Friday, May 12, 2017

Perbedaan Mineral Primer Dengan Mineral Sekunder

Tanah yang kita tahu selama ini tersusun atas aneka macam macam mineral (Baca: Sifat Fisik Mineral). Mineral ini sangat penting guna menjadi salah satu materi utama penyusun tanah. Mineral – mineral tersebut berasal dari hasil pelapukan materi organik menyerupai tumbuhan, batuan dan lain sebagainya yang telah mengalami pelapukan baik secara fisika maupun kimia. Bahan – materi tersebut berubah seiring berjalannya waktu sampai pada balasannya terbentuklah materi penyusun induk tanah yang kita kenal selama ini.


Sebenarnya mineral yang terdapat di dalam tanah mempunyai kiprah sangat penting yaitu sebagai indikator adanya ketersediaan unsur hara di dalam tanah serta indikator adanya muatan tanah di lingkungan pembentuknya. Secara umum, mineral tanah sendiri dibedakan menjadi 2 macam yaitu mineral primer dan mineral sekunder. Lalu apakah perbedaan antara kedua mineral tanah tersebut? Nah, pembahasan kali ini akan membahas mengenai perbedaan antara mineral primer dan mineral sekunde. Yuk kita simak!


Mineral Primer


Secara singkat mineral primer merupakan mineral orisinil yang terdapat di dalam batuan. Pada umumnya mineral primer tersusun atas mineral silikat yang merupakan senyawa dari silikon dan oksigen (SiO2), dari senyawa tersebut terdapat variasi lain yang berasal dari mineral feldsfar yang di dalamnya juga mengandung senyawa kalsium, alumunium, besi, magnesium serta natrium. Mineral primer atau skeletal terdiri atas:



  • Debu dan pasir di mana setiap butirnya merupakan satu macam mineral primer.

  • Agregat mikro kristalin (abu volkan, yaitu gabungan dari aneka macam mineral primer) serta chart (silika mikrokristalin).

  • Fragmen yang merupakan pecahan batuan dalam bentuk atau ukuran debu dan pasir (tersusun atas aneka macam macam mineral primer).


Mineral primer juga sanggup dijelaskan sebagai mineral tanah yang secara umum mempunyai ukuran butir pasir sebesar 2 – 0,05 mm. Berikut ini ialah beberapa referensi dari mineral primer, antara lain:



  1. Plagioklas, merupakan jumlah mineral yang mempunyai sistem kristal triklin. Berwarna putih, putih kelabu, kebiruan terkadang berwarna kehijauan. Plagioklas terbagi menjadi plagioklas basa, plagioklas medium dan plagioklas asam.

  2. Ortoklas, merupakan mineral yang berasal dari kumpulan feldspar alkali. Feldspar sendiri merupakan pembentuk dari batuan granit atau batuan asam. Mempunyai warna putih kekuningan, putih, keabu – abuan sampai kemerahan.

  3. Biotit, merupakan satu mineral yang berasal dari kumpulan mika dan tersebar secara luas serta mineral pembentuk batuan yang sangat penting. Biotit mempunyai warna hitam, coklat renta dan hijau tua.

  4. Felspar, suatu kumpulan dari beberapa mineral pembentuk batuan. Biasanya felspar berwarna putih atau keputih – putihan. Pada dasarnya felspar tidak mempunyai warna tersendiri namun sering menerima warna dari zat pengotor lainnya.

  5. Muskovit, merupakan salah satu mineral yang berasal dari kumpulan mika. Muskovit tidak berwarna namun juga ada yang berwarna coklat. Mineral ini banyak ditemukan di dalam batuan malihan, batuan endapan, dan batuan asam.

  6. Amfibol, merupakan kumpulan dari beberapa mineral pembentuk batuan. Amfibol mempunyai warna gelap.

  7. Piroksen, yaitu kumpulan dari aneka macam macam mineral yang berwarna gelap.

  8. Horenblenda, salah satu dari mineral penting yang berasal dari kumpulan amfibol. Mempunyai warna coklat, hitam dan hijau tua. Bisa ditemukan pada batuan entermedier atau batuan asam menyerupai andesit, granit, diorit dan sianit.

  9. Kuarsa, termasuk mineral pembentuk batuan yang penting. Tidak mempunyai warna dan tembus pandang, tidak jarang kuarsa juga berwarna kuning, ungu, hijau, coklat, merah, biru ataupun hitam. Warna – warna tersebut berasal dari zat pengotor yang ada di dalam mineral. Kuarsa sanggup ditemukan sebagai mineral – mineral berukuran kecil yang ada di dalam beberapa macam batuan menyerupai batuan endapan, batuan malihan, batuan beku. Kuarsa banyak dimanfaatkan sebagai materi baku kaca, keramik dan juga semen.

  10. Augit, merupakan salah satu mineral yang berasal dari kumpulan piroksen. Augit mempunyai warna hijau renta atau hitam, dan termasuk mineral yang membentuk batuan basa.


Pemisahan Fraksi Pasir Pada Mineral Primer


Proses pemisahan dengan cara menghilangkan meterial penyemen yang menyelimuti butiran pasir serta memisahkannya butir mineral yang berbentuk pasir dari debu dan liat. Selanjutnya dilakukan pengayakan pasir dengan memakai ayakan berukuran 1 – 0,05 mm sampai memperoleh mineral primer yang terbagi menjadi berat, ringan dan total. Analisis fraksi berat perlu dilakukan pemisahan terlebih dahulu antara fraksi berat dengan fraksi ringan untuk lalu ditenggelamkan di dalam larutan bromoform dengan BJ 2,87.


Mineral Sekunder


Selama proses pelapukan batuan yang berada di akrab permukaan bumi, terjadi perubahan susunan kimianya yaitu dengan mengubah mineral primer yang telah terurai untuk lalu bersenyawa lagi membentuk mineral gres yang dikenal dengan mineral sekunder. Mineral sekunder mempunyai kiprah yang amat penting yaitu sebagai perkembangan dan juga kesuburan tanah. Mineral sekunder tersusun atas:



  • Mineral liat berupa aluminosilikat yang lebih penting dari pada tanah, menempati seluruh fraksi mineral tanah liat.

  • Mineral liat Fe (besi) dan alumunium oksidahidrat.


Mineral sekunder atau mineral liat merupakan kumpulan mineral hasil dari pembentukan gres atau hasil pelapukan mineral primer selama proses pembentukan tanah di mana komposisi dan struktur mineralnya sudah berbeda dengan mineral yang sudah lapuk. Mineral ini sangat halus dan berukuran kurang dari 2µ, sehingga diharapkan alat bantu untuk mengidentifikasikannya yaitu dengan memakai XRD. Berikut ialah macam – macam mineral sekunder:



  1. Illite, mineral ini tidak mempunyai warna namun ada beberapa yang berwarna putih keabu – abuan. Mempunyai sistem kristal monoklin, penggalan satu arah sempurna, bersifat lentur dan berbentuk tabular. Berasal dari proses magmatis yaitu pada batuan beku dalam yang banyak mengandung silika dan alumina.

  2. Kaolinite, berwarna putih, mempunyai sistem kristal monoklin, kilap menyerupai mutiara dengan penggalan sempurna. Berasal dari hasil pelapukan mineral yang banyak mengandung alumunium dan proses alterasi di kawasan danau.

  3. Laumontite, mineral ini mempunyai penggalan 3 arah dengan pecahan yang rata, cerat berwarna putih serta menunjukan bentuk elongated prismatik. Mineral ini berwarna putih, abu-abu dan merah muda. Terbentuk dari proses hidrotermal di dalam rongga batuan beku, batuan metamorf dan batuan sedimen.

  4. Zeolite, mineral ini mempunyai warna putih atau abu-abu dan bentuk pecahan tidak rata. Terbentuk dari proses hidrotermal yang mengisi batuan beku.

  5. Montmorillonite, termasuk mineral yang terbentuk di kawasan beriklim tropis dan hasil dari alterasi feldspar yang terdapat pada batuan miskin silika. Berwarna putih sampai abu-abu dengan sistem kristal monoklin.

  6. Alofan, termasuk mineral bukan kristal dan merupakan tanah umum yang terdapat pada materi vulkanik. Kumpulan alofan membentuk alumunium silikat basah serta imogalit di dalam aluminosilikat. Alofan terbentuk dari susunan tanah liat dan paling umum pada selang iklim yang luas.

  7. Gibsit, mineral pembentuk tanah ultisol dan oksisol dan masih mengalami pelapukan di kawasan tropis dan subtropis. Tahap awal pelapukan mika akan menghasilkan vermikulit untuk lalu menjadi smektit, dengan tahap pedogenik terbentuklah klorit untuk berubah lagi menjadi kaolinit. Tahap terakhir akan menghasilkan gibsit.


Pemisahan Fraksi Liat Pada Mineral Sekunder


Pertama harus dilakukan pemisahan antara fraksi tanah liat dengan debu dan pasir. Dalam prosesnya sanggup dilakukan hal yang serupa dengan pemisahan fraksi pasir. Pemisahan fraksi liat terutama pada bab penentuan tekstur yaitu dengan cara diendapkan menurut aturan Stoke. Tahap analisis dipakai XRD yang berfungsi untuk merekam serta memvisualisasikan pantulan sinar X yang berasal dari kisi-kisi kristal menjadi bentuk grafik.



Sumber aciknadzirah.blogspot.com