Tuesday, October 10, 2017

√ Makalah Pendidikan Luar Sekolah


BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses untuk mengintegrasikan individu yang sedang mengalami pertumbuhan ke dalam kolektivitas masyarakat. Dalam acara pendidikan terjadi pembinaan terhadap perkembangan potensi penerima didik untuk memenuhi kelangsungan hidupnya secara pribadi dan kesejahteraan kolektif di masyarakat. Sebagai perjuangan sadar, pendidikan diarahkan untuk menyiapkan penerima didik melalui bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka mengisi peranan tertentu di masyarakat pada masa yang akan datang. Dalam pembukaan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945, tercantum butir kalimat mencerdaskan kehidupan bangsa, makna dari kalimat tersebut sangat bersahabat kaitannya dengan pendidikan. Pendidikan menjadi instrumen untuk mewujudkan masyarakat dan bangsa yang cerdas, pendidikanlah yang harus dirancang dan diimplementasikan secara baik. Salah satu faktor untuk mewujudkan kecerdasan bangsa dan pendidikan yang maju ialah terciptanya budaya baca di dalam masyarakat. Dengan adanya pendidikan yang maju dan budaya baca yang telah mengakar pada masyarakat maka akan muncul masyarakat dan bangsa yang cerdas dalam kehidupannya.
UU No. 20 tahun 2003 wacana sistem Pendidikan Nasional pasal 13, memuat jalur pendidikan yang terdiri atas pendidikan formal, nonformal dan informal  yang sanggup saling melengkapi dan memperkaya. Ketiga jalur pendidikan tersebut satu kesatuan sub sistem untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan nonformal bermuara pada tujuan utama pendidikan nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa; membuatkan insan Indonesia seutuhnya, yaitu insan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, mempunyai kemampuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Oleh lantaran itu pada kesempatan ini, penulis membuat makalah wacana Pendidikan Luar Sekolah (PLS) yang merupakan potongan dari pendidikan non formal.



BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Pendidikan Luar Sekolah
Pendidikan luar sekolah ialah perjuangan sadar yang diarahkan untuk menyiapkan dan membuatkan sumber daya insan supaya mempunyai pengetahuan, keterampilan, perilaku dan daya saing untuk merebut peluang yang tumbuh dan berkembang dengan mengoptimalkan penggunaan sumber-sumber yang ada di lingkungannya. Dalam pengembangan sumber daya insan yang berkualitas dan berorientasi masa depan yang akan menjadi pilar utama pembangunan di banyak sekali sektor, pendidikan luar sekolah sanggup memegang peranan yang sangat strategis.
Empat hal yang menjadi contoh pengembangan pendidikan luar sekolah, yaitu :
1.      Memperluas pelayanan kesempatan memperoleh pendidikan bagi masyarakat yang tidak dibelajarkan pada jalur pendidikan sekolah.
2.      Meningkatkan relevansi, keterkaitan dan kesepadanan program-program pendidikan luar sekolah dengan kebutuhan masyarakat.
3.      Peningkatan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan luar sekolah.
4.      Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan luar sekolah.
Empat hal di atas bahu-membahu mengandung arti bahwa pendidikan luar sekolah harus berorientasi ke masa depan. Untuk mewujudkan kebijakan tersebut pelembagaan pendidikan luar sekolah di masyarakat menjadi suatu tuntutan yang harus dilaksanakan. Misi ini dilaksanakan untuk membantu percepatan tercapainya masyarakat yang cerdas, terampil, disiplin, berdaya saing dan gemar membaca.

B.       Peran Pendidikan Luar Sekolah
Pendidikan luar sekolah sebagai sub sistem dalam sistem pendidikan nasional Indonesia harus memainkan kiprah ganda baik mendidik maupun mengajar dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk sanggup berperan dengan baik sebagai  pengajar dan pendidik diharapkan kesiapan perilaku mental dan pengetahuan yang luas di bidang kemasyarakatan. Pada kenyataannya pendidikan luar sekolah tidak hanya melaksanakan aspek pengajaran. Namun, lebih dari itu yaitu sanggup dicapai kalau pemerintah mempunyai perhatian yang sama, baik pada pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah. Kurangnya perhatian pada pendidikan luar sekolah terjadi lantaran beberapa hal, antara lain lantaran orang-orang yang merancang seni administrasi pendidikan kurang melihat kenyataan di lapangan bagaimana problem putus sekolah terjadi. Putus sekolah terjadi bukan hanya lantaran faktor ekonomi tetapi juga dihadapkan oleh kenyataan bahwa sehabis selesai sekolah banyak siswa yang menjadi pengangguran. Faktor lemahnya ekonomi keluarga menentukan kiprah yang besar lengan berkuasa yang menjadikan orang renta menentukan menyuruh anak untuk mencari nafkah daripada sekolah. Sekolah ternyata tidak menyiapkan anak untuk menghadapi dan mengatasi kesulitan hidup di masyarakat. Hal ini sanggup ditanggulangi melalui pendidikan luar sekolah.
Peran pendidikan luar sekolah di dalam sistem pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa memerlukan kemauan dari para penentu untuk memberi perhatian kepada mereka yang tidak beruntung pendidikannya. Pendidikan luar sekolah membelajarkan mereka yang tidak dibelajarkan oleh sistem persekolahan. Karena itulah pendidikan luar sekolah bukan diciptakan untuk menyaingi tetapi untuk mendukung sistem persekolahan. Pendidikan luar sekolah membuka banyak sekali jenis dan pola pendidikan dan pengajaran bagi siapapun yamg tidak mendapat kesempatan pada jalur pendidikan sekolah, serta bagi mereka yang sudah ikut jadwal persekolahan tetapi masih memerlukan tambahan pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang tidak diperoleh pada jalur sekolah.

C.    Upaya-Upaya Pendidikan Luar Sekolah dalam Mencerdaskan Kehidupan Bangsa
Tujuan pendidikan nasional ialah mencerdaskan kehidupan bangsa bukan mencerdaskan bangsa. Mencerdaskan kehidupan bangsa membawa konsekuensi dan tuntutan yang sangat luas bagi para perencana, pengelola pendidikan dan pengajaran, lantaran kata-kata “kehidupan” membawa makna cakupan seluruh aspek kehidupan, tidak hanya cerdas dalam ilmu tertentu tetapi juga cerdas dalam menerapkan dan memanfaatkannya dalam kehidupan dan lingkungan sehingga sanggup membawa perbaikan dalam kehidupan pribadi dan bangsa secara keseluruhan. Pendidikan luar sekolah sebagai salah satu jalur pendidikan yang ditetapkan oleh pemerintah, seharusnya mencari seni administrasi yang menjamin pendidikan dan pengajaran berjalan seimbang supaya sanggup menghasilkan sumber daya insan yang mempunyai intelektual, susila dan emosional yang seimbang.
Pendidikan luar sekolah merupakan suatu instrumen untuk mewujudkan masyarakat dan bangsa yang cerdas. Salah satu upaya untuk mewujudkan kecerdasan bangsa dan pendidikan yang maju ialah dengan membuat budaya baca di masyarakat. Disamping upaya tersebut, pendidikan luar sekolah dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa membuat beberapa program-program pendidikan yang mencakup pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan fungsional, pendidikan keterampilan dan training kerja, serta pendidikan lain yang ditunjukkan untuk membuatkan dan menghasilkan  sumber daya insan yang berkualitas.
Pendidikan luar sekolah yang berkiprah dalam perjuangan mencerdaskan kehidupan bangsa telah memperkenalkan visi dan misi yang jelas. Dalam membuatkan visi dan misi, pendidikan luar sekolah tentu harus menggali dari kerangka dasar pendidikan nasional secara menyeluruh. Visi yang ingin dijadikan contoh ialah terwujudnya masyarakat yang cerdas, terampil, mandiri, berdaya saing dan gemar belajar. Visi tersebut dijabarkan menjadi misi yaitu melaksanakan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan berkelanjutan dan pendidikan perempuan. Dengan demikian visi dan misi pendidikan luar sekolah merupakan suatu kesatuan yang utuh dan saling terkait dalam rangka mencapai tujuan utama pendidikan nasional yaitu membuatkan insan Indonesia seutuhnya dan mencerdaskan kehidupan bangsa.




D.    Sasaran Pendidikan Luar Sekolah
Adapun target pendidikan luar sekolah sanggup dibagi menjadi 2 target pokok yaitu:
1.      Pendidikan Luar Sekolah untuk Pemuda
a.       Sebab-sebab timbulnya
1)      Banyak belum dewasa usia sekolah tidak memperoleh pendidikan sekolah yang cukup
2)      Mereka memperoleh pendidikan yang tradisional
3)      Mereka memperoleh latihan kecakapan khusus melalui pola-pola pergaulan
4)      Mereka dituntut mempelajari norma-norma dan tanggung jawab sebagai sangsi dari masyarakat.
b.      Kelompok-kelompok acara pendidikan luar sekolah antara lain
1)      Klub Pemuda
2)      Klub-klub Pemuda tani
3)      Kelompok Pergaulan

2.      Pendidikan Luar Sekolah untuk orang Dewasa
Pendidikan ini timbul oleh karena:
a.       Orang-orang cukup umur tertarik terhadap profesi kerja.
b.      Orang cukup umur tertarik terhadap keahlian.
Dalam rangka memperoleh pendidikan di atas sanggup ditempuh melalui:
1)      Khursus-khursus Pendek
2)      In Service-training
3)      Surat-menyurat
Sesuai dengan rancangan Peraturan Pemerintah maka target pendidikan luar sekolah sanggup meliputi:
a.   Ditinjau dari Segi Sasaran Pelayan, berupa:
1)      Usia Pra-Sekolah (0-6 tahun) Fungsi forum ini mempersiapkan belum dewasa menjelang mereka pergi sekolah (Pendidikan Formal) sehingga mereka telah terbiasa untuk hidup dalam situasi yang berbeda dengan lingkungan keluarga.
2)      Usia Pendidikan Dasar (7-12 tahun), Usia ini dilaksanakan dengan penyelenggaraan jadwal kejar paket A dan kepramukaan yang diselenggarakan secara sesame dan terpadu
3)      Usia Pendidikan Menengah (13-18 tahun), Penyelenggaraan pendidikan luar sekolah untuk usia semacam ini diarahkan untuk pengganti pendidikan, sebagai perhiasan dan penambah jadwal pendidikan bagi mereka
4)      Usia Pendidikan Tinggi (19-24 ntahun), Pendidikan luar sekolah menyiapkan mereka untuk siap bekerja melalui pertolongan banyak sekali keterampilan sehingga mereka menjadi tenaga yang produktif, siap kerja dan siap untuk perjuangan mandiri
b.   Ditinjau dari Jenis Kelamin
Program ini secara kiprah diarahkan pada kaum perempuan oleh lantaran jumlah mereka yang besar dan partisipasinya kurang dalam rangka produktivitas dan efisiensi kerja maka pendidikan luar sekolah membantu mereka melalui program-program PKK, Program KB dan lain-lainnya
c.   Berdasarkan Lingkungan Sosial Budaya
Sasaran pendidikan luar sekolah sanggup berupa:
1)      Masyarakat Pendesaan, Masyarakat ini mencakup sebagian besar masyarakat Indonesia dan jadwal diarahkan pada program-program mata pencarian dan jadwal pendayagunaan sumber-sumber alam
2)      Masyarakat Perkotaan, Masyarakat perkotaan yang cepat terkena perkembangan ilmu dan teknologi, sehingga masyarakat perlu memperoleh tambahan tersebut melalui pertolongan informasi dan kursus-kursus kilat
3)      Masyarakat Terpencil, Untuk itu masyarakat terpencil ini perlu ditolong melalui pendidikan luar sekolah yang mereka sanggup mengikuti perkembangan dan kemajuan nasional
d.   Berdasarkan kekhususan Sasaran Pelajar
1)      Peserta didik yang sanggup digolongkan terlantar, menyerupai anak yatim piatu
2)      Peserta didik yang lantaran banyak sekali alasannya ialah sosial, tidak sanggup mengikuti jadwal pendidikan persekolahan

e.   Berdasarkan Sistem Pengajaran
Sistem Pengajaran dalam proses penyelenggaraan dan pelaksanaan jadwal pendidikan luar sekolah meliputi:
1)      Kelompok, organisasi dan lembaga
2)      Mekanisme sosial budaya menyerupai perlombaan dan pertandingan
3)      Kesenian tradisional, menyerupai wayang, ludruk, ataupun teknologi modern menyerupai televisi, radio, film, dan sebagaimana
4)      Prasarana dan sarana menyerupai balai desa, masjid, gereja, sekolah dan alat-alat pelengkapan kerja.
f.   Berdasarkan Segi Pelembangan Program
Pelembagaan jadwal yang dimaksud keseluruhan proses pengintegrasian antara jadwal pendidikan luar sekolah dan perkembangan masyarakat
a.       Program antara sektoral dan swadaya masyarakat menyerupai PKK, PKN, dan P2WKSS.
b.      Koordinasi perencanaan dan atau pelaksana jadwal pembangunan
c.       Tenaga pengarahan di tingkat pusat, propinsi, kabupaten, kecamatan dan desa

E.  Wadah Kegiatan Pendidikan Luar Sekolah
§  Kursus. Kursus tetap memenuhi unsur mencar ilmu mengajar menyerupai warga belajar, sumber belajar, jadwal belajar, daerah mencar ilmu dan fasilitas. Sistem pengajaran sanggup berupa ceramah, diskusi, latihan, praktek dan penugasan. Dan pada hasilnya kursus ada penilaian untuk menentukan keberhasilan dalam Bentuk STTB
§  Kelompok Belajar. Kelompok mencar ilmu ialah forum acara mencar ilmu mengajar yang dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu tergantung pada kebutuhan warga belajar. Program mencar ilmu sanggup berupa paket-paket mencar ilmu dan sanggup disusun bersama antara sumber mencar ilmu dan warga belajar
§  Pusat Pemagangan. Pusat pemagangan ialah suatu forum acara mencar ilmu mengajar yang merupakan sentra acara kerja atau bengkel sehingga penerima didik sanggup mencar ilmu dan bekerja
§  Pusat Kegiatan Belajar. PKB terdapat di dalam masyarakat luas menyerupai pesantren, perpustakaan, gedung kesenian, toko, rumah ibadat, kebun percobaan dan lain-lain lembaga-lembaga tersebut para penerima sanggup memperoleh proses mencar ilmu mengajar sesuai yang mereka inginkan.
§  Keluarga. Keluarga ialah forum pertama dan utama yang dialami oleh seseorang dimana proses mencar ilmu yang terjadi tidak berstruktur dan pelaksanaannya tidak terikat oleh waktu. Program ini meliputi: nilai-nilai sosial budaya, sosial politik, agama, ideologi, dan pertahanan keamanan.
§  Belajar Sendiri. Di pihak lain setiap individu sanggup mencar ilmu sendiri di manapun dan kapan pun melalui buku-buku bacaan ilmiah, modul, buku paket mencar ilmu dan sebagainya
§  Kegiatan-kegiatan Lain. Kegiatan ini sanggup mencakup penyuluhan, seminar, dakwah, lokakarya, diskusi panel dan sebaginya







BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pendidikan luar sekolah disebut juga suatu sistem pendidikan yang didalamnya terdapat kumpulan komponen (unsur-unsur) yang saling bekerjasama dan diorganisir untuk mencapai tujuan. Makara dengan pendidikan luar sekolah telah terkandung semua unsur yang disyaratkan oleh suatu sistem menyerupai anak didik, pendidik, waktu, materi dan tujuan
Dengan sistem pendidikan luar sekolah berarti adanya suatu pola tertentu untuk melaksanakan pekerjaan/fungsi yakni mendidik, pekerjaan/fungsi mana berbeda dengan perjalanan/fungsi sistem pendidikan formal. Misalnya, sekolah tidak lagi bertugas utama menawarkan pelajaran yang berupa faktor-faktor dan pengetahuan hafalan kepada murid dan sekolah tidak lagi merupakan sistem tertutup. Artinya sekolah hendaknya selalu memberi kesempatan pada anak setiap dikala untuk memperoleh pendidikan, sehingga: sekolah harus merupakan sistem yang terbuka bagi anak-anak

B.  Saran
Sebagai suatu proses yang dinamis, pendidikan akan senantiasa berkembang dari waktu ke waktu sesuai dengan perkembangan yang terjadi di lingkungan umumnya. Salah satu ciri dari perkembangan pendidikan ialah adanya perubahan-perubahan dalam banyak sekali komponen sistem pendidikan menyerupai kurikulum seni administrasi belajarmengajar, alat bantu mengajar, sara dan prasarana, sumber-sumber dan sebagainya. Perkembangan ini sudah tentu akan menghipnotis kehidupan para siswa baik dalam bidang akademik, sosial maupun pribadi
Oleh lantaran itu para siswa diharapkan bisa beradaptasi dengan setiap perkembangan pendidikan yang terjadi untuk mencapai sukses yang berarti dalam keseluruhan proses belajar.



DAFTAR PUSTAKA

Bambang Sarwoko, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Bandung. IKIP Semarang Press
Faisal Sanapiah, 1981, Pendidikan Luar Sekolah . Surabaya: CV. Usaha Nasional.
Joesoef Soelaiman, 2004, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Kurdie Syuaeb, 2002, Pendidikan Luar Sekolah. Cirebon: CV. Alawiyah.
Sudjana, H.D. 1991. Pendidikan Luar Sekolah – Wawasan Sejarah Perkembangan Falsafah dan Teori Pendukung Asas. Bandung: Penerbit Nusantara Press.




Sumber http://risalridwan.blogspot.com