Kebingungan Ahli Geologi wacana mengapa jumlah karbon hadir begitu banyak pada inti dan mantel bumi sekarang mulai terjawab dengan adanya inovasi baru. Karbon yang merupakan unsur dasar pembentuk aneka macam senyawa di Bumi, kemungkinan berasal dari peristiwa pada 4,4 miliar tahun lalu, dimana bumi berulangkali hampir musnah akhir hantaman asteroid. Hantaman ini tidak hanya menghasilkan kerusakan yang dahsyat, tetapi juga mengawali kehidupan di planet kita ini.
Asteroid (planet kecil) yang berukuran sekitar 4.828 kilometer itu menyatu (menghantam) planet kita sesudah inti Bumi mulai terbentuk. Planet tersebut membawa bahan-bahan pembentuk kehidupan dan kristal berharga menyerupai intan yang mengandung karbon.
Asteroid (planet kecil) yang berukuran sekitar 4.828 kilometer itu menyatu (menghantam) planet kita sesudah inti Bumi mulai terbentuk. Planet tersebut membawa bahan-bahan pembentuk kehidupan dan kristal berharga menyerupai intan yang mengandung karbon.
Ilmuwan meyakini bahwa sebagian besar karbon yang pertama kali terbentuk di planet kita telah mendidih dan terkunci di dalam inti bumi. Tetapi, yang menjadi permasalahan disini yakni bagaimana menjelaskan asal-usul unsur-unsur volatil (khususnya karbon) yang masih berada di luar inti (pada mantel Bumi).
Dari pertanyaan diatas, para andal sanggup menjelaskan bahwa karbon tidak menguap ke angkasa luar saat planet ini sebagian besar masih dalam keadaan cair alasannya yakni paduan kaya zat besi dalam inti bumi mempunyai daya gabung (afinitas) yang besar lengan berkuasa dengan karbon. Lalu bagaimana dengan karbon yang diluar inti bumi ??
Dengan melaksanakan percobaan bertekanan besar terhadap sulfur dan silikon, ilmuwan mendapat hasil bahwa sulfur dan silikon sanggup merubah afinitas zat besi ke karbon. Jadi, karbon gres sanggup dikeluarkan dari inti dan berpindah ke mantel, yang sebagian besar terbentuk dari silikat, jikalau paduan besi di inti Bumi kaya akan silikon maupun belerang.
Dari pertanyaan diatas, para andal sanggup menjelaskan bahwa karbon tidak menguap ke angkasa luar saat planet ini sebagian besar masih dalam keadaan cair alasannya yakni paduan kaya zat besi dalam inti bumi mempunyai daya gabung (afinitas) yang besar lengan berkuasa dengan karbon. Lalu bagaimana dengan karbon yang diluar inti bumi ??
Dengan melaksanakan percobaan bertekanan besar terhadap sulfur dan silikon, ilmuwan mendapat hasil bahwa sulfur dan silikon sanggup merubah afinitas zat besi ke karbon. Jadi, karbon gres sanggup dikeluarkan dari inti dan berpindah ke mantel, yang sebagian besar terbentuk dari silikat, jikalau paduan besi di inti Bumi kaya akan silikon maupun belerang.
![]() |
Korelasi karbon, sulfur, silikon, dan besi pada inti dan mantel. |
Besar kemungkinan bahwa planet yang menghantam bumi, sebelumnya telah membentuk inti kaya silikon, dan alhasil terserap oleh Bumi. Karena ukurannya yang besar, dinamika sanggup terjadi dengan cara inti dari planet itu eksklusif menuju planet kita, dan mantelnya yang kaya karbon bercampur dengan mantel Bumi.
Temuan tersebut juga cocok dengan teori lain yang mengatakan bahwa Bulan kita terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun kemudian sesudah sebuah planet berjulukan Theia bertabrakan dengan Bumi.
Temuan tersebut juga cocok dengan teori lain yang mengatakan bahwa Bulan kita terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun kemudian sesudah sebuah planet berjulukan Theia bertabrakan dengan Bumi.
Sumber http://www.geologinesia.com