Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk pembinaan kreatifitas siswa di sekolah, terlepas dari apakah sekolah kita negeri atau bukan, reguler atau bukan, tingkat dasar atau lanjutan. Beberapa diantaranya akan kita bahas pada bab ini.
Image Source : http://freedesignfile.com |
Sebelum lebih lanjut kita membahas bentuk kegiatan-kegiatannya, tentu sebaiknya kita perlu mengetahui mengapa kreatifitas siswa kita mesti dikembangkan dan dibina? Jika kita bertanya alasannya, hal ini akan menyangkut mengenai tujuan dan maksud training kreatifitas siswa.
Tujuan Pembinaan Kreatifitas Siswa
Beberapa maksud dari training dan pengembangan kreatifitas siswa antara lain sebagai berikut :1. Sebagai Wahana Apresiasi.
Siswa sangat potensial sekali dalam beberapa bidang dalam kehidupan. Potensi yang dimiliki siswa akan berkembang dengan pesat apabila ada kesempatan yang diberikan kepadanya untuk mengekspresikan atau mengapresiasikan sehingga menjadi mungkin sekali potensi-potensi yang bersifat positif akan teraplikasi dalam dunia nyata.2. Sebagai Antipasi Potensi Negatif.
Potensi yang dimiliki siswa khususnya anak muda sangat besar sekali. Potensi tersebut terbagi menjadi 2 yaitu potensi positif dan potensi negatif. Kedua potensi yang dimiliki akan sama-sama bersaing untuk muncul pada diri siswa. Jika salah satu lebih menonjol, maka potensi yang menonjol akan menjadi peredam munculnya potensi lain.Maka dari itu potensi positif lah yang mesti dimunculkan biar kejiwaan individu tersebut menjadi manfaat bagi dirinya dan orang lain. Jika salah pembinaan, potensi negatif bisa lebih gampang berkembang dan menghambat perkembangan potensi positif.
Bentuk Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Kreatifitas
Dari maksud perlunya dikembangkan kreatifitas siswa, maka perlu pula lah dibina dengan beberapa kegiatan pengembangan potensinya yang antara lain sebagai berikut :Kegiatan Intra dan Ekstra
Di setiap sekolah mempunyai kegiatan-kegiatan yang berbeda antara satu sekolah dengan sekolah yang lain. Hal ini bisa dikarenakan kegiatan-kegiatan yang memungkinkan atau mempunyai minat yang banyak dari siswanya sehingga sekolah mengembangkannya, atau mungkin pula lantaran sekolah lain setingkat mempunyai kegiatan tersebut, sehingga sekolah mengadakannya.Terlepas dari kebutuhan sekolah, kegiatan intra yang kita kenal sebagai kegiatan yang sebagian besar bersifat ilmiah. Biasanya di sekolah kita menemukan Organisasi Siswa Intern Sekolah (OSIS) yang dibina oleh wakil bidang kesiswaan. OSIS bisa diarahkan menuju cara berguru kelompok atau organisasi yang kemajuannya akan lebih efektif jika terjalin kerjasama antar satu siswa dengan yang lainnya.
Selain kegiatan bentuk intern sekolah, adapula yang berbentuk ekstra. Di sebagian banyaknya sekolah kita lebih bersahabat dengan istilah kegiatan ektrakurikuler. Dimana pada kegiatan-kegiatan ektra (tambahan) pada siswa bisa menentukan satu atau beberapa kegiatan yang diminatinya atau sesuai dengan bakatnya yang muncul.
Kegiatan ektra umumnya ialah kepramukaan, palang merah, paduan suara, musik dan band, olah-raga, drumband, menari, kepecintaalaman, drama dan sastra, ketrampilan, dan banyak lagi kegiatan yang pelaksanaannya bisa diubahsuaikan dengan kebutuhan penerima didik dan kemampuan sekolah kita.
Mading
Mading atau kepanjangannya Majalah Dinding dimana berbagai bentuk kreatifitas lembaran dan banyak sekali informasi dikembangkan disini. Apapun isi dari mading itu tergantung pengelola dan pengisinya. Mading yang elok merupakan dimana ada dinamisasi informasi dan kreatiftas di dalamnya. Artinya, isi dari mading tidak akan monoton atau tanpa isi dan tujuan yang jelas. Di dalam mading, kita bisa melihat potensi-potensi yang berkembang dari siswa-siswa. Apakah berkembang dari bentuk goresan pena (puisi, cerpen, laporan, berita, resensi, dll) atau dari bentuk kreatifitas seni rupa dan grafis (kaligrafi, lukisan, sketsa, gambar, dll).Dinamisasi atau berkelanjutannya sebuah mading yang baik tidak lepas dari minat para siswa terhadap mading dan isinya itu sendiri yang dimotivasi dengan banyak sekali bentuk penghargan terhadap kemampuan yang dimiliki mereka. Tanpa motivasi dan minat siswa, mading tidak akan bertahan lama. Penghargaan merupakan bentuk motivasi yang menyenangkan bagi siswa yang mana tidak selalu harus dalam bentuk formal. Bisa saja mereka diberikan penghargaan dalam bentuk piagam "Konten Favorit", "Konten Terunik", "Konten Terbaik" atau lainnya.
Jika pun sekolah atau pengelola lebih bisa bisa saja diberikan penghargaan dalam bentuk barang yang mendukung minatnya. Misalnya, yang terbaik menciptakan puisi diberikan buku terkait puisi dan bahasa, yang terbaik menciptakan gambar atau lukisan diberikan alat lukis, pewarna dan sejenisnya.
Kunjungan Sekolah
Kunjungan sekolah merupakan salah satu kegiatan training budpekerti siswa. Dengan kata lain dengan kegiatan kunjungan sekolah, ia bisa refresing, mencicipi sekolah lain, silaturahmi dengan siswa sekolah lain. Secara umum, siswa akan mendapat pengalaman berbeda dari sekolah lain yang mungkin tidak ia alami di sekolahnya sendiri.Kunjungan sekolah tentu perlu melibatkan unsur formal dari suatu sekolah dengan sekolah yang dituju. Oleh alasannya ialah itu kegiatan yang bersifat formal ini, perlu lah lebih banyak partisipasi dari guru atau pihak sekolah sebagai fasilitator kegiatan. Perlu dihindari kegiatan kunjungan sekolah tanpa didampingi oleh guru atau pihak sekolah. Hal ini untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diharapkan atau tidak perlu.
Kunjungan sekolah bisa kita sebut pula layaknya studi banding. Membandingkan disini bukan bermaksud membandingkan "sekolahku lebih baik", namun mendapatkan tumpuan dan ide pengembangan sekolah bagi para siswa dan guru yang mengunjungi. Kunjungann pun tidak harus ke sekolah yang maju dari segi kemudahan dan bangunan, bisa saja berkunjung ke sekolah yang terdekat, sekolah setingkat atau sekolah yang bersedia untuk dikunjungi. Bentuk kunjungan sekolah pun tidak mesti harus bersifat extra formal dengan program atau ritual penyambutan macam-macam. Kunjungan sekolah mungkin saja hanya dilakukan antar guru mata pelajaran terkait (sama) dengan kegiatan berguru bersama.
Kunjungan Tempat Bersejarah
Selain kunjungan antar sekolah, kegiatan pengembangan kreatifitas siswa bisa dalam bentuk kunjungan ke daerah bersejarah atau yang berkatan dengan sejarah ibarat ke makam pahlawan, bab jalur napak tilas perjuangan, museum dan daerah atau lokasi bersejarah lainnya.Kunjungan ke lokasi bersejarah tentu saja memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit, sehingga sekolah (guru) mestilah mempersiapkan rencana yang cukup matang untuk melaksanakannya. Walaupun agak banyak tantangannya untuk melakukan kunjungan bentuk ibarat ini, akan tetapi bukan berarti tidak bisa dilakukan.
Lewat kunjungan ke daerah bersejarah tersebut, para siswa akan bisa merubah perspektif (cara pandang) mereka mengenai berguru tidak harus text book semata, akan tetapi berguru bisa saja melalui pengamatan. Hal ini akan memicu kreatifitas berguru mereka bahwa selain buku diluar sana banyak sumber belajar.
Kunjungan Tempat Praktek Pembelajaran
Bentuk kegitan lainnya ialah kunjungan ke daerah praktek pembelajaran. Tempat praktek pembelajaran bisa ibarat pembuatan tahu-tempe, pembuatan batik-sasirangan, daerah digital printing dan percetakan, lahan perkebunan, lahan pertanian, tambak ikan, dan tempat-tempat yang memungkinkan untuk sekolah kunjungi dengan biaya yang cukup terjangkau.Mungkin tidak semua memungkinkan tempat-tempat praktek pembelajaran untuk dikunjungi oleh sekolah kita. Guru yang menangani perlu lah kreatif dan selektif pula memilihkan kan potensi daerah yang bisa dikunjungi dalam rangka pembelajaran siswanya.
Rekreasi
Selain rekreasi menjadi suatu kegiatan yang mungkin dilakukan di setiap tamat tahun pelajaran sebagai bentuk refresing atau penyegaran sehabis sekian usang menjalani rutinitas berguru di ruangan, rekreasi bisa dipergunakan untuk tujuan training kreatifitas dalam bentuk kujungan daerah wisata.Rekreasi ialah kegiatan yang menyenangkan bagi sebagian besar siswa dan guru yang ikut tentunya. Secara sepintas kegiatan ini merupakan hiburan, penyegaran, jalan-jalan. Walaupun demikian, kita bisa menanamkan pendidikan secara kreatif kepada para siswa sehingga mereka tidak merasa itu menjadi pelajaran yang terikat dengan nilai angka. Mereka bisa diberikan kiprah yang tidak terlalu ketat, namun memperlihatkan pembelajaran hidup yang berharga bagi mereka.
Kita bisa menanmkan rasa cinta tanah air, kepedulian lingkungan, kerja tim (team work) atau hal-hal yang tidak melepaskan rasa menyenangkan atau menciptakan kesenangan berlebihan. Sehingga dalam perjalanannya selama kegiatan rekreasi memperlihatkan makna dan kesan yang baik bagi mereka.
Mengikuti Perlombaan
Perlombaan merupakan kegiatan kompetitif sesama rekan atau se-tingkat diri siswa. Lomba bisa menumbuhkan motivasi atas minat dan bakat yang mereka miliki. Mereka bisa ambil bab untuk mengikuti biar mereka sanggup mengenal sebesar apa keinginan mereka bisa dicapai dalam kehidupan nyata.Banyak sekali lomba-lomba yang diselenggarakan baik itu setingkat pendidikan atau umur maupun secara umum. Lomba yang diselenggarakan pun ada yang di luar sekolah, online atau di dalam sekolah itu sendiri.
Dari sekian banyak lomba-lomba yang diselenggarakan dengan banyak sekali bidang keahlian dan minat, tidak semua siswa kita mengerti akan lomba dan untuk apa lomba ibarat itu, mungkinkan mereka menang dan beberapa pemikiran yang muncul di diri penerima didik.
Disini perlu lah peranan guru sebagai motivator untuk mengenal dan memperkenalkan kepada penerima didik wacana manfaat lomba itu diikuti. Dukungan guru dan sekolah sangatlah diharapkan biar para siswa bisa menumbuhkan motivasi dalam diri mereka. Kita boleh sebut motivasi luar tersebut sebagai bentuk pancingan sampai siswa sanggup memotivasi dirinya sendiri untu maju dan berkembang.
Sebagai bentuk penghargaan biar para siswa termotivasi untuk menjadi kreatif, maka perlu kiranya guru memperlihatkan apresiasi kepada mereka ibarat yang saya kutip dari sebuah situs http://okeschool.com :
- Guru menghargai hasil-hasil pikiran kreatif siswa.
- Guru respek terhadap pertanyaan, ide dan solusi siswa yang tidak biasa (unusual)
- Guru memperlihatkan bahwa gagasan siswa ialah mempunyai nilai yang ditunjukkan dengan cara mendengarkan dan mempertimbangkan. Pada tataran ini, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan kepada orang lain.
Referensi :
- http://artikel.okeschool.com/artikel/aktivitas-dan-hiburan/592/cara-meningkatkan-kreativitas-siswa.html