Salah satu di antara jenis-jenis kalimat yang ada ialah kalimat langsung. Kalimat ini merupakan kalimat yang berupa ucapan atau kutipan ucapan seseorang. Salah satu ciri khas kalimat ini ialah adanya penggunaan tanda petik dua yang menegaskan kutipan atau ucapan seseorang tersebut. Kalimat ini sendiri bisa diubah menjadi bentuk kalimat lain, yaitu kalimat tidak langsung.
Adapun perubahan tersebut bisa dilakukan dengan menghilangkan tanda petik dua pada kalimat langsung, dan menggantinya dengan kata bahwa yang ditempatkan sebelum ucapan seseorang tersebut. Selain itu, ucapan seseorang tersebut juga diubah sesuai kebutuhan kalimat tidak eksklusif tanpa mengubah maksud dari ucapan tersebut. Dalam bentuk kalimat eksklusif tertentu, biasanya kata bahwa tidak dipakai.
Untuk lebih memahami menyerupai apa perubahan bentuk kalimat eksklusif ke tak langsung, maka artikle kali ini akan ditampilkan beberapa pola di antaranya. Adapun beberapa pola tersebut ialah sebagai berikut ini!
Contoh 1:
- Pak Ujang berkata, “kalian akan kubawa ke polisi, wahai kalian para pencuri!”
- Pak Ujang berkata pada para pencuri itu bahwa dia akan membara mereka ke polisi.
Contoh 2:
- Pak guru berkata, “anak-anak, hari ini bapak tidak bisa mengajar lantaran bapak harus mengikuti rapat antar guru yang akan dilakukan sebentar lagi. Selama bapak nanti, kalian kerjakan dahulu soal-soal yang ada di LKS. Jika selesai, nanti kalian kumpulkan ke Ketua Kelas kalian kemudian simpan di meja bapak yang ada di ruang guru.”
- Pak guru berkata bahwa hari ini ia tidak bisa mengajar lantaran hari mengikuti rapat guru yang sebentar lagi akan dimulai. Sebagai gantinya, kami disuruh mengerjakan Lomba Kompetensi Siswa sampai selesai, kemudian mengumpulkannya ke Ketua Kelas dan sehabis itu disimpan di mejanya yang ada di ruang guru.
Contoh 3:
- “Kalian, ayo cepat jalannya!” teriak Omar, “nanti pesawatnya keburu terbang.”
- Umar berteriak kepada kami semoga kami harus berjalan cepat, alasannya nanti pesawat yang hendak kami naiki keburu terbang.
Contoh 4:
- Tanpa tendeng aling-aling, ia pun menampar pipi laki-laki itu, dan kemudian berkata, “bagaimana, sakit bukan? Tapi, kamu harus tahu, bahwa rasa sakit dari tamparanku ini tidak sebanding dengan sakit hati yang kurasakan akhir perbuatanmu di masa lalu!”
- Tanda tendeng aling-aling, ia pun menampar pipi laki-laki itu, dan kemudian berkata bahwa rasa sakit dari tamparannya tidaklah sebanding dengan rasa sakit hatinya akhir perbuatan laki-laki itu di masa lalu.
Contoh 5:
- “Andai saya tidak mengambil keputusan menyerupai itu,” katanya, “mungkin saya tidak akan menanggung rasa sesal yang teramat dalam ini.
- Dia berkata bahwa andai ia tidak mengambil keputusan menyerupai itu, mungkin ia tidak akan menanggung rasa sesal yang teramat dalam tersebut.
Demikianlah beberapa pola kalimat eksklusif diubah menjadi kalimat tidak langsung. Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan para pembaca sekalian, baik itu mengenai kalimat khususnya, maupun materi pembelajaran bahasa Indonesia pada umumnya. Mohon dimaafkan pula kalau terdapat kekeliruan yang terkandung di dalam artikel kali ini.
Jika pembaca ingin menambah tumpuan soal kalimat, maka pembaca bisa membuka beberapa artikel berikut ini, yaitu: contoh kalimat pernyataan dalam bahasa Indonesia; contoh jenis-jenis kalimat menurut fungsinya; unsur-unsur kalimat dalam bahasa Indonesia; ciri-ciri kalimat dalam bahasa Indonesia; pola kalimat dasar beserta contohnya; serta jenis-jenis kalimat menurut unsurnya. Sekian dan terima kasih.
Sumber https://dosenbahasa.com