Kelebihan Dan Kekurangan ASUS Zenfone 2 – Pengalaman memakai ASUS Zenfone 2 selama kurang lebih 1 mingguan ini mimin rasa sudah cukup untuk menyimpulkan perihal apa saja plus minus dari perangkat ini. Malah mimin rasa waktu yang demikian itu sudah terlalu usang yaa. Ya maklum saja, ternyata ada banyak sekali hal yang bisa mimin bahas mengenai perangkat ini sehingga goresan pena yang satu ini harus disimpan dulu sebelum bahasan yang lain selesai dibuat.
Mimin dibentuk cukup terkesan selama memakai perangkat ini, meski ketika pengujian pada program launching mimin menemukan sebuah bug kecil pada kamera namun itu bukanlah hal yang besar dan tidak mengurangi kelebihan yang dimilikinya. Perlu digaris bawahi bahwa poin-poin yang akan mimin tuliskan pada posting ini merupakan opini mimin, dalam arti evaluasi ini berdasarkan sudut pandang mimin sehingga mungkin evaluasi orang lain bisa saja berbeda. Oke, mari kita mulai dari poin kelebihan yang dimilikinya:
Kelebihan ASUS Zenfone 2 (ZE551ML, Prosesor Intel Atom Z3580 Quad-core 2.3GHz RAM 4 GB)
- Spesifikasi monster dengan harga kompetitif
- Desain menawan dengan kualitas yang terjaga
- Layar sedap dipandang
- Fitur-fitur yang sangat bermanfaat
- Mendukung kostumasi tampilan
- Kamera belakang kaya fitur
- Kamera depan yang juga kaya fitur
- Daya tahan baterai & kecepatan charging
- Performa monster
- Dukungan penuh dari ASUS
Harga VS Spesifikasi
Spesifikasi yang diusungnya sudah sangat memungkinkan untuk menyaingi smartphone flagship dari banyak sekali merek terkemuka yang beredar ketika ini. Prosesor Intel Atom Z3580 Quad-core 2.3GHz 64-bit plus kontribusi RAM yang berkapasitas 4GB tentu saja sudah sangat cukup untuk menantang perangkat flagship yang ada dipasaran yang harganya bisa sangat tinggi. Namun disini ASUS membanderol perangkat ini dengan harga yang jauh dibawah perangkat kelas tinggi lainnya sehingga menjadikannya sebuah nilai lebih bagi para konsumen.
Ya, harga yang dibanderol untuk perangkat ini masuk dalam kategori kelas menengah (varian tertinggi sekitar 4.5 jutaan, harga bisa berbeda-beda di tiap daerah) namun mengusung spesifikasi kelas atas. Pengalaman menciptakan perangkat tablet
Nexus tampaknya sangat berharga bagi ASUS untuk menciptakan perangkat spesifikasi tinggi dengan harga semurah mungkin.
Desain dan Kualitas
Meski desain bab depan perangkat ini tidak jauh beda dengan seri Zenfone sebelumnya yang merupakan “budget smartphone”, namun desain ini nampaknya masih sedap dipandang ketika dipakai pada perangkat kelas high end ini. Sedikit perubahan mirip bezel yang dikurangi membuanya nampak lebih manis meski ia bukanlah seorang gadis.
Tombol-tombol yang dipusatkan di sisi tengah, pola bulat khas ASUS pada tombol power dan volume serta brush yang mirip logam membuatnya jadi lebih nampak elegan. Sisi build quality pun tidak mengecewakan meski ia dibanderol dengan harga yang relatif murah untuk perangkat sekelasnya.
Layar
Untuk perangkat kelas high end, layar yang dimiliki oleh Zenfone 2 memang tidaklah terlalu istimewa. Namun kalau dibandingkan dengan perangkat di kisaran harga yang sama, layar yang dimilikinya ini tentu merupakan salah satu yang terbaik. 5.5 inch dengan resolusi 1920 x 1080 pixel (Full HD) terbukti sangat tajam dan sedap dipandang. Layar IPS ini juga bisa menampilkan warna yang akurat serta warna hitam yang pekat plus sudut pandang (viewing angle) yang sangat baik.
Layar ini masih bisa menampilkan gambar atau tampilan yang cukup baik dan terang ketika dipakai diluar ruangan. Ditambah lagi ASUS juga melengkapi layar ini dengan beberapa fitur mirip reading mode yang akan mengurangi warna biru pada layar sehingga akan lebih nyaman ketika dipakai membaca atau ketika harus memandangi layar smartphone dalam waktu yang lama.
Fitur dan aplikasi tambahan
Aplikasi pemanis dari ZenUI pastilah sudah sangat dikenal bagi para pengguna Zenfone. Sebagian besar aplikasi ini ditujukan untuk membantu produktivitas penggunanya mirip contohnya aplikasi Remote Link untuk mengendalikan laptop ASUS yang kita miliki melalui smartphone, Share Link untuk mengirim banyak sekali file dari dan ke perangkat ASUS lainnya serta Supernote dan Quick Memo yang sering mimin gunakan untuk kepentingan mencatat dan menciptakan to-do-list. Sebagian lain aplikasi ZenUI juga ditujukan untuk keperluan hiburan dan multimedia.
Fitur lain yang berdasarkan mimin cukup menarik yakni fitur Zen Motion. Zen Motion memungkinkan kita untuk menjalankan suatu aplikasi bahkan ketika layar sedang tidak aktif (mati) hanya dengan membentuk atau menggambar pola tertentu pada layar. Selain itu Zen Motion juga memungkinkan kita untuk menghidupkan dan menonaktifkan layar dengan metode “Double tap to wake (and sleep)“. Artinya kita tidak perlu menekan tombol power untuk mengaktifkan layar. Belum lagi fitur Kids Mode yang akan membantu para orang renta untuk membatasi waktu bermain anaknya.
BACA JUGA : Fitur-fitur yang dimiliki oleh ASUS Zenfone 2 (link ada di bab simpulan posting)
Tampilan
Secara default, tampilan ZenUI yang diusung oleh ASUS berdasarkan mimin sudah cukup apik. Tampilan yang penuh warna namun elegan ini menciptakan mimin betah untuk menggunakannya. Meski demikian, ASUS tetap mengizinkan penggunanya untuk merubah tampilan perangkat dengan disematkannya fitur theme. Fitur ini memungkinkan kita untuk mengganti tema tampilan termasuk icon dan lainnya dengan gampang dan cepat sehingga kita tidak perlu lagi mend0wnl0ad launcher yang akan membebani perangkat.
ASUS juga telah menyediakan fitur icon pack dan juga font option yang memungkinkan kita untuk mengganti icon atau jenis dan ukuran font pada perangkat. Beberapa kostumasi lain mirip scroll effect juga disematkan pada perangkat ini. Meski tema yang tersedia ketika ini masih sangat terbatas, namun ada kemungkinan bahwa ASUS akan menambahkannya secara bertahap, mengingat beberapa update terakhir memperlihatkan bahwa mereka juga telah menambahkan theme yang tersedia sedikit demi sedikit.
Kamera belakang
Kamera beresolusi 13 megapixel yang dimilikinya bisa menangkap gambar yang cukup baik di siang hari dan superior di malam hari. Berbagai mode yang mendukung penggunaan kamera di malam hari pun disematkan mirip Low Light mode dan juga Night Mode. Low light mode pada perangkat ini sendiri sudah terbukti sangat baik ketika mimin dan beberapa rekan lain sempat menguji cobanya di booth khusus pada ketika program launching yang berlangsung di Jakarta beberapa waktu lalu.
BACA JUGA : Review hasil kamera ASUS Zenfone 2 (link ada di bab simpulan posting)
Tambahan fitur menarik lain mirip Super Resolution serta Manual Mode menambah daftar hidangan pada software kamera yang digunakan. Meski kita hanya bisa melaksanakan setting shutter speed tercepat sampai 1/500 detik dan paling lambat 1/2 detik, namun mimin rasa ini sudah cukup untuk kita supaya bisa lebih berkreasi dengan kamera yang dimilikinya, meski mimin masih merasa settingan di tersebut agaknya terlalu terbatas. Lebih baik daripada tidak ada sama sekali. Saat pengujian pada program launching kemarin mimin sempat menemukan satu bug kecil pada kamera, yakni munculnya flicker ketika diarahkan ke arah cahaya (lampu) sesudah memakai fitur manual mode. Tidak hanya sekali, hampir semua perangkat yang mimin coba pada kesempatan itu juga mengalami tanda-tanda yang sama. Namun demikian hal itu tidak mengurangi kualitas dari foto yang ditangkapnya.
Kamera depan
Bagi para penggemar selfie, tugas kamera depan sangat penting bagi “eksistensi” mereka khususnya di dunia maya. Dan mimin rasa kamera beresolusi 5 megapixel dengan aperture f/2.0 ini sudah sangat cukup untuk mendukung kegiatan selfie mu. Kamera ini juga mempunyai banyak sekali fitur pemanis mirip contohnya Low light mode, beautification, serta selfie panorama.
Baterai
Dibekali dengan baterai berkapasitas 3000 mAh nampaknya cukup untuk mendukung kegiatan perangkat ini seharian dalam penggunaan normal. Namun tentu kau tidak bisa berharap lebih kalau kau aktif menggunakannya secara terus-menerus untuk bermain game. Perangkat ini juga dilengkapi dengan fitur BoostMaster, yakni kemampuan Fast Charging yang memungkinkan baterai terisi dengan cepat. ASUS mengklaim bahwa kita sanggup mengisi baterai sampai kapasitas 60% dalam waktu kurang dari 39 menit.
Fitur ini memang benar-benar bekerja, namun kecepatan pengisian baterai akan dinormalkan kembali sesudah mencapai 60% untuk mencegah overheat pada perangkat. Menurut pengalaman mimin, baterai akan terisi 100% penuh dalam waktu sekitar 2 jam kalau melaksanakan charging dalam keadaan perangkat aktif (dari awalnya 5%).
Performa monster
Ini yakni sesuatu yang menciptakan mimin terkesan semenjak pertama kali mencoba Zenfone 2. Prosesor Intel yang diusungnya bisa memproses data dengan sangat cepat dan mulus, ditambah lagi kontribusi kapasitas ram yang sangat besar sangat membantu untuk urusan multitasking. Ini sangat memudahkan kegiatan mimin dalam memakai banyak sekali apps sekaligus. Well, 4 GB of RAM is not a kind of joke!
Dukungan dari ASUS
Yups, kontribusi terhadap konsumen memang mempunyai kelebihan tersendiri bagi para pengguna suatu produk. ASUS senantiasa mendapatkan feedback atau masukan dari para penggunanya untuk kemudian dijadikan referensi perbaikan pada update selanjutnya. Dari mana mimin tau? Sebagai rujukan aplikasi ZenUI yang dimiliki perangkat Zenfone misalnya.
Kumpulan aplikasi ini sering kali mendapatkan update khususnya ketika ada keluhan dari penggunanya soal salah satu aplikasi yang bersangkutan. Update yang diberikan pun tergolong sangat cepat. Mereka juga menyediakan sebuah fitur yakni ASUS Support untuk memudahkan penggunanya mengirimkan kritik dan saran bagi perangkat yang mereka gunakan kepada ASUS.
Kekurangan ASUS Zenfone 2
- Bloatware yang tidak mengecewakan banyak
- Minim paket penjualan
- Sim 2 hanya bisa terkoneksi di jaringan 2G
Bloatware
Seperti yang sudah mimin sebutkan diatas, perangkat ASUS Zenfone 2 ini dibekali dengan banyak sekali aplikasi dari ZenUI. Aplikasi ini sudah cukup banyak untuk sebuah smartphone yang gres keluar dari kotaknya. Namun ternyata ASUS juga menyematkan beberapa aplikasi pemanis lain yang bantu-membantu tidak terlalu diharapkan oleh beberapa pengguna. Memang tujuan dari disematkannya apps tersebut yakni untuk memudahkan pengguna baru, tetapi selanjutnya kemungkinan besar apps tersebut tidaklah terlalu bermanfaat dan bahkan mungkin dianggap tidak berguna.
Minim paket penjualan
Secara resmi, paket penjualan ASUS Zenfone 2 yakni adaptor charger, kabel USB, kartu garansi, petunjuk penggunaan serta satu unit perangkat smartphone itu sendiri. Mimin tidak menemukan headset/handsfree/earphone di dalam dus nya. Namun ini bukanlah sebuah duduk kasus besar bagi mimin, dan kalau kau memerlukan earphone, kau bisa membelinya secara terpisah.
Konektivitas minim pada sim 2
Meski SIM 1 yang dimiliki perangkat ini sudah mendukung koneksi 4G LTE, namun SIM 2 dari perangkat ini hanya sanggup dipakai untuk konektivitas 2G (tapi bukan untuk sambungan internet). Sepertinya memang SIM 2 pada perangkat ini hanya ditujukan untuk mendapatkan atau melaksanakan panggilan telepon serta SMS saja, namun masih lebih baik daripada kita harus memakai 2 perangkat yang berbeda sekaligus.
Sejauh ini mimin belum menemukan kekurangan lain yang dimiliki oleh perangkat ini. Mungkin kalau kau menemukannya, kau bisa memberitahu yang lain melalui kotak komentar dibawah.
Akhir kata..
Monster inside the beauty
Dibalik desainnya yang bisa dibilang cukup menawan, Zenfone 2 terbukti mempunyai kemampuan layaknya “monster” yang sanggup dengan gampang melibas perangkat lain yang berada di rentang harga yang sama. Bahkan dalam beberapa kasus ia bisa mengungguli perangkat flagship dari banyak sekali brand yang mempunyai harga jauh diatasnya. Kemampuan multitasking yang superior serta pengolahan data yang cepat yakni kemenangan mutlak bagi Zenfone 2 atas kompetitornya.
ASUS nampaknya ingin memadukan banyak sekali keunggulan yang dimiliki oleh perangkat flagship dari banyak sekali brand lain dalam satu perangkat. Ini terbukti dimana Zenfone 2 mempunyai adonan fitur unggulan yang dimiliki oleh flagship dari OPPO, LG, serta Xiaomi dengan kualitas dan harga yang juga kompetitif. Kabar baiknya yakni hampir tidak ada fitur “mubazir” dari kesemua fitur yang disematkan padanya, sehingga kita tidak perlu membayar lebih untuk fitur-fitur mubazir tersebut.
UI yang segar, sedap dipandang dan juga responsif bisa memperlihatkan user experience yang baik. Dan yang dihentikan dilupakan yakni support yang diberikan kepada para pengguna melalui update-update tertentu untuk memperbaiki bug yang ada. Sayangnya mimin menganggap masih terlalu banyak bloatware yang terdapat pada perangkat ini yang pastinya akan mengurangi “jatah” ruang pada penyimpanan meski tidak telalu banyak.
Performa hebat, harga lebih hemat
Secara keseluruhan mimin menilai bahwa perangkat ini lebih cocok untuk dipakai dalam mendukung produktivitas dalam dunia kerja mengingat banyak sekali fitur atau apps yang ditanamkan pada Zenfone 2 lebih ditujukan untuk multimedia dan konektivitas. Ditambah lagi dengan performanya yang tinggi tentu akan memudahkan pengguna dalam membuka dan menjalankan aplikasi yang dibutuhkan. Meski demikian, perangkat ini juga tidak akan menolak untuk diajak bermain.
Tentu ini akan menjadi pilihan alternatif bagi kau yang menginginkan perangkat dengan performa jago dengan harga yang lebih hemat. Berikut yakni angka-angka hasil evaluasi mimin untuk perangkat ini (jika dibandingkan dengan perangkat lain di kelasnya/di rentang harga yang sama):
- Desain : 8.4
- Build quality : 8.2
- Layar : 8.7
- Kamera belakang :7.8
- Kamera depan : 7.6
- Multitasking : 9.8
- Performa keseluruhan : 9.5
- Daya tahan baterai : 8.2
- Fitur bawaan : 8
Nah mungkin itu saja yang bisa mimin tuliskan perihal kelebihan dan kekurangan ASUS Zenfone 2. Bagi kau yang belum sempat membaca posting sebelumnya, silahkan mampir ke halaman berikut untuk mencari tau lebih lanjut soal perangkat ini :
Sumber aciknadzirah.blogspot.com