Thursday, December 6, 2018

√ Pola Novel Singkat Dalam Bahasa Indonesia

Menurit laman kbbi.kemendikbud.go.id, novel didefinisikan sebagai karangan prosa yang yang panjang dan di dalamnya mengandung kisah kehidupan seorang dan lingkungannya. Tokoh dalam novel biasanya akan ditonjolkan adab dan sifatnya. Dibanding dengan cerpen, isi novel cenderung lebih panjang dibanding cerpen alasannya yakni novel menceritakan kisah yang jauh lebih luas dan rumit dibanding cerpen. Dari segi isi cerita, novel tak hanya menceritakan kehidupan seseorang, melainkan lingkungan dan orang-orang yang ada di sekitarnya. Hal ini berbeda dengan cerpen yang hanya menceritakan kehidupan seorang tokoh saja secara khusus dan detail.


Untuk mengetahui ibarat apa isi sebuah novel, maka di artikel ini akan ditampilkan salah satu referensi bab novel yang ditampilkan secara singkat, di mana referensi tersebut yakni sebagai berikut ini!


Para Priyayi (Bab Lantip)*


Karya: Umar Kayam


Nama saya Lantip. Ah, tidak. Nama saya yang orisinil sangatlah dusun–ndeso–Wage. Menurut embok (ibu) saya, nama itu diberikan alasannya yakni saya dilahirkan pada hari Sabtu Wage. Nama Lantip itu saya dapatkan kemudian waktu saya mulai tinggal di rumah keluarga Sastrodarsono, di Jalan Setenan, kota Wanagalih. Sebelumnya, saya tinggal bersama embok saya di Desa Wanalawas yang hanya beberapa kilometer saja dari kota Wanagalih. Menurut cerita, Desa Wanalawas itu yakni desa cikal bakal kota Wanagalih, terutama dikala Mataram melihat daerah ini sebagai wilayah yang strategis. Madiun diperintahkan oleh Mataram untuk membuatkan daerah itu menjadi daerah yang ramai. Maka bedol desa atau pemindahan desa pun diperintahkan oleh Mataram untuk mengisi daerah tersebut, di mana desa Wanalawas yakni salah satu desa yang dijebol untuk menjadi bab Wanagalih.


Dari salah satu desa yang tidak mengecewakan besar, Desa Wanalawas pun menciut menjadi desa yang kecil. Salah satu dari keluarga-keluarga yang tinggal di Wanalawas yakni nenek moyang embok saya. Menurut embok saya, mereka yakni orang-orang desa yang bertani padi, palawija, dan sedikit tembakau. Sawahnya tidak seberapa besar; hanya satu atau dua amis saja. Itu pun sawah tadah hujan, alasannya yakni letak sawah itu jauh dari sungai yang sanggup mengairi sawah itu.


Selain bersawah, keluarga moyang saya yakni juga keluarga pembuat tempe. Ayah saya… wah, saya tidak ingat pernah mengenalnya. Embok selalu menyampaikan ayah saya pergi jauh untuk mencari duit. Hanya bertahun-tahun kemudian pada waktu saya sudah menjadi bab dari rumah tangga Sastrodarsono, saya sedikit menerima bayangan siapa ayah saya sewaktu saya sering kena hardik embah guru kakung (kakek). Meskipun orangnya baik dan adil, embah guru kakung juga keras dan jika murka suka membentak sembari misuh (mengumpat)….


………………………………………………………………………………………………………………………………………………………


Demikianlah sebuah referensi novel singkat dalam bahasa Indonesia. Jika pembaca ingin menambah referensi soal novel dan juga prosa, pembaca bisa membuka beberapa artikel berikut, yaitu: jenis-jenis novel, contoh novel terjemahan, contoh resensi buku novel, contoh sinopsis novel, jenis-jenis prosa, jenis-jenis prosa lama, serta artikel jenis-jenis prosa baru.


Adapun pembahasan aartikel kali ini, dicukupkan saja hingga di sini. Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan gres bagi para pembaca sekalian, baik itu mengenai novel pada khususnya, maupun bahan pembelajaran bahasa Indonesia pada umumnya. Mohon dimaafkan jiika terdapat kesalahan pada artikel kali ini. Sekian dan terima kasih.


*Umar Kayam, Para Priyayi, (Jakarta: Grafiti, 2012), hlm 10-11. Pada artikel ini, terdapat beberapa bab goresan pena yang diubah dari teks aslinya biar lebih gampang untuk dibaca.



Sumber https://dosenbahasa.com