Thursday, May 11, 2017

5 Cara Pemulihan Sungai Yang Mengalami Eutrofikasi

Bagaimana cara pemulihan sungai yang mengalami eutrofikasi? Kita tahu bahwa sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Banyak orang yang hingga kini masih memanfaatkan air yang berasal dari sungai, baik secara eksklusif maupun tidak langsung.


Untuk pemanfaatan secara eksklusif biasanya sungai dipakai untuk mandi maupun mencuci. Sementara pemanfaatan secara tidak eksklusif biasanya dipakai untuk pengairan sawah maupun perkebunan. Maka dari itu, kebutuhan insan terhadap air sungai memang tidak sanggup dipisahkan.


Ada beberapa jenis sungai yang mungkin anda belum tahu. Salah satunya yaitu sungai yang dibagi menurut contoh alirannya. Akan tetapi, semua jenis sungai yang ada sama-sama mempunyai resiko terkena eutrofikasi. Lalu bagaimana cara pemulihan sungai yang mengalami eutrofikasi? Sebelum membahas lebih lanjut perihal hal tersebut, alangkah baiknya anda mengetahui apa itu sebenarnya eutrofikasi.


Eutrofikasi yaitu sebuah kondisi dimana terdapat satu tumbuhan atau lebih mengalami pertumbuhan yang lebih cepat. Pertumbuhan tersebut bahkan lebih cepat dibandingkan tumbuhan yang lainnya. Proses eutrofikasi ini juga dinamakan sebagai blooming. Intinya, baik eutrofikasi maupun juga blooming merupakan dua hal yang sama, namu mempunyai nama atau sebutan yang berbeda.


Biasanya eutrofikasi lebih sering terjadi terhadap tumbuhan yang berada di ekosistem air tawar, salah satunya yaitu sungai dan juga danau. Eutrofikasi tersebut nanti masih dibagi lagi menjadi dua. Yang pertama dinamakan eutrofikasi cultural dan yang kedua dinamakan eutrofikasi artificial.


Sungai yang sudah mengalami eutrofikasi tentu tidak sanggup dibiarkan. Ia harus segara diperbaiki ekosistemnya supaya supaya kembali normal dan tidak hingga merusak ekosistem yang ada. Lalu bagaimana cara pemulihan sungai yang mengalami eutrofikasi? Berikut ini jawabannya.


1. Gunakan pupuk organik


Langkah pertama yang sanggup dilakukan yaitu dengan membiasakan diri untuk memakai pupuk organik. Kita tahu bahwa penggunaan pupuk organik lebih bermanfaat dan mengurangi hal-hal yang tidak diinginkan. Namun kebanyakan malah penggunaan pupuk anorganik yang lebih dominan.


Padahal, penggunaan pupuk organik maupun juga pupuk kompos sangat bermanfaat di dalam mengurangi pencemaran air. Pencemaran tersebut biasanya disebabkan oleh fospat dan juga nitrat. Manfaat penggunaan dua jenis pupuk ini yaitu untuk memulihkan kandungan mineral yang ada di dalam tanah.


Dengan begitu, maka nanti struktur tanah akan kembali sanggup diperbaiki serta aerasi tanah pun akan kembali normal. Maka dari itu, mulai kini disarankan untuk lebih mengutamakan penggunaan pupuk organik dan juga pupuk kompos untuk menghindari terjadinya eutrofikasi pada sungai.


2. Gunakan parasitoid dan musuh alami untuk pemberantasan hama


Perlu anda bahwa penggunaan parasitoid dan musuh alami lebih kondusif terhadap lingkungan. Jadi, populasi dari hama akan menurun tanpa harus menimbulkan residu terhadap pestisida di dalam tanah dan juga di dalam badan tanaman. Selain itu pertanian organik menyerupai ini sudah mulai dikembangkan di banyak sekali negara maju.


Salah satu yang menjadi alasan yaitu lantaran penggunaannya yang kondusif dan tidak menimbulkan kerusakan pada ekosistem air yang ada di sungai. Selain itu, penggunaan parasitoid sanggup menciptakan tumbuhan atau produk yang dijualnya bernilai tinggi dibandingkan dengan mereka yang memakai pestisida. Sudah tentu hal ini menciptakan para petani mendapat laba yang tinggi. Selain itu, produk yang mereka jual kondusif untuk dikonsumsi lantaran tidak memakai pestisida di dalam pembasmian hama.


3. Jangan gunakan materi peledak atau racun


Cara pemulihan sungai yang mengalami eutrofikasi juga sanggup anda lakukan dengan membiasakan diri untuk tidak memakai materi peledak maupun juga racun saat menangkap ikan. Penggunaan kedua hal ini bahwasanya sudah sering dilakukan oleh beberapa orang yang tidak bertanggung jawab. Mereka bermaksud ingin mendapat hasil yang banyak tanpa mempertimbangkan imbas yang ditimbulkan.


Penggunaan racun maupun materi peledak hanya akan menciptakan semua organisme yang ada di dalam sungai akan mati lantaran sungai sudah tercemar. Selain itu, ikan yang bahwasanya belum layak untuk ditangkap malah ikut terjaring dan bahkan mati. Hal ini menjadikan tumbuhan atau organisme lain akan mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dan lebih dominan.


Dengan membiasakan diri untuk tidak menangkap dengan racun atau materi peledak, maka ekosistem air akan berangsur membaik. Dengan begitu, kehidupan yang ada di sungai akan berjalan normal kembali dan tidak ada organisme yang tumbuh lebih cepat atau lebih lebih banyak didominasi dibandingkan dengan yang lainnya.


4. Jangan buang limbah ke sungai


Selain mencemari air dengan racun atau materi peledak, kegiatan insan yang sanggup merugikan ekosistem air sungai yaitu pembuangan limbah secara sembarangan, atau dalam hal ini membuang limbah ke sungai. Limbah tersebut ada yang berupa limbah rumah tangga hingga dengan limbah yang dibuang oleh pabrik.


Kondisi menyerupai ini sudah tentu akan menjadikan sungai mengalami eutrofikasi. Apalagi jikalau limbah tersebut berasal dari pabrik yang notabene lebih berdampak jelek dan bahkan sanggup menimbulkan kerusakan pada ekosistem air. Lalu apa yang harus anda lakukan? Perlu untuk melaksanakan pemulihan sungai.


Caranya yaitu jangan lagi membuang limbah ke sungai, baik itu limbah rumah tangga maupun limbah pabrik. Selain itu, jangan hingga membuang sampah sembarangan supaya supaya pengairan sungai berjalan lancar. Jika ada pihak-pihak khususnya pabrik yang membuang limbah sembarangan, maka anda harus segera melaporkannya ke warga supaya nanti sanggup ditindaklanjuti ke pihak berwenang.


5. Perencanaan AMDAL yang matang


Pembangunan industri yang berada di tempat sungai maupun tidak sudah seharusnya beliau mempunyai perencanaan AMDAL yang baik dan matang. AMDAL atau Analisis Mengenai Dampak Lingkungan sangat perlu dilakukan untuk menjaga ekosistem air maupun di sekitar pabrik tersebut supaya tidak hingga mengalami persoalan yang tidak diinginkan.


Bukan hanya itu saja, tempat industri yang hendak dijadikan sebagai lokasi pendirian pabrik juga harus dipastikan bahwa lokasi tersebut sesuai dan sempurna untuk pendirian industri. Beberapa pertimbangan yang dilakukan yaitu jauh dari pemukiman penduduk, mempunyai instalasi pengolahan limbah, dan juga harus seminimal mungkin sanggup menghasilkan limbah. Dengan begitu, maka limbah pabrik tidak hingga terkotori ke sungai sehingga tidak hingga menciptakan sungai mengalami eutrofikasi.


Demikian klarifikasi seputar bagaimana cara pemulihan sungai yang mengalami eutrofikasi. Semoga bermanfaat.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com