Wednesday, November 15, 2017

3 Macam Siklus Hidrologi

Secara terminologi, hidrologi berasal dari kata Yunani yaitu, hydro yang bermakna air dan logos berarti ilmu. Sehingga, dari kata dasarnya, hidrologi ialah ilmu mengenai air. Dalam ilmu geografi teknik, hidrologi merupakan salah satu cabang ilmu yang berkaitan dengan segala elemen dalam proses pencatatan, acara survei, dan pemetaan keadaan air di permukaan bumi. Sehingga, bidang ilmu hidrologi berkaitan akrab dengan klimatologi, meteorologi, dan geologi sebab hidrologi merupakan sistem yang saling terkait dengan pergerakan kulit bumi, kualitas dan sumber daya air yang terdapat di pecahan permukaan bumi, sistem ini juga disebut dengan sistem hirdologi.


Siklus hirologi atau air merupakan suatu siklus terbentuknya hujan atau salju yang menjadi air dan kembali menuju sumber asalnya di sepanjang tahun. Hal ini sanggup dijelaskan sebagai berikut. Pada dikala air maritim dan sungai yang ada di permukaan tanah mengalami penguapan akhir paparan sinar matahari, air tersebut mengalami penguapan dan menjadi uap air dalam proses sirkulasi atmosfer, dan mengalami pengembunan sehingga membentuk awan yang mengandung butiran air, dan sehabis itu mengalami pemanasan dan terjadinya hujan atau salju. Ketika air tersebut jatuh menjadi hujan dan salju ke permukaan bumi, air tersebut terhalang oleh pepohonan dan vegetasi yang ada dan menjadikan limpasan di daratan permukaan dan masuk kembali ke dalam tanah atau mengisi kembali debit air ke lautan dan sungai. Selanjutnya air dari sungai kembali mengalir ke lautan, dan berulang kembali. Siklus ini kemudian mengalami pengulangan secara terus menerus di sepanjang tahunnya.


Berdasarkan dari pengertiannya, siklus hidrologi mempunyai ranah yang sangat luas sebab siklus ini meliputi asal muasal dan proses terjadinya pergerakan air dan penyebarannya serta sifat-sifat dan keterkaitan air dengan lingkungan asal dan kehidupan yang ada di permukaan bumi. Dengan demikian siklus hidrologi menjelaskan mengenai daur terjadinya air yang berlangsung secara terus menerus. Jadi, macam siklus hidrologi menurut proses pembentukan air di permukaan bumi, antara lain sebagai berikut:



  • Evapotranspirasi


Proses ini ialah adonan dari dua proses evaporasi dan transpirasi. Evaporasi ialah proses penguapan dari lautan, danau, dan massa air lainnya yang ada di atas permukaan tanah atau bumi. Sedangkan transpirasi ialah proses penguapan air dari tumbuhan.



  •  Evaporasi


Proses pengubahan molekul air menjadi uap yang memerlukan pinjaman energi radiasi panas dari pancaran sinar matahari secara langsung. Pada dikala terjadi pengubahan molekul air ini terdapat adanya suatu gaya dari permukaan tempat berlangsungnya evaporasi yang berasal dari perbedaan antara tekanan uap air pada permukaan yang mengalami evaporasi dengan suhu tekanan yang ada di sekitar tempat terjadinya evaporasi tersebut. Selama berlangsungnya proses evaporasi ini suhu udara di sekitar lokasi evaporasi terakumulasi dan menjadi jenuh, sehingga proses evaporasi menjadi lemah dan sanggup saja berhenti dikala udara yang bersifat berair tidak lagi ditransfer ke lapisan atmosfer.



  • Transpirasi


Proses penguapan yang terjadi pada flora atau tanaman. Hal ini diakibatkan sebab tekanan yang sangat jenuh di antara ruang dinding sel flora dengan lapisan atmosfer yang ada di luar atau sekitar flora tersebut. Pada dikala berlangsungnya evaporasi, proses transpirasi sepenuhnya bergantung pada pasokan energi dari sinar radiasi matahari, tingkat kelembaban, tempratur, tekanan uap air, dan angin. Sedangkan dari dalam flora sendiri, faktor yang mempengaruhinya ialah faktor fisiologis tumbuhan dan lingkungan sekitarnya, menyerupai iklim dan kondisi tanah. Transpirasi berlangsung sepanjang hari pada dikala berada pribadi sempurna di bawah pancaran sinar matahari dan terjadi pada pecahan stomata, yaitu pori-pori yang terletak di bawah pecahan daun.


Dari pemaparan siklus hidrologi beserta proses terjadinya siklus tersebut di atas, maka pecahan selanjutnya menjelaskan 3 macam siklus hidrologi yang terjadi di permukaan bumi, antara lain sebagaimana berikut ini:



  1. Siklus pendek atau sederhana

  2. Siklus sedang atau menengah

  3. Siklus panjang


Siklus pendek atau yang sering disebut dengan siklus kecil merupakan siklus hidrologi yang terjadi di lautan. Siklusnya sendiri sangat sederhana yang melalui tiga tahapan saja. Pertama air maritim mengalami proses penguapan atau evaporasi sebab pancaran pribadi sinar matahari dan kemudian menjadi uap gas yang mengandung molekul air. Setelah uap gas tersebut menuju ke lapisan atmosfer, molekul air mengalami kondensasi dan membentuk awan-awan yang mengandung butiran air. Setelah kondensasi di lapisan awan menjadi jenuh sebab terpapar sinar matahari langsung, maka awan yang mengandung molekul air bermetamorfosis hujan dan turun kepermukaan lautan. Proses ini berlangsung sepanjang tahun dan hanya berlangsung di daerah lautan tersebut saja.


Pada siklus menengah atau sedang berlangsung di dua tempat yaitu sungai atau danau atau waduk dan lautan. Proses ini saling terkait satu sama lain. Hal ini sanggup dijelaskan sebagai berikut: pada dikala air sungai/danau/waduk dan maritim mengalami penguapan dan menjadi uap gas yang mengandung molekul air akhir paparan radiasi panas sinar matahari langsung, air dari dua tempat tersebut mengalami proses evaporasi. Kemudian uap gas yang mengandung molekul air tersebut menuju lapisan atmosfer dan membentuk awan hujan. Adanya efek hembusan angin menjadikan awan hujan tersebut bergerak ke daratan Akibat kondensasi yang jenuh menjadikan awan hujan tersebut turun menjadi air hujan di permukaan daratan. Saat air hujan tersebut memenuhi sungai atau danau atau waduk, maka air tersebut dialirkan kembali ke lautan.


Siklus yang terakhir ialah siklus panjang atau disebut juga dengan siklus besar. Proses ini terjadi pada tempat yang mempunyai daerah dengan suhu di bawah nol derajat Celcius atau dingin. Prosesnya sanggup dijelaskan sebagai berikut: dikala air maritim mengalami penguapan dan menjadi uap gas yang mengandung molekul air sebab sinar matahari langsung, uap gas tersebut mengalami sublimasi. Setelah itu, terjadi pembentukan awan yang mengandung kristal es pada dikala berada di lapisan atmosfer. Lalu, awan yang mengandung kristal es tersebut bergerak ke daratan sebab adanya hembusan angin yang sangat besar lengan berkuasa dan selanjutnya turun menjadi salju sebab pancaran sinar matahari yang terus menerus dan faktor angin. Saat salju tersebut turun ke daratan, salju kemudian membentuk gletser. Akibat paparan sinar matahari pribadi sepanjang hari maka gletser tersebut meleleh dan membentuk fatwa sungai. Sehingga, air dari lelehan gletser mengalir pada fatwa sungai yang terbentuk yang kesudahannya bermuara kembali ke lautan.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com