Friday, September 7, 2018

√ Teladan Dongeng Sudut Pandang Orang Ketiga Sebagai Pengamat

Sebelumnya, kita telah mengetahui ibarat beberapa pola dongeng yang memakai jenis-jenis sudut pandang dalam cerita. Adapun artikel-artikel tersebut antara lain: contoh dongeng sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama, serta contoh dongeng sudut pandang orang pertama sebagai pelaku sampingan.


Artikel kali ini pun juga akan menampilkan pola dongeng dengan salah satu jenis sudut pandang lainnya. Adapun sudut pandang tersebut ialah sudut pandang orang ketiga sebagai pengamat. Sudut pandang ini sendiri merupakan sebuah sudut pandang yang mana si penulis menjaadi pengamat dari satu tokoh di dalam ceritanya. Tokoh tersebut tak lain ialah tokoh utama dari dongeng tersebut.


Adapun pola dongeng bersudut pandang tersebut bisa disimak sebagaimana berikut ini!


Amelia


Amelia masih saja berpikir. Dia masih menghitung-hitung hari di kalender. Dia masih belum bisa memilih hari apa ia akan pergi dari sana. Pergi dari rumah yang telah membuatnya terluka. Rumah yang sekarang hanyalah sebuah kata benda, dan bukan lagi kata sifat. Rumah yang hanya berupa bangunan, yang tak ada kehangatan di dalamnya.


Sudah bertahun-tahun Amelia menjadi korban kekerasan orangtuanya. Tanpa tendeng aling-aling, Amelia selalu dipukul dan dibentak ayah-ibunya tanpa memiliki slaah sedikit pun. Anehnya, setiap mereka menyiksa Amelia, keduanya selalu saja berkata, “maafkan kami, nak. Maafkan kami yang tak bisa mengendalikan emosi kami.”


Amelia bingung. Apakah ia harus mendendam kepada keduanya. Atau, memaafkan mereka dengan selapang-lapangnya dada. Yang Amelia tahu ketika ini ialah ia harus pergi dari rumah yang terkutuk ini. Dan untuk pergi dari sini, ia harus menemukan waktu dan daerah yang tepat.


Akhirnya rencana itu pun tiba. Amelia pun kesannya memutuskan untuk pergi di sore hari, saaat kedua orangtuanya bekerja. Dia pun menyebabkan Rumah Alya sebagai daerah pelariannya. Dengan tas yang berisi pakaian dan makanan, dan pipinya yang bonyok jawaban dipukuli ayahnay tadi pagi, ia pun bergegas ke rumah sahabatnya itu.


Di sana, ia mencurahkan segala sakit hatinya pada sahabatnya itu. Tak terhitung lagi air mata yang menetas dari matanya. Dia tahu bahwa sahabtnya tak akan bisa menyembuhkan lukanya. LAgian, ia juga tak memaksa. Dia hanya ingin membuatkan kegelisahannya. Dia hanya ingin mencari daerah pelarian dari kebiadaban ayah-ibunya.


Sehabis bercerita kepada sahabatya, ia pun kelelahan dan tidurr di ranjang milik sahabatnya itu. Dalam tidurnya, ia tengah bermimpi. Dalam mimpinya, ia berada di dalam suatu telaga. Telag yang higienis airnya dan sejuk udaranya. Di telaga itu, muncul sosok perempuan yang tak dikenal olehnya.


“Jangan bersedih, suatu hari senang ‘kan menghampirimu,” ujar perempuan misterius itu. Kemudian, Amelia pun terbangun dari tidurnya itu.


Demikianlah pola dongeng sudut pandang orang ketiga sebagai pengamat. Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan bagi para pembaca sekalian, baik itu mengenai dongeng khusunya, maupun bahasa Indonesia pada umumnya. Mohon dimaafkan pula jikalau terdapat kekeliruan yang ada di dalam artikel kali ini. Sekian dan terima kasih.


Jika pembaca ingin menambah acuan soal cerita, maka pembaca bisa membuka beberapa artikel berikut ini, yaitu: contoh dongeng rakyat orisinil Banyumas, contoh dongeng pengalaman pribadi, contoh dongeng alur maju, tahapan dalam alur cerita, unsur intrinsik dan ekstrinsik, serta artikel contoh dongeng rakyat dari Jawa Barat.



Sumber https://dosenbahasa.com