Wednesday, February 28, 2018

10 Faktor Penyebab Kepadatan Penduduk Di Suatu Daerah

Yang dimaksud dengan kepadatan penduduk yaitu perbandingan dari jumlah penduduk dibagi dengan luas wilayahnya. Kepadatan penduduk sendiri merupakan duduk kasus penting bagi sebuah negara alasannya yaitu dampaknya yang sangat besar terhadap kemajuan negara. Suatu negara biasanya membuat batas aman skala kepadatan penduduk di daerahnya masing-masing. Misalnya 100 orang per 1 km². Jika jumlah penduduk melebihi batasan tersebut maka sanggup mengakibatkan terjadinya ledakan jumlah penduduk.


Seperti kita ketahui jumlah penduduk yang terlalu padat pada suatu wilayah akan membawa banyak dampak negatif baik bagi perekonomian di wilayah tersebut maupun kondusifitas lingkungan sosialnya. Efek jelek yang ditimbulkan sanggup berkesinambungan. Misalnya alasannya yaitu jumlah penduduk yang terlalu padat di suatu wilayah maka lapangan pekerjaan yang tersedia tidak sebanding dengan banyaknya jumlah pencari kerja. Akibatnya akan muncul banyak pengangguran di wilayah tersebut.


Baca juga:



Demi mempertahankan kelangsungan hidupnya, para pengangguran tadi akan melaksanakan aneka macam cara untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada kondisi menyerupai ini akan rawan muncul aneka macam agresi kriminal menyerupai pencurian dan penipuan. Dampak negatif lainnya yaitu meningkatnya angka kemiskinan, kelaparan, kemacetan, dll. Maka dari itu sudah sepatutnya suatu negara memperlihatkan perhatian serius pada masalah ini. Lalu apa saja yang sanggup mengakibatkan terjadinya padat penduduk? Untuk kita ketahui bersama setidaknya ada 10 faktor penyebab kepadatan penduduk:


1.Faktor Kelahiran


Ini merupakan faktor utama dan yang paling besar lengan berkuasa pribadi terhadap jumlah penduduk di suatu wilayah. Jumlah kelahiran yang lebih besar dari jumlah selesai hidup di suatu kawasan otomatis akan menambah jumlah penduduk dari waktu ke waktu. Di Indonesia sendiri banyak masyarakat yang beranggapan banyak anak banyak rejeki. Anggapan menyerupai ini sanggup mendorong setiap pasangan suami istri untuk menambah jumlah anaknya dengan keyakinan itu akan meningkatkan perekonomian rumah tangga mereka. Padahal menyerupai kita ketahui kebutuhan hidup layak di masa kini sangatlah banyak.


Anak-anak tergolong kategori usia non-produktif yang artinya belum sanggup bekerja sendiri untuk memenuhi kebutuhannya. Mau tak mau orang tualah yang bertanggung jawab memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Jika jumlah anak semakin banyak maka semakin bertambah banyak pula beban dan tanggung jawab yang harus dipenuhi orang tua. Maka dari itu pemerintah banyak menyiapkan aneka macam agenda untuk mengendalikan angka kelahiran.


Contohnya di Tiongkok pemerintahnya menerapkan kebijakan satu anak. Artinya setiap pasangan suami istri yang mempunyai jumlah anak lebih dari 1 maka akan dikenai denda uang senilai yang telah ditetapkan. Di Indonesia sendiri pemerintah gencar mensosialisasikan agenda KB (Keluarga Berencana) untuk mengendalikan angka kelahiran di wilayah Indonesia. Baca juga: Negara Dengan Angka Kelahiran Tertinggi.


2.Faktor Ekonomi


Faktor ekonomi juga menjadi salah satu pemicu terjadinya ledakan jumlah penduduk di suatu wilayah. Kondisi ekonomi yang lebih baik di suatu wilayah sanggup menjadi daya tarik bagi seseorang untuk tinggal disana. Misalnya UMR di kabupaten A jauh lebih tinggi dibanding UMR di kabupaten B. Yang terjadi yaitu orang-orang dengan usia produktif di kabupaten B akan banyak yang berpindah ke kabupaten A semoga sanggup menerima upah kerja yang lebih besar. Ini akan menimbulkan ledakan jumlah penduduk di kabupaten A dengan tiba-tiba. Ledakan penduduk ini malah mengakibatkan berkurangnya lapangan kerja di kabupaten A yang akibatnya sanggup menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakatnya. Dalam masalah menyerupai ini penting bagi masyarakat untuk memahami pentingnya berwirausaha dibanding mencari kerja.


Diperlukan juga tugas pemerintah dan instansi terkait untuk mengelola potensi suatu wilayah. Misalnya sekolah sanggup menanamkan huruf wirausaha pada para siswa lewat pendidikan kewirausahaan. Dengan demikian diharapkan kelak masyarakat di kawasan tersebut sanggup mengelola potensi daerahnya sendiri sehingga tidak perlu mencari pekerjaan di kawasan lain. Baca juga: Karakteristik Negara BerkembangKarakteristik Negara Maju.



3. Faktor Iklim dan Kondisi Alam


Iklim dan kondisi alam di suatu kawasan sanggup mempengaruhi potensi kawasan tersebut untuk melaksanakan aktivitas ekonomi. Seperti kita ketahui di belahan dunia ini terdapat iklim dan kondisi alam yang berbeda-beda. Di Indonesia sendiri mempunyai iklim tropis dan kondisi alam yang mendukung baik dari segi tanahnya yang subur maupun lautnya yang luas dan kaya ikan. Kondisi menyerupai ini menjadikan wilayah Indonesia cocok untuk mengelola pertanian maupun perikanan sehingga menarik bagi warga negara lain untuk pindah ke Indonesia.


Terbukti dalam sejarah semenjak dahulu banyak bangsa absurd yang berusaha menjajah Indonesia untuk meraup kekayaannya. Hingga kini pun masih banyak warga negara lain yang berusaha menetap di Indonesia semoga sanggup menerima kesejahteraan hidup alasannya yaitu mungkin di negara asalnya kondisi alam dan iklimnya kurang mendukung aktivitas ekonomi. Maka dari itu diharapkan ketatnya pengawasan pemerintah terhadap jumlah imigran dari negara lain terutama imigran gelap semoga jangan hingga menimbulkan ledakan jumlah penduduk. Baca juga: Iklim di Indonesia.


4. Faktor Sosial


Keadaan lingkungan sosial yang aman dan cenderung aman atau terkenal menjadi salah satu daya tarik bagi seseorang untuk menetap di suatu wilayah. Hal yang perlu diperhatikan yaitu bagaimana upaya untuk menjaga keadaan aman tersebut tetap berlangsung meski jumlah pendatang gres di wilayah tersebut bertambah. Dalam hal ini diharapkan peraturan khusus dari pemerintah  setempat contohnya terkait pendataan atau ijin mendirikan bangunan. Baca juga: Negara Paling Aman di DuniaNegara Teramah di Dunia.


5. Faktor Bencana Alam


Terjadinya musibah berupa musibah di suatu kawasan sanggup mengakibatkan perpindahan penduduk dalam jumlah besar untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman hingga keadaan kembali normal. Hal ini memang sanggup memicu ledakan penduduk untuk jangka pendak maupun jangka panjang. Namun diharapkan kebijaksanaan untuk menyikapinya. Pemerintah sanggup menyiapkan anggaran khusus musibah dan juga menyiapkan sebuah lokasi penyelamatan yang dilengkapi aneka macam kemudahan untuk menjamin kesejahteraan pengungsi demi berjaga-jaga jikalau terjadi musibah sewaktu-waktu. Baca juga: Prinsip Penanggulangan BencanaPenyebab Banjir dan Tanah Longsor.



6. Faktor Krisis Keamanan


Jika terjadi krisis keamanan di suatu kawasan baik itu skala regional maupun nasional maka sanggup mengakibatkan perpindahan penduduk dalam skala besar untuk mencari lokasi aman hingga konflik mereda. Misalnya ketika terjadi perang atau pemberontakan. Bisa juga alasannya yaitu terjadinya bentrok antar suku atau etnis. Hal menyerupai ini banyak terjadi di dunia. Yang terbaik yaitu dengan melaksanakan pencegahan terhadap hal-hal yang sanggup memicu konflik yang mengakibatkan krisis keamanan. Baca juga: Negara Yang Ditakuti Amerika.


7. Faktor Kayakinan/Agama


Ajaran setiap agama berisi perintah dan larangan demi kebaikan dan keselamatan penganutnya. Ada pensucian suatu tempat atau wilayah dan juga tuntunan untuk menuju tempat tersebut dalam rangka ibadah. Karena itu memang belahan dari anutan agama maka setiap penganut agama niscaya akan berusaha menjalankannya. Memang hal ini sanggup menjadi penyebab bertambahnya jumlah penduduk di suatu daerah, namun umumnya hanya bersifat jangka pendek. Yang dibutuhkan yaitu kebijakan pemerintah dengan mengikutsertakan para tokoh agama untuk berupaya tetap menjaga kondusifitas wilayah selama berlangsungnya aktivitas ibadah tersebut. Contoh kasusnya, banyak muslim dari aneka macam penjuru dunia berbondong-bondong ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji. Baca juga: Negara Islam Terbesar di Dunia.


8. Faktor Adat/Budaya


Adat/budaya juga sanggup mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang untuk berpindah ke kawasan lain. Adanya hukuman adab ataupun hukuman sosial bagi orang yang tidak mengikuti adab tersebut berupa cibiran atau pengucilan juga menjadi pendorong seseorang untuk tetap menjalankan adab tersebut. Di kawasan tertentu menyerupai di pedesaan hal menyerupai ini masih banyak terjadi dimana seseorang dituntut untuk merantau mencari penghidupan ke kawasan lain menyerupai perkotaan.


Dalam menyikapi hal ini perlu sosialisasi dari pemerintah kepada tokoh adab untuk mencari jalan tengah. Misalnya seseorang hanya merantau minimal 6 bulan sesudah itu ia boleh kembali ke kawasan asalnya untuk berbagi potensi lokal. Contoh kasusnya yaitu budaya merantau dari Minang (Sumatra Barat) dan kebiasaan warga pedesaan untuk merantau ke perkotaan. Baca juga: Negara Termaju di Dunia.


9. Faktor Kebijakan Instansi


Baik instansi pemerintah ataupun swasta mempunyai kebijaksanaannya masing-masing. Kebijaksanaan itu tentunya bertujuan untuk memperlihatkan manfaat positif. Namun adakalanya kebijakan tersebut malah memperlihatkan dampak yang sebelumnya tidak diharapkan. Misalnya kebijakan sebuah perusahaan swasta yang mengharuskan pegawainya berdomisili di kawasan yang masih satu kabupaten dengan letak perusahaan tersebut. Semula tujuannya yaitu untuk mencegah terjadinya karyawan tiba terlambat alasannya yaitu alasan transportasi. Namun tanpa disadari jumlah penduduk di Kabupaten tersebut meningkat pesat alasannya yaitu banyak karyawan yang semula berasal dari luar kabupaten terpaksa menetap di kabupaten tersebut. Baca juga: Negara Termiskin di di Asia.


10. Faktor  Moment Tertentu


Sebuah moment menyerupai hari raya, tahun gres dan selesai pekan sanggup mendorong banyak masa untuk berpindah tempat. Meski biasanya hanya bersifat sementara waktu, namun aktivitas ini sanggup berlangsung berulang-ulang setiap kali moment tersebut berlangsung. Karena sifatnya yang sementara sepertinya faktor ini tidak akan berdampak terlalu parah terhadap jumlah penduduk di suatu daerah. Namun demikian pemerintah juga tetap harus memperhitungkannya dan membuat aneka macam persiapan untuk menjaga kondusifitas selam berlangsungnya moment tersebut. Baca juga: Negara Maju dan Negara Berkembang di Dunia.


Itulah beberapa faktor penyebab kepadatan penduduk. Memang tak selamanya jumlah penduduk yang banyak selalu berdampak negatif. Karena dengan pengolahan kualitas SDM yang baik ditambah kebijakan pemerintah yang sempurna maka jumlah penduduk yang banyak sanggup memperlihatkan laba tersendiri menyerupai menambah pemasukan devisa, memperkuat kekuatan suatu negara dan membuat suatu masyarakat yang modern.


Namun alangkah baiknya jikalau populasi penduduk tetap terkontrol pada batasnya sehingga tercipta suasana aman dan pemerataan ekonomi di setiap daerah. Itu semua hanya sanggup terwujud dengan pemahaman yang benar pada masyarakat dan tugas serta pemerintah untuk mengatur penduduknya. Semoga dengan membaca artikel ini kita semua sanggup menyadari betapa pentingnya menjaga stabilitas jumlah penduduk di suatu daerah.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com