Tuesday, June 18, 2019

√ Pengertian Sfingter Pilorus, Letak Dan Fungsi Sfingter Pilorus

Sfingter pilorus yakni sepotong kecil otot viseral halus yang berfungsi sebagai katup dan mengatur fatwa kuliner yang dicerna sebagian dari lambung ke duodenum. Pembukaan dan penutupan sfingter dikendalikan oleh gelombang peristaltik yang dihasilkan oleh lambung selama proses pencernaan. Saat istirahat, sphincter tetap terbuka sebagian untuk memungkinkan fatwa air bebas ke duodenum; namun segera menutup ketika ada kuliner untuk memungkinkan pencernaan terjadi.


Letak Sfingter pilorus


Lambung insan dipisahkan menjadi empat kepingan yang berbeda, ibarat yang ditunjukkan pada diagram di bawah ini. Kardia ditemukan di antara kerongkongan dan pintu masuk ke lambung, fundus yakni kepingan atas lambung, dan tubuh utama yakni kawasan sebagian besar pencernaan awal terjadi. Di ujung yakni pilorus, yang berbentuk corong dan menyempit ke bawah sampai dengan diameter sekitar 1 inci. Sfingter pilorus terletak di persimpangan antara pilorus dan duodenum usus kecil.


Sfingter pilorus yakni sepotong kecil otot viseral halus yang berfungsi sebagai katup dan √ Pengertian Sfingter pilorus, letak dan fungsi Sfingter pilorus
Anatomi eksternal skematik lambung Manusia

Fungsi dari Sfingter pilorus


Selama konsumsi makanan, perut mendapatkan sinyal untuk mulai memproduksi sekresi lambung untuk memulai proses pencernaan. Ketika kuliner masuk ke lambung, segera dicampur dengan sekresi ini untuk membentuk cairan asam tebal yang disebut chyme. Sfingter pilorus tetap tertutup selama waktu ini, sementara lambung mencoba pencampuran sistematis melalui gelombang peristaltik. Salah satu fungsi dari sfingter yakni untuk mengatur jumlah chyme yang dilepaskan ke duodenum, yang memungkinkan untuk absorpsi nutrisi secara maksimal. Fungsi utama lain dari Sfingter pilorus yakni mencegah regurgitasi chyme dan empedu. Regurgitasi chyme atau empedu sanggup menyebabkan peradangan lambung dan ketidaknyamanan bagi pasien.


Regulasi fisiologis dari Sfingter pilorus


Jaringan sinyal fisiologis yang rumit mengontrol pembukaan dan penutupan sfingter pilorus. Sinyal-sinyal ini berasal dari lambung atau duodenum.


Faktor Lambung


1. Dalam fundus, ada sekelompok sel yang menghasilkan irama listrik dasar konstan (BER), yang terdiri dari depolarisasi lambat yang bergerak di sepanjang lambung. Saat menjalani pencernaan, gelombang irama listrik dasar ini bisa membangkitkan potensial agresi di otot polos dan menyebabkan gelombang peristaltik yang besar lengan berkuasa untuk mencampur kuliner dan cairan lambung. Gelombang mendorong kuliner yang dicerna sebagian menuju pilorus dan memaksa membuka sfingter pilorus untuk memungkinkan beberapa mililiter chyme lewat pada suatu waktu.


2. Volume kuliner di lambung juga mensugesti sfingter pilorus. Ketika volume besar hadir, itu membentang dinding lambung, yang pada gilirannya menghasilkan gelombang peristaltik yang besar lengan berkuasa dan menghambat sfingter pilorus tidak menutup tiba-tiba, memungkinkan volume yang lebih besar dari chyme untuk memasuki duodenum.


3. Beberapa kuliner memicu pelepasan hormon tertentu untuk meningkatkan laju pengosongan perut. Daging mendorong pelepasan gastrin dari lapisan lambung yang mempercepat pembukaan sfingter pilorus. Makanan kaya karbohidrat mempercepat laju pengosongan lambung, sementara kuliner kaya protein mendorong laju yang jauh lebih lambat, dan kuliner tinggi lemak menyebabkan tingkat terendah.


4. pH chyme juga merupakan faktor pengatur lainnya. Ketika ada keasaman lebih di lambung, sfingter pilorus terbuka, dan ketika isi asam bergerak ke duodenum, tingkat keasaman naik dan menyebabkan sphincter segera menutup.


5. Peningkatan tekanan osmotik di lambung juga menyebabkan pengusiran chyme ke duodenum.


Faktor Duodenal


1. Keasaman tinggi dan tingginya kadar lemak atau produk protein di duodenum menyebabkan refleks enterogastrik yang melewati dinding duodenum melalui saraf dan mendorong penutupan sfingter pilorus untuk menghentikan masuknya chyme.


2. Enterogastron juga mensugesti acara sfingter pilorus. Ini yakni hormon yang mendorong penutupan sfingter dan mengurangi pencampuran lambung. Cholecystokinin (CCK) dilepaskan ketika ada tingkat lemak yang tinggi di duodenum dan menghambat imbas gastrin yang dilepaskan di lambung. Hormon lain yang disebut gastric inhibitory peptide (GIP) juga sanggup mempengaruhinya dengan cara yang sama, tetapi pada tingkat yang lebih rendah.


Gangguan Sfingter pilorus


Stenosis pilorus


Stenosis pilorus terjadi ketika otot sfingter menjadi besar atau tebal secara abnormal, membatasi fatwa chyme yang normal dari lambung. Penyakit ini sebagian besar lazim pada belum dewasa yang gres lahir dan disebut sebagai stenosis pilorus hipertrofik infantil. Hal ini ditandai dengan muntah proyektil yang parah sehabis makan, dan muntah mungkin mengandung jejak darah. Anak sanggup menurunkan berat tubuh dan mengatakan rasa lapar dan kehilangan cairan tubuh konstan sebab kekurangan gizi. Penyebab stenosis pilorus masih belum diketahui tetapi para ilmuwan percaya itu terkait dengan genetika. Orang renta yang mempunyai penyakit ini ketika masih belum dewasa berisiko lebih tinggi (20%) mempunyai anak dengan gangguan yang sama. Saat ini, operasi yakni satu-satunya pilihan untuk membalikkan imbas dari otot yang membesar. Orang remaja juga berisiko terkena penyakit ini tetapi penyempitan biasanya sebab jaringan parut dari kanker, pertumbuhan, peradangan atau bisul.


Pilorospasme


Pilorospasme terjadi ketika serabut otot dari sphincter berkontraksi sebelum waktunya dan gagal untuk rileks yang menyebabkan peradangan. Hal ini menyebabkan terhalangnya fatwa chyme ke duodenum dan sanggup menyebabkan lambung menjadi terlalu penuh yang menyebabkan muntah dan nyeri sehabis makan. Gangguan ini sanggup diobati dengan obat-obatan relaksasi otot.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com