Pengertian Operasi Trikora (Tri Komando Rakyat)
Operasi Trikora (Tri Komando Rakyat) ialah konflik dua tahun yang dilancarkan Indonesia untuk menggabungkan wilayah bab barat Papua . Pada tanggal 19 Desember 1961, Ir Soekarno Presiden Indonesia ketika itu mengumumkan pelaksanaan Trikora di Alun-alun Utara kota Yogyakarta. Soekarno pun membentuk Komando Mandala. Dan Mayor Jenderal Soeharto diangkat sebagai panglima. Tugas komando ini yaitu mempersiapkan, merencanakan, dan menyelenggarakan operasi militer untuk menggabungkan Papua bab barat dengan negara Indonesia.
Isi Trikora
- Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan Belanda.
- Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat, tanah air Indonesia.
- Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air dan bangsa.
Tujuan Trikora
Pemerintah melaksanakan banyak sekali macam upaya dengan tujuan mengembalikan Irian Barat biar menjadi bab dari Indonesia. Dalam Trikora banyak persiapan yang sudah dilakukan pemerintah Indonesia, mulai dari persiapan militer, melaksanakan diplomasi, kebijakan ekonomi, dan konfrontasi total.
Pada segi militer
persiapan Indonesia mencari sumbangan senjata dari luar negeri menjelang terjadinya konflik antara negara Indonesia dan Belanda. Akhirnya, pada Desember tahun 1960, Jenderal A. H. Nasution pergi ke Moskwa, Uni Soviet, dan berhasil mengadakan perjanjian jual-beli senjata dengan Uni Soviet senilai 2,5 miliar dollar Amerika dengan syarat pembayaran dalam jangka panjang. Setelah pembelian ini, Tentara Nasional Indonesia mengklaim bahwa negara Indonesia memiliki angkatan udara terkuat di bagian bumi selatan.
Amerika Serikat tak pernah mendukung penyerahan Papua bab barat ke Indonesia alasannya yakni Bureau of European Affairs di Washington, DC menganggap hal ini sanggup “menggantikan penjajahan oleh kulit putih dengan penjajahan oleh kulit coklat”.
Akan tetapi pada bulan April tahun 1961, Robert Komer dan McGeorge Bundy mulai mempersiapkan planning supaya PBB memberi kesan bahwa penyerahan kepada negara Indonesia terjadi secara legal. Walaupun ragu, presiden John F. Kennedy hasilnya mendukung hal ini dikarenakan iklim Perang Dingin ketika itu dan kekhawatiran bahwa bangsa Indonesia akan meminta pertolongan pihak komunis Soviet bila tak menerima dukungan AS.
Pada segi diplomasi
Persiapan Indonesia ialah mendekati banyak sekali negara menyerupai negara Australia, Selandia Baru, Thailand, Jerman, India, Pakistan, Britania Raya, dan Perancis biar tak memberi dukungan pada Belanda bila terjadi pecah perang antara negara Indonesia dan Belanda.
Pada Sidang Umum PBB tahun 1961, Sekjen PBB U Thant meminta Ellsworth Bunker, diplomat dari Amerika Serikat, untuk mengajukan undangan penyelesaian persoalan status Papua bab barat. Bunker mengusulkan supaya Belanda menyerahkan Papua bab barat pada negara Indonesia melalui PBB dengan jangka waktu 2 tahun.
Pada segi ekonomi
Pada tanggal 27 Desember 1958, presiden Ir Soekarno mengeluarkan undang-undang nomor 86 tahun 1958 perihal nasionalisasi pada semua perusahaan Belanda yang ada di Indonesia. seperti:
- Perusahaan Listrik
- Perusahaan Perkebunan
- Nederlandsche Handel-Maatschappij
- Perusahaan Perminyakan
- Rumah Sakit (CBZ) menjadi RSCM
Dan kebijakan-kebijakan lain seperti:
- Melarang pemutaran film-film berbahasa Belanda
- Aksi mogok buruh perusahaan Belanda di Indonesia
- Memindahkan pasar pelelangan tembakau Indonesia ke Bremen (Jerman Barat)
- Melarang KLM (maskapai penerbangan Belanda) melintas di wilayah Indonesia
Akhir dari konflik
Karena kekhawatiran bahwa pihak komunis akan mengambil laba dalam konfik ini, Amerika Serikat mendesak Belanda biar berunding dengan bangsa Indonesia. Karena perjuangan ini, tercapailah persetujuan New York pada tanggal 15 Agustus 1962. Pemerintah Australia yang awalnya mendukung kemerdekaan Papua, juga mengubah pendiriannya, dan mendukung penggabungan dengan Indonesia atas desakan Amerika Serikat
Demikianlah klarifikasi perihal trikora semoga bermanfaat
Artikel Lainya :
Sumber https://rumusrumus.com