Saturday, February 24, 2018

√ Kumpulan Puisi Perpisahan Untuk Guru Di Sekolah

Kumpulan Puisi Perpisahan Untuk Guru Di Sekolah – Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang berasal dari imajinasi, perasaan, serta pemikiran insan yang diwujudkan dengan gugusan kata-kata indah dengan susunan bait dan baris. Berikut ini yakni beberapa teladan puisi yang bertemakan ihwal perpisaha untuk guru di sekolah :


Contoh 1 :


Isyarat hati


Guruku,

Apakah gerangan ilmu itu

Benarkah ia bisa membantuku

Kala mengeja yakni hal yang sulit bagiku

Apalah lagi menghitung satu demi satu


Guruku,

Harus bagaimanakah saya nantinya

Jika kutemui raut wajah dunia yang kian menua

Seolah letih merawat putera-puterinya

Kian hari yang kian rusak sikapnya


Guruku,

Tanyaku yakni kode hati

Yang takut pada keburukan di depan nanti

Saat kamu tak lagi di sisi

Menuntunku melewati hari


Guruku,

Kini saya yakin dan tahu

Bahwa segala darimu cukup bagiku

Untuk tak perlu lagi ragu

Menatap dunia, dengan bekal ilmu


Contoh 2 :


Seorang Pria dengan Sepeda Tua


Seorang laki-laki bertubuh renta

Menaiki sepeda bau tanah setua tubuhnya

Keriput kulitnya kolam tabrakan cerita

Kerasnya usaha mencerdaskan bangsa


Peluhan keringat tak gila baginya

Jalanan berliku dengan sabar dilewatinya

Meski lelah memaksanya untuk menyerah

Namun ketulusan memaniskan usaha yang tak mudah


Kemana sepatumu? Katamu

Saat hatinya tak pernah lagi merasa pilu

Menapaki jalan berbatu tanpa bantalan kaki

Semangatnya seolah mantra sakti


Oh laki-laki tua, hardikmu lagi

Apalagi yang kamu kejar di dunia

Kehidupan memandangmu sebelah mata

Perjalanan mengarahkanmu pada mati


Wahai insan renta,

Tidakkah kamu lihat yang ada

Kecanggihan teknologi melebihi segalanya

Tak perlu lagi lelaki bersepeda tua


Oh laki-laki senja,

Berhentilah bermimpi mengajari kami

Bahkan ilmu lebih cepat kami miliki

Dari kayuhanmu di atas sepeda


Aah, anak muda kamu tampak letih

Dimanjakan fasilitas hingga tak paham yang ia sampaikan

Kala sumber ilmu bagai buih

Namun dalam dirimu tidak ada perbaikan


Kemana moralmu?

Dimana sopan santunmu

Hilang sudah tertelan kesombongan

Tergerus zaman yang semakin tidak karuan


Pria bau tanah itu hanya ingi kamu mengerti

Selamanya ilmu itu berarti

Namun moral tetap perlu di kehidupan ini

Kala dunia mendekati “mati”


Untukmu, guru dengan segala kesederhanaan dan beratnya perjuangan

Terimakasih tak terhingga…


Contoh 3 :


Siapalah Aku


Kau ibarat sinar mentari

Menerangi di awal hari

Ajariku ihwal warna-warni

Ciptakan ingatan di memori


Pengabdianmu tak perlu ditanya

Kau selalu hadir dengan semangat menyala

Bebanmu bukanlah alasan

Demi mendidik bibit-bibit masa depan


Hidupmu sepenuhnya ihwal memberi

Pemahaman yang penuh arti

Meski seringkali kamu tak dihormati

Namun cinta tetap terus terpatri


Pernah ku lihat sejenak kamu menyeka

Keringat yang jatuh di wajah menua

Seolah lelah telah menyapa

Tapi kamu tetap kerahkan segala daya


Oh guruku,

Tanpamu siapalah aku

Tak bisa ku mengeja

Deretan huruf perangkai nama




style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-1973764693216878"
data-ad-slot="5881289326">


Contoh 4 :


Jalan ini


Sejenak ku susuri jalan

Sebuah lintasan perjuangan

Sejenak ku bayangkan

Betapa guru mengajariku penuh kesabaran


Terlempar saya ke memori masa silam

Berusaha kerasa menimba ilmu yang dalam

Keluhku selalu menyusahkanmu

Saat pelajaran terasa begitu sulit bagiku


Orang bilang kamu pendekar tanpa tanda jasa

Kataku juga begit nyatanya

Kala kamu di sana terus menua

Aku berkelana melanjutkan usia


Mereka menyebutmu kolam ibu peri

Karena ketulusanmu selalu memberi

Meski kadang kamu menjadi emosi

Kau tau bahwa murka bukanlah solusi


Ku lanjutkan perjalanan

Merasakan kembali aroma pojok ruangan

Tempatku bersandar dikala bosan

Mendengarkan susah payah kamu menjelaskan


Kini ku harus kembali pergi

Menapaki lagi jejak-jejak mimpi

Meski kamu tetinggal di sini

Ingatan tentangmu selalu ada di hati


Contoh 5 :


Membaca Makna


Kala ku sendiri bersandar

Menyeka peluh dalam kesusahan

Tiba-tiba ku tersadar

Satu nama dalam kenangan


Ku hitung kembali waktu yang lalu

Masa dikala saya sangatlah lucu

Ketika membaca abjad harus berjuang

Hingga bercucuran keringat bukan kepalang


Meski sulit, sosok itu setia mendampingiku

Tak peduli kapan ku akan tahu

Membedakan huruf demi huruf

Ia selalu di sisiku


Ku beranikan diri melihat ke arahnya

Raut murka tak tampak di sana

Seolah ia berkata

Itu hal biasa, teruslah berusaha


Oh guruku,

Sungguh sabar dirimu

Kala ku berlarian di kelas

Kau tak menegurku dengan keras


Oh pahlawanku,

Dengan apa ku lukiskan terimakasihku

Sedang dari waktu ke waktu

Tak henti ku gunakan ilmu darimu


Oh tuhanku,

Karuniakanlah kemuliaan atas guru-guruku …


Contoh 6 :


Khayalku


Pernahkah kamu bayangkan dunia tanpa ilmu

Mungkin segalanya jadi abu-abu

Tak ada yang bisa baca tulis

Apalagi merangkai puisi manis


Adakah terfikir olehmu kehidupan tanpa guru

Tiada insan yang bisa digugu dan ditiru

Tingkah laris jadi tak karuan

Moral hilang tergerus zaman


Apa kesannya dikala guru tak memberimu waktu

Membedakan angka satu persatu

Menghafal tiap bait-bait lagu

Memahami rumus-rumus baru


Bagaimana adanya kala guru tak punya sabar

Seringnya berkata-kata kasar

Meski inginnya membuatmu sadar

Pentingnya engkau belajar


Aahh, untungnya semua hanya bayangan

Imajinasi yang penuh khayalan

Aku sekarang produk guru sejati

Pengabdiannya sepenuh hati


Baca Juga:


12 Contoh Puisi Pahlawan 3 Bait 4 Baris

Kumpulan Puisi Bahasa Jawa Tentang Pahlawan

Puisi Ibu dan Ayah yang Telah Tiada dan Menyentuh Hati



Sumber https://ruangseni.com