Dunia kampus memang tidak bisa dilepaskan dari kegiatan akademik. Tugas-tugas kuliah, buat makalah kuliah, kiprah dosen, laporan lengkap laboratorium (bagi anak exact), laporan lapangan ialah hal-hal yang biasa didapatkan dalam dunia kampus. Dan kabar baiknya itu semua yang mengarah kepada capaian akademik kita.
Mungkin ada pertanyaan menyentil. Apakah dunia kampus cuman sesempit itu dan diukur dengan tugas-tugas kuliah ? saya katakan tidak, dunia kampus berjuta rasa, karsa, inspirasi yang bertaburan dimana-mana dan kitalah yang akan menentukan atau menjalaninya sadar atau tidak sadar nantinya. Secara garis besar, dunia kampus itu sanggup kategorikan dalam 3 ruang lingkup. Kalau pun ada yang mau memisah-misahkan atau sekedar ingin melihat dalam fragmen kecilnya. Kategori itu terlingkup dalam satu abreviasi yaitu ACO (Akademik, Cinta, Organisasi).
- Tipe A. Inilah yang biasa kita lihat dan dengan gampang kita bisa amati. Ada mahasiswa yang getol kuliah saja, indikator keberhasilannya diukur dengan capaian akademik, diukur dengan IPK, harapan tertingginya IPK 4,00 (Capaian Akademik Tertinggi dalam Kuliah). Mahasiswa jenis ini, paling rajin kerja tugas, yang ada dalam pembicaraannya cuman tugas-tugas kuliah, candaannya cuman mengenai akademik. Semuanya serba akademiklah, tanpa perlu saya berikan pola lebih detail lagi.
- Lain tipe A (mewakili kategori Akademik), beda pula tingkah, pola, sikap dan sikap mahasiswa yang berada dalam kategori C (Pecinta Sejati atau Pengelana Cinta). Kuliah dijadikan sebagai medan untuk menjelajali cinta dimana, tebar pesona dimana-mana, menaruh harapan dimana-dimana, keluyuran dimana-mana, melaksanakan PDKT (pendekatan) dimana-mana, jaring cintanya ditebar dimana-mana, jerat nafsunya diumbar kemana-mana, pandangannya menggelayut dimana-mana. Termasuk kategori ini ialah mahasiswa hedonis, mahasiswa modis-modis, mahasiswa mall-mall. Capaian tertingginya yang penting kita senang, tiba moodnya semuanya dikerja dengan semangat,datang mood buruk kuliah jadi korban.
- Tipe terakhir, mahasiswa organisatoris. Mahasiswa tipe ini mempunyai pandangan yang lebih jauh dan lebih luas dari semua kategori di atas. Mahasiswa organisatoris ialah mahasiswa yang berusaha untuk lebih peka dengan keadaan masyarakat. Bakti sosial, demonstrasi di jalanan, mengadakan diskusi publik ialah masakan wajibnya. Mahasiswa organisatoris ialah mahasiswa yang memetingkan korelasi jangka panjang, saking panjangnya biasanya kepribadian mereka juga menjadi ngelantur yang berakibat sering begadang sehingga terkantuk-kantuk dalam kelas. Mahasiswa organisatoris biasanya berperawakan awut-awutan, rambut gondrong ialah simbol capaian tertinggi. Rambut gondrong bagaikan mahkota raja yang bertengger di kepalanya, mereka menitik beratkan pada penampilan yang terlihat sangar dan kurang sehat (akibat sering begadang). Walaupun saya tidak menafikan mahasiswa oraganisatoris dengan genre dan mahzab yang beda. Mungkin akan dibahas lebih lanjut nanti dalam artikel lain.
Itu mungkin berdasarkan pandangan saya dan sedikit campur tangan senior kali yach. Saya juga tidak menutup mata adanya mahasiswa tipe lain atau mahasiswa yang betul-betul bisa menggabungkan semua komponen di atas tetapi dengan garis bawa bahwa masih berada dalam garis dan jalur kebenaran. Itu perlu dicatat baik-baik.