Monday, March 26, 2018

√ Referensi Teks Wawancara Dengan Pedagang (Terbaru)

Contoh Teks Wawancara dengan Pedagang (Terbaru) – Teks wawancara merupakan teks yang menggambarkan suatu kegiatan percakapan reportase yang dilakukan oleh pewawancara dengan narasumber dalam acara tertentu. Kegiatan wawancara ini dilakukan oleh pewawancara untuk menggali warta ihwal suatu hal terhadap narasumber. Berikut ini ialah tumpuan teks wawancara ihwal tema perdagangan :


Pewawancara:Selamat pagi pak, boleh minta waktunya sebentar?


Pedagang:Boleh saja dik, ada apa ya?


Pewawancara :Begini pak, saya dari harian Bandar Lampung Bicara. Saya bermaksud untuk mewawancarai bapak perihal geliat perekonomian pedagan kecil dan menengah pak. Apa boleh saya melaksanakan wawancara dengan bapak?


Pedangang:Boleh saja dik. Kebetulan ini sedang jam istirahat siang. Adik sudah makan siang?


Pewawancara:Oh sudah pak, terima kasih. Kalau boleh, saya ingin eksklusif saja memulai wawancara kepada bapak.


Pedagang:Oh tentu saja, silahkan dik!


Pewawancara: sudah berapa usang bapak berdagang di daerah ruko pasar tengah Tanjung Karang ini pak?


Pedagang :saya mulai membuka toko ini semenjak tahun 1999, berarti kurang lebih saya sudah berdagan selama 17 tahun.


Pewawancara :sebelum berdagang, bapak pernah menjalani profesi lainnya?


Pedagang :belum pernah mas, semenjak kuliah saya memang hobui berjualan. Nah, saya pikir-pikir kenapa tidak saya teruskan saja hobi saya tersebut sebagai profesi.


Pewawancara:wah, bapak dulu pernah berguru di akademi tinggi ternyata. Lantas kenapa tidak bekerja di perusahaan dan semacamnya pak?


Pedagang:sebenarnya tidak ada alasan khusus kenapa saya menentukan untuk berdagang dari pada bekerja. Alasan paling masuk nalar ya alasannya ialah saya senang menjalani profesi ini, itu saja.


Pewawancara:jadi baak menentukan untuk berdagang hanya alasannya ialah alasan senang melakukannya?


Pedagang : Ya, itu alasan utamanya mas. Tapi ada beberapa alasan lain yang memantapkan hati saya untuk terus berdagang pasca lulus kuliah.


Pewawancara: wah, apa saja itu pak?


Pedagang: begini ya mas, pertama, saya ini seorang muslim. Sebagai seorang muslim tentu sudah sewajarnya mengikuti panutannya yakni Nabi Muhammad SAW, benar kan?


Pewawancara: betul pak, kemudian kaitannya dengan berdagang?


Pedagang :sudah terperinci mas, Nabi Muhammad itu profesinya tak lain ialah pedagang. Nah, saya mencontoh dia saja. ha…ha.


Pewawancara : begitu ya pak? Saya oke dengan bapak. Ada alasan lainnya?


Pedagang : ada mas, berdagang bagi saya tak hanya sebatas profesi untuk mencari uang semata. Lebih dari itu.


Pewawancara : contohnya pak?




style="display:inline-block;width:336px;height:280px"
data-ad-client="ca-pub-1973764693216878"
data-ad-slot="5881289326">


Pedagang : begini mas, saya pemilik toko sembako yang di dalamnya terdapat aneka macam macam jenis barang kebutuhan pokok. Toko saya ini cukup sibuk dengan aneka macam acara mulai dari pagi hingga sore hari. bahkan terkadang hingga malam atau pagi kembali. Dengan kesibukan yang luar biasa ini, mungkinkah saya kerjakan sendiri?


Pewawancara : tentu tidak sanggup pak. Bapak harus mempekerjakan karyawan.


Pedagang : sempurna sekali, saya harus memberdayakan karyawan. Secara tidak eksklusif saya ikut serta dalam upaya meminimalisikan angka pengangguran bukan? bahkan kalau ditarik benang merahnya, saya pun turut andil dalam memberantas kemiskinan dengan membuka lapangan pekerjaan di toko saya.


Pewawancara : klarifikasi bapak barusan ada benarnya juga. Namun bukannya menjadi pedagang itu penghasilannya tidak menentu ya pak?


Pedagang : kalau itu sih ya tergantung rezeki saja mas. Yang terperinci penghasilan pedagang itu tidak statis. Kalau sedang ramai, ya penghasilan sanggup berkali-kali lipat honor pegawai kantoran. Namun kalau sedang sepi, ya bersabar saja. nanti juga akan ramai lagi.


Pewawancara: apa yang menciptakan bapak begitu optimis?


Pedagang:jadi pedagang memang harus optimis mas. Kalau tidak, ya lebih baik mundur saja.


Pewawancara: saya paham arah klarifikasi bapak barusan. Kembali lagi ke pertanyaan awal ya pak. Adakah alasan lain mengapa bapak menentukan menjadi pedagang ketimbang menjalani profesi lainnya?


Pedagang : alasan lainnya mengapa saya menentukan berdagang ialah alasannya ialah saya sanggup lebih leluasa mengatur waktu. Sebenarnya alasan semacam ini juga dirasakan oleh sebagian besar pengusaha, freelancer (pekerja paruh waktu), dan semua profesi selain pekerja kantoran.


Pewawancara : mengapa sanggup begitu pak?


Pedagang : begini mas, profesi sebagai pekerja itu harus tahan terhadap tekanan atasan, acara bekerja yang ketat, dan terikat dengan segala hukum yang diberlakukan oleh intansi atau perusahaan di tempat ia bekerja. Belum lagi persoalan lainnya menyerupai honor yang tidak layak, jam kerja yang diluar batas kewajaran, dan sederet persoalan lainnya. Dengan kata lain, mereka tak mempunyai kebebasan menyerupai pedagang, pengusaha, dan wirausahawan lainnya. Jika boleh saya mengatakan, jadi pekerja itu harus rela sebagian hidupnya “terjajah” oleh profesi yang ia geluti.


Pewawancara: tapi bukankah itu memang konsekuensi logis yang harus dijalani para pekerja pak?


Pedagang: benar sekali, dan saya pribadi tak sanggup menanggung beban konsekuensi tersebut. Nah, akhirnya saya lebih menentukan untuk berdagang saja.


Pewawancara : baik pak, ini pertanyaan terakhir saya. Sampai kapan bapak akan menggeluti profesi sebagai pedagang?


Pedagang : Insya Allah saya akan terus berdagang hingga maut saya. Karena berdagang bagi saya bukan hanya perjuangan untuk mendapat uang. Lebih dari itu, berdagang ialah ibadah, belajar, dan sarana untuk memperlihatkan kebermanfaatan bagi banyak orang.


Pewawancara : luar biasa, supaya perjuangan bapak semakin sukses ke depannya. Baiklah pak, terima kasih, saya permisi dulu.


Pedagang : aamiin, terima kasih kembali.


Baca Juga:


Contoh Pidato Persuasif Bahasa Indonesia Terbaru

Contoh Pidato Eksposisi Bahasa Indonesia Terbaru

Contoh Teks Diskusi Tentang Kesehatan (Terbaru)



Sumber https://ruangseni.com