Saturday, February 17, 2018

√ 5 Teladan Puisi Anekdot Perihal Sampah Dan Lingkungan

5 Contoh Puisi Anekdot Tentang Sampah dan Lingkungan – Puisi merupakan suatu citra ilham dari hasil anutan insan yang direalisasikan dalam bentuk tulisan. Susunan puisi tersebut terdiri dari beberapa baris dan bait serta dengan memperhatikan diksi dalam penulisannya biar mempunyai makna yang indah secara keseluruhan. Di bawah ini merupakan beberapa pola puisi anekdot yang bertemakan wacana sampah dan lingkungan.


Sampah Berserakan


Angin berhembus menyeretmu kesana dan kemari

Aroma tak sedap menusuk hidung yang bernyawa

Kumbang-kumbang di taman enggan lagi hinggap menghampiri bunga

Keindahan alam tak lagi menampakkan rasa teduhnya


Sampah sosokmu sungguh kotor dan amis menyengat

Tiada sehat tumpukan yang tak akan lagi memberi manfaat

Berserakan di halaman kumuh tak terurus hingga menumpuk penuh

Lalat berterbangan menuai tumbuh basil angker nyaman berteduh


Hadirmu bukan di daerah penampungan asalmu

Sungguh mengganggu alam yang hijau nampak kesegarannya

Terganggu kenyamanan tercipta akan nampak dirimu

Tak menampilkan kesan bagus sedikutpun dipermukaan bumiku


Sampah … Kesalahan bukan berada penuh disosokmu

Andai insan yang beriman membuang sempurna dipenampungan

Sampah bukan lagi duduk kasus yang terus memberi masalah

Karena bukan sampah sendiri yang tiba menghampiri


Wahai insan hingga kapan engkau bahagia mengotori?

Tiada kenyamanan alasannya yaitu tingkahmu yang tak terpuji

Membuang sampah sembarangan dengan sesuka hati

Musibah besar tiba melanda gres kamu sadarkan diri


Sungguh tiada kata penyesalan jikalau semua telah terjadi

Ciptakan keindahan di bumi pertiwi hingga sejuk nyaman di sanubari


Lingkungan Bersih Bebas Dari Sampah


Lingkungan higienis nyaman hidup sangat terasa

Udara segar terhirup nikmat di alam bebas belantara

Cintai lingkungan daerah tinggal untuk bersinggah

Nampak dari sudut-sudut keberadaannya ramah dan indah


Jauh dari kotoran sampah yang kumuh dan bau

Bebas dari limbah pabrik yang tak terolah

Air sungai mengalir dengan rasa tenang akan kehanyutannya

Bermuara santai di telaga peraduan yang menantinya


Lingkungan tercipta nyaman sejuk sangat menusuk rasa

Tangan-tangan bandel tidak mampu untuk membuang sampah sembarangan

Kesadaran tinggi tertanam dalam setiap jiwa-jiwa para insani

Semangat akan kebersihan menjaga diri dari bakteri


Pemandangan alam yang sangat menakjubkan penglihatan

Sampah berserak tak membisu segera ambil tindakan

Terpungut penuh di daerah yang sudah disediakan

Tiada kata ketidak pedulian dengan kebersihan lingkungan


Nyaman berada di lingkungan yang selalu tetap dibersihkan

Jangan terbiarkan sampah acak-acakan di sisi pinggir jalanan

Pendam dalam-dalam yang sudah tiada lagi memberi kebermanfaatan

Agar suasana tenang dan indah terlukis diperasaan

Aku cinta lingkungan

Maka saya siap melestarikan


Sampah Tiada Memberi Kenyamanan


Oh sampah …

Keberadaannya di tengah-tengah genangan air kotor pada selokan

Barang bekas terbuang malang tidak pada daerah ia pulang

Tersarangkan jentik-jentik nyamuk daerah hidup tertinggalkan

Aroma busuk terhirup di udara segar tertimbulkan


Sungguh hadirmu sangat meresahkan kenyamanan

Tak terurai dengan tanah yang berada di bawahmu

Bakteri semangat berkembang biak dan menghampiri

Tiada lagi keindahan yang nampak di megahnya negeri


Walau sebagian darimu memberi kebermanfaatan

Diolah dengan baik tercipta karya yang menakjubkan

Jadi pujian disetiap hasil produk terpamerkan

Menjadi mata pencarian untuk menyambung lambung yang kelaparan


Tetapi tak banyak insan yang menelantarkan di jalan

Penuh dan numpuk tak sedap mengganggu pemandangan

Sungguh tiada lagi kesadaran akan rasa kenyamanan

Banjir tiba menghadang sebagai imbal teguran


Wahai engkau yang berbudi baik akan pekerti

Dimanakah jiwa keindahan yang engkau miliki?

Dimanakah kedua tanganmu yang telah diciptakan itu?

Akankah masih terdiamkan dan sungkan membersihkan


Ayo ajarkan hidup untuk melaksanakan hal baik terbiasakan

Tanamkan kebersihan yang sebagaimana itu sebagian dari iman

Jangan kamu biarkan sampah bertebaran mengusik lingkungan

Selamatkan kesehatan dari pentingnya rasa kebersihan

Selamatkan negeri untuk tetap higienis dan berseri




style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-1973764693216878"
data-ad-slot="5881289326">


Alamku Menangis


Saat ku tatapi pemandangan yang jauh dari keramaian

Nampak kumuh tiada lagi higienis tertata rapi

Bekas makanan sisa membusuk berhamburan di tepi

Ruang-ruang kosong kaleng bekas ramai dengan binatang yang berpenghuni


Apakah engkau tahu wahai manusia?

Alamku menangis meraung dengan kejamnya engkau kotori

Berbagai macam kotoran rela kalian hempaskan

Asal seenaknya membuang dari yang kecil tak tersadarkan


Siapa yang salah dikala jadi musibah?

Petugas kebersihan? Pemerintah? Atau diri kalian sendirilah?

Air sungai menjerit tak kuasa mengalir dengan payah

Berbagai jenis kuman dengan bahagia tiba mewabah

Semua akan tertimbun penuh jikalau kamu tak merubah


Sampai kapan terbiarkan yang busuk ini terus menghampiri?

Dengan nyamannya di air kotor mengalir ia menggenangi

Suara lalat-lalat jahat sangat bahagia menghantui

Napas sesak terbunuh akan kejamnya suasana negeri


Jangan kamu biarkan alamku menangis pilu terus mengharu

Bukankah ini daerah kita bersama berlindung?

Bukankah ini daerah kita bersama untuk berinteraksi?

Janganlah kamu kotori

Dan janjikan pada diri untuk segera berhenti menebar bakteri


Sampah Terus Melimpah


Dimana-mana ada sampah yang terus ditemui

Dari desa kecil hingga pelosok negeri tersambangi

Kotoran acak-acakan penuh yang sudah tak terpakai lagi

Bau menyengat napas seakan ingin terhenti


Sampah melimpah sangat menjorokkan

Tercium aroma bagai bunga bangkai di hutan

Hewan-hewan menjijikkan mengerumuni keadaan sekitar

Suaranya bergemuruh berterbangan di atas tumpukan


Dari sabang hingga merauke terus terjelajahi

Terbuang sedikit tapi sepanjang jalan yang tersusuri

Sampah dan sampah yang jadi permusuhan terus dijabani

Susahnya untuk menyadarkan jiwa para insani


Limbah yang tak lagi berbentuk dan berarti

Hadirnya sungguh melemahkan kenyamanan diri

Bisakah kamu tak menghamburkan di sini?

Agar negeri tetap asri dan kokoh berdiri


Bisakah kamu menjadi aroma yang mewangi?

Agar hadirmu selalu disukai dan dinanti

Tapi tetap saja kamu berjulukan sampah

Tiada lagi membawa keharuman bunga yang kelopaknya mekar


Bentukmu sungguh tiada orang yang menyukai

Rupamu tak berwarna pelangi indah menyerupai

Kau tetap sampah yang terbuang bukan di kali

Tapi kamu sampah yang harus terbuang

Dan terolah dengan baik untuk dinikmati


Baca Juga:


6 Contoh Puisi Tentang Keindahan Alam Indonesia

3 Contoh Puisi Kontemporer Beserta Artinya

5 Contoh Puisi Tentang Sumpah Pemuda Terbaru



Sumber https://ruangseni.com