Kata pengantar merupakan sebuah goresan pena yang berfungsi sebagai pembuka sekaliigus pengantar suatu karangan. Hampir semua karangan mencantumkan kata pengantar di dalamnya, tak terkecuali antologi puisi. Dalam karangan ini, kata pengantar terkadang selalu dijuduli dengan frasa “catatan penulis” “kata penyair” atau frasa-frasa lainnya. Namun, meski begitu, esensi kata pengantar tetap menempel dan tidak dihilangkan.
Pada artikel kali ini, kita akan mengetahui salah satu pola kata pengantar yang ada di dalam suatu antologi puisi. Adapun pola tersebut yaitu sebagai berikut ini!
Catatan Penulis¹
Hujan Bulan Juni pertama kali diterbitkan oleh Grasindo, tahun 1994, berisi sepilihan sajak yang saya tulis tahun 1964 hingga 1994. Sajak-sajak tersebut berasal dari beberapa buku puisi, yakni duka-Mu Abadi (1969), Mata Pisau (1974), Akuarium (1974), dan Perahu Kertas (1984). Di samping itu ada sejumlah yang belum pernah dimuat dalam buku puisi sebelumnya. Hujan Bulan Juni sempat dicetak ulang beberapa kali , dan setiap kali cetak ulang ada sedikit perubahan berupa koreksi, penambahan, atau pengurangan sajak. Buku ini pun mengalami perubahan, terutama yang menyangkut jumlah dan waktu penulisannya. Beberapa sajak yang ditulis semenjak 1959 ditambahkan biar ada citra yang lebih lengkap perihal puisi yang saya tulis hingga tahun 1994. Perubahan lain pada umumnya hanya menyangkut sedikit koreksi atas salah tulis atau salah cetak.
Perlu saya sampaikan terima kasih kepada Sdr. Pamusuk Eneste yang mula-mula mendorong saya mengumpulkan sajak-sajak saya ini dalam sebuah antologi. Juga saya sampaikan terima kasih kepada komposer dan penulis lagu yang telah memanfaatkan puluhan sajak dalam buku ini biar bisa juga ‘didengarkan’ dalam bentuk lagu, klasik maupun populer. Saya sebut beberapa saja: Umar Muslim, Ags. Arya Dwipayana, Budiman Hakim, Reda Gaudiamo, Ananda Sukarlan, Nana Tatyana, Bambang Wibawarta, Ari Malibu, Neno Warisman, Mimi, dan lain-lain. Perlu saya sampaikan juga bahwa buku ini, Hujan Bulan Juni, saya pilih menurut judul kaset rekaman pertama saya yang diusahakan oleh sebagian besar nama yang saya sebut sebelumnya, yang banyak di antaranya waktu itu masih menjadi mahasiswa di Fakultas Sastra Universitas Indonesia, daerah saya mengajar. Usaha mereka itulah yang telah membantu tersebarluasnya puisi saya, di samping menjadi bab penting dalam perkembangan proses alih wahana, yakni musikalisasi puisi, di negeri ini.
Sapardi Djoko Damono
Demikianlah pola kata pengantar antologi puisi dalam bahasa Indonesia. Contoh di atas sendiri merupakan pola yang disadur dari kata pengatar buku “Hujan Bulan Juni” karya Sapardi Djoko Damono. Buku tersebut merupakan buku antologi puisi karya Pak Sapardi–panggilan dekat Sapardi Djoko Damono–yang memuat 102 puisi karya beliau.
Jika pembaca ingin menambah rujukan soal kata pengantar dan puisi, pembaca bisa membuka beberapa artikel berikut ini, yaitu: contoh kata pengantar singkat, contoh kata pengantar buku, contoh kata pengantar buku novel, contoh kata pengantar skripsi, contoh kata pengantar proposal, jenis-jenis puisi, jenis-jenis puisi lama, jenis-jenis puisi baru, macam-macam puisi gres menurut isinya, dan macam-macam puisi gres menurut bentuknya.
Semoga arrikel kali ini bermanfaat dan bisa menambah wawasan gres bagi para pembaca sekalian, baim itu mengenai kata pengantar antologi puisi khususnya, maupun materi pembelajaran bahasa Indonesia pada umumnya. Mohon dimaafkan jikalau terdapat kesalahan dalam artikel kali ini, baik itu kesalahan penulisan ataupun klarifikasi materi. Sekian dan terima kasih.
¹Sapardi Djoko Damono, Hujan Bulan Juni, (Jakarta: Gramdeia, 2015), hlm v-vi.
Sumber https://dosenbahasa.com