Tuesday, April 25, 2017

√ Askep Hirschsprung - Intervensi Perawatan Hirschsprung Post Operasi

Intervensi Perawatan Hirschsprung Post Operasi

NO
No. Dx
Tujuan
Intervensi
Rasional
1
































Dx 1
Tupan:
Nyeri berkurang atau hilang
Tupen :
Dalam waktu 3 x 24 jam nyeri berkurang dengan kriteria :
-         Klien tidak rewel
-         Skala nyeri 1 dari 5 ditandai dengan ekpresi wajah klien tersenyum
-         Tanda vital normal
-    Kaji skala nyeri, catat lokasi, lamanya, intensitas.




-    Catat petunjuk non-verbal, mis.gelisah, menolak untuk bergerak, berhati-hati dengan abdomen.


-    Kaji ulang faktor-faktor yang meningkatkan/ menghilangkan nyeri


-    Bersihkan area rektal dengan sabun ringan dan air/lap sesudah defekasi dan berikan perawatan kulit.
-    Observasi/ catat distensi abdomen, peningkatan suhu, penurunan TD





-    Nyeri sebelum defekasi sering terjadi pada KU dengan tiba-tiba, dimana sanggup berat dan terus-menerus.
-    Dapat dipakai pada korelasi petunjuk lisan untuk mengidentifikasi luas/ beratnya masalah.
-    Dapat menawarkan dengan sempurna pelopor atau faktor pemberat
-    Melindungi kulit dari asam usus, mencegah ekskoriasi.

-    Dapat menawarkan terjadinya obstruksi usus alasannya inflamasi, edema, dan jaringan parut.
2
Dx. 2
Tupan :
Kebutuhan istirahat tidur terpenuhi
Tupen :
Dalam 2 x 24 jam gangguan tidur teratasi dengan kriteria :
-    Bayi sanggup tidur dengan lelap
-    Bayi tidak sering menangis
Tidur kurang lebih 20 jam sehari
-    Hindari mengganggu ketika tidur


-    Hati – hati penggunaan sedatif atau hipnotik




-    Berikan posisi tidur yang nyaman, misal dengan memberi alas di punggun, posisi klien miring.




-    Berikan penghangatan




-    Beri ASI hingga bayi tertidur
-    Klien membutuhkan istirahat yang cukup.
-    Untuk menghindari CO2 yang akan menimbulkan gangguan pertukaran gas
-    Bila klien diposiskan terlentang, akan menambah rasa tak yummy di abdomen. Posisi miring lebih menciptakan klien nyaman
-    Menghindari adanya hipotermi dan untuk kenyamanan
-    Bayi biasanya minta ASI atau ingin akrab dengan ibu sebelum tidur untuk bonding atachment
3
Dx. 3
Tupan :
Dalam 2x24 jam nutrisi jaringan terpenuhi
Tupen :
Dalam 1x24 jam anemis teratasi dengan kriteria :
-     Ananemis
-     Hb : 12=16 gr%

-    Kaji TTV, CRT, warna kulit dan membran mukosa







-    Kaji pernapasan





-    Pertahankan suhu lingkungan sesuai dengan suhu tubuh
-    Berikan transfusi sesuai kebutuhan


-    Lakukan investigasi laboratorium (Hb, dll)

-    Memberikan info ihwal derajat atau keadekuatan perfusi jaringan dan membantu memilih intervensi yang lain
-    Dispneu dan gemericik pertanda adanya gangguan jantung
-    Vasokontriksi menurunkan sirkulasi perifer
-    Meningkatkan jumlah sel pembawa oksigen
-    Mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan pengobatan atau reaksi terapi
4
Dx. 4
Tupan :
Infeksi tidak terjadi
Tupen :
Dalam waktu 3 x 24 jam klien bebas dari gejala abuh dengan kriteria :
-    tanda-tanda vital normal
-    Leukosit normal
-    Tidak ada gejala infeksi
-    Pantau tanda vital, perhatikan peningkatan suhu




-    Observasi adanya inflamasi


-    Pantau pernapasan, suara nafas, bantu klien untuk membalik, tinggikan kepala daerah tidur



-    Pertahankan perawatan luka aseptik.










-    Pertahankan balutan kering.










-    Berikan obat antibiotik sesuai indikasi
-    Suhu malam hari memuncak yang kembali ke normal pada pagi hari ialah karakteristik infeksi.
-    Perkembangan abuh sanggup memperlambat pemulihan.
-    Infeksi pulmonal sanggup terjadi alasannya depresi pernapasan, ketidakefektifan batuk, dan distensi abdomen.
-    Meskipun persiapan usus dilakukan sebelum pembedahan, peritonitis sanggup terjadi kalau usus terganggu, mis, ruptur praoperasi, kebocoran anastomosis.
-    melindungi pasien dari kontaminasi silang selama penggantian balutan. Balutan berair bertindak sebagai retrograd, menyerap kontaminan eksternal.
-    Diberikan secara profilaktik dan untuk mengatasi infeksi.



Sumber http://macrofag.blogspot.com