Komodo atau biawak komodo (Varanus komodoensis), ialah hewan melata atau reptil spesies kadal terbesar di dunia yang mempunyai panjang antara 2 hingga 3 meter, komodo terdapat dan hidup di pulau Komodo, Flores, Gili Motang, Rinca dan Gili Dasami di tempat Nusa Tenggara Indonesia.
Komodo merupakan spesies reptil purba endemik yang hidup semenjak zaman purba. Evolusi komodo dimulai dengan genus Varanus yang mulai berkembang di Asia antara 40-25 juta tahun yang lalu. Komodo ialah kerabat erat dari dinosaurus. Hal ini dilihat dari ditemukannya fosil-fosil dari jenis dinosaurus tertentu yang menunjukkan kemiripan struktur tubuh dengan komodo.
Komodo disebut juga Biawak Komodo, Komodo Island Monitor, Komodo Monitor dan oleh penduduk setempat disebut Ora, ditemukan pertama kali oleh peneliti barat pada tahun 1910 dan menjadi populer di dunia ilmu pengetahuan semenjak tahun 1911 ketika Peter Ouwens, seorang kurator pada Museum Zoologi Bogor, mendapatkan laporan wacana inovasi satwa ini dari Perwira Pemerintah Hindia Belanda J.K.H. Van Steyn, yang selanjutnya diberi nama Varanus komodensis. Kemudian pada tahun 1912 pada goresan pena Pieter Antonie Ouwens yang berjudul “On a Large Species from The Island of Komodo”. Dari inovasi ini muncul kesadaran dari banyak sekali pihak untuk menjaga kelestarian satwa ini, semenjak itu, ekspedisi dan penelitian terhadap spesies langka ini terus dilakukan, menyadari perlunya proteksi terhadap Komodo di tengah kegiatan insan di habitat aslinya itu, pada tahun 1915 Pemerintah Belanda mengeluarkan larangan perburuan dan pembunuhan komodo.
Taman Nasional Komodo, pada tahun 1980 taman nasional ini didirikan untuk melindungi komodo dan habitatnya di bawah peraturan pemerintah Indonesia. Di sana terdapat 277 spesies binatang yang merupakan perpaduan binatang yang berasal dari Asia dan Australia, yang terdiri dari 32 spesies mamalia, 128 spesies burung, dan 37 spesies reptilia. Bersama dengan komodo, setidaknya 25 spesies binatang darat dan burung termasuk binatang yang dilindungi, alasannya ialah jumlahnya yang terbatas atau terbatasnya penyebaran mereka. Taman nasional ini terdiri atas tiga pulau besar, Pulau Komodo, Pulau Rinca, dan Pulau Padar serta beberapa pulau kecil. Wilayah darat taman nasional ini 603 km² dan wilayah total ialah 1817 km². Belakangan ditetapkan pula Cagar Alam Wae Wuul dan Wolo Tado di Pulau Flores untuk membantu pelestarian komodo.
Komodo sebagai satwa bangsa dengan ditetapkannya sebagai fauna identitas provinsi Nusa Tenggara Timur Indonesia, juga menerima apresiasi di dunia internasional dengan lolosnya menjadi salah satu dari 28 finalis New 7 Wonders of Nature.
Komodo remaja yang berada di alam bebas biasanya mempunyai berat sekitar 70 kilogram dengan panjang antara 2 hingga 3 meter, namun pernah ditemukan yang mempunyai panjang 3,13 meter dengan berat mencapai 166 kilogram termasuk makanan yang masih belum dicerna di perutnya. Komodo tercatat sebagai kadal terbesar yang masih hidup, namun bukan yang terpanjang, biawak terpanjang ialah biawak Papua (Varanus salvadorii).
Rangkuman hal-hal unik dari Komodo:
- Secara alami hanya ditemui di Indonesia, di pulau Komodo, Flores dan Rinca dan beberapa pulau lainnya di Nusa Tenggara.
- Memiliki ekor yang sama panjangnya dengan tubuhnya.
- Hidup di padang rumput kering terbuka, sabana dan hutan tropis pada ketinggian rendah, biawak ini menyukai tempat panas dan kering ini.
- Memiliki sekitar 60 buah gigi bergerigi yang tajam dengan panjang sekitar 2,5 cm yang sering berganti.
- Hampir seluruhnya giginya dilapisi jaringan gingiva dan jaringan ini sering luka atau tercabik selama makan sehingga menjadi tempat pertumbuhan basil mematikan yang hidup di verbal mereka.
- Memiliki pengecap yang panjang, berwarna kuning dan bercabang.
- Jantan lebih besar daripada betina, dengan warna kulit abu-abu gelap hingga merah kerikil bata.
- Komodo betina lebih berwarna hijau buah, dan mempunyai potongan kecil kuning pada tenggorokannya.
- Tidak mempunyai indera pendengaran, meski mempunyai lubang telinga.
- Dapat melihat hingga sejauh 300 m, namun alasannya ialah retinanya hanya mempunyai sel kerucut, sehingga agaknya tak begitu baik melihat di kegelapan malam.
- Tidak buta warna jadi bisa membedakan warna namun tidak seberapa peka membedakan obyek yang tak bergerak.
- Menggunakan pengecap untuk mendeteksi rasa dan mencium stimuli, menyerupai reptil lainnya.
- Menggunakan indera vomeronasal dengan memanfaatkan organ Jacobson untuk membantu navigasi pada ketika gelap.
- Dengan santunan angin sanggup mendeteksi daging bangkai sejauh 4 hingga 9 kilo meter lebih.
- Lubang hidung bukan merupakan alat penciuman yang baik alasannya ialah mereka tidak mempunyai sekat rongga badan.
- Tidak mempunyai indra perasa di lidahnya, hanya ada sedikit ujung-ujung saraf perasa di bab belakang tenggorokan.
- Sebagian sisik-sisiknya diperkuat dengan tulang, mempunyai sensor yang terhubung dengan saraf untuk mencicipi rangsangan sentuhan. Sisik-sisik di sekitar telinga, bibir, dagu dan tapak kaki mempunyai tiga sensor rangsangan atau lebih.
- Hewan ini aktif pada siang hari, walaupun kadang kala aktif juga pada malam hari.
- Termasuk binatang yang penyendiri, berkumpul bersama hanya pada ketika makan dan berkembang biak.
- Reptil ini sanggup berlari cepat hingga 20 kilometer per jam namun hanya pada jarak yang pendek.
- Dapat berenang dengan sangat baik dan bisa menyelam sedalam 4.5 meter.
- Pandai memanjat pohon memakai cakar mereka yang kuat.
- Dapat bangun dengan kaki belakangnya dan memakai ekornya sebagai penunjang untuk menangkap mangsa yang berada di luar jangkauannya.
- Menggali lubang selebar 1–3 meter dengan tungkai depan dan cakarnya yang kuat, untuk tempat berlindung.
- Termasuk binatang karnivora, namun mereka kebanyakan makan daging bangkai.
- Makan dengan cara mencabik potongan besar daging dan kemudian menelannya bulat-bulat sementara tungkai depannya menahan tubuh mangsanya.
- Reptil purba ini, makan mangsa berukuran kecil hingga sebesar kambing, dagingnya dihabiskan sekali telan. Isi perut mangsa yang berupa tumbuhan biasanya dibiarkan tak disentuh.
- Air liur yang kemerahan dan keluar dalam jumlah banyak amat membantu komodo dalam menelan mangsanya.
- Untuk menghindari semoga tak tercekik ketika menelan, komodo bernapas melalui sebuah jalan masuk kecil di bawah lidah, yang bekerjasama pribadi dengan paru-parunya.
- Mempunyai rahang yang sanggup dikembangkan dengan leluasa, tengkoraknya yang lentur, dan lambungnya yang sanggup melar memungkinkan komodo menyantap mangsa yang besar, hingga sebesar 80% dari bobot tubuhnya dalam satu kali makan.
- Akan berjalan menyeret tubuhnya yang kekenyangan mencari sinar matahari untuk berjemur, guna membantu mempercepat proses pencernaan, supaya masakan dalam perutnya tidak membusuk dan meracuni tubuhnya sendiri.
- Metabolismenya lamban, sehingga komodo besar sanggup bertahan dengan hanya makan 12 kali setahun atau sekali dalam sebulan.
- Setelah daging mangsanya dicerna, komodo memuntahkan sisa-sisa tanduk, rambut dan gigi mangsanya, dalam gumpalan-gumpalan bercampur dengan lendir berbau busuk, yang disebut gastric pellet.
- Berkembang biak dengan bertelur, betina akan meletakkan telurnya di lubang tanah, sebuah sarang rata-rata berisi 20 telur yang akan menetas sesudah 7–8 bulan. Betina berbaring di atas telur-telur itu untuk mengerami dan melindunginya hingga menetas.
- Air liurnya mengandung bisa dan basil Pasteurella multocida yang sangat mematikan.
- Membutuhkan tiga hingga lima tahun untuk menjadi dewasa, dan sanggup hidup lebih dari 50 tahun.
- Rentan kepunahan, dalam daftar IUCN Red list hanya tinggal sekitar 4.000–5.000 ekor diperkirakan masih hidup di alam liar. Meski demikian, ada keprihatinan mengenai populasi ini alasannya ialah diperkirakan dari semuanya itu hanya tinggal 350 ekor betina yang produktif dan sanggup berbiak.
Sumber: wikipedia.org
Sumber aciknadzirah.blogspot.com