Friday, March 16, 2018

√ Sistem Panas Bumi (Geothermal) Vulkanik

Sesuai dengan judul postingan diatas maka pada kesempatan ini Geologinesia.Com akan coba membahas mengenai Sistem Panas Bumi (Geothermal) pada Lingkungan Vulkanik. Sebagai dasar untuk memahami pembahasan ini diperlukan sahabat geologinesia telah membaca postingan sebelumnya mengenai apa itu sistem panas bumi (geothermal). Seperti kita ketahui bahwa khususnya di Indonesia, potensi panas bumi terbagi atas dua lingkungan geologi, yakni lingkungan vulkanik dan non-vulkanik. Pembahasan kita dikala ini akan lebih fokus membahas mengenai panas bumi di lingkungan vulkanik.


Secara umum, lingkungan vulkanik mempunyai sumber panas bumi yang terdistribusi di sepanjang jalur vulkanik dan biasanya mempunyai kandungan panas yang tinggi, sehingga sudah banyak dikembangkan dan menghasilkan energi listrik yang sanggup dimanfaatkan. Sebagian besar sumber panas bumi di Indonesia tergolong dalam kelompok vulkanik, menyerupai yang tersebar di Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Bali, Kepulauan Nusa Tenggara, Sulawesi Bagian Utara, hingga Maluku Bagian Utara.

 Sesuai dengan judul postingan diatas maka pada kesempatan ini  √ Sistem Panas Bumi (Geothermal) Vulkanik
Gambar potensi panas bumi vulkanik dan non-vulkanik di Indonesia.

Kasbani (2009) menyebutkan bahwa pembentukan sistem panas bumi kelompok vulkanik biasanya tersusun oleh batuan vulkanik menengah (andesit-basaltis) hingga asam dan umumnya mempunyai karakteristik reservoir pada kedalaman sekitar 1,5 km dengan temperatur tinggi berkisar 250 derajat celcius hingga dengan 370 derajat celcius.

Pada tempat vulkanik aktif biasanya mempunyai umur batuan yang relatif muda dengan kondisi temperatur yang sangat tinggi dan kandungan gas magmatik besar. Sedangkan untuk tempat vulkanik yang tidak aktif biasanya berumur relatif lebih renta dan telah mengalami acara tektonik yang cukup berpengaruh untuk membentuk permeabilitas batuan melalui rekahan dan celah yang intensif.


Pada kondisi tersebut diatas, akan terbentuk temperatur menengah hingga tinggi dengan konsentrasi gas magmatik yang lebih sedikit dibandingkan dengan tempat vulkanik aktif. Sistem vulkanik sanggup dikelompokkan menjadi beberapa tipe, yakni sistem badan gunungapi strato, sistem komplek gunungapi, sistem kaldera, dan sistem vulkano-tektonik (Anonim, 2010).

Sumber http://www.geologinesia.com