Eta Aquarid ialah salah satu dari dua hujan meteor yang bekerjasama dengan Komet 1p/Halley. Hujan meteor ini sanggup terlihat dari tanggal 19 April hingga 28 Mei setiap tahunnya. Puncak dari hujan meteor ini ada di sekitar awal April, tepatnya tanggal 5. Frekuensi jatuhnya cukup banyak, namun berbeda di kedua belahan Bumi. Di utara terlihat sekitar 10-20 meteor perjam, sedangkan di selatan sanggup hingga 40 meteor dalam satu jam. Namun tidak menyerupai hujan meteor lainnya, jumlah meteor yang jatuh pada ketika puncaknya hanya lebih deras sedikit saja daripada hari yang lain.
Komet Halley terakhir kali terlihat di sistem tata surya kita pada tahun 1986. Saat ini komet itu sedang berada sangat jauh dari matahari, posisinya lebih jauh dari Neptunus. Tak usang lagi komet itu akan berputar dan mendekat kembali kepada matahari, hingga alhasil akan bertemu lagi dengan Bumi di tahun 2061. Ketika semakin mendekati matahari nantinya, komet itu akan melepaskan partikel es dan abu ke ruang hampa udara.
Meteor yang terlihat dari Bumi itu sebenarnya ialah partikel dari Komet Halley yang terlepas ketika sedang berdekatan dengan matahari. Partikel ini kemudian terjebak di orbit Jupiter sebelum terlepas kembali ke arah Bumi. Sementara itu, Komet Halley nya sendiri tidak berada di lokasi yang cukup erat dengan Bumi pada ketika itu sehingga kita tidak sanggup melihatnya. Selain dari Aquarid, partikel yang terlepas dari Komet Halley juga menjadikan hujan meteor lainnya di Bulan Oktober, yakni hujan meteor Orionid.
Walau hujan meteor ini tidak sespektakular hujan meteor Leonid, dan tidak sederas hujan meteor Perseid atau hujan meteor Geminid, namun fenomena Aquarid bukanlah kejadian yang umum terjadi. Hal ini disebabkan lantaran Aquarid berpendar dari arah konstelasi Aquarius si pembawa air yang mempunyai bentuk “Y”. Letak persisnya erat dengan bintang terterang dalam konstelasi itu yaitu Eta Aquarii.
Konstelasi ini letaknya cukup rendah jikalau disaksikan dari belahan Bumi utara, sehingga ketika melintas, sepertinya meteor ini sedang melintas di atas permukaan tanah saja. Namun tentunya fenomena Eta Aquarid sanggup dengan gampang dinikmati bagi insan yang tinggal di belahan Bumi selatan, terutama yang tinggal tiga puluh derajat di bawah garis khatulistiwa, mulai dari tengah malam (sekitar jam satu atau jam dua) hingga sebelum subuh datang.
Proses terjadinya hujan meteor Eta Aquarid populer akan kecepatannya. Meteor-meteor ini berlari dalam kecepatan 66 km/detik menuju lapisan atmosfer bumi. Efek dari kecepatan itu ialah insan sanggup melihat ada jejak yang berkilauan yang sanggup terlihat selama beberapa detik, dan kadang hingga beberapa menit.
Menurut Bill Cooke, salah satu pimpinan NASA (tepatnya di bidang meteoroid), tahun ini, 2018, meteor yang jatuh sanggup berjumlah dari 15 hingga 20. Namun sayangnya, cahaya bulan mungkin menghalangi penampakan hujan meteor tersebut. Beruntung bagi insan yang tinggal di belahan Bumi selatan, cahaya bulan tidak akan terlalu mengganggu penampakan hujan meteor Aquarid tahun ini.
Menurut Astronom Gary Kronk, walaupun hujan meteor ini sudah berlangsung selama berabad-abad, namun belum resmi diklasifikasikan oleh para astronom hingga selesai 1800. Astronom Amerika, Hubert Anson Newton menyidik riwayat hujan meteor sebelumnya, dan dari pencariannya itu ia menemukan ada kekonsistenan kejadian hujan meteor serupa di sekitar 28-30 April.
Penemuan dari hujan meteor ini berlangsung pada tahun 1870, berdasarkan laporan G.L. Tupman, yang merupakan anggota dari Asosiasi Meteorik Italia (Italian Meteoric Association). Tahun 1876, Astronom Inggris, Alexander Stewart Herschel kemudian menyadari adanya kekerabatan antara hujan meteor Aquarid dengan Koment Halley.
“Beliau menyusun survey matematis untuk mencari komet mana yang paling bertanggung jawab untuk membuat hujan meteor,” berdasarkan Kronk, “Komet Hally rupanya ialah komet terdekat dengan Bumi pada tanggal 4 Mei, dimana pendarannya berasal dari Aquarius.”
Penyelidikan observasi mengenai hujan meteor ini sedikit terhambat lantaran posisinya yang berada di kawasan Bumi belahan selatan (hanya ada sedikit pengamat meteor yang berada di kawasan tersebut).
Menurut NASA, Aquarius sanggup diamati dari koordinat ini :
- Asensio Rekta : 23h
- Deklinasi -15
- Latitude: antara 65 dan -90 derajat
Delta Aquarid
Delta Aquarid masih bekerjasama dengan Eta Aquarid yang muncul sebagai intro bagi kedatangan Perseid. Delta Aquarid terlihat di penggalan langit yang identik dengan Eta Aquarid, namun pada jam yang kurang lebih sama dengan Eta Aquarid dari tanggal 12 Juli hingga 23 Agustus, dengan puncak pendaran tanggal 29 Juli. Tidak menyerupai Eta Aquarid yang lebih gampang dinikmati penampakannya di Bumi penggalan selatan, Delta Aquarid sanggup dinikmati oleh insan yang tinggal di banyak sekali zona wilayah di Bumi. Walau memang zona selatan masih lebih diuntungkan.
Delta Aquarid mempunyai dua cabang hujan meteor, utara dan selatan. Seperti Eta Squarid, hujan meteor yang selatan terlihat lebih berpengaruh dibandingkan dengan yang lainnya. Rata-rata sanggup memperlihatkan antara 15-20 meteor dalam satu jam. Sementara itu Delta Aquarid utara hanya memproduksi sekitar 10 meteor dalam satu jam dan puncaknya ada di pertengahan Agustus.
Titik pendaran Delta Aquarid erat dengan bintang Skat (Delta Aquarii). Walau belum niscaya benar, namun kemungkinan besar hujan meteor ini berasal dari komet 96P Machholz yang ditemukan oleh Donald Machholz di tahun 1986. Komet ini melintasi matahari kira-kira setiap lima tahun sekali dan berputar di dalam orbit dalam Merkurius.
Penelitian terhadap Delta Aquarid awalnya dicatat oleh G.L. Tupman di tahun 19870 yang mencatat ada 65 meteor yang terlihat di rentang tanggal 27 Juli dan 6 Agustus. Penelitian ini namun kemudian diralat oleh Ronald A. McIntosh yang meniti ulang jalurnya berdasarkan angka-angka besar yang muncul dari penelitian semenjak tahun 1926-1933. Dia bersikeras untuk melaksanakan observasinya dari area yang berbeda. CUno Hoffmeister dan tim peneliti Jerman lainnya ialah yang pertama untuk mencatat karakteristik dari Aquarid selatan yang berpendar tahun 19388. Kemudian D.W.R. McKinley dari Kanada mengawasi Delta Aquarid utara dan selatan di tahun 1949, namun tidak menyangkut-pautkan keduanya.
Baru alhasil sesudah seorang astronom berjulukan Mary Almond di tahun 1952 yang memastikan arus Aquarid. Dia memakai radio gema untuk mengidentifikasi kemungkinan sekelompok meteor tersebut. Laporannya kemudian dikonfirmasi oleh Harvard Meteor Project di tahun 1952-1954 melalui fotografi observasi orbit. Penelitian ini juga membuat bukti pertama bahwa riwayat arus ini dipengaruhi oleh Jupiter.
Seseorang berjulukan Geno Ketchum sedang memotret galaksi Bima Sakti ketika tanpa sengaja sebuah meteor melintas di tanggal 13 Juli 2018. Seperti gambar yang terlihat di samping.
Fenomena Hujan Meteor Eta Aquarid
- Sebuah gambar yang indah dari hujan meteor Eta Aquarid dari NASA yang berlokasi di Tullahoma, Tennessee pada bulan Mei 2013.
- Berikut ini ialah foto yang diambil oleh Justin Ng dari Singapura, berlokasi di Gunung Bromo, Jawa Timur, Indonesia. Tepatnya tanggal 5 Mei 2013.
- Ini ialah foto yang diambil oleh NASA ketika terjadi rentetan hujan meteor Eta Aquarid di Georgia utara tanggal 29 April 2012.
- Beginilah hujan meteor Eta Aquarid yang terjadi di California, belahan bumi utara. Tepatnya di Yosemite Taman Nasional bulan Mei 2014.
Demikian klarifikasi mengenai hujan meteor Eta Aquarids. Semoga bermanfaat
Sumber aciknadzirah.blogspot.com