Tuesday, April 25, 2017

Penjelasan Fenomena Kerikil Bertumpuk Beserta Contohnya

Alam tidak henti – hentinya menunjukkan keindahan dan pesonanya yang terkadang sulit untuk diterima oleh nalar sehat manapun. Dahulu banyak orang mengaitkan beberapa kejadian atau fenomena alam dengan hal – hal mistis. Seiring berjalannya waktu insan mulai memeriksa dan meneliti semua kejadian tersebut secara ilmiah dan saintik biar diterima oleh nalar manusia. Sebut saja fenomena alam gunung pelangi, fenomena alam caping gunung, sampai embun salju di Dieng semua fenomena alam tersebut sudah sanggup dijelaskan secara ilmiah dan menurut beberapa teori.


Di Indonesia sendiri pernah muncul suatu kejadian berupa ditemukannya kerikil – kerikil yang disusun secara bertumpuk di sebuah fatwa sungai di Jawa Barat tepatnya di Kecamatan Cidahu, Sukabumi. Banyak orang di sekitar yang percaya bila kemunculan kerikil – kerikil tersebut berkaitan dengan insiden gerhana bulan total yang terjadi malam itu. Namun tidak sedikit yang percaya bila kerikil tersebut disusun oleh makhluk gaib. Setelah dilakukan penyelidikan ternyata tumpukan kerikil – kerikil tersebut bukanlah serpihan dari kejadian mistis, namun sebuah karya seni yang dikenal dengan sebutan balancing art.


Balancing art merupakan teknik menumpuk kerikil pada titik tertentu sampai membentuk susunan vertikal maupun horizontal tanpa membuatnya jatuh. Susunan batuan yang terjadi di Sukabumi tersebut dilakukan oleh seorang  laki-laki yang berjulukan Rahmat Apandi. Diketahui bila Rahmat yakni seorang pemulung yang cukup sering mencari sampah di fatwa Sungai Cidahu, tempat ditemukannya tumpukan batuan. Rahmat sendiri tidak mengetahui bila hasil karyanya tersebut merupakan bentuk karya seni yang berjulukan balancing art dan juga menciptakan keresahan warga sekitar.


Di beberapa serpihan belahan bumi fenomena kerikil bertumpuk juga banyak ditemukan. Hanya saja yang membedakan dengan  balancing art yaitu dari proses pembuatan. Tumpukan batuan – batuan yang berukuran sangat besar tersebut berdiri secara vertikal dan masih bertahan sampai ketika ini. Fenomena tersebut sudah tentu bukanlah hasil karya manusia, beberapa faktor alam sangat berperan penting sampai terbentuklah susunan batuan dengan aneka macam macam ukuran dan bentuk.


Sebagian besar kerikil yang ditumpuk tersebut terjadi tanggapan adanya proses alam berupa erosi ataupun erosi. Erosi pada batuan tersebut sanggup disebabkan oleh air, angin ataupun lelehan es yang sering terjadi pada serpihan bawah batuan dibandingkan dengan serpihan atas batuan. Terlebih lagi bila batuan tersebut berada di tempat gurun, pengkikisan batuan akan lebih seiring disebabkan oleh angin. Angin yang berhembus membawa partikel – partikel batuan tajam dan mengesek permukaan batuan yang lunak, terutama pada serpihan bawah batuan. Meskipun hanya sebagian kecil dari batuan yang tergerus atau terkikis, namun proses tersebut setidaknya berlangsung selama jutaan tahun sampai alhasil menyisakan sebagian kecil batuan yang berada di bawah yang menahan batuan berukuran besar di atasnya. Tidak hanya itu saja, fenomena kerikil bertumpuk juga sanggup disebabkan oleh percampuran dari beberapa proses menyerupai air yang beku di antara batuan dengan erosi melalui media lainnya. Secara umum proses terbentuknya balancing rock atau kerikil bertumpuk tersebut terbagi menjadi 4 katagori, yaitu:



  1. Glacial Erratic, merupakan proses di mana batuan besar bergerak dan berkumpul yang disebabkan oleh gletser atau es yang mengapung dan berhenti di atas tanah, batuan dasar ataupun batuan besar lainnya

  2. Perched Block/Perched Boulder merupakan serpihan patahan batuan yang biasanya diangkut oleh gletser sampai alhasil batuan tersebut berhenti atau tersangkut di daerah perbukitan. Sebagian perched block tidak disebabkan oleh gletser, batuan tersebut sanggup disebabkan lantaran terjatuh dari atas gunung, daratan miring dan lain sebagainya.

  3. Erosional Remnant, pembentukan batuan yang disebabkan oleh adanya angin, air ataupun erosi kimia. Sekilas batuan bertumpuk tersebut menyerupai dengan glacial erratic namun tidak adanya proses pengangkutan. Hanya batuan dasarnya saja yang mengalami pengkikisan.

  4. Pedestal Rock/Mushroom Rock sebetulnya bukanlah batuan bertumpuk atau balancing rock yang sebenarnya. Awalnya yakni sebuah batuan berukuran besar namun pada serpihan bawahnya kecil dengan serpihan atas berukuran besar menyerupai jamur. Karena adanya erosi oleh angin dan lain sebagainya, mengakibatkan serpihan bawah kerikil menjadi berukuran lebih kecil.


Nah, untuk memahami lebih lanjut mengenai fenomena kerikil bertumpuk tersebut, berikut ini beberapa teladan kerikil bertumpuk dari aneka macam tempat di dunia.



  1. Balancing Rock, Utah


 hentinya menunjukkan keindahan dan pesonanya yang terkadang sulit untuk diterima oleh nalar Penjelasan Fenomena Batu Bertumpuk Beserta ContohnyaDi Amerika Serikat tepatnya di Taman Nasional Arches, Utah terdapat sebuah kerikil bertumpuk yang sangat populer di tempat tersebut. Batu bertumpuk ini sanggup ditemukan sekitar 9 mil dari pintu masuk taman nasional. Diketahui bila tinggi kerikil bertumpuk tersebut mencapai 39 meter dengan serpihan kerikil atasnya mempunyai tinggi sekitar 16,75 meter. Batu bertumpuk tersebut tidaklah sendiri, terdapat batuan serupa dengan ukuran yang lebih kecil berjulukan Chip Off The Old Block. Akan tetapi kerikil tersebut sudah jatuh ketika animo hirau taacuh antara tahun 1975 – 1976.



  1. Kjeragbolten, Norwegia


 hentinya menunjukkan keindahan dan pesonanya yang terkadang sulit untuk diterima oleh nalar Penjelasan Fenomena Batu Bertumpuk Beserta ContohnyaMerupakan salah satu kerikil bertumpuk dengan posisi horizontal di dunia. Kjeragbolten yakni sebuah kerikil yang mempunyai ukuran 5 meter kubik dan terjepit di antara gunung Kjerag dan Lysefjorden. Diperkirakan batuan tersebut sudah ada selama lebih dari ribuan tahun dan selalu menggantung di udara di ketinggian 984 meter. Namun, batuan tersebut tetap kondusif untuk dilewati orang sekalipun. Untuk menuju ke Kjeragbolten, pengunjung harus mendaki gunung sekitar 6 jam perjalanan, tetapi rasa lelah akan hilang lantaran disuguhkan pemandangan yang indah dari atas gunung berupa pemandangan tebing dan birunya danau.



  1. Balancing Rock Digby, Kanada


 hentinya menunjukkan keindahan dan pesonanya yang terkadang sulit untuk diterima oleh nalar Penjelasan Fenomena Batu Bertumpuk Beserta Contohnya


Batuan karang yang berbentuk balok persegi panjang menyerupai sebuah tiang ini berdiri kokoh meskipun sekitar 50% serpihan batuan tergantung di udara. Tidak heran bila kerikil tersebut sanggup jatuh kapan saja dari pinggir batuan lain di bawahnya. Balancing Rock Digby terletak di St Mary Bay, Long Island ini mempunyai tinggi batuan tersebut sekitar 9 meter dan yang menarik dari batuan ini yaitu sanggup bertahan selama ratusan tahun meskipun diterjang oleh angin laut, hujan sampai angin kencang sekalipun. Tidak heran bila kerikil tersebut menjadi pemandangan yang istimewa ketika mengunjungi Nova Scotia.



  1. Idol Rock, Brimham Moor, Inggris


 hentinya menunjukkan keindahan dan pesonanya yang terkadang sulit untuk diterima oleh nalar Penjelasan Fenomena Batu Bertumpuk Beserta ContohnyaBatu bertumpuk yang lain terdapat di Yorkshire Utara, Inggris. Di sana tidak hanya satu namun banyak jenis batuan bertumpuk bertebaran dengan aneka macam macam deretan susunan kerikil menyerupai kuda nil, gajah, jamur sampai beruang di area seluas 20 hektar. Namun yang kerikil susun yang populer berjulukan Idol Rock diperkirkan mempunyai berat sekitar 200 ton dan hanya ditopang oleh sebuah kerikil berukuran kecil berbentuk piramida. Hingga ketika ini fenomena kerikil bertumpuk tersebut masih sulit diterima oleh nalar perihal bagaimana kerikil kecil tersebut sanggup menahan bobot kerikil di serpihan atasnya. Sebagian besar batuan tersebut terkikis oleh air, angin dan juga gletser.



  1. Batu Jamur, Kansas


 hentinya menunjukkan keindahan dan pesonanya yang terkadang sulit untuk diterima oleh nalar Penjelasan Fenomena Batu Bertumpuk Beserta ContohnyaMushroom rock atau kerikil jamur ini sanggup ditemukan di State Park yang berada di daerah Hills Smoky, Kansas. Diketahui bila batuan tersebut terbentuk tanggapan adanya proses erosi angin yang seragam dan juga pelapukan. Pada serpihan atas batuan mengandung pasir besi Dakota sehingga tidak mengalami proses pelapukan lantaran kandungan material di dalam batuan lebih keras sedangkan serpihan bawah kerikil mempunyai tekstur lebih lembut dan gampang terkikis oleh angin sehingga terciptalah batuan menyerupai jamur. Mushroom rock biasanya ditemukan di daerah kering atau arid menyerupai gurun.



  1. Chiremba Balancing Rock, Zimbabwe


 hentinya menunjukkan keindahan dan pesonanya yang terkadang sulit untuk diterima oleh nalar Penjelasan Fenomena Batu Bertumpuk Beserta ContohnyaSalah satu negara yang berada di Benua Afrika ini mempunyai banyak balancing rock, namun yang paling populer yaitu Chiremba Balancing Rock yang terdapat di mata uang Zimbabwe. Chiremba Balancing Rock terletak sekitar 13 km dari Harare, Epworth. Batu – kerikil seimbang tersebut dipakai sebagai tema metafora untuk menjelaskan pentingnya pembangunan serta melestarikan lingkungan. Tipe batuan ini mempunyai karakteristik yang sama menyerupai yang ada di Prancis, yaitu terbentuk tanggapan adanya acara angin dan cuaca selama jutaan tahun.



  1. El Torcal de Antequera, Andalusia, Spanyol


 hentinya menunjukkan keindahan dan pesonanya yang terkadang sulit untuk diterima oleh nalar Penjelasan Fenomena Batu Bertumpuk Beserta ContohnyaEl Torcal de Antequera termasuk kelompok batuan kapus yang tersusun menyerupai mirip pancake yang bertumpuk. Batu tersebut diakibatkan adanya proses erosi selama jutaan tahun yang lalu. Karena bentuknya yang unik tidak heran bila tempat ini banyak dikunjungi oleh para wisatawan. Meskipun demikian, pemerintah setempat tidak mengizinkan siapapun untuk berdiri di atas batuan tersebut.


Demikian klarifikasi dari fenomena kerikil bertumpuk yang sanggup kalian dapatkan. Semoga informasi ini sanggup menunjukkan manfaat dan menambah pengetahuan.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com