Saturday, March 17, 2018

√ Pengertian Teks Editorial, Struktur, Kaidah, Dan Tujuannya

Teks Editorial – Teks editorial atau sering disebut dengan tajuk rencana pada umumnya banyak dimuat di berita-berita surat kabar. Karena teks dari tajuk rencana ini sangatlah cocok untuk dimuat di surat kabar, contohnya menyerupai koran dan surat kabar.


Selain itu tema goresan pena dari tajuk rencana sendiri banyak membahas yang sedang dibicarakan secara luas oleh semua kalangan. Untuk lebih jelasnya berikut ini klarifikasi mengenai dari teks editorial secara terperinci.





Pengertian Teks Editorial


 Teks editorial atau sering disebut dengan tajuk rencana pada umumnya banyak dimuat di ber √ Pengertian Teks Editorial, Struktur, Kaidah, Dan Tujuannya


Teks editorial merupakan salah satu teks yang berisikan perihal pendapat pribadi seseorang pada suatu isu ataupun problem yang aktual. Biasanya isu tersebut mencakup problem yang bekerjasama dengan sosial, politik ataupun ekonomi yang memiliki korelasi signifikan terhadap problem politik.




Struktur Teks Editorial


Struktur teks merupakan bagian-bagian terpisah yang berfungsi untuk membangun sebuah teks menjadi sebuah teks yang utuh dan bagus. Pada umumnya struktur teks sendiri dibagi menjadi tiga cuilan yaitu pernyataan pendapat, argumentasi, dan pernyataan ulang pendapat.


Pernyataan pendapat (thesis statement) merupakan suatu pernyataan pendapat yang di dalamnya berisikan topik perihal sebuah permasalahan yang akan dibahas.


Berbeda dengan pernyataan pendapat, argumentasi sendiri merupakan sebuah pendukung yang berfungsi untuk memperkuat suatu opini yang akan hendak disampaikan. Biasanya pendukungnya berupa fakta-fakta mengenai topik yang akan disampaikan.


Sedangkan pernyataan ulang pendapat yaitu cuilan tamat dari teks opini yang berisikan suatu penegasan kembali terhadap pendapat yang telah disampaikan




Kaidah Kebahasaan Teks Editorial


 Teks editorial atau sering disebut dengan tajuk rencana pada umumnya banyak dimuat di ber √ Pengertian Teks Editorial, Struktur, Kaidah, Dan Tujuannya





style="display:inline-block;width:300px;height:600px"
data-ad-client="ca-pub-5072032675768050"
data-ad-slot="7868733699">




Teks Editorial


Kaidah kebahasaan merupakan suatu aturan dan ketentuan bagaimana cara memakai bahasa baik secara mulut maupun tulisan. Pada umumnya kaidah kebahasaan sendiri dibagi menjadi 6 bagian, yaitu adverbial, konjungsi, verba material, verba relasional, verba mental dan kosakata. Berikut ini klarifikasi dari ke enam cuilan dari kaidah kebahasaan.


1. Adverbia


Adverbia atau yang sering disebut kata keterangan merupakan kelas kata yang mengatakan keterangan didalam kata lain. Misalnya verba (kata kerja), adjektiva (kata sifat), dan yang bukan nomina (kata benda).


2. Konjungsi


Kata sambung atau yang sering disebut dengan konjungsi merupakan kata yang berfungsi untuk menghubungkan suatu kata-kata, ungkapan, ataupun kalimat. Konjungsi sendiri tidak sanggup dihubungkan dengan objek, tidak menandakan kata dan tidak untuk tujuan ataupun maksud lain.


3. Verba Material


Verba material merupakan kata kerja berimbuhan yang mengacu pada suatu tindakan secara fisik. Selain mengacu pada tindakan fisik verba material juga mengacu pada perbuatan yang dilakukan secara fisik oleh partisipan ataupun aktor.


4. Verba Relasional


Verba relasional merupakan verba yang memperlihatkan suatu korelasi yang intensitas. Biasanya verba relasional lebih menekankan pada suatu kata kerja yang berfungsi sebagai penghubung antara subjek dengan pelengkap.


5. Verba Mental


Verba mental merupakan verba yang berfungsi untuk menandakan suatu persepsi, afeksi dan kognisi. Di dalam verba mental sendiri terdapat suatu partisipan pengindra dan fenomena.


6. Kosakata


Kosakata merupakan kata yang berungsi untuk perbendaharaan kata. Biasanya kosakata yang dipakai untuk teks memiliki karakteristik tersendiri.




Ciri – Ciri Teks Editor


Untuk sanggup membedakan antara teks editor dengan jenis teks lainnya, maka caranya yaitu mengetahui ciri-ciri dari teks itu sendiri.


Ciri-ciri dari teks editor sendiri bersifat sistematis dan logis, tajuk rencana bersifat argumentatif, dan menarik untuk dibaca. Selain itu ciri lainnya yaitu tema yang ditulis sendiri sedang dibicarakan secara luas di kalangan masyarakat.




Tujuan Penggunaan Teks Editorial


Tujuan dari teks editorial sendiri yaitu mengatakan pandangan terhadap kalangan masyarakat terhadap isu yang sedang berkembang di lingkungannya. Selain itu juga mengajak masyarakat (pembaca) biar sanggup ikut campur dalam isu yang sedang hangat dibicarakan di masyarakat.




Contoh Teks Editorial


 Teks editorial atau sering disebut dengan tajuk rencana pada umumnya banyak dimuat di ber √ Pengertian Teks Editorial, Struktur, Kaidah, Dan Tujuannya

Contoh Teks Editorial


Contoh Teks Editorial 1


Banjir Bagian berasal dari Indonesia


Siapa yang tidak kenal bersama peristiwa banjir?


Banjir di Indonesia telah layaknya perayaan yang setiap tahun ada. Banjir yaitu momen yang berjalan kala aliran air yang terlalu berlebih merendam daratan atau seiringnya curah hujan.


Penyebab terjadinya banjir yaitu penyumbatan aliran sungai yang disebabkan seringnya membuah sampah di sungai bersama sembarangan. Bias jadi bersama cara penggundulan hutan yang ditunaikan oleh ulah tangan insan gara-gara perilaku insan yang berfikir singkat tanpa berfikir ke depannya sebelum ketika bertindak, sewenang – wenangnya sendiri pada lingkungan. Tindakan tersebut bersifat penebangan hutan yang tidak mengfungsikan system babat pilih, kesannya tidak tersedia pohon untuk menyerap air biar air mengalir tanpa terkendali. Dampak yang ditimbulkan berasal dari banjir yaitu menjadikan korban jiwa, kerusakan panduan dan prasarana, dan timbulnya bermacam macam penyakit.


Banjir dihentikan dibiarkan jadi ritual tahunan yang berasal dari tahun ke tahun bukan menyusut melainkan jadi bertambah parah. Kawasan yang terendam air semakin meluas gara-gara kini diperkirakan tidak tidak cukup 70% wilayah kurang lebih mengalami banjir. Setiap tersedia banjir, mengalami banyak kerugian yang terlampau besar, tiap peristiwa intinya punyai hikmah yang serupa walaupun secara tehnis penjelasannya bias berbeda.


Ada satu perihal yang tidak bakal pernah dipisahkan berasal dari seluruh itu yaitu bagaimana insan semestinya studi berasal dari alam. Akibat ulah insan termasuk peristiwa itu berkunjung berasal dari pas ke pas dan semakin parah.


Bahkan kasus itu jauh lebih besar lahan kota dihabiskan bangunan beton yang menjulang tinggi ataupun bangunan yang lain. Kesadaran yang semacam itu cuma nampak sesaat pada pas berjalan peristiwa layaknya banjir, sehabis itu orang bakal kembali kepada kehidupan normal dan membiarkan peristiwa banjir tersebut. Seharusnya kami perlu tahu didalam peristiwa banjir tersebut.


“Mari Kita Sama – Sama Menanggulangi Bencana Banjir Dengan Menghilangkan Kebiasaan Membuang Sampah Sembarangan Dan Mari Kita Menghijaukan Negara Indonesia Ini”




Contoh Teks Editorial 2


Kebijakan Itu Harus Efektif Diimplementasikan


Untuk apakah sebuah ketetapan dibuat? Agar sanggup diimplementasikan, gara-gara ketetapan itu dibentuk untuk kepentingan bersama. Apa jadinya terkecuali ketetapan dibuat, namun tidak efisien dilaksanakan? Pasti ada suatu hal yang tidak pas di dalam merumuskan ketetapan itu.


Mulai hari Senin (29/12) penduduk Ibu Kota merintis tata ketetapan yang gres lagi. Mulai tempo hari ketetapan three in one tidak hanya hanya berlaku pagi hari, namun terhitung sore hari.


Setiap kendaraan beroda empat yang melintasi jalan-jalan utama Jakarta sekurang-kurangnya harus ditumpangi tiga orang. Pada pagi hari, ketetapan itu berlaku pukul 07.00 hingga 10.00, selagi petang hari mulai pukul 16.00 hingga 19.00.


Ketika rancangan itu mulai dilontarkan, udah muncul keberatan berasal dari masyarakat. Bukan hanya ketetapan itu dinilai memberatkan, namun semenjak rancangan three in one diterapkan pada pagi hari saja, efektivitas sangatlah rendah. Yang muncul yaitu joki-joki yang berdiri mengatakan jasa di selama jalan utama itu.Namun, Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso selamanya pada sikapnya. Peraturan selamanya sanggup diberlakukan dengan sebulan masa sosialisasi.


Tentunya benar-benar dini untuk mengevaluasi efektivitas ketetapan itu. Namun, berasal dari penilaian awal, para pengemudi tidak mempedulikan ketetapan gres itu. Petugas DLLAJR pun tidak mengambil tindakan apapun pada para joki.


Mengapa ketetapan itu tidak efektif? Pertama, gara-gara soal disiplin. Masyarakat kita, terhitung terhitung penduduk Jakarta, benar-benar rendah tingkat disiplinnya. Mereka selamanya mencari cara untuk mengakali peraturan, apalagi penduduk tidak membantu ketetapan pembatasan itu.


Ancaman eksekusi bukanlah suatu hal yang ditakuti gara-gara penduduk tahu bahwa hal yang satu itu merupakan kelemahan lain berasal dari bangsa kita. Masyarakat pun tahu bagaimana caranya terhindar berasal dari bahaya hukuman, yang dikenal benar-benar tidak tegas itu.


Alasan ke-2 yaitu tidak terdapatnya alternatif bagi penduduk untuk beroleh jasa transportasi yang sanggup menanggung mobilitas mereka. Kita tahu, Pemerintah Provinsi DKI tengah buat persiapan proses bus dengan jalan khusus atau busway. Namun, tak hanya proses transportasi alternatif itu belum berjalan, konsepnya tidak utuh untuk sanggup menanggung keperluan tranportasi masyarakat.


Sekarang ini justru berkembang pertanyaan baru, apakah kebijakan Primprov DKI itu tidak justru sanggup berlawanan dengan kebijakan Gubernur Sutiyoso yang benar-benar berpengaruh keinginannya untuk menciptakan Jakarta tertib.


Ia mencoba menghalangi orang untuk sanggup masuk Jakarta dan menggusur penduduk maupun pedagang kaki lima yang tempati lahan yang bukan hak mereka.


Namun, bagaimana orang tidak tertarik untuk masuk Jakarta terkecuali semua peluang itu ringan didapat di Ibu Kota. Meski pertarungan hidupnya keras, lebih ringan beroleh uang di Jakarta dibandingkan dengan di daerah.


Di Jakarta jadi penjaga toilet di hotel ataupun di mall saja sanggup dapat lebih dari satu puluh ribu rupiah sehari. Jadi, tukang parkir liar, asal sanggup teriak-teriak, dengan ringan sanggup seribu atau dua ribu rupiah. Bahkan memelihara tempat perputaran jalan pun, di Jakarta sanggup dapat uang


Peluang itu disempurnakan ulang dengan jadi joki. Bagi kalangan pengusaha yang keluar-masuk jalan utama Jakarta, apa susahnya untuk menambah satu pegawai yang sanggup menemani beliau bekerja. Dengan satu sopir dan satu ajudan, maka ia sanggup bebas keluar-masuk jalan utama.


Inilah yang bahwasanya kami idamkan ingatkan. Peraturan itu semestinya dibentuk dengan memperhitungkan segala aspek secara matang. Peraturan itu terhitung menerima pemberian berasal dari penduduk supaya sanggup berjalan efektif.


Untuk apa ketetapan dibentuk terkecuali kemudian hanya untuk dilanggar. Begitu banyak ketetapan yang kami buat, pada selanjutnya tidak sanggup diterapkan gara-gara tidak dirasakan sebagai keperluan dengan oleh semua rakyat.


Ketika ketetapan itu tidak sanggup efisien dilaksanakan, yang selanjutnya jadi korban yaitu si pembuat ketetapan itu sendiri. Setidaknya wibawanya jadi turun gara-gara ketetapan yang dibentuk ternyata tidak bergigi.


Peraturan bukanlah suatu hal yang ringan untuk dibuat. Selain soal three in one, yang terhitung jadi percakapan ramai penduduk yaitu soal bunga bank.


Kita ketahui bahwa Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia sekitar dua pekan selanjutnya ulang mengkaji soal apakah bunga bank itu tergolong riba atau tidak. Putusan Komisi Fatwa MUI sendiri kemudian menggolongkan bunga bank itu sebagai riba. Tetapi pribadi ditambahkan bahwa haramnya bunga bank itu hanya berlaku di kotakota yang udah miliki Bank Syariah.


Keputusan Komisi Fatwa MUI itu semestinya dibawa dulu ke Sidang Lengkap MUI, yang melibatkan semua ulama, sebelum ketika jadi fatwa yang jadi pegangan semua umat. Namun, keputusan itu udah dikeluarkan khususnya dahulu ke masyarakat, apalagi kemudahan pun terperangkap seolah-olah itu udah jadi fatwa MUI.


Namun, di sini kami menangkap terdapatnya kearifan pada jajaran pimpinan MUI. Keputusan Komisi Fatwa itu tidak dianulir, namun pembahasannya di dalam sidang lengkap MUI ditunda hingga diperoleh selagi yang memadai untuk sanggup mengkaji masukan Komisi Fatwa itu secara menyeluruh.


Pimpinan MUI benar-benar tahu bahwa problem ini bukanlah problem ringan gara-gara bukan hanya perihal dengan urusan ekonomi, namun terhitung kehidupan penduduk banyak. Dengan normalitas yang udah panjang, tidak sedikit umat muslim yang bekerja di bidang itu. Kalaupun ketika ini diubah jadi Bank Syariah, apakah sistemnya sanggup cepat beralih dan membantu pertumbuhan Bank Syariah itu sendiri.


Begitu banyak aspek yang diamati supaya pada tempatnya sekiranya MUI menunda keputusan itu. Sebab, pada akhirnya, sebuah ketetapan itu bukan yang harus tertulis di atas kertas, namun sungguh berfungsi bagi kehi-dupan penduduk yang menjalankannya.


Nah itulah sebagian pola teks editorial yang mungkin sanggup kau tiru dan pelajari. Semoga bermanfaat.




Sumber https://infoana.com