Friday, March 30, 2018

√ Pola Pidato Ihwal Ibu Yang Menyentuh Hati

Contoh Pidato Tentang Ibu yang Menyentuh Hati – Pidato merupakan kegiatan penyampaian pendapat, ide, serta gagasan melalui kegiatan berbicara di depan khalayak umum. Dalam kegiatan berpidato tidak terdapat interaksi secara pribadi yang terjadi antara pembicara dan pendengar menyerupai halnya dalam diskusi dan lainnya. Pendengar hanya boleh menyimak tanpa menanggapi apa yang disampaikan oleh pembicara. Berdasarkan isi yang disampaikan dalam kegiatan ini, pidato terdiri atas bermacam-macam jenisnya. Beberapa diantaranya ialah pidato politik, pidato perihal keluarga, pidato sambutan ketua organisasi, dan masih banyak lagi.


Berikut ini ialah tumpuan pidato yang bertemakan perihal ibu :


Contoh:


Assalamualaikum, Wr.Wb

Yang saya hormati Pembantu Rektor 3 Universitas Lampung,

Yang saya hormati Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung,

Yang saya hormati bapak / ibu dosen serta staff karyawan Fakultas pendidikan Universitas Lampung

Dan yang saya banggakan rekan-rekan mahasiswa sekalian yang telah berkenan hadir dalam program seminar kemuslimahan dengan tema mempersiapkan diri menjadi seorang ibu shalihah yang diselenggarakan oleh divisi Kerohanian BEM FKIP UNILA.

Para hadirin yang saya hormati, perkenalkan saya Ihda Lailatul Barakah mahasiswa jurusan pendidikan Biologi Universitas Lampung. Pada kesempatan pagi yang berbahagia ini marilah kita mengucapkan Segala puji bagi Allah yang telah menunjukkan kenikmatan yang tak terbilang sehingga kita bis berkumpul pada hari ini.


Shalawat beserta salam kita ucapkan untuk Nabi kita Muhammad SAW yang menjadi uswah hasanah dalam kehidupan kita. Membawa kita pada cahaya islam yang sempurna.


Pada kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak Universitas dan rekan-rekan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk memberikan beberapa hal penting perihal mempersiapkan diri menjadi seorang ibu yang ideal.


Ibu sanggup dikatakan sebagai sekolah pertama yang akan menunjukkan keteladanan bagi sikap, sikap dan kepribadian anak. Hal ini pun ditegaskan oleh Ummu Syafa Suryani Arfah dalam bukunya yakni Menjadi Wanita Shalihah. Isi dari buku tersebut ialah peranan seorang ibu ialah sebagai shibgah (pencelupan) pertama bagi karakter, tabiat serta kepribadian anak. Ia merupakan bayangan yang paling mendekati dengan kepribadian anak, kalau ia baik maka akan baik pula lah anak-anaknya.




style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-1973764693216878"
data-ad-slot="5881289326">


Segala sikap yang tercerminkan oleh sang ibu akan menjadi suri tauladan bagi keluarganya, terutama bagi putra-puterinya. Karena dari sanalah akan tumbuh kepribadian anak secara bertahap. Ibu yang dengan sungguh-sungguh menjalankan kiprah dan fungsinya dengan baik dalam keluarga, maka akan bisa melahirkan belum dewasa sholeh yang kelak menjadi tunas berdirinya masyarakat yang islami. Seorang ibu harus berusaha sedemikian rupa semoga rumah tangganya menjadi terarah dan teratur yang menceriminkan kepribadian yang islami. Akan tetapi pada kenyataanya, banyak diantara para ibu yang tidak bisa melakukan kiprah dan tanggung jawabnya dengan baik di dalam keluarga. Misalnya seorang ibu yang kesehariannya sibuk dengan karir dan pekerjaannya. Ia menyerahkan tanggung jawab terbesar dalam pendidikan kepada pihak sekolah. Sedangkan saat di rumah, sang anak diasuh oleh pembantu. Ketika pulang ke rumah, sang anak sudah terlelap tidur. Alhasil, interaksi dan waktu bersama anak pun hampir tidak ada. Hal ini menjadikan kurangnya perhatian pada anak yang sanggup berujung pada hal-hal negatif yang sangat mungkin terjadi. Adapula seorang ibu yang tak tahu cara menghadapi anak sebab faktor pendidikan serta pengetahuan agama dari sang ibu yang sangat minim. Akhirnya pola mendidik anak tidak terkonsep dengan baik.


Sungguh ironis, di satu sisi orang renta menginginkan anaknya menjadi anak yang berguna, berbakti, sholih dan sholihah. Akan tetapi impian tersebut tidak diimbangi dengan persiapan dan pembekalan yang cukup untuk menjadi orang renta yang baik yang bisa mendidik anaknya dengan penuh ilmu dan cinta. Di sisi lain, para orang renta sibuk di luar rumah dengan pekerjaan mereka tanpa adanya kesadaran untuk menunjukkan perhatian yang cukup pada belum dewasa mereka.


Dalam menjalankan peranannya, ibu harus membekali diri sebaik mungkin dalam rangka menunjang tanggung jawab yang akan ia jalani. Karenanya seorang ibu membutuhkan perencanaan serta tindakan yang terkonsep semoga sanggup mendidik anak-anaknya dengan baik. Seorang ibu yang ideal setidaknya harus bisa mempelajari beberapa hal menyerupai keharusan mengenali diri sendiri, kemampuan membentuk pribadi yang beriman dan bertaqwa, mempunyai pemahaman agama yang baik, mempunyai pengetahuan dalam bidang kesehatan meskipun sedikit, bisa mengatur rumah tangga, terampil dalam mengolah sesuatu, dan sejumlah kemampuan lainnya.


Ibu mempunyai andil serta peranan yang esensial bagi pendidikan anak-anaknya semenjak dilahirkan. Karenaya merupakan suatu hal yang teramat penting untuk berguru menjadi seorang ibu yang ideal bagi keluarganya. Kita sebagai kaum perempuan yang juga merupakan calon ibu bagi belum dewasa kita, kelak akan mewarisi tanggung jawab yang besar sebagaimana yang telah saya jelaskan tadi di awal. Marilah kita sama-sama berguru untuk mewujudkan pribadi yang besar lengan berkuasa dalam rangka mempersiapkan calon ibu yang tangguh di masa depan!


Demikian pidato singkat yang sanggup saya sampaikan, mohon maaf kalau terdapat khilaf dan kata-kata yang kurang berkenan dalam pidato yang saya sampaikan. Karenanya saya mohon maaf dan hanya kepada Allah saya memohon ampunan.


Wabillahitaufik walhidayah, Wassalamualaikum. Wr. Wb.


Baca Juga:


Contoh Pidato Agama Islam Tentang Akhlak (Terbaru)

Pidato Tentang Pentingnya Menghormati Orang Tua (Terbaru)

Contoh Pidato Tentang Hari Pendidikan (Terbaru)



Sumber https://ruangseni.com