Pengertian Iklim
Studi perihal iklim meliputi kajian perihal fenomena fisik lapisan atmosfer sebagai hasil interaksi proses-proses fisika dan kimiafisik yang terjadi di udara (atmosfer) dengan permukaan bumi. Iklim selalu berubah berdasarkan ruang dan waktu, dalam skala waktu perubahan iklim akan membentuk teladan atau siklus tertentu, baik harian, musiman, tahunan maupun siklus beberapa tahunan.
Baca juga: Komposisi Gas Penyusun Atmosfer
Secara umum iklim didefinisikan sebagai keragaman keadaan fisik atmosfer. Sistem iklim dalam hubungannya dengan perubahan iklim berdasarkan United Nation Framework Convention on Climate Change yakni totalitas atmosfer, hidrosfer, biosfer dan geosfer dengan interaksinya. Iklim berkaitan dengan atmosfer dalam jangka waktu panjang dan meliputi wilayah yang luas (Trewartha dan Horn, 1995).
Iklim juga sanggup didefinisikan sebagai : 1) Sintesis bencana cuaca selama kurun waktu yang panjang, yang secara statistik cukup sanggup digunakan untuk memperlihatkan nilai statistik yang berbeda dengan keadaan pada setiap saatnya (World Climate Conference, 1979). 2) Peluang statistik banyak sekali keadaan atmosfer, antara lain suhu, tekanan, angin kelembaban, yang terjadi di suatu tempat selama kurun waktu yang panjang (Gibbs, 1978).
Ilustrasi jenis dan unsur-unsur iklim. |
Unsur-unsur Iklim
Iklim terdiri dari beberapa unsur, yaitu: radiasi, suhu, kelembaban, tekanan, angin, presipitasi dan sebagainya. Dalam tinjauan secara garis besar iklim sanggup diwakili oleh suhu (temperatur) dan curah hujan (presipitasi).
Suhu (temperatur) yakni suatu keadaan panas atau dinginnya udara yang mempunyai sifat menyebar dan berbeda-beda pada suatu tempat tertentu. Persebarannya yang secara horizontal memperlihatkan suhu udara tertinggi terdapat di suatu tempat tropis garis ekuator (garis khayal ini yang membagi bumi menjadi cuilan utara dan selatan) dan semakin ke arah kutub suhu udaranya akan semakin dingin. Sedangkan persebaran secara vertikal menunjukkan, semakin tinggi tempatnya, maka suhu udara akan semakin dingin.
Sedangkan hujan merupakan bencana alam yang ditandai dengan jatuhnya titik-titik air ke permukaan bumi. Besarnya hujan (Curah hujan) didefinisikan sebagai ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) millimeter, artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi satu millimeter atau tertampung air sebanyak satu liter.
Keragaman dan Jenis-jenis Iklim di Indonesia
Menurut Hidayati (2001) keragaman iklim sanggup dibagi menjadi: 1) Keragaman berdasarkan tempat, yaitu ditentukan letak lintang/jauh-dekat dari peredaran matahari, ketinggian tempat, sebaran daratan dan lautan serta arah angin utama. 2) Keragaman berdasarkan waktu, terutama ditentukan oleh peredaran bumi mengelilingi sumbunya dan bumi mengelilingi matahari. Keadaan iklim di Indonesia dipengaruhi oleh tiga jenis iklim, yaitu iklim musim, iklim laut, dan iklim panas. Penjelasan ketiga jenis iklim tersebut yakni menyerupai berikut:
1. Iklim musim, dipengaruhi oleh angin demam isu yang berubah-ubah setiap periode waktu tertentu. Biasanya satu periode perubahan yakni enam bulan.
2. Iklim laut, terjadi alasannya yakni Indonesia mempunyai wilayah maritim yang luas sehingga banyak mengakibatkan penguapan dan akibatnya menjadikan terjadinya hujan.
3. Iklim panas, terjadi alasannya yakni Indonesia berada di tempat tropis. Suhu yang tinggi menjadikan penguapan yang tinggi dan berpotensi untuk terjadinya hujan.
Ketiga jenis iklim tersebut berdampak pada tingginya curah hujan di Indonesia. Curah hujan di Indonesia bervariasi antarwilayah, tetapi umumnya sekitar 2.500 mm/tahun Umumnya demam isu hujan terjadi antara bulan Oktober sampai April dan demam isu kemarau terjadi pada bulan April sampai Oktober.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Hidayati (2001), di Indonesia penerimaan curah hujan bulanan sanggup dipisahkan menjadi tiga teladan yang berbeda, yaitu:
1. Sebagian besar wilayah Indonesia penerimaan demam isu penghujan dan demam isu kemarau berbeda nyata, teladan ini disebut teladan monsunal.
2. Sebagian wilayah equator demam isu kering tidak nyata. Puncak demam isu hujan terjadi dua kali sekitar bulan Desember pada ketika matahari berada paling selatan dan pada bulan Juni ketika matahari paling utara, tipe ini disebut tipe equatorial.
3. Sebagian wilayah cuilan utara hujan terjadi pada ketika wilayah A dan B mengalami demam isu kemarau, tipe ini disebut tipe lokal.
Walaupun angka curah hujan bervariasi antarwilyah di Indonesia, tetapi pada umumnya curah hujan tergolong besar. Kondisi curah hujan yang besar ditunjang dengan penyinaran matahari yang cukup menciptakan Indonesia sangat cocok untuk acara pertanian sehingga bisa memenuhi kebutuhan penduduk akan pangan.
Sumber http://www.geologinesia.com