Puisi Chairil Anwar – Puisi merupakan salah satu karya sastra yang masih kita banyak dengarkan hingga ketika ini. Berbicara perihal puisi, maka kita akan teringat sosok Chairil Anwar. Beliau merupakan sosok sastrawan muda yang gemilang. Banyak karyanya yang masih terus membahana hingga ketika ini.
Atas segala pencapaiannya dalam bidang sastra, almarhum Chairil Anwar mendapatkan penghargaan sebagai Seniman Sastra oleh Dewan Kesenian Bekasi pada tahun 2007. Berkat semua karya sastranya, Chairil Anwar berhasil mempelopori seluruh kaum pada masanya dalam penggunaan bahasa untuk puisi.
Karena pada ketika itu hanya Chairil Anwar lah yang mempunyai gaya bahasa sastra yang lugas, solid serta kuat. Berbagai genre puisi telah Ia ciptakan. Baik untuk tujuan usaha hingga isi hati Chairil Anwar sendiri. Untuk mengenang kembali Chairil Anwar, berikut puisi Chairil Anwar yang dikutip dari banyak sekali sumber :
Berikut ini ialah kumpulan puisi karya chairil anwar karangan salah satu sastrawan terbesar indonesia yang berkarya terhadap kurun penjajahan hingga terhadap awal kemerdekaan. Chairil anwar dikenal bersama dengan gaya pembuatan puisi yang bertema berkenaan cinta, ibu, pemberontakan, kematian, individualisme, dan eksistensialisme, hingga tak jarang puisi chairil anwar ini multi-interpretasi.
Chairil anwar sendiri menulis puisi pertamanya terhadap th. 1942 dimana didalam sejarah sastra indonesia ia dikenal sebagai sastrawan angkatan 45 bersama dengan bersama dengan Asrul Sani dan Rivai Apin. Chairil diketahui lahir dan dibesarkan di Medan, sebelum akan ganti ke Batavia (sekarang Jakarta) bersama dengan ibunya terhadap th. 1940, dimana ia pertamakali mulai menggeluti dunia sastra.
Daftar Isi Konten
- 1 Biografi Chairil Anwar
- 2 Puisi Karya Chairil Anwar
- 3 Puisi Chairil Anwar Tentang Kepahlawanan
- 4 Puisi Chairil Anwar Tentang Kerohanian
- 5 Puisi Chairil Anwar Tentang Percintaan
- 6 Puisi Chairil Anwar Tentang Persahabatan Dan Keluarga
- 7 Puisi Chairil Anwar Yang Fenomenal Lainnya
- 7.1 Puisi Chairil Anwar Sejak Putih
- 7.2 Puisi Chairil Anwar Cintaku Jauh di Pulau
- 7.3 Puisi Chairil Anwar Tak Sepadan
- 7.4 Puisi Chairil Anwar Hampa
- 7.5 Puisi Chairil Anwar Yang Terlepas Yang Putus
- 7.6 Puisi Chairil Anwar Rumahku
- 7.7 Puisi Chairil Anwar Doa
- 7.8 Puisi Chairil Anwar Persetujuan Dengan Bung Karno
- 7.9 Puisi Chairil Anwar Aku
- 7.10 Puisi Chairil Anwar Prajurit Jaga Malam
Biografi Chairil Anwar
Chairil Anwar dijuluki sebagai “Si Binatang Jalang” (dari karyanya yang berjudul Aku), ialah penyair terkemuka Indonesia. Ia diperkirakan telah menulis 96 karya, juga 70 puisi. Bersama Asrul Sani dan Rivai Apin, ia dinobatkan oleh H.B. Jassin sebagai penggagas Angkatan ’45 sekaligus puisi moderen Indonesia.
Chairil lahir dan dibesarkan di Medan, sebelum akan ganti ke Batavia (sekarang Jakarta) bersama dengan ibunya terhadap th. 1940, dimana ia mulai menggeluti dunia sastra. Setelah mempublikasikan puisi pertamanya terhadap th. 1942, Chairil konsisten menulis. Pusinya menyangkut bermacam-macam tema, mulai berasal dari pemberontakan, kematian, individualisme, dan eksistensialisme, hingga tak jarang multi-interpretasi.
Chairil Anwar dibesarkan didalam keluarga yang tidak cukup harmonis. Orang tuanya bercerai, dan ayahnya menikah lagi. Ia merupakan anak salah satu berasal dari pasangan Toeloes dan Saleha, keduanya berasal berasal dari kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.
Jabatan paling simpulan ayahnya ialah sebagai bupati Inderagiri, Riau. Ia masih miliki jalinan keluarga bersama dengan Sutan Sjahrir, Perdana Menteri pertama Indonesia. Sebagai anak tunggal, orang tuanya selamanya memanjakannya. Namun, Chairil condong bersikap keras kepala dan tidak dambakan kehilangan apa pun; sedikit cerminan berasal dari kepribadian orang tuanya.
Pada umur 19 tahun, sehabis perceraian orang tuanya, Chairil bersama dengan ibunya ganti ke Batavia (sekarang Jakarta) dimana ia berteman bersama dengan dunia sastra; meskipun telah bercerai, ayahnya selamanya menafkahinya dan ibunya. Meskipun tidak sanggup selesaikan sekolahnya, ia sanggup menguasai bermacam-macam bahasa abnormal ibarat Inggris, Belanda, dan Jerman.
Ia juga isikan jam-jamnya bersama dengan membaca karya-karya pengarang internasional ternama, seperti: Rainer Maria Rilke, W.H. Auden, Archibald MacLeish, Hendrik Marsman, J. Slaurhoff, dan Edgar du Perron. Penulis-penulis berikut terlalu menghipnotis tulisannya dan secara tidak segera terhadap tatanan kesusasteraan Indonesia.
Pendidikan
- Hollandsch-Inlandsche School (HIS)
Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO)
Karir - Penyair/ Sastrawan
Penyiar Radio Jepang di Jakarta pas kurun pendudukan Jepang
Penghargaan - Bhagasasi Award berasal dari pengurus Badan Kekeluargaan Masyarakat Bekasi (BKMB)
Bekasi Award itu, sebagai salah satu wujud kepedulian dan perhatian berasal dari pengurus DKB terhadap hasil karya besar Chairil Anwar
Kumpulan Puisi Chairil Anwar
- Deru Campur Debu (1949)
- Kerikil Tajam dan Yang Terampas dan Yang Putus (1949)
- Tiga Menguak Takdir (1950) (dengan Asrul Sani dan Rivai Apin)
- “Aku Ini Binatang Jalang: koleksi sajak 1942-1949”, disunting oleh Pamusuk Eneste, kata epilog oleh Sapardi Djoko Damono (1986)
- Derai-derai Cemara (1998)
- Pulanglah Dia Si Anak Hilang (1948), terjemahan karya Andre Gide
- Kena Gempur (1951), terjemahan karya John Steinbeck
Puisi Karya Chairil Anwar yang Diterjemahkan Dalam Bahasa Asing
Karya-karya Chairil juga banyak diterjemahkan ke didalam bahasa asing, antara lain bahasa Inggris, Jerman dan Spanyol. Terjemahan karya-karyanya di antaranya adalah:
- “Sharp gravel, Indonesian poems”, oleh Donna M. Dickinson (Berkeley, California, 1960)
- “Cuatro poemas indonesios [por] Amir Hamzah, Chairil Anwar, Walujati” (Madrid: Palma de Mallorca,1962)
- Chairil Anwar: Selected Poems oleh Burton Raffel dan Nurdin Salam (New York, New Directions,1963)
- “Only Dust: Three Modern Indonesian Poets”, oleh Ulli Beier (Port Moresby [New Guinea]: Papua Pocket Poets, 1969)
- The Complete Poetry plus Prose of Chairil Anwar, disunting dan diterjemahkan oleh Burton Raffel (Albany, State University of New York Press, 1970)
- The Complete Poems of Chairil Anwar, disunting dan diterjemahkan oleh Liaw Yock Fang, bersama dengan bantuan H. B. Jassin (Singapore: University Education Press, 1974)
- Feuer und Asche: sämtliche Gedichte, Indonesisch/Deutsch oleh Walter Karwath (Wina: Octopus Verlag, 1978)
- The Voice of the Night: Complete Poetry plus Prose of Chairil Anwar, oleh Burton Raffel (Athens, Ohio: Ohio University, Center for International Studies, 1993)
Karya untuk Mengenang Chairil Anwar
- Chairil Anwar: memperingati hari 28 April 1949, diselenggarakan oleh Bagian Kesenian Djawatan Kebudajaan, Kementerian Pendidikan, Pengadjaran dan Kebudajaan (Djakarta, 1953)
- Boen S. Oemarjati, “Chairil Anwar: The Poet plus his Language” (Den Haag: Martinus Nijhoff, 1972).
- Abdul Kadir Bakar, “Sekelumit dialog berkenaan penyair Chairil Anwar” (Ujung Pandang: Lembag Penelitian dan Pengembangan Ilmu-Ilmu Sastra, Fakultas Sastra, Universitas Hasanuddin, 1974)
- U.S. Nababan, “A Linguistic Analysis of the Poetry of Amir Hamzah plus Chairil Anwar” (New York, 1976)
- Arief Budiman, “Chairil Anwar: Sebuah Pertemuan” (Jakarta: Pustaka Jaya, 1976)
- Robin Anne Ross, Some Prominent Themes in the Poetry of Chairil Anwar, Auckland, 1976
- B. Jassin, “Chairil Anwar, penggagas Angkatan ’45, disertai kumpulan hasil tulisannya”, (Jakarta: Gunung Agung, 1983)
- Husain Junus, “Gaya bahasa Chairil Anwar” (Manado: Universitas Sam Ratulangi, 1984)
- Rachmat Djoko Pradopo, “Bahasa puisi penyair utama sastra Indonesia modern” (Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985)
- Sjumandjaya, “Aku: menurut perjalanan hidup dan karya penyair Chairil Anwar (Jakarta: Grafitipers, 1987)
- Pamusuk Eneste, “Mengenal Chairil Anwar” (Jakarta: Obor, 1995)
- Zaenal Hakim, “Edisi parah puisi Chairil Anwar” (Jakarta: Dian Rakyat, 1996)
Puisi Karya Chairil Anwar
style="display:inline-block;width:300px;height:600px"
data-ad-client="ca-pub-5072032675768050"
data-ad-slot="7868733699">
Setelah tadi telah diulas berkenaan Biografi singkat berasal dari sang penyair, Chairil Anwar. Sekarang saatnya kita untuk mengenal tiap tiap karya puisinya yang terlalu luar biasa tersebut. Dan di bawah ini ialah daftar karya puisi yang telah terlalu dikenal di dunia bahasa dan sastra Indonesia yang saya ambil berasal dari bermacam-macam sumber. Berikut selengkapnya.
Puisi Chairil Anwar Tentang Kepahlawanan
Lahir di kala Indonesia masih terbelenggu dalam penjajahan, menciptakan Chairil Anwar menelurkan karya-karya inspiratif perihal kepahlawanan. Pada ketika itu, karya-karya puisi Chairil Anwar sanggup menjadi penyemangat para p0juang bangsa untuk merebut kemerdekaan. Karya-karya tersebut diantaranya sebagai berikut :
Puisi Diponegoro bercerita perihal semangat Pangeran Diponegoro dalam melawan musuh. Meskipun jumlah musuh lebih banyak, namun ia tidak pernah gentar. Bersenjatakan pedang dan keris ia melawan di barisan depan.
Seandainya ia masih hidup di zaman sekarang, maka akan banyak orang yang kagum dengan usaha beliau. Puisi ini merupakan salah satu puisi karya Chairil Anwar yang banyak diapresiasi oleh masyarakat sebagai puisi perjuangan.
Puisi diatas menceritakan perihal usaha pemuda-pemudi di zaman penjajahan. Dimana mereka harus mengorbankan nyawa mereka di usia muda untuk melanjutkan estafet usaha Bung Karno, Bung Hatta dan Bung Sjahrir.
Puisi tersebut berpesan bekerjsama usaha pemuda-pemudi dimasa penjajahan janganlah menjadi sia-sia. Mereka ingin pemuda-pemudi pada zaman kini terus melanjutkan estafet usaha mereka dengan berusaha mewujudkan keinginan dan cita-cita. Perlu diketahui, Chairil Anwar sendiri masih mempunyai pertalian darah dengan Sultan Sjahrir.
Puisi diatas menceritakan kondisi pada masa penjajahan. Dimana para p0juang terdahulu rela mati daripada harus hidup dengan dijajah dan ditindas. Mereka terus maju melawan penjajah meskipun mereka tahu nyawa sebagai taruhannya.
Puisi diatas menceritakan masa-masa menjelang proklamasi kemerdekaan. Dimana ibarat yang kita tahu perjaka pada ketika itu, mendorong Bung Karno untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.
Puisi diatas merupakan isi hati para perjaka di zaman tersebut. Meskipun mereka masih tergolong muda namun mereka berani menyuarakan aspirasi mereka di depan tokoh publik demi kemerdekaan Indonesia.
Puisi Chairil Anwar Tentang Kerohanian
Selain menghasilkan karya yang bergenre kepahlawanan, Chairil Anwar juga menelurkan ide-ide puisinya dalam bentuk kerohanian. Penggunaan kata yang begitu dalam namun berpengaruh menciptakan para pembacanya terkagum dengan beberapa puisi karangan Chairil Anwar. Berikut beberapa karya puisi Chairil Anwar perihal kerohanian :
Puisi diatas menceritakan perihal seorang hamba yang mengalunkan doa- doa di sepertiga malamnya. Dia berdoa dengan seluruh jiwa dan raganya. Selama nyawa masih didalam raga Ia akan tetap berdoa tidak peduli seberat apapun kesulitan hidup yang ia hadapi.
Puisi diatas menceritakan perihal seorang hamba yang selalu berdoa kepada Tuhannya meskipun sedang dalam keadaan susah payah. Di tengah kesunyian malam ia berdoa mengeluarkan segala keluh kesahnya. Meskipun ia sedang hilang arah alasannya ialah segala macam duduk kasus hidup, namun Ia tidak sanggup berpaling dari Tuhannya.
Puisi Chairil Anwar Tentang Percintaan
Sebagai anak muda pada masanya, tentunya kasus percintaan tidak sanggup dihindari oleh semua orang termasuk sosok Chairil Anwar. Oleh karenanya sosok Chairil Anwar tidak hanya dikenal oleh kalangan renta namun juga menempel dihati dikalangan muda.
Perlu diketahui, pada masanya Chairil Anwar kedapatan menaruh hati pada beberapa gadis dari banyak sekali wilayah. Namun yang akibatnya menjadi istri dari sang penyair ialah Hapsah. Seorang gadis asal Karawang. Berikut beberapa karya puisi Chairil Anwar dengan genre percintaan :
Puisi diatas menceritakan perihal merindukan seseorang ditengah gelapnya malam. Ketika ia mencoba melupakan namun semakin ia merindukan seseorang yang telah dilepaskannya. Semua hal yang dulu pernah terjadi hanya menjadi kenangan.
Puisi diatas menceritakan perihal kesepian seseorang alasannya ialah sebuah penantian. Bahkan hingga maut ia tetap dalam penantian yang tidak menghasilkan apapun.
Puisi diatas menceritakan perihal kesendirian yang dialami seseorang. Ketika Ia kembali ke tanah kelahirannya, yang ada hanya kesunyian alasannya ialah terjangan ombak. Tanah kelahiran telah disapu oleh ombak. Ia sendirian tanpa kabar dari sanak familinya. Namun Ia tidak kehilangan harapan, Ia tetap mencoba mencari kabar dari sanak familinya hingga ke beberapa pantai.
Puisi Chairil Anwar Tentang Persahabatan Dan Keluarga
Chairil Anwar memang pantas menerima julukan sebagai penyair legendaris. Semua genre puisi telah Ia kuasai. Hal ini sanggup dibuktikan dengan karyanya berikut perihal persahabatan dan keluarga :
Puisi diatas menceritakan perihal kondisi rumah seseorang. Dimana cuilan jendela terbuat dari beling yang sanggup mengatakan kondisi di luar rumah. Suatu hari sang anak pergi meninggalkan rumah. Namun ketika ia kembali kondisi rumah sedikit abnormal baginya. Kemudian di rumah tersebut sang anak berumah tangga dan mempunyai anak.
Puisi diatas menceritakan perihal kehidupan seorang anak di rumahnya. Di rumah tersebut mempunyai sebuah kamar, dimana ketika bulan bersinar jelas maka kamar tersebut akan terkena cahaya temarammnya.
Anak tersebut merupakan lima bersaudara. Dimana ketika malam tiba, ibunya akan tertidur dalam keadaan menangis alasannya ialah kondisi sang Bapak yang terbaring sakit.
Puisi diatas menceritakan perihal gejolak muda yang masih membara. Dimana pada ketika muda kebanyakan dari mereka menghabiskan waktu untuk bersenang-senang tanpa berfikir perihal kematian. Saat muda, setiap orang akan melaksanakan hal yang ingin sekali mereka lakukan dalam hidup.
Puisi Chairil Anwar Yang Fenomenal Lainnya
Selain menghasilkan beberapa genre puisi dengan jumlah yang tak sedikit. Chairil Anwar juga menghasilkan beberapa karya yang masih viral hingga ketika ini. Karya tersebut ialah puisi berjudul “Aku” sebagai berikut :
Puisi diatas menceritakan perihal semangat yang dimiliki seseorang meskipun hidup dalam keterbatasan. Selalu tersisih tak menjadi halangannya untuk patah semangat dalam hidup. Ia akan terus berusaha mewujudkan apa yang dicita-citakannya seakan akan ia hidup seribu tahun lagi.
Puisi ini merupakan puisi yang banyak dilantunkan hingga ketika ini. Gaya bahasa yang lugas dan berpengaruh menciptakan siapapun yang membaca maupun mendengarkannya semakin berkobar semangatnya untuk terus maju dan berkarya.
Puisi Chairil Anwar Sejak Putih
Sejak Putih
Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku
Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati tiba tidak membelah…
Puisi Chairil Anwar Cintaku Jauh di Pulau
Cintaku Jauh di Pulau
Cintaku jauh di pulau
Gadis manis, kini iseng sendiri
Perahu melancar, bulan memancar
di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar
angin membantu, bahari terang, tapi terasa
aku tidak ‘kan hingga padanya
Di air yang tenang, di angin mendayu
di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata:
“Tujukan bahtera ke pangkuanku saja.”
Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh!
Perahu yang bersama ‘kan merapuh
Mengapa Ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!
Manisku jauh di pulau,
kalau ‘ku mati, dia mati iseng sendiri.
Puisi Chairil Anwar Tak Sepadan
Tak Sepadan
Aku kira:
Beginilah nanti jadinya
Kau kawin, beranak dan berbahagia
Sedang saya mengembara serupa Ahasveros
Dikutuk-sumpahi Eros
Aku merangkaki dinding buta
Tak satu juga pintu terbuka
Jadi baik juga kita padami
Unggunan api ini
Karena kau tidak ‘kan apa-apa
Aku terpanggang tinggal rangka
Puisi Chairil Anwar Hampa
Hampa
kepada sri
Sepi di luar. Sepi menekan mendesak.
Lurus kaku pohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak. Sepi memagut,
Tak satu kuasa melepas-renggut
Segala menanti. Menanti. Menanti.
Sepi.
Tambah ini menanti jadi mencekik
Memberat-mencekung punda
Sampai binasa segala. Belum apa-apa
Udara bertuba. Setan bertempik
Ini sepi terus ada. Dan menanti.
Puisi Chairil Anwar Yang Terlepas Yang Putus
Yang Terlempas dan Putus
Kelam dan angin kemudian mempesiang diriku,
Menggigir juga ruang di mana dia yang kuingin,
Malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu
Di Karet, di Karet (daerahku y.a.d) hingga juga deru dingin
Aku berbenah dalam kamar, dalam diriku jikalau kau tiba dan saya sanggup lagi lepaskan kisah gres padamu;
Tapi kini hanya tangan yang bergerak lantang
Tubuhku membisu dan sendiri, cerita lucu dan insiden berlalu beku.
Puisi Chairil Anwar Rumahku
Rumahku
Rumahku dari unggun-timbun sajak
Kaca jernih dari luar segala nampak
Kulari dari gedong lebar halaman
Aku tersesat tak sanggup jalan
Kemah kudirikan ketika senjakala
Di pagi terbang entah ke mana
Rumahku dari unggun-timbun sajak
Di sini saya berbini dan beranak
Rasanya usang lagi, tapi datangnya datang
Aku tidak lagi meraih petang
Biar berleleran kata anggun madu
Jika menagih yang satu
Puisi Chairil Anwar Doa
DOA
kepada pemeluk teguh
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namaMu
Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh
cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk
Tuhanku
aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
di pintuMu saya mengetuk
aku tidak sanggup berpaling
Puisi Chairil Anwar Persetujuan Dengan Bung Karno
Persetujuan Dengan Bung Karno
Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Aku sudah cukup usang dengan bicaramu
dipanggang diatas apimu, digarami lautmu
Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945
Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku kini api saya kini laut
Bung Karno ! Kau dan saya satu zat satu urat
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh
Puisi Chairil Anwar Aku
Aku
Kalau hingga waktuku
‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini hewan jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan sanggup kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan akan akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Puisi Chairil Anwar Prajurit Jaga Malam
Prajurut Jaga Malam
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ?
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,
bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya
kepastian ada di sisiku selama menjaga kawasan mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu!
Itulah, beberapa karya Chairil Anwar yang melegenda hasil tangan sang penyair tersohor orisinil berasal dari Indonesia. Walaupun Chairil Anwar udah wafat semenjak lama, tetapi karya-karyanya hingga kini masih selalu dikenang, dan banyak juga penduduk yang menyukainya.
Kedua karyanya yang kini masih tinggi keberadaan yaitu puisi karya chairil anwar, tak cuma karyanya saja yang selalu diingat, makam ia pun hingga kini masih banyak orang yang menziarahi. Kita sebagai saudara sebangsa setanah air dan penikmat karyanya, marilah berdoa untuk ia supaya diberikan tempat yang mulia olehNya.
Sekian mengenai puisi Chairil anwar yang sanggup saya contohkan kepada anda kali ini, agar sanggup bermanfaat untuk kiprah sekolah kamu. Atau anda gunakan sebagai pemanis puisi chairil anwar, yang sedang anda hafalkan untuk kiprah anda.
Sumber https://infoana.com