Wednesday, March 7, 2018

Tenaga Endogen: Tektonisme, Vulkanisme, Dan Seisme

Kita niscaya pernah mendengar kata tektonik (baca: lempeng tektonik). Biasanya kata tektonik identik dengan gempa bumi, ya gempa bumi yang berasal dari tenaga dari dalam bumi (baca: inti bumi). Kata tektonik sendiri mempunyai arti tenaga dari dalam bumi yang sanggup mempengaruhi permukaan bumi (baca: kerak bumi) itu sendiri. tektonisme juga mempunyai arti sebagai suatu proses yang berasal dari dalam bumi yang sanggup terjadi akhir pergerakan, pengangkatan, lipatan dan juga patahan pada lempengan tanah yang berada di dalam perut bumi. Proses tektonisme menyerupai yang dinyatakan ini sanggup menghasilkan suatu retakan dan juga patahan (baca: jenis patahan) di lapisan atas bumi. Hal ini terjadi lantaran adanya gerakan yang mendorong permukaan planet bumi baik secara vertikal maupun secara horizontal yang akan menghasilkan lipatan sehingga akan menimbulkan lapisan permukaan bumi (baca: bentuk permukaan bumi) tersebut mengkerut dan juga melipat.


Jenis- jenis Tektonisme


Tektonisme merupakan gerakan yang berasal dari dalam bumi dimana kehadirannya sanggup menciptakan perbedaan di dakam permukaan bumi. Ternyata mengenai gerakan tektonisme ini sanggup dibagi menjadi beberapa kelompok ini. pengelompokkan ini dilakukan berdasarkan kecepatan dan juga kawasan yang dikenainya. Berdasarkan kecepatan dan juga luas wilayahnya gerakan tektonisme ini dibagi atas:



  1. Epirogenesa (Epirogenetik)


Pembagian tektonisme yang pertama ialah epirogenesa atau yang disebut juga dengan epirogenetik. Epirogenetik/ epirogenesa ini merupakan suatu proses yang sanggup menimbulkan naik turunnya lapisan kulit bumi yang disebabkan oleh suatu tenaga endogen yang sifanya lambat dan mempunyai arah vertikal serta berlangsung cukup usang pada wilayah permukaan bumi yang luas. Dan perlu untuk kita ketahui bersama bahwasannya gerakan epirogenetik atau epirogenesa ini masih dibagi lagi mejadi dua macam. Pembagian atau macam- macam dari tenaga epirogenesa ialah epirogenesa positif dan epirogenesa negatif.



  • Epirogenesa positif merupakan suatu gerakan epirogenetik yang sanggup menimbulkan lapisan bumi menjadi menurun sehingga akhirnya permukaan air bahari akan terlihat naik ke atas. Contoh epirogenesa positif ini contohnya ialah tenggelamnya pulau- pulau (baca: pulau terbesar di dunia) yang ada di dunia.

  • Epirogenesa negatif merupakan kebalikan dari gerakan epirogenesa positif. Yang dimaksud dengan gerakan epirogenesa negatif merupakan gerakan epirogenesa yang megakibatkan lapisan kulit bumi naik, dengan demikian permukaan air bahari (baca: ekosistem air laut) menjadi terlihat menurun. Karena epirogenesa negatif merupakan kebalikan dari epirogenesa positif, maka referensi peristiwanya ialah munculnya pulau- pulau yang pada mulanya berada di bawah laut.


Nah itulah beberapa jenis dari tenaga epirogenesa. Perbedaan ini ditekankan pada siaft dan tentu saja pada arah serta luasnya. Selain gerakan epirogenetik, masih ada lagi jenis gerakan dari gerak epirogenes ini. jenis gerakan tersebut ialah Orogenesa atau orogenetik. Untuk klarifikasi lebih lanjutnya ialah sebagai berikut.



  1. Orogenesa (Orogenetik)


Jenis gerakan tektonisme yang selanjutnya ialah gerak orogenesa atau orogenetik. Jenis gerakan ini tentu berbeda dengan gerakan sebelumnya, gerakan orogenesa atau orogenetik ini merupakan gerakan lempeng yang lebih cepat dan juga hanya meliputi wilayah yang sempit di dalam kulit bumi. Biasanya gerakan orogenesa atau orogenetik ini diikuti dengan proses warping atau pelengkungan dan juga folding atau lipatan. Proses warping dan juga folding ini terjadi lantaran disebabkan oleh tekanan tektonik yang mempunyai arah mendatar pada jenis batuan lentur. Hal ini pada akhirnya akan menghasilkan pegunungan patahan dan juga pegunungan lipatan.


Nah, dari pengertian di atas kita mengetahui bahwa gerakan orogenesa atau orogenetik ini sangat erat kaitannya dengan patahan dan juga lipatan. Lalu tolong-menolong apa dih patahan dan lipatan itu? kita juga akan membahasnya disini.


Patahan/ Sesar/ Fault


Patahan merupakan bentuk kulit bumi yang mengalami retakan atau patahan sebagai akhir dari tekanan yang mempunyai arah horizontal maupun vertikal oleh tenaga tektonik yang terjadi pada permukaan kulit bumi yang tidak elastis. Patahan ini terjadi di permukaan kulit bumi, dan kepingan kulit bumi yang mengalami patahan disebut dengan bidang patahan. Bidang patahan juga sanggup mengalami pergeseran, dan kepingan dari patahan yang mengalami pergeseran disebut juga dengan faoult atau sesar. Faoult atau sesar atau juga pergeseran patahan ini sanggup terjadi dalam dua arah, yakni sanggup bergeser ke arah vertikal maupun ke arah horisontal. Gerakan orogenesa atau orogenetik yang berbentuk patahan ini contohnya sanggup kita temukan pada permukaan kulit Bumi, yakni formasi lekukan Mediterania.


Patahan yang terjadi di kulit bumi ini sanggup dibagi menjadi beberapa jenis. Hal ini sebagai akhir dari tenaga tektonik yang menekan permukaan kulit bumi. Jeni- jenis patahan ini kita kenal dengan nama sesar. Adapun jenis- jenis sesar yang terbentuk ialah sesar naik dan juga sesar turun, graben, horst dan juga sesar mendatar. Untuk mengenal lebih jauh jenis- jenis sesar tersebut, marilah kita bahas bersama- sama.



  • Sesar naik dan sesar turun


Sesar naik dan sesar turun merupakan salah satu jenis dari patahan yang terjadi lantaran tenaga tektonisme.  Sesar turun merupakan patahan yang pada kepingan atap sesarnya bergeser turun terhadap ganjal sesarnya. Sedangkan yang dimaksud dengan sesar naik ialah patahan yang kepingan atap sesarnya bergerak ke atas. Selain sesar naik dan juga sesar turun, terkadang kita menemukan salah satu jenis sesar lainya yakni sesar sungkup. Sesar sungkup merupakan kondisi yang terjadi apabila jaraj pergeseran pada sesar naik hingga mencapai beberapa kilometer dengan kondisi kepingan yang satu menutupi kepingan yang lainnya. Salah satu referensi sesar jenis ini di Indonesia terdapat di kawasan patahan Semangko, yak I sebuah patahan yang terdapat di kawasan Bukit Barisan di pulau Sumatera. Patahan ini memanjang dari Sumatera Utara hingga ke Sumatera Selatan, yakni Teluk Semangko.



  • Graben


Selain sesar naik dan juga sesar turun, selanjutnya kita akan menemui graben. Graben dan horst merupakan sebuah hasil yang lainnya dari tenaga tektonisme di Indonesia. Graben juga dikenal dengan nama slenk, yakni sebuah patahan yang mempunyai berupa jalur batuan pada sua bidang sesar yang hampir sejajar, sempit dan juga panjang.



  • Horst


Hasil dari tenaga tektonisme yang lainnya ialah horst. Hors dan juga graben seringkali berkaitan. Yang dimaksud dengan horst ialah sebaut patahan yang bagiannya meninggi. Karena bagiannya meninggi maka horst sering muncul di kawasan sekitarnya.



  • Sesar mendatar


Sebelumnya kita telah mengetahu perihal sesar naik dan juga sesar turun. Selanjutnya kita menemui sesar mendatar. Sesar mendatar merupakan patahan yang berbetuk tegak lurus yang bergeser secara horizontal , namun ada sedikit kepingan yang bergeser secara vertikal. Sesar mendatar ini pada umumnya terjadi di daerah- kawasan yang mengalami perlipatan dan juga pensesaran naik. Ada salah satu referensi sesar mendatar di dunia ini yang ukurannya besar, yakni sesar mendatar yang berada di negara San Adreas (California), Filiphina dan juga Taiwan. Selain di negara- negara tersebut, di Indonesia pun juga terdapat sesar jenis ini. Di Indonesia, referensi sesar mendatar terdapat di dalam lapisan neogen muda di kawasan Kefamenanu, Timor.


Nah itulah beberapa jenis sesar atau patahan yang terdapat di bumi. Jenis- jenis sesar atau patahan sanggup terjadi lantaran adanya gerakan tektonisme yang menekan permukaan kulit Bumi. Selain patahan atau sesar, terdapat pula hasil dari tektonisme lainnya yakni lipatan. Berikut ini merupakan klarifikasi dari lipatan.


Lipatan atau Fold


Lipatan juga dikenal dengan istilah fold. Lipatan merupakan sebuah kenampakan alam yang ada di permukaan bumi, yang mana merupakan akhir dari adanya tenaga tektonisme. Yang dimaksud dengan lipatan ialah suatu kenampakan permukaan bumi sebagai akhir dari tenaga tektonik yang menekan dengan arah horizontal dan juga vertikal pada permukaan kulit bumi yang mempunyai sifat elastis. Dalam proses lipatan ini terdapat kepingan dari kulit bumi yang menurun dan juga yang terangkat. Bagian dari lipatan yang menurun disebut dengan siklinal. Sementara kepingan dari lipatan yang terangkat dinamakan dengan antiklinal.


Lipatan atau fold yang merupakan hasil dari tektonisme ini terdiri atas beberapa jenis. Jenis- jenis lipatan atau fold ini disebabkan oleh banyak sekali hal. Beberapa jenis lipatan atau fold antara lain ialah lipatan normal, lipatan asimetris dan lipatan tumpang tindih, dan lain sebagainya. Mengenai pengertian dari macam- macam lipatan ini secara lebih jelas, berikut ini merupakan penjelasannya.



  • Lipatan tegak


Jenis lipatan yang pertama ialah lipatan tegak. Lipatan tegak merupakan lipatan pegunungan yang mana posisi sumbu pelipatnya ialah tegak lurus dengan bidang horizontal tanah sehingga terbentuklah kedua sayap yang bentuknya sama persis.



  • Lipatan miring


Jenis lipatan yang kedua ialah lipatan miring. Lipatan miring merupakan jenis lipatan pegunungan yang sumbu pelipatannya memeiliki kedudukan miring dengan bidang permukaan tanah.



  • Lipatan menggantung


Jenis lipatan yang selanjutnya ialah lipatan menggantung. Lipatan menggantung merupakan jenis lipatan pegunungan yang mana sumbu pelipatannya kurang dari 45 derajat, sehingga hal ini menimbulkan salah satu sisi bidagnya terlihat menggantung.



  • Lipatan rebah


Lipatan rebah merupakan jenis lipatan pegunungan yang sumbu pelipatannya hampir sejajar dengan permukaan tanah (baca: jenis tanah) atau kurang dari 20 derajat sehingga terlihat seakan- akan tindih menindih diantara keduanya.


Nah itulah beberapa jenis lipatan yang ada di permukaan bumi, khususnya ialah lipatan kawasan pegunungan yang berdasar pada posisi atau arah sumbu lipatannya. selain tektonisme, tenaga endogen juga berupa jenis lain yakni vulkanisme. Mengenai vulkanisme kita akan mebahasnya bersama- sama.


Vulkanisme


Apabila kita mendengar kata vulkanisme, hal yang pertama akan kita kaitkan ialah gunung berapi, dan hal ini memang benar. vulkanisme merupakan kejadian keluarnya magma yakni lelehan bebatuan panas dari dalam litosfer menuju ke permukaan bumi. Magma yang telah hingga di permukaan bumi kita sebut dengan lava.


Tipe- tipe Letusan Gunung


Tidak sesimple yang kita bayangkan mengenai gunung api yang tengah mengalami erupsi. Kelihatannya sama, namun tahukah Anda bahwa letusan gunung api pun mempunyai gaya- gayanya sendiri. Beberapa tipe atau gaya dari letusan gunung api antara lain sebagai berikut:



  1. Tipe Hawaii


Tipe letusan gunung api yang pertama ialah tipe Hawaii. Letusan tipe Hawaii ini mempunyai ciri dengan lavanya yang cair dan juga tipis. Dalam perkembangannya tipe ini akan membentuk tipe gunung api perisai. Tipe ini dinamakan tipe Hawaii lantaran banyak ditemukan pada gunung api perisai di Hawaii menyerupai di Kilauea dan Maunaloa.



  1. Tipe Stromboli


Tipe Stromboli merupakan tipe yang sangat khas menggambarkan gunung api yang mempunyai magma sangat cair, dan juga ke arah permukaan akan serig kita jumpai letusan- letusan pendek yang disertai dengan ledakan. Dari letusan tipe ini, bahan- materi yang sering dikeluarkan berupa bubuk vulkanik, bom, lapili serta setengah padatan bongkah lava. Di Indonesia juga ada gunung yang mengalami tipe letusan menyerupai ini, yakni contohnya ialah Gunung Raung yang ada di pulau Jawa.



  1. Tipe Vulkano


Tipe letusan gunung api vulkano mempunyai ciri khusus atau ciri khas yakni pembentukan awan debu yang berbentuk menyerupai bunga kol. Hal ini lantaran gas yang ditembakkan ke atas meluas hingga jauh di atas kawah. Letusan tipe ini mempunyai tekanan gas sedang dan lava yang dikandungnya juga kurang begitu cair. Berdasarkan pada kekuatannya, tipe ini dibedakan menjadi tipe volkano berpengaruh menyerupai yang terjadi pada gunung Etna  dan juga tipe volkano lemah yang terjadi pada gunung Raung. Ada pula tipe letusan yang merupakan adonan antara keduanya menyerupai yang kita temukan terjadi pada gunung Kelud dan Anak Gunung Bromo.



  1. Tipe Merapi


Tipe letusan yang selanjutnya ialah tipe merapi, yakni letusan yang mempunyai ciri khusus berupa lava yang cair hingga kental, mempunyai dapur magma yang dangkal serta tekanan gas yang agak rendah. Sesuai dengan namnya, tipe letusan ini sanggup kita temukan pada gunung Merapi yang ada di Jawa Tengah.



  1. Tipe Pellet


Tipe pellet merupakan tipe letusan gunung berapi yang mengeluarkan lava cair dengan tekanan gas yang tinggi, terkadang lubang kepundan tersumbat yang sanggup menimbulkan terkumpulnya gas serta uap di dalam badan bumi. Hal ini menimbulkan seringnya timbul getaran sebelum terjadinya letusan. Material yang dikeluarkan dari letusan ini antara lain berupa abu, lapili dan juga bom yang terlempar ke angkasa.



  1. Tipe Pelle


Letusan tipe ini menyemburkan lava kental yang menguras di leher, menahan kemudian lintas gas dan juga uap. Hal inilah yang menjadi alasan bahwa letusan ini menimbulkan mengapa letusan pada gunung api tipe ini disertai dengan guncangan- guncangan bawah tanah dengan dasyat.


Nah itulah beberapa jenis atau tipe- tipe letusan gunung berapi yang bermacam- macam bentuknya. Selain letusan gunung berapi yang mempunyai tipe- tipe tertentu, erupsi pun juga mempunyai beberapa tipe tertentu.


Tipe- tipe Erupsi


Erupsi merupakan salah satu acara gunung api yang masih aktif. Erupsi yang merupakan acara inti ini mempunyai beberapa tipe tertentu. beberapa tipe erupsi gunung gerapi antara lain sebagai berikut:



  1. Erupsi Effusif


Erupsi Effusif merupakan jebis erupsi pada gunung berapi yang kekuatannya lemah dan tidak meledak- ledak. Pada erupsi ini tidak terjadi jatuha debu namun hanya lava cair yang menuruni lereng gunung.



  1. Erupsi Eksplosif


Erupsi eksplosif kebalikan dari erupsi effusif. Erupsi eksplosif merupakan erupsi yang berlangsung sangat berpengaruh dan disertai dengan ledakan- ledakan dasyat lantaran tekanan gas dari dalam bumi sangat tinggi.



  1. Erupsi Campuran


Erupsi yang ketiga ialah erupsi campuran. Seperti namaya, erupsi tipe adonan merupakan erupsi yang lebih lemah daripada erupsi eksplosif namun lebih berpengaruh daripada erupsi effusif.


Itulah beberapa tipe erupsi gunung berapi yang berbeda- beda antara satu dengan yang lainnya. Dan itulah beberapa isu mengenai vulkanisme. Selain tektonisme dan vulkanisme, kita juga perlu membahas hal yang yang berkaitan denga keduanya, yakni gempa.


Seisme atau Gempa


Gempa bumi merupakan salah satu jenis musibah yang ada di Bumi dan kerap kali kita rasakan lantaran kerap melanda Indonesia. Seisme atau gempa bumi merupakan kejadian getaran yang bersumber dari bumi dan sanggup disebabkan oleh mengembangkan macam hal. Gempa bumi sebagai salah satu kejadian di bumi mempunyai beberapa tipe, salah satunya berdasarkan episentrumnya. Untuk lebih jelasnya kita akan membahasnya lebih lanjut.


Jenis- jenis gempa berdasarkan Episentrumnya


Salah satu jenis gempa bumi ialah dibedakan berdasarkan episentrumnya, yakni bentuk episentrumnya. Episentrum sendiri merupakan pusat gempa bumi itu sendiri. Dn berdasarkan bentuk episnetrumnya, gempa dibedakan menjadi beberapa jenis antara lain:



  1. Gempa Linier


Jenis gempa bumi berdasarkan bentuk dari episentrumnya yang pertama ialah gempa linier. Gempa linier merupakan jenis gempa bumi yang mempunyai episentrum berbentuk garis. Episentrum berbentuk garis ini biasanya terjadi pada gempa bumi tektonik yakni gempa bumi yang terjadi lantaran adanya pergeseran lempeng- lempeng bumi. Lempeng- lempeng bumi ini sangat bersahabat dengan patahan ataupun lipatan. Salah satu bukti mengapa gempa linier mengiringi gempa tektonik, lantaran tanah patahan merupakan sebuah garis dan bukan berupa titik- titik.



  1. Gempa Sentral


Selain gempa linier, gempa bumi berdasarkan bentuk episentrumnya yang kedua ialah gempa sentral. Gempa sentral merupakan jenis gempa bumi yang mana episentrumnya berbentuk titik. Jika kita berada di wilayah yang bersahabat gunung berapi yang masih aktif, maka dikala gunung akan mengalami erupsi kita akan mencicipi gempa. Gempa tersebut dinamakan sebagai gempa vulkanik. Nah gempa vulkanik inilah yang termasuk salah satu referensi gempa sentral, lantaran pusatnya di satu titik yakni di gunung api tersebut. Selain gempa vulkanik, referensi lain dari gempa sentral ialah gempa runtuhan. Gempa runtuhan merupakan gempa yang timbul lantaran adanya acara runtuhan, menyerupai bangunan runtuh, tebing yang runtuh, dan lain sebagainya.


Itulah dua jenis gempa bumi yang terjadi lantaran bentuk episentrumnya atau pusat gempanya. Selain berdasar pada bentuk episentrum, gempa bumi juga sanggup dibedakan berdasarkan peristiwanya. Beberapa gempa bumi berdasarkan peristiwanya ialah sebagai berikut:



  1. Gempa vulkanik


Gempa bumi vulkanik merupakan gempa bumi yang terjadi lantaran adanya acara vulkanisme dari gunung api, contohnya lantaran gunung api tersebut akan melaksanakan erupsi, dan lain sebagainya.



  1. Gempa tektonik


Selanjutnya ialah gempa tektonik. Gempa tektonik merupakan gempa bumi yang terjadi lantaran adanya acara tektonisme, yakni acara pergerakan lempeng- lempeng tektonik pada bumi sehingga menimbulkan getaran. Getaran inilah yang kita rasakan sebagai gempa.



  1. Gempa runtuhan


Selanjutnya ialah gempa runtuhan. Gempa runtuhan ialah gempa yang terjadi lantaran adanya kejadian runtuhan menyerupai runtuhnya bangunan atau runtuhnya tebing yang berdindig curam.



  1. Gempa tumbukan


Gempa tumbukan juga disebut dengan gempa jatuhan, yakni gempa yang terjadi lantaran adanya tumbukan meteor atau asteroid dengan permukaan bumi. Gempa yang satu ini merupakan gempa yang jarang terjadi.



  1. Gempa buatan


Gempa buatan ialah gempa yang terjadi lantaran acara manusia, menyerupai ledakan nuklir di bawah permukaan tanah ataupun ledakan dinamit.


Nah itulah jenis- jenis dari gempa bumi yang digolongkan berdasarkan peristiwanya atau penyebabnya. Sekian isu mengenai tenaga endogen, biar bermanfaat bagi pembaca.


 



Sumber aciknadzirah.blogspot.com