semenjak tahun 1866. Peristiwa ini begitu langka sehingga tidak semua orang di seluruh belahan Bumi sanggup menyaksikannya.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com