Sunday, February 18, 2018

√ Puisi Ayah Tercinta Mengharukan Dan Menyentuh Hati

Puisi Ayah – Kita semua telah mengetahui bahwa seorang Ayah ialah sosok legendaris di semua kehidupan anak. Mengetahui perihal diri seorang ayah bagaikan membaca kisah dongeng yang menguras emosi.


Kelebihan dan kekurangannya menyatu dalam bentuk tanggung jawab yang tidak kecil. Berikut puisi ayah yang akan menciptakan kita lebih mengerti mengenai sosok superhero yang ternyata juga insan biasa.





Puisi Ayah Cinta dan Kebencian dari Seorang Anak


 Kita semua telah mengetahui bahwa seorang Ayah ialah sosok legendaris di semua kehidupan √ Puisi Ayah Tercinta Mengharukan dan Menyentuh Hati

Puisi Ayah Dari Seorang Anak


Gambaran ayah di mata anak tidak hanya menyangkut perihal kebahagiaan. Banyak anak yang tidak menemukan ayah mereka sama dengan ayah-ayah lain yang menyerupai pahlawan. Puisi ayah berikut akan menyadarkan kita bahwa tak selalu kita menjadi anak beruntung dengan memiliki ayah yang layak untuk diidolakan.




Layangkan Pedangmu Padaku


Deras hujan tak samarkan bunyi tangisan disudut ruang rumahku


Rumah yang tak begitu besar semakin mengeraskan isak sendunya


Suara bantingan keras menyerupai kode ronde akan segera dimulai


Nada-nada tinggi mulai disuarakan oleh penyanyi tunggal


Tepuk tangan riuh digantikan oleh ratapan memohon ampunan


Tersudut saya bersama kedua adik kecilku yang menjadi biru


Pucat dan cuek lebih angker dibandingkan dengan PR yang terlupakan


Bola mata itu menjadi berair ketika bunyi mengaduh mengetuh dinding hati


Perempuan yang kehilangan separuh hidupnya


Dia hidup bagaikan seorang tawanan, budak, hina


Tak terlihat garis bagus tertutup penuhnya lara


Perempuan yang tersungkur dan pria yang merasa gagah


Lagu mereka akan terus terdengar hinga saya merasa lelah


Dua tunas muda tertidur pulas dipangkuanku


Damai mereka ialah pedang yang menusuk dada kiri




Ayah, Kau Dimana?


Matahari enggan bersinar di bumiku yang selalu gelap


Bidadari menjadi lusuh sebab sayapnya tak lagi sanggup berfungsi


Jika keajaiban terjadi mungkin beliau akan terbang pergi


Hilang lenyap usaikan kisah tak layak dikenang


Dunia menjadi kawasan amukan kekejaman tanpa ampun menghampiri


Sekuat apa saya menahan?


Bisikan doa terpanjat terus ku pelihara biar meninggi


Menembus awan-awan tebal terdengar sampai langit


Sembilan usiaku kini, tanpa tiupan lilin dan penggalan kue


Tak saya kenal sosok lain selain bidadari yang kini tak elok lagi


Senyum memudar dan tangan yang telah kasar


Tidak ada sosok gagah pelindung peri kecil


Mengais kasih dari tumpukan jenazah yang mulai membusuk


Dimanakah pelindung itu?


Memanggil berlarian beliau ke  penjuru semesta




Menembus Dinding Takdir


Samakah saya dengan belum dewasa seusiaku?


Tertawa lepas senang menyerupai hanya ada mereka


Berlarian girang tak ada keperihan


Memiliki banyak hal yang bagiku hanya sebuah mimpi


Merengek manja ialah senjata mereka tak tertandingi


Sedikit tercium dan segala akan tiba menghampiri


Bagai negeri dongeng umpamaan mereka bagiku


Samakah saya dengan mereka belum dewasa itu?


Kedatanganku tak berselang lama ketika mereka tercipta


Tanganku sama besar dengan mereka


Terkadang saya mendapatkan nilai lebih tanda saya lebih pandai


Bolehkah juga senjata itu saya punya?


Tangisanku tetap hanya berarti tangisan


Tak mendatangkan sosok andal penuh solusi


Tidak ada mainan hadir merayu tangisku berhenti


Tangisanku tetap tangisan yang semakin keras


Aku berbeda dan…. mengapa?


Ayah dan ibu dalam satu raga berpayudara




Ayahku Matahariku


Ayah

Dimataku kau lah sosok yang paling bijaksana

Senyummu yang penuh dengan kasih sayang

Matamu,hidungmu tetap tersedia didalam ingatanku

walau kau berada dikejauhan sana


Ayah ….

Entah mengapa Tuhan mengambilmu lebih awal

Sebelum saya sanggup membahagiakanmu

Aku sedih saya merana

Tiada sang matahari yang menyinari lagi


Engkau bagaikan matahari yang slalu bersinar

Tiada kau disini mendung terasa dunia ini

tapi ayah …..

Doaku selalu tersedia bikin ayah

Setiap waktu,

Setiap detik,

Setiap menit,

Setiap hembusan nafasku


Ayah ,,,,

Andai kau tetap tersedia

Ku menginginkan waktu ini hanya untuk bersamamu

Sebagai kebersamaan yang terakhir kalinya


Ayah …..

Anakmu ini selalu menyayangimu

Tak terhalang waktu,keadaan dan apapun itu


Terimakasih bikin seluruh perjuangan

Semua kebaikan,

Semua nasihat,

Yang udah engkau menawarkan untukku dan keluarga

Semoga kau tenang dan berada di area yang paling indah

Berada disisiNya


Amin




Ayah Dalam Kenangan


Ayah,

ada beribu kisah yang belum sempat kau katakan.

berjuta kisah yang takkan pernah kau ungkapkan.


Aku disini,

kan selalu mengenangmu,

menyimpan tiap-tiap tetes peluhmu,dalam guratan,lembaran buku kisah kisah hidupmu.

kan kupahat tiap-tiap letih langkahmu didalam bingkaian lukisan terindah,jalan hidupmu.


Ayah,

dipintumu pernah kubertanya,

tentang pundak legammu.

tentang kerut keningmu.

tentang gontai langkahmu.


Ayah,

dijendelamupun ku sempat menerka,

tentang putih rambutmu.

tentang lengkung tulang pipimu.

tentang parau suaramu.


Ayah,

aku rindu tegas lakumu,

kekar inginmu,

tegap niatmu.


Ayah,

kini kau udah jauh.

menusuk sanubariku didalam buaian rindu.


Ayah,

aku menginginkan mengulangi waktu itu,

saat terindah didalam hidupku.

saat tawa terkait dibibirmu,

saat senyum berayun dimatamu,

saat riang menari dilakumu.


Ayah,

kini kau didalam ingatan.

foto usangmu udah lama tertidur,

gambaran ragamupun udah lama memudar.

namun Ayah,

aku tetap mengingatmu,

mengenangmu waktu puji-pujian kuatkanku,

kala do’a menyeruak di sela tidurku.


Ayah,

air mata ini selalu terjatuh,

kala mengingatmu.

jantung ini berhenti berdetak,

kala mengenangmu.


Ayah,

kuberdo’a didalam diamku,

dalam bisuku.


Ayah,

aku disini tunggu mimpimu hadir,

menanti bayangmu datang.


Ayah,

aku rindu,

aku ingat,

aku kan selalu mengenangmu,

dalam bait-bait do’a untukmu.


Ayah,

letihku,

lelahku,

bahagiaku,

dan tawaku.

adalah rinduku,padamu.

Ayah.


 




Puisi Ayah, Kasihku Padamu Sepanjang Masa


 Kita semua telah mengetahui bahwa seorang Ayah ialah sosok legendaris di semua kehidupan √ Puisi Ayah Tercinta Mengharukan dan Menyentuh Hati





style="display:inline-block;width:300px;height:600px"
data-ad-client="ca-pub-5072032675768050"
data-ad-slot="7868733699">




Puisi Tentang Ayah


Ayah ialah tameng besi untuk setiap luka bagi belum dewasa mereka. Tak peduli berapa banyak usia yang kau sandang sekarang. Baginya kau tetap anak kecil yang ingin mereka gendong sepanjang waktu. Puisi ayah berikut akan mencurahkan besarnya kasih kepada belum dewasa mereka.




Terbaik Untuk Anakku


Bergegas saya lebih pagi dari kokok ayam


Teramat awal dibanding matahari yang masih enggan bersinar


Banyak raga bermalas-malasan merajut mimpi dalam ingatan semu


Tak kan kulakukan terjebak hal sama demi kau anakku


Tubuhku telah lebih panas dari besi yang meleleh


Banyak beban yang telah kuminta untuk ku ringankan


Becek hujan terkadang menciptakan langkah kakiku hampir tumbang


Teringat rengekanmu semalam menciptakan tubuhku tegak tak tergoyahkan


Rasa jijik sesaat sirna


Lumpur kotor bersama sampah-sampah busuk bagiku tak mengusik


Mengumpulkan rupiah terbayang gadis kecil yang ku tinggal dalam ranjangnya


Tanyalah padaku perihal besarnya kasih


Tantang saya perihal lelahnya hidup


Tanya saya perihal alasan semangat yang berkobar tak pernah padam




Tak Ku Biarkan Nyamuk Menggigitmu


Aku kuat, tinggi menjulang bagaikan gunung


Aku garang, mengaum kecilkan dunia dalam kemarahanku


Aku laki-laki, tak ada yang saya takuti selain sakitmu


Tangisan yang mengguncangkan kokoh dinding istana


Membuat kocar-kacir barisan pertahanan yang saya susun jeli


Samudra mengamuk ombak tergulung tinggi


Aku menyerupai kurang cerdik dengan tangisan itu


Bumi ingin ku maki dan langit kubuat rendah


Pelankan rintihanmu nak, bicaralah pada ayah….


Pedang siap ku tarik untuk menciptakan mundur mereka yang menyakitimu


Ribuan pengawal ku pekerjakan


Tak akan ada yang menyentuh kulit lembutmu


Menyibakkan lurus rambut hitam yang berkilau


Nyamuk tak kan ku beri ampun ketika mengganggu senyum indah itu




Rinduku Padamu Ayah


Rapuhya hatimu

Rapuhnya jiwamu

Rapuhnya ragamu

Rapuhnya penglihatanmu

Rapuhnya ucapanmu


Sosok yang pernah tegap perkasa

Kini udah dimakan waktu


Sosok yang pernah pemberani

Kini udah pudar oleh usia


Sosok yang pernah pekerja keras

Kini udah habis oleh raga yang lemah


Tapi..

Aku selalu bangga

Aku selalu sayang

Aku selalu cinta

Aku selalu rindu


Rinduku pada ayah

tak sanggup tergoda waktu

pudar oleh usia

habis oleh raga yang lemah

dan takkan pernah rapuh




Ayah


Ayahh,

kau segalanya untukku

Tanpa kau saya tak tau sanggup jadi apa nantinya

Kau sudi bekerja siang dan malam

Tak pernah membayangkan letih dan letih


Membanting tulang untuk mencukupi kebutuhanku

Tetapi apa jawaban yang kau sanggup dariku

Aku hanya sanggup nangis meminta duwit kepadamu

Dan saya pun belum sanggup memberi suplemen yang terbaik untukmu


Ayah,

Kau udah jadi ayah dan ibu untukku

Kau yang mempersiapkan makanan untukku

Kau penuhi seluruh kebutuhanku

Kau pun udah jadi seorang ibu untukku


Ayah,

Aku berjanji padamu

Aku sanggup slalu manyayangimu


Sebagaimana engkau menyayangiku

Terimakasih Ayah atas seluruh yang udah kau menawarkan kepadaku




Sesamar Kaih Pencari Rizki


Sering suatu ketika

Si kecil disoal mengenai kerja

Bagi seorang ayah itu

Jawapannya kemungkinan serupa atau tersedia bedanya


Polis,askar,pemandu bas ataupun doktor

Semuanya udah lali di cuping ini

Namun nadi ini terhenti tatkala

Keluar berasal dari sebuah verbal kecil itu

Jawabnya ayahku seorang doktor


Tangannya mengubat sedih laraku

Jawabnya ayahku seorang jutawan

Mencari rezeki tanpa rungutan

Ayahku seorang pemandu hebat

Tak letih menghantarku berulang kali


Basikal,kereta,motor semuanya pernah ku naiki

Jawabnya ulang ayahku seorang tentera

Menjaga keamanan rumah tangga

Ayahku juga seorang penyanyi

Mengalunkan lagu bikin jadi halwa telinga

Jawabnya ayahku seorang pakar motivasi


Buatku berani tatkala kecemasan menyapa

Membuatku tertawa waktu rasa sedih melanda

Aduh begitu banyak perkerjaan ayahnya

Katanya ulang sebelum akan melangkah pergi

Perlukah tahu pekerjaan ayahku

sedangkan ku sendiri tak tahu yang mana satu


 




Puisi Ayah dari Anakmu


 Kita semua telah mengetahui bahwa seorang Ayah ialah sosok legendaris di semua kehidupan √ Puisi Ayah Tercinta Mengharukan dan Menyentuh Hati

Puisi Ayah Dari Anakmu


Besarnya kasih ayah kepada anak akan menumbuhkan kasih yang sama pula anak kepada ayahnya. Hujan perhatian menumbuhkan cinta mendalam bagi seorang anak. Meski tidak sanggup mengungkapkan, cinta seorang anak akan tetap terjaga. Berikut beberapa puisi ayah yang merupakan bunyi hati kecil seorang anak.




Pelita Hidup


Ijinkan saya tersandar di bahumu meski saya sudah tak kecil lagi


Berayun di lengan tanganmu yang kokoh


Merasakan hening hidup yang tak terganggu


Memiliki semua hal hanya dengan berada di pelukanmu


Merasakan jelas dunia meski malam telah tiba


Teduh kedamaian kau sajikan


Menguatkan tangan tak bertulang untuk bangkit


Ku mohon saya selalu kecil biar kau tak menua


Desah nafasmu kembali tak terdengar berat


Detak jantung penuh semangat bagai langkah amukan kuda


Aku mohon kau tetap ada


Bersama denganku menyerupai hari lalu


Memeluk akrab menghujani dengan kecupan penawar sakit




Istimewa Memilikimu


Mendengarkan kisah-kisah berpetuah


Kata-bijak dari setiap verbal yang terbukti kebenarannya


Tidak pernah berdusta beliau romantis dengan penuh kata-kata cinta


Kerinduan membuncah ketika mata tak saling menatap


Jemari yang tetap kau genggam akrab meski kini saya telah sebesar dirimu


Tertidur di dada yang masih bidang dalam usia yang tak lagi muda


Mendengarkan lagu hidup lewat anutan darah yang memukul jantung berbunyi


Melingkarkan tangan di perut sepanjang jalan menuju sekolah


Menaburkan keindahan dalam setiap laku


Tak tertolak kau ialah idola sepanjang masa


Tampan tiada tanding meredupkan gemerlap dunia luar


Semesta menawarkan segalanya dengan memberikanmu




Ayah Pergi


Bumi telah bau tanah dan kini harus roboh


Menenggelamkan mu bersama sapuan tanah peristirahatan


Bersama pakaian kemenangan kau nyenyak terlelap


Berisik tangisan tidak lagi menciptakan kau terjaga


Kepadamu saya berikan seluruh kasihku


Kepadamu saya abadikan setiap detik kejayaanku


Pergi kau tidak berarti hilang


Kekal infinit bersama indah laris budi


Bumi memeluk dengan cinta kasih lembut


Disana jelas penuh cahaya kebaikan


Tanah yang jatuh menutup kau tersembunyi


Disambut suka cita bumi berbahagia


Bersama air mata saya akan ingat semua perihal kita


Pahlawan, kekasih, ayah, teman teristimewa




Dukaku Kehilanganmu


Riuh kehidupan mendadak sunyi, terasa mati


Angan menghilang, mimpi-mimpi berasa berjatuhan


Menimpa kenyataan yang menyakitkan


Pilu akankan gantikan kebahagiaan hari lalu


Cerita indah berakhir dalam gundukan tanah berbatu nisan


Lama saya pandang dan berharap kau kembali pulang


Senyum kemenangan tugasmu telah terselesaikan


Berat bagimu mendapatkan kekasihku yang hilang


Berbisik lirih pada nisan bahwa kita tidaklah usai


Setiap malam akan menunggu dalam ambang kesadaran


Berharap ribuan kencan masih akan kita lakukan




Ayah


Ayah…

aku menginginkan bertanya

aku menginginkan jawabanmu, dan

aku menginginkan mengerti


Ayah…

apakah arti ananda untukmu?

apakah di waktu malam kau pernah mengingat

hari itu? hari dimana saya terlahir?


Ayah…

bukankah kau menyayangi aku?

bukankah saya ini buah hatimu?

dan bukankah tersedia ikatan batin antara kita?


Ayah..

aku tahu kau jauh di sana

dan mesti kau tahu di sini saya meminta untuk sanggup melihatmu


Ayah..

aku menginginkan bertanya

sekali ulang saja apakah waktu ini kau merindukan aku?

lewat mimpi malam nanti jawablah ayah..




Untuk Ayah


Ayah…

Kenangan mu selalu didalam hati ku

Perjalananmu yang selalu saya ingat selalu

Perhatianmu, kasihmu, dan cintamu

Yang pernah selalu kau menawarkan untuk ku

Sampai kini tetap didalam benak fikiran ku


Tak saya sangka

Begitu singkat kebahagia’an yang saya rasa denganmu

Kini kau pergi jauh, dan kau tinggalkn rasa sesal dihati ku

Aku yang belum pernah bahagya’kan kamu


Tetesan air mataku mengiringi tidur panjangmu

Jerit tangisku iringi ke rumah terakhirmu

Hanya sanggup saya ucap kan selamat tinggal ayah

Semoga kau tenang dirumah terakhirmu


Ayah,,,

Aku anakmu saya sayang kamu

Aku anakmu yang sanggup selalu do’a kan kamu

Aku anakmu yang sanggup selalu ingat nasehatmu

Aku sanggup coba capai keinginan ku

Yang pernah pernah saya janjikan kepadamu

Aku sanggup coba jadi anak yang berfaedah bagi keluarga


Aku sanggup kenang kau ayah

Kau lah pahlawan hidupku




Ayah Mengapa Kita Jauh


Ayah Mengapa Kita Jauh?

Ayah… saya mencintaimu

Tapi saya tidak tahu bagaimana mengucapkannya

Ayah… saya menyayangimu

Tapi saya tidak tahu bagaimana menunjukkannya

Ayah… saya merindukanmu


Tapi saya tidak tahu bagaimana menebusnya

Ayah… kami serumah tetapi mengapa selalu tidak sama arah

Ayah… saya darah dagingmu tetapi mengapa saya curiga menyapa dulu

Ayah… tetap menginginkan kunikmati bising kota denganmu

Atau anggunny mentari menampakkan diri

Ayah… tetap kutunggu kepul asap rokokmu pagi hari

Ayah… tetap kunanti kau bangunkanku dini hari

Ayah… bagaimana kesenjangan ini berakhir nanti

Ayah… marahi saya biar kutahu salahku

Ayah… buatku menangis ulang dengan nasihatnmu


Kenapa tak ulang kurasai sayang menjalari diri

Kenapa tak ulang tawamu mengganggu belajarmu malam hari

Ayah… akhiri pertikaian ini segera

Tak bertahan lamu kutanpa kau tersedia dengan murka dan tawa

Ayah… saya mencintaimu




Itulah tadi puisi-puisi ayah yang diambil dari beberapa sisi sudut pandang. Banyak rasa yang sebelumnya tertutup rapat sanggup kita pelajari. Baik menjadi anak ataupun menjadi ayah, melaksanakan yang terbaik tidak akan menciptakan kita menyesal di kemudian hari. Kenangan indah akan tertoreh sebagai citra kehidupan indah yang abadi.


Puisi Ayah


puisi ayah yang sudah meninggal, puisi ayah singkat 4 bait, puisi ayah karya chairil anwar, puisi ayah dan ibu, puisi ayah terbaru 2018, puisi ayah singkat 2 bait, puisi doa untuk ayah, puisi perihal ayah yang bekerja keras




Sumber https://infoana.com