Thursday, February 6, 2020

√ Peningkatan Karbon Dioksida Di Samudera

Banyak lautan di bumi bertindak ibarat hutan hujan tropis, yaitu sebagai paru-paru bagi planet ini. Mereka mengambil karbon dioksida dalam jumlah besar dan menyerap itu, penyangga global output karbon dioksida sebagai dampak dari acara manusia. Dampak dari meningkatnya kadar karbon dioksida di maritim yaitu kisah yang kompleks yang melibatkan suhu, arus, kehidupan laut, kimia dan banyak ketidakpastian.


Trend Peningkatan


Karbon dioksida atmosfer dan karbon dioksida diserap oleh maritim yang bersahabat terkait. Karena karbon dioksida di atmosfer telah meningkat secara dramatis semenjak revolusi industri, jumlah karbon dioksida yang diambil lautan meningkat juga. Tren secara keseluruhan yaitu salah satu peningkatan absorpsi karbon, tapi kisah pada satu lokasi dipengaruhi oleh maritim dan arus udara, lintang dan contoh cuaca siklik ibarat El Niño.


Karbon berputar di Samudera


Siklus karbon dioksida antara maritim dan atmosfer melalui beberapa jalur. Jika gas karbon dioksida lebih terkonsentrasi di atmosfer daripada di laut, itu akan berdifusi ke dalam air dalam upaya untuk mencapai keseimbangan. Proses ini juga sanggup bekerja secara terbalik.


Organisme fotosintetik di maritim menyerap karbon dioksida sebagai bab dari proses metabolisme mereka. Konsumsi ini akan menyeimbangkan terhadap karbon dioksida yang dihasilkan dikala organisme maritim bernafas. Interaksi antara perputaran karbon fisik dan biologis akan mengatur berapa banyak karbon dioksida di laut.


Perubahan Iklim dan Masa Depan


Dampak perubahan iklim terhadap karbon dioksida maritim tidak jelas. Rasio Redfield menggambarkan relasi antara karbon, nitrogen dan fosfor dalam plankton laut. Sampai dikala ini, rasio Redfield dianggap konstan, tapi ternyata rasio bervariasi sesuaai lintang.


Plankton di perairan hangat mempunyai rasio yang lebih tinggi dari karbon terhadap unsur-unsur lain dari plankton air dingin. Ini berarti bahwa organisme di lautan hangat mungkin bisa menyerap lebih banyak karbon daripada di lautan dingin. Sebaliknya, air hambar memegang lebih banyak karbon dioksida terlarut dari air hangat, sehingga pemanasan lautan sanggup mengurangi kemampuan fisik lautan untuk menahan karbon dioksida.


Pengasaman laut


Peningkatan jumlah karbon dioksida yang diserap oleh ekosistem maritim mempunyai dampak besar pada kimia laut. Karbon dioksida terlarut dalam air bereaksi membentuk asam karbonat. Meningkatnya konsentrasi karbon dioksida di lautan kita telah menjadikan proses yang disebut pengasaman laut. PH maritim telah menurun sebesar 0,1 satuan pH selama 200 tahun terakhir. Ini mungkin tidak tampak ibarat sebuah perubahan besar, tapi merupakan mengubah 25 persen sistem menjadi lebih asam. Jika tren karbon ini terus berlanjut, maritim bisa terus menurun sebanyak 0,5 unit pH lebih, perubahan yang akan menciptakan lautan menjadi tidak ramah bagi banyak spesies laut.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com