Friday, May 4, 2018

√ Pengalaman Di Hardik Oleh Satpam Toko Buku Gramedia

Hari ahad yaitu hari yang menyenangkan untuk beraktifitas, saya sering mengisi waktu di hari ahad untuk traveling, wisata kuliner, menonton di bioskop atau sekedar jalan-jalan saja. Pada hari ahad ini saya ingin menyempatkan diri untuk ke toko buku, dan menentukan untuk pergi ke toko terbesar dan terlengkap di Indonesia, orang-orang pun niscaya sudah tidak abnormal dengan toko buku Gramedia. Toko buku Gramedia yang berada dikarawang memang sangat luas, terdiri dari 2 lantai.

MENCARI BUKU
Datang dengan kendaraan motor dan eksklusif masuk ke parkiran basement yang ada dibawah gedung, masuk ke lantai dasar dan disanalah terdapat koleksi buku yang murah sekitar Rp10rb hingga Rp30rban. Tertarik dan mencoba untuk melihat-lihat, namun tampaknya tidak ada yang cocok, alasannya memang dilantai dasar ini yaitu buku-buku yang kurang laku dan sudah usang dipajang, karenanya dibanderol dengan harga murah. Turut prihatin juga alasannya penulis sudah susah payah menulis, tapi bukunya kurang laris dipasaran dan karenanya menjadi korban obral buku, tampaknya minat membaca masyarakat Indonesia sangat kurang.

Pada karenanya saya naik ke lantai 2 yang mana disana terdapat buku-buku keluaran terbaru, recommended book, best seller dan rak buku disana sangat terorganisir rapih sesuai dengan tema, ini berbanding terbalik dengan yang ada dilantai dasar dimana buku tergeletak pada keranjang secara acak.

PERGI KELUAR GEDUNG GR*MEDIA
Setelah mebeli sejumlah buku, saya pergi keluar tepatnya ke bioskop untuk melihat film terbaru apa yang sekiranya cocok untuk di tonton, dan disini saya tidak sendirian alasannya ditemani di-Dia. Setelah melihat list film yang ada di bioskop tampaknya tidak ada tontonan yang menarik, dan memutuskan untuk pulang.

Berjalan keluar gedung dan menuju gedung Gramedia, sebetulnya susukan kendaraan dan pejalan kaki memang dibedakan, namun saya lebih menentukan jalan kendaraan masuk alasannya itu memang lebih akrab ke basemen parkiran motor dibandingkan harus melalui jalur pejalan kaki yang tidak mengecewakan jauh dan harus menaiki anak tangga pula.

namun disaat akan melewati portal otomatis kendaraan saya diberitahu dengan bunyi agak tinggi oleh satpam bahwa jalurnya bukan kesana melainkan kesini (sembari menujukkan), namun saya balas dengan balasan "saya mau ke parkiran pak," dengan agak tersenyum, saya dan satpam juga tahu bahwa kalau menentukan jalan yang dilalui kendaraan akan lebih cepat alasannya memotong jalan. Lagi pula tidak ada kendaraan yang lewat dan ada ruang untuk sanggup dilewati pejalan kaki. Akhirnya saya berjalan terus sehabis menjawab kata tersebut, namun saya kaget satpam berkata dengan nada tinggi "NGERTI GAK SIH, JALAN SINI" sembari menunjukkan muka murka dan mata melotot, karenanya saya dengan terpaksa menentukan jalan yang seharusnya tanpa berkata apapun, satpam tersebut masih melototi saya sembari jalan ke jalur khusus pejalan kaki.

SAYA MEMANG SALAH
dalam kasus ini saya memang 100% salah karena tidak mentaati peraturan yang ada, saya nekat melewati jalur kendaraan alasannya memang ahad kemarin pun tidak dicegah oleh satpam, namun kali ini satpamnya berbeda dari ahad yang lalu.

Saya memang salah, namun saya kecewa terhadap satpam tersebut yang berbicara dengan nada tinggi bahkan dengan mulut amarah. Saya tahu saya salah, namun seharusnya satpam tersebut menghampiri saya dan eksklusif melaksanakan tindakan penghadangan, tidak berdiam diri ditempat sembari berkata keras.

Saya ini yaitu konsumen toko buku Gramedia yang sejatinya diperlakukan baik dan sopan, walaupun itu salah, tidak hingga menyinggung perasaan orang lain. Satpam ditempat menyerupai ini atau tempat yang melayani banyak pelanggan/konsumen seharusnya diberikan sedikit pengarahan oleh pengelola tempat, alasannya satpam yang ditempatkan di pelayanan menyerupai Bank, Mall, instansi pemerintah itu berbeda degan satpam pabrik . Mereka mestinya berguru dari satpam bank yang amat ramah sekali, walaupun ada nasabah yang emosi alasannya kesalahannya sendiri, atpam masih bersabar untuk menegaskan kesalahan kepada nasabahnya, namun tidak berlaku satpam yang menjaga sebuah daerah pabrik, perumahan yang notabene harus tegas menindak bahkan diperkenankan untuk berkata dengan nada tinggi sebagai ketegasan, kalau tidak menyerupai itu maka seorang karyawan pabrik atau orang lain akan melawan dan bertindak seenaknya.

KESIMPULAN
Akhir kata dari semua yang terjadi di toko buku tersebut awalnya tidak terlalu dipermasalahkan, tapi hingga ketika ini BENTAKAN satpam itu masih terngiang-ngiang dikepala, bahkan saya sudah memutuskan bahwa tidak akan tiba lagi ke toko buku tersebut, setidaknya mungkin hingga satu tahun atau dua tahun kedepan, atau mungkin hingga satpam yang membentakku ketika itu tidak lagi bertugas disana. Mungkin saya berlebihan, tapi ini yaitu salah satu wujud kekecewaan seorang pelanggan. Sebagai gantinya saya sanggup mencari buku di toko lain ataupun secara online.
Sumber http://www.hendrisetiawan.com