Sebelum masuknya Islam ke Indonesia, Kerajaan Hindu dan Budha di masa lampu pernah berkuasa hingga berabad-abad. Bukti dari eksistensi kebudayaan Hindu dan Budha di masa kemudian yakni dengan ditemukannya peninggalan sejarah berupa candi-candi di Indonesia, menyerupai candi Borobudur, candi Prambanan dan lain-lainnya.
Hampir di setiap kerajaan mempunyai bangunan candi yang biasanya dipakai sebagai tempat upacara dan hal-hal yang dianggap sakral. Selain itu candi juga merupakan bentuk eksistensi dari suatu dinasti kerajaan. Candi aneka macam di temukan di area pegunungan dan erat sumber air. Karena beberapa fungsi candi juga merupakan penangkal bencana, contohnya gunung meletus melalui sebuah upacara-upacara sopan santun yang sakral.
Kami telah merangkum beberapa daftar candi-candi besar di Indonesia yang merupakan bukti sejarah di masa lampau. Mari kita simak dengan secama.
Candi Borobudur
Salah satu candi yang paling populer di Indonesia yaitu candi Borobudur. Bahkan candi ini juga sangat dikenal di seluruh dunia sebagai candi Budha terbesar. Tidak heran jikalau candi ini digelari sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia.
Berdasarkan sejarah, candi Borobudur dibangun pada masa dinasti Syailendra. Candi ini dibangun oleh para penganut Budha Mahayana pada tahun 800-an. Selain sebagai candi atau kuil, candi Borobudur juga merupakan sebuah monumen yang terdiri dari enam teras bujur sangkar. Di seluruh permukaan candi dihiasi oleh 2.672 panel relief dan aslinya terdapat 504 arca Budha.
Seluruh dunia mulai memperhatikan eksistensi candi ini sesudah ditemukan pada tahun 1814 Sir Thomas Stamford Raffles yang ketika itu menjabat sebagai Gubernur Jendral Inggris atas Jawa. Sejak ketika itu candi ini terus mengalami upaya evakuasi dan pemugaran. Pemugaran besar-besaran terjadi pada kurun 1975-1982 oleh Pemerintah RI dan UNESCO.
Saat ini selain sebagai tempat ibadah, candi Borobudur menjadi ikon parawisata yang banyak dikunjungi wisatawan dari seluruh dunia sebagai warisan budaya dunia yang menakjubkan.
Candi Prambanan
Candi ini yakni sering disebut sebagai Candi Loro Jonggrang, alasannya yakni legenda yang berkaitan dengan patung candi. Candi Prambanan diperkirakan dibangun pada aba ke-9 masehi. Candi ini yakni candi Hindu dengan tujuan ciptaannya sebagai persembahan Trimurti. Trimurti yakni tiga tuhan utama yang meliputi Brahma, Wishnu, dan Siwa. Berdasar prasasti Siwagrha nama Sali candi Prambanan yakni Siwagrha yang artinya rumah Siwa.
Kompleks candi ini terletak di kecamatan Prambanan, Sleman dan Kecamatan Prambanan, Klaten. Candi Prambanan termasuk salah satu Situs Warisan Budaya Dunia UNESCO, salah satu candi Hindu terbesar di Indonesia dan juga candi terindah se-Asia Tenggara dalam hal arsitektur. Dengan Candi Siwa terletak di tengah candi-candi kecil lainnya dan paling menjulang tinggi. Menurut prasasti Siwagrha, candi ini mulai dibangun pada tahun 850 masehi oleh Rakai Pikatan dan terus berlanjut hingga Balitung Maha Sambu di masa Kerajaan Medang Mataram.
Sebagai candi yang megah, sering sekali diadakan pertunjukan kolosal menyerupai sendra tari Ramayana hingga kegiatan lain yang bernapaskan kebudayaan. Candi ini juga menjadi daya tarik yang besar bagi wisatawan manca negara dan domestik.
Kompleks Candi Penataran
Candi Penataran terletak di kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Nama orisinil candi yakni candi Palah. Sebuah formasi candi dari agama Hindu Siwaitis. Kompleks candi Penataran yakni yang paling besar dan megah di Jawa Timur. Terletak di lereng Gunung Kelud pada ketinggian 450 meter dari permukaan air laut.
Dari prasasti yang tersimpan pada bab candi diperkirakan candi ini dibangun pada masa Raja Srenggana dari kerajaan Kadiri pada tahun 1200 masehi dan terus berlanjut hingga pemerintahan Wikramwardhana dari kerajaan Majapahit pada tahun 1415. Berdasar Kitap Negarakertagama yang ditulis pada tahun 1365, candi ini dikunjungi oleh Raja Hayam Wuruk dalam perjalanan berkeliling Jawa Timur. Pada tahun 1995 UNESCO memberi gelar candi Penataran sebagai Warisan Budaya Dunia.
Relief candi di candi ini bercerita perihal legenda Anoman Obong dan beberapa menampakan gambar orang dari suku di luar Indonesia, menyerupai suku Maya. Dari situ diprediksi jikalau jaman dahulu Majapahit telah melaksanakan perdagangan dengan bangsa seluruh dunia.
Berbeda dengan Prambanan dan Borobudur yang ramai, candi ini hanya ramai oleh kunjungan belum dewasa sekolahan dan wisatawan asing sesekali. Setiap empat bulan sekali diadakan bazar budaya yang mengundang seniman asing si candi Panataran. Pertunjukan itu bertajuk Purnama Seruling Penataran. Karena program dilakukan ketika bulan purnama empat bulan sekali.
Situs Trowulan
Situs Trowulan yakni daerah kepurbakalaan yang berisi aneka macam peninggalan-peninggalan sejarah. Dari prasasti, simbol dan kronik yang ditemukan dan diteliti oleh sejarawan dan arkeolog diduga candi ini erat hubungannya dengan kerajaan Majapahit. Situs Trowulan terletak di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Di dalam daerah situs ditemukan struktur-struktur besar menyerupai candi, makam dan kolam. Kawasan ini meliputi wilayah 5kmx5km dipotong jalan negara arah Surabaya dan Jombang. Situs Trowulan ditetapkan sebagai Situs Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO pada tahun 2009.
Bangunan arkeologi yang ditemukan pada situs Trowulan antara lain candi Tikus, Gapura Bajang Ratu, Gapura Wringin Lawang, Candi Brahu, Makam Putri Cempa, Candi Menak Jingga, Makam Troloyo, dan masih banyak lagi.
Candi Singhasari
Berbeda dengan candi-candi sebelumnya yang hanya merupakan candi Hindu atau candi Budha saja. Candi Singhasari merupakan candi Hindu dan Budha. Terletak di Kecamatan Singasari, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Candi ini dibentuk dengan menumpuk watu kemudian dilanjutkan dengan mengukir batunya. Candi ini bahu-membahu belum jadi. Berdasar kitab Negarakertagama serta Prasasti Gajah Mada yang bertahun 1351 masehi, candi ini yakni pendharmaan bagi negara Singasari terakhir, Kertanegara, yang mangkat pada tahun 1292 masehi. Beberapa patung di dalam bangunan candi ada yang dibawa di museum sejarah di Belanda alasannya yakni pada masa itu candi mengalami perusakan. Hanya ada satu patung orisinil yang berada di dalam candi.
Sumber aciknadzirah.blogspot.com