Mencicipi Kamera ASUS Zenfone 3 Max ZC553KL, Hasilnya? – Setelah lebih dari 2 ahad merasakan ASUS Zenfone 3 Max versi 5.5 inch, akibatnya mimin bisa menyempatkan diri untuk menguji coba kamera dari hape gres andalan ASUS tersebut. Iya, agak kelamaan memang. Kalo kau follow IG mimin (@masbocah) niscaya kau tau penyebabnya 🙂
Dan menyerupai biasa, sebagai pecahan dari review, di posting kali ini mimin akan memperlihatkan ulasan khusus untuk kamera dari hape ini. Tak hanya membahas soal fitur apa saja yang dimiliki oleh kameranya, tetapi juga lengkap dengan teladan hasil fotonya dalam beberapa keadaan yang berbeda. Oke, kita eksklusif ke TKP aja yuk!
Kamera Belakang
Kita mulai dari mode yang terdapat pada kamera belakangnya yaa. Kalau dibandingkan dengan mode yang dimiliki oleh saudaranya yang lebih kecil yakni Zenfone 3 Max versi 5.2 inch (ZC520TL), hape ini terbilang lebih lengkap alasannya ialah sudah dibekali dengan Manual Mode.
Akan tetapi, mode yang dimilikinya ini tak selengkap dan sekaya mode yang ada pada saudaranya yang lain menyerupai Zenfone 3 Laser atau Zenfone 3 “biasa”. Ya, kalau kau perhatikan pada gambar dibawah, kita takkan menemukan salah satu fitur yang menjadi unggulan dari PixelMaster Camera, yaitu Depth of Field (kedalaman bidang) mode.
Namum mimin rasa, sebagai hape yang bukan mengandalkan fitur kamera sebagai keunggulannya, Zenfone 3 Max versi 5.5 inch ini sudah tergolong sangat lengkap pilihan mode kameranya. Selain Manual Mode, terdapat pula banyak sekali fitur unggulan lain menyerupai Super Resolution, Low Light, HDR Pro, hingga QR Code scanner.
Sementara untuk UI alias tampilan dari aplikasi kameranya sendiri masih sama dengan Zenfone generasi sebelumnya. UI kamera ini terbilang pintar, alasannya ialah ia sanggup mendeteksi keadaan dari objek yang sedang dibidik. Dan pada keadaan tertentu, ia akan menampilkan saran untuk mengganti mode kamera yang sesuai, lengkap dengan tombol pintasannya, menyerupai yang bisa kita lihat pada gambar dibawah ini, dimana aplikasinya menyarankan kita untuk memakai mode HDR (sebelah kanan bawah).
Kita juga bisa dengan gampang berganti ke mode manual dengan menyentuh tombol dengan aksara “M” yang terdapat diatas tombol shutter. Mode manual pada smartphone ini tergolong lengkap, alasannya ialah kita bisa melaksanakan pengaturan ISO, Shutter Speed, Manual Focus, hingga mengatur White Balance.
BACA JUGA : Pentingnya ISO, Shutter Speed dan Aperture Pada Kecerahan Foto
Variasi untuk setting ISO pada kamera hape ini ialah 100 hingga 1600, sementara untuk shutter speed nya sendiri sanggup di set di kisaran 1/1000 detik (tercepat) hingga 32 detik (paling lambat). By the way, aperture dari kamera ini ialah f/2.0 yaa, dan nggak bisa di set menyerupai halnya hape lain pada umumnya.
Nah sekarang, kita masuk ke bahasan hasil foto kamera belakangnya! Seperti biasa, kita mulai dari mode auto di keadaan pencahayaan baik (sebelum jam 10 pagi). Berikut ialah contohnya, diambil dari jarak dekat:
Ini namanya bunga apa hayo? Kalian yang follow IG mimin (@masbocah) niscaya tau 😀 Seperti yang bisa kita lihat, kamera hape ini sanggup menampilkan detail yang baik serta warna yang akurat (mendekati aslinya). Dengan catatan, dalam kondisi pencahayaan yang pas yaa. Lanjutin baca selengkapnya kalau kau mau tau kenapa mimin bilang begitu. Tak ketinggalan, efek blur pada background nya pun terlihat cukup pekat berkat bukaan lensanya yang terbilang besar (f/2.0). Sekarang kita zoom yuk, buat lihat detailnya!
Disini terlihat bahwa detail dari gambar yang ditangkap masih terbilang tajam berkat kameranya yang bisa menangkap foto dalam resolusi cukup besar yakni 16 megapixel. Oiya, dikala memakai mode auto di area pencahayaan yang baik sekalipun, ternyata set ISO pada kameranya hanya mentok di angka terkecil 100, bukan 50, menyerupai yang mimin kira.
Fokus pada kameranya ini tergolong cepat, dan secara otomatis akan mengubah titik fokus ketika objek didepannya mendekat atau menjauh. Yes, thanks to the Laser autofocus sensor. Sekarang, kita coba fitur HDR nya yuk! Kalau berdasarkan mimin, untuk ukuran hape di kisaran harga yang sama, kamera Zenfone 3 Max ZC553KL ini nggak bisa dibilang istimewa, khususnya ketika dipakai untuk memotret dalam keadaan kontras tinggi tanpa HDR. Yaa maklum sih, soalnya kan hape ini emang mengandalkan baterai sebagai fitur unggulannya, bukan kamera.
Iya, ini ialah alasan kenapa mimin menyebut-nyebut nama mantan soal “pencahayaan yang pas” diatas tadi. Keliatan banget yaa kalau dynamic range nya agak kurang tinggi, yang menciptakan perbedaan antara sisi gelap dan terangnya terlihat sangat kontras. Hasil yang agak mendingan memang bisa didapatkan ketika mode HDR diaktifkan, meskipun berdasarkan mimin juga masih tak terlalu sempurna.
Warna yang “tersimpan” pada objek yang lebih terang maupun gelap terlihat bisa ditampilkan. Dari hasil dibawah terlihat bahwa ia mengurangi kontras dengan cukup agresif, dan terkadang menciptakan gambar jadi terkesan pucat (lihat teladan gambar lainnya dibawah nanti).
Oke, kini beralih ke fitur selanjutnya yaitu Super Resolution yang bikin kamera 16 megapixelnya bisa menangkap gambar hingga 64 megapixel. Gambar dibawah ialah teladan gambar dalam ukuran asli, yang akan kita zoom untuk membandingkan hasil dari foto yang diambil dengan mode auto dengan mode Super Resolution.
Dan ini ialah hasilnya sehabis di zoom. Sebelah kiri ialah mode auto, sedangkan sebelah kanan ialah mode Super Resolution.
Dari hasil diatas tampaknya sudah bisa terlihat yaa, bahwa memang mode Super Resolution bisa memperlihatkan detail yang lebih baik, khususnya ketika di zoom alasannya ialah memang resolusi (ukuran) gambar yang ditangkap jadi lebih besar.
Garis tepi dari objek yang dibidik nampak lebih tegas dibandingkan dengan gambar yang diambil dengan mode auto. Oke, mimin rasa cukup yaa untuk bahasan foto diluar ruangan. Sample foto lain, bisa kau lihat dibawah nanti. Sekarang, kita coba ambil foto di dalam ruangan, dengan pencahayaan seadanya.
Foto diatas diambil dengan mode auto. Gambar yang dihasilkan ternyata cukup baik, dengan detail yang juga masih baik serta warna yang akurat meskipun ternyata ISO dinaikkan ke angka 2000, sementara shutter speed di kecepatan 1/15 detik. Mimin zoom sedikit yaa gambarnya, supaya bisa lihat lebih detail.
Iya, sedikit diluar dugaan ternyata, alasannya ialah meskipun ISO dinaikkan hingga angka 2000, warna yang dihasilkan masih cukup baik serta noise yang dihasilkan tidak separah yang mimin bayangkan.
Sekarang kita coba untuk gunakan Night Mode alias modus malam. Apakah hasilnya akan lebih baik? Kita lihat sendiri yuk hasilnya dibawah ini!
Agak abnormal yaa. Kalau kau perhatikan, pecahan ventilasi yang berwarna kemerahan di atas pancuran itu nampak sedikit lebih pudar warnanya dibandingkan dikala diambil dengan mode auto. Padahal sehabis mimin cek, pada mode ini, kameranya mengambil settingan ISO 800 dengan shutter speed 1/5 detik, yang artinya, seharusnya warna yang dihasilkan akan lebih kaya alasannya ialah ISO di angka yang lebih kecil.
Tapi yang terjadi justru sebaliknya. Entahlah apakah tanda-tanda ini terjadi pada keadaan lainnya juga atau nggak, alasannya ialah dalam pengujian ini mimin tak bisa berlama-lama dan harus cepat pulang biar nggak diculik sama rombongan dedek-dedek unyu yang gres aja datang di TKP :3 . Yang pasti, settingan yang diberikan tersebut mimin rasa sudah berubah ke arah yang benar. Oiya, ketika memakai mode ini, sebaiknya kau pegang hapemu secara stabil yaa, alasannya ialah shutter speed yang diperlambat itu tentu akan lebih rawan untuk blur kalau ada goncangan.
BACA JUGA : Apa Itu Shutter Speed Pada Kamera?
Next, kita coba Low light mode yang selama ini memang menjadi andalan bagi kamera hape ASUS. Pada mode ini, kameranya akan menurunkan ukuran gambar menjadi 4 megapixel saja. Kenapa? Baca penyebabnya di halaman ini.
*Sorry, itu diatas lupa ganti goresan pena “night” nya 😛 * Mode ini menerapkan settingan yang sama dengan night mode yakni ISO 800, shutter speed 1/5 detik. Cuman, tampaknya kelihatan terperinci yaa, kalau hasilnya ini nampak lebih cerah dan lebih berwarna dibandingkan dengan night mode tadi.
Untuk mode manualnya, mimin sertakan sekalian di gallery foto slider dibawah ini yaa. Silakan navigasi ke kanan atau kiri untuk melihat gambar selanjutnya. Kalau kau lihatnya dari hape, mimin sarankan untuk memakai browser Chrome, Mozilla, atau browser bawaan Android semoga bisa dilihat dengan baik:
Oiya, ada satu bug nih yang mimin temukan pada dikala memakai mode manual. Kaprikornus kalau contohnya shutter speed nya kita set secara manual, sementara setting ISO kita set auto, terkadang software tak bisa memilih setting ISO yang baik (terlalu tinggi) sehingga menghasilkan foto yang over exposure (terlalu cerah / nyaris putih semua). Semoga kedepannya ASUS memperlihatkan update untuk membenahi duduk perkara ini.
BACA JUGA : Apa Itu Istilah Bug Pada Teknologi?
Nah sekarang, kita akan bahas soal kamera depannya yaa. Dan menyerupai biasa, nggak banyak yang akan mimin bahas dibagian ini alasannya ialah mimin sendiri kurang paham gimana standar “bagus” nya mereka yang doyang selfie, alasannya ialah memang mimin amat sangat jarang foto selfie. Kalo bukan buat di review yaa nggak bakal kepake itu kamera depan. Hihihi 😀
Oke, diatas ialah pilihan mode yang tersedia pada kamera depan dari hape ini. Secara default, kamera akan mengaktifkan mode Beautification yang bakal memproses foto wajahmu secara real time semoga nampak lebih menarik.
Pada mode tersebut terdapat banyak sekali pilihan “dandanan” yang bisa kau atur sesukamu, mulai dari pilihan untuk menciptakan kulit nampak lebih halus, imbas mata belo, pipi tirus, serta satu fitur lain lagi yang entah fungsinya buat apaan. Intensitas dari masing-masing imbas juga bisa kau atur. Hasilnya? Emmmm.. Liat sendiri deh..
Iya, itu fotonya TERPAKSA, alasannya ialah di TKP, mimin nggak nemu mbak-mbak yang bisa dimintain nomer hapenya ditodong buat nyobain kamera depannya. Oiya, itu kondisinya emang agak kontras yaa. Background nya terang, sedangkan area kawasan mimin foto itu ialah area yang teduh seperti tatapanku yang menyejukkan.
Kalau diperhatikan, nampak ia memperlihatkan penambahan dari sisi saturasi, sehingga menghipnotis warna langitnya. Oiya, kameranya ini sudah pakai wide angle lens ya, yang artinya, area tangkapan gambarnya lebih lebar. Contohnya bisa kau lihat pada foto dibawah ini, dan bandingkan dengan foto yang sama yang diambil dengan kamera belakang yang sudah mimin sertakan diatas tadi.
Dan makin terlihat pula bahwa ternyata kontras dari gambar yang dihasilkan juga dinaikkan. Sekarang, kita coba foto di area indoor yaa. Gambar dibawah diambil dengan pencahayaan yang agak cukup alasannya ialah masih ada pantulan sinar matahari dari luar, tapi bisa dibilang sedikit low light.
Gimana hasilnya? Yaa kalo berdasarkan mimin sih udah cukup oke. Dalam foto indoor agak setengah outdoor ini (apalah ini 😛 ) terlihat bahwa penampakan yang dihasilkan nampak mempunyai warna yang lebih natural dibandingkan dikala dipakai diluar ruangan tadi.
Dan sekali lagi, foto diatas diambil dengan keterpaksaan alasannya ialah mimin nggak nemu mbak-mbak yang bisa ditodong buat nyobain kamera depannya.
Kesimpulan
Nah, jadi berdasarkan kalian gimana nih hasil foto dari kamera ASUS Zenfone 3 Max versi 5.5 inch ini? Bagus atau nggak? Kalau berdasarkan mimin, meskipun bukan mengandalkan fitur kamera, tapi rasanya untuk sekedar foto snapshot, kameranya ini udah cukup banget buat diandalkan. Apalagi sistem autofocus kameranya tergolong cepet, jadi makin mendukung deh. Ditambah lagi dengan hadirnya mode manual bikin makin asik buat berguru foto-foto. Tapi…
Di beberapa kondisi menyerupai dikala mengambil gambar di area kontras tinggi, kamera belakangnya itu nggak bisa dibilang elok banget. Standar aja, nggak terlalu bagus. Belum lagi mode HDR nya yang ternyata masih kurang sip kalau berdasarkan mimin, semakin nggak mendukung buat ambil gambar di area macam itu. Terlepas dari kondisi tersebut, mimin rasa kameranya nggak punya duduk perkara lain.
Detail yang diambil sudah bagus, serta warna yang cukup akurat meskipun tampaknya bisa lebih baik lagi untuk soal warna karena settingan ISO minimal di mode auto dan atau manualnya yang cuma hingga angka 100, bukan 50. Sebaliknya, untuk foto di area indoor, mimin rasa kameranya sudah cukup cerdas dalam memilih settingan baik dalam mode auto, maupun low light. Apalagi ternyata noise yang dihasilkan nggak parah banget plus warnanya masih nampak sepakat meskipun ISO ditinggikan ke angka 2000, jadi cukup okelah yaa.
Mimin biasa melaksanakan pembelian perangkat elektronik secara online di Lazada alasannya ialah terpercaya & pengirimannya aman. Kamu juga bisa membeli atau sekedar cek harganya di halaman ini.
Oke, sekian dulu ya untuk bahasan soal review dari kamera ASUS Zenfone 3 Max ZC553KL ini. Kalau kau ingin mengenal lebih akrab soal hape ini, silakan mampir ke halaman Review lengkap ASUS Zenfone 3 Max ZC553KL alasannya ialah disana mimin sudah buatkan bahasannya. Silakan jelajahi blog Techijau.com ini untuk mendapat info menarik lainnya. Semoga bermanfaat! 😀
Sumber aciknadzirah.blogspot.com