Tuesday, June 27, 2017

√ Faktor Tumbuh Tanaman

Air ialah salah satu komponen fisik yang sangat vital dan dibutuhkan dalam jumlah besar untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Sebanyak 85-90 % dari bobot segar sel-sel dan jaringan tumbuhan tinggi ialah air (Maynard dan Orcott, 1987).


Jika ketersediaan unsur hara esensial kurang dari jumlah yang dibutuhkan oleh tanaman, maka tumbuhan akan terganggu metabolismenya yang secara visual sanggup dilihat dari penyimpangan-penyimpangan pada pertumbuhannya. Gejala kekurangan unsur hara ini sanggup berupa pertumbuhan akar, batang atau daun yang terhambat (kerdil) dan khlorosis atau nekrosis pada banyak sekali organ tumbuhan. Gejala yang ditampakkan tumbuhan sebab kurang suatu unsur hara sanggup menjadi petunjuk bergairah dari fungsi unsur hara yang bersangkutan. Suatu tumbuhan dikatakan kekurangan (defisiensi) unsur hara tertentu apabila pertumbuhan terhambat yakni hanya mencapai 80% dari pertumbuhan maksimum walaupun semua unsur hara esensial lainnya tersedia berkecukupan. Defisiensi unsur hara terjadi kalau unsur hara ada tapi yang diharapkan tumbuhan tidak cukup untuk kebutuhan. Fenomene lain yang akhir-akhir ini menjadi faktor pembatas pertumbuhan pada tapak rusa yaitu kekurangan hara sebab dalam areal tumbuhnya unsur hara yang diharapkan tidak ada (malnutrisi). Permasalahan hara yang lebih komplek lagi ialah adanya kekacauan unsur hara (Sasli, 2009).


BAB I
PENDAHULUAN
            Selama hidupnya tumbuhan selalu mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan terjadi sebab adanya pertambahan volume atau pun jumlah sel dalam makhluk hidup terkhusus dalam hal ini ialah tumbuhan. Perkembangan terjadi sebab adanya proses sel tumbuhan menuju kepada kedewasaan atau berdeferensiasi menuju fungsinya msing-masing.
            Selain bertumbuh dan atau berkembang, tumbuhan juga melaksanakan penyesuaian terhadap kondisi lingkungan hidupnya. Adaptasi ialah suatu kemampuan suatu organisme untuk sanggup menoleransi kondisi dimana ia hidup, toleransi itu meliputi pada lingkungan eksternal maupun internal dalam tubuhnya. Adaptasi ini mutlak diharapkan oleh suatu organisme untuk melanjutkan hidup dan keturunannya. Begitu pula halnya dengan tumbuhan mutlak menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan sekitar dimana tumbuhan itu hidup.
            Kemampuan penyesuaian tumbuhan terutama hijaun ternak dapt meliputi faktor tanah, air, iklim sampai pada faktor spesies tumbuhan ternak atau hijaun ternak tersebut. Terdapat kaitan atau korelasi antara faktor tumbuh tumbuhan tersebut dengan kemampuan penyesuaian tumbuhan terhadap lingkungan sekitarnya.



BAB II
PEMBAHASAN
Faktor Tumbuh Tanaman
1.    Tanah
Tanah merupakan salah satu unsur terpenting dalam pertumbuhan hijauan ternak. Tanah menjadi tempat tumbuh bagi tanaman, tempat tumbuhan memperoleh zat hara dan mineral dalam pertumbuhan dan atau perkembangannya, tanah juga menjadi sumber air bagi tanaman. Tanah bisa menyimpan air yang nantinya akan diserap oleh bulu-bulu akar sehingga proses asimilisasi karobohidrat sanggup terjadi.
Gejala kekurangan unsur hara ini sanggup berupa pertumbuhan akar, batang atau daun yang terhambat (kerdil) dan khlorosis atau nekrosis pada banyak sekali organ tumbuhan. Gejala yang ditampakkan tumbuhan sebab kurang suatu unsur hara sanggup menjadi petunjuk bergairah dari fungsi unsur hara yang bersangkutan. Suatu tumbuhan dikatakan kekurangan (defisiensi) unsur hara tertentu apabila pertumbuhan terhambat yakni hanya mencapai 80% dari pertumbuhan maksimum walaupun semua unsur hara esensial lainnya tersedia berkecukupan (Purwadi, 2011).
Tanah yang baik bagi pertumbuhan hijaun ternak ialah tanah yang sesuai dengan kemampuan tumbuhan dalam beradaptasi. Struktur tanah sanggup mempengaruhi ruang tumbuh akar dan imbangan udara-lengas. Penelitian atau pengetahuan terhadap tanah sanggup membantu dalam hal penanaman hijaun yang unggul bagi ternak yang tidak sanggup diperoleh dari lingkungan lokal. Karena terkadang dalam suatu daerah atau wilayah contohnya tidak terdapat sumber hijaun yang berkualitas bagi pertumbuhan ternak, hal inilah yang sanggup diantisipasi dengan berbagi jenis rumput atau hijaun pakan ternak yang berkualitas.
2.    Air
Fungsi air bagi tumbuhan yaitu: (1) sebagai senyawa utama pembentuk protoplasma, (2) sebagai senyawa pelarut bagi masuknya mineral-mineral dari larutan tanah ke tumbuhan dan sebagai pelarut mineralnutrisi yang akan diangkut dari satu kepingan sel ke kepingan sel yang lainnya, (3) sebagai media terjadinya reaksi-reaksi metabolik, (4) sebagai reaktan pada sejumlah siklus asam trikarboksilat, (5) sebagai penghasil hidrogen pada proses fotosintesis, (6) menjaga turdigitas sel dan berperan sebagai tenaga mekanik dalam pembesaran sel, (7) mengatur prosedur gerakan tumbuhan menyerupai membuka dan menutupnya stomata, membuka dan menutupnya bunga serta melipatnya daun-daun tumbuhan tertentu, (8) berperan dalam perpanjangan sel, (9) sebagai materi metabolisme dan produk selesai respirasi, serta (10) dipakai dalam proses respirasi (Noggle dan Frizt, 1983).
Tanaman juga mengalami kehilangan cairan tubuh atau cekaman air tidak hanya sebab kondisi kekeringan dan salinitas tinggi, tetapi juga sebab suhu rendah (frost). Tanaman menanggapi dan menyesuaikan diri terhadap cekaman air untuk mempertahankan diri dari cekaman lingkungan tersebut. Cekaman air sering menjadikan kendala pertumbuhan, produksi, dan bahkan menjadikan kematian. Agar tetap sanggup hidup dalam kondisi kekurangan air, maka tumbuhan harus mempunyai sistem pertahanan terhadap cekaman lingkungan tersebut (Widyasari et al., 2004).
Tanaman dalam beberapa hal menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang mempunyai kandungan air yang tinggi dan kondisi lingkungan yang kekurangan air. Adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan diharapkan sebab begitu besar fungsi air dalam pertumbuhan tanaman. Menurut Hidayat (1995), berdasarkan ketersediaan air di lingkungan, tumbuhan dibagi menjadi 3, yaitu xerofit yang menyesuaikan diri pada habitat kering, mesofit yang memerlukan air dalam jumlah banyak dan atmosfer yang lembap, dan hidrofit yang bergantung pada lingkunan yang sangat lembap atau tumbuh sebagian atau seluruhnya dalam air.
Tumbuhan xerofit menyesuaikan diri terhadap kekurangan air dengan menutup stomata, memakai lapisan kutikula yang tebal, memperkecil bidang penguapan dan menyimpan air (Levitt, 1980).
Hidrofit merupakan tumbuhan yang hidup pada lingkungan lembap atau tergenang. Contoh tumbuhan hidrofit ialah Anacharies lilies, mempunyai akar utama yang kecil dan tidak mempunyai bulu-bulu akar (Kimball, 1965).
Dalam penyediaan hijaun ternak, harus diperhatikan betul ketersediaan air bagi tanaman. Ketersediaan air yang optimal sanggup mempengaruhi kualitas dan kuantitas hijaun ternak yang sanggup dihasilkan. Contoh abjad penyesuaian terhadap kekeringan antara lain indeks panen lebih tinggi, umur berbunga lebih awal, periode pengisian biji lebih pendek, warna daun hijau gelap pada awal vegetatif, warna daun hijau terperinci pada vegetatif aktif, tinggi tumbuhan lebih rendah pada trend kering, jumlah anakan banyak, efisien transpirasi lebih rendah, jumlah biji fertil lebih tinggi, indeks toleransi kekeringan lebih, dan lain-lain.
3.    Iklim
Iklim ialah kondisi rata-rata variabel metereologis dalam suatu daerah selama waktu yang sangat panjang (ditetapkan kurang lebih 30 tahun). Dalam hal ini, iklim sanggup dibedakan menjadi dua, yaitu iklim makro dan iklim mikro. Iklim makro meliputi iklim global, regional dan lokal. Iklim mikro meliputi iklim dalam suatu daerah yang dihuni komunitas tertentu.
Menurut Rahardja (2010), terdapat sejumlah faktor yang relative statis yang memilih keadaan iklim suatu daerah, yaitu :
a.       Garis lintang (latitude), ketinggian dari permukaan maritim (altitude),
b.      Proporsi tanah terhadap air, dan
c.       Kedekatan maritim dengan pegunungan.
Faktor lainnya yang relative dinamis memilih iklim ialah :
a.       Sirkulasi termohaline (thermohaline circulation) dari lautan mendistribusikan energi panas ke terrestrial di antara daerah equator dan kutub
b.      Keadaan perairan laut
Perairan maritim mempunyai tugas yang sangat penting terhadap keadaan cuaca dan iklim suatu tempat atau wilayah I muka bumi ini. Sebagaimana telah diungkapkan bahwa 70% dari permukaan bumi ini dilingkupioleh perairan laut, sehingga keberadaannya menjadi waduk besar (reservoir) yang secara berkelanjutan menjadi tempat penampungan dan pertukaran panas, uap air dan karbon dengan atmosfer, sehongga mengendalikan teladan cuaca dan memperlambat perubahan iklim. Perairan maritim mempengaruhi iklim ialah dengan :
1. Mengabsorbsi energi radiasi matahari dan melepaskan panas yang dibutuhkan untuk mengendalikan sirkulasi udara atmosfer
2.      Melepaskan gas, uap air ke atmosfer dan absorbs CO2  dari atmosfer.
Beberapa jenis gas di atmosfir, menyerupai CO2, CH4, dan N2O mempengaruhi iklim permukaan bumi sebab kemampuanya dalam membantu proses transmisi radiasi dari matahari ke permukaan bumi, dan juga menghambat keluarnya sebagian radiasi dari permukaan bumi. Kalau konsentrasi dari gas-gas ini di atmosfir meningkat, radiasi yang keluar dari permukaan bumi akan terhambat, sehingga suhu permukaan bumi bertambah besar. Perkiraan besarnya peningkatan suhu bukanlah pekerjaan yang mudah, sebab adanya umpan balik positif (dengan peningkatan uap air , H2O(gas), yang juga merupakan gas penghambat keluarnya radiasi dari permukaan bumi) dan umpan balik negatif (peningkatan pertumbuhan awan, menghambat transmisi radiasi matahari ke permukaan bumi).
Di daerah iklim kering terdapat 3 – 5 bulan kering. Pada musin kemarau cekaman lengas tanah sering terjadi dan menghambat pertumbuhan tumbuhan karet. Untuk itu diharapkan penelitian pengurangan penguapan dan peningkatan kemampuan menahan lengas tanah (Sudiarto, 2007).
Tanaman yang bisa bertahan dalam kondisi ekstrim umumnya akan cenderung meingkatkan hormone absisat, atau hormone penghambat pertumbuhan agar jaringan-jaringannya bisa mengurangi laju respirasi, sehingga akan terjadinya gugur daun atau menurunnya aktifitas enzim yang ada di dalam jaringan tumbuhan tersebut. Perubahan morfologi tumbuhan umunya dilakukan dengan cepat semoga dirinya terhindar dari cekama yang terjadi. Perubahan akar tumbuhan bakau atau hutan mangrove sebagai bentuk kemampuannya dalam bertahan di lingkungan pasang surut, perubahan bentuk daun dan batang pada tumbuhan kaktus dan banyak lagi yang lainnya. Gas CO2 merupakan sumber karbon utama bagi pertumbuhan tanaman. Konsentrasi CO2 di atmosfir ketika ini belum optimal, sehingga penambahan CO2 kepada tumbuhan di dalam industri pertanian di dalam rumah beling merupakan kegiatan normal untuk meningkatkan pertumbuhan tumbuhan menyerupai tomat, selada, timun dan bunga potong. Pengaruh fisiologis utama dari kenaikan CO2 ialah meningkatknya laju assimilasi (laju pengikatan CO2 untuk membentuk karbohidrat, fotosintesis) di dalam daun. Efisiensi penggunaan faktor-faktor pertumbuhan lainnya (seperti radiasi matahari, air dan nutrisi) juga akan ikut meningkat (Anonim, 2011).
 4.    Spesies Tanaman
Faktor tumbuh tumbuhan yang meliputi spesies tumbuhan termasuk dalam kategori yang memilih pertumbuhan dan atau perkembangan suatu tumbuhan yang berasal dari internal badan tumbuhan, termasuk genetik dan aktivitas-aktivitas hormon.
Adanya faktor genetik yang baik sanggup menentukan  mutu dan kualitas hijauan ternak yang akan dihasilkan. Dalam Anonim (2010), dinyatakan bahwa Perbaikan genetik dengan munculnya hibrida, varitas atau galur telah menunjukkan adanya peningkatan hasil panen pada tumbuhan jagung, gandum atau komoditas lainnya.
Tabel. Hasil panen jagung di USA pada tahun 1971-1973
Hibrida tahun
Panen jelek (kg/ha)
Panen baik (kg/ha)
1930
3.709
6.538
1940
4.464
7.544
1950
4.778
7.670
1960
4.902
8.550
1970
5.972
8.990
Tabel. Hasil panen gandum banyak sekali varitas
Varitas
Panen (kg/ha)
1926 (Marquis)
2.028
1935 (Thatcher)
2.230
1958 (Lee)
2.425
1967 (Chris)
2.735
1971 (Era)
3.623

Tanaman dengan hasil panen tinggi (high yielding) mengambil hara lebih banyak dibandingkan tumbuhan biasa. Tanaman demikian bersifat menguras hara. Jika ditanam pada tanah yang mempunyai ketersediaan hara terbatas, maka hasil panen akan lebih rendah dibandingkan tumbuhan biasa. Pada masa lampau dilakukan pemilihan varitas tumbuhan untuk banyak sekali tingkat kesuburan tanah yang berbeda. Sekarang hal tersebut tidak dikerjakan lagi, sebab pada tanah yang  tidak subur sanggup ditambahkan pupuk. Meski demikian tetap dilakukan upaya pemilihan tumbuhan misalnya: tahan terhadap pH rendah atau keracunan Al, atau terhadap kondisi garaman, atau tahan terhadap kekeringan.
Selain gen, faktor internal lain yang memilih pertumbuhan tumbuhan ialah acara hormon. Menurut Mustahib (2011), Faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan, yaitu hormon. Hormon tumbuhan ditemukan oleh F. W. Went pada tahun 1928. Hormon berasal dari bahasa Yunani hormalin yang berarti penggiat. Hormon tumbuhan disebut fitohormon.
Fitohormon tersebut, yaitu:
1.    Auksin atau AIA (Asam Indol Asetat)
Auksin merupakan senyawa asam asetat dengan deretan indol dan derivat-derivatnya. Pertama kali auksin ditemukan pada ujung koleoptil kecambah Avena sativa. Pusat pembentukan auksin ialah ujung koleoptil (ujung tumbuhan). Jika terkena sinar matahari, auksin akan bermetamorfosis senyawa yang menghambat pertumbuhan. Hal inilah yang menjadikan batang akan membelok ke arah datangnya cahaya, sebab kepingan yang tidak terkena cahaya pertumbuhannya lebih cepat daripada kepingan yang terkena cahaya.
Fungsi auksin, yaitu:
a.       Merangsang perpanjangan sel.
b.      Merangsang pembentukan bunga dan buah.
c.       Merangsang pemanjangan titik tumbuh.
d.      Mempengaruhi pembengkokan batang.
e.       Merangsang pembentukan akar lateral.
f.       Merangsang terjadinya proses diferensiasi.
2.      Gibberellin
Gibberellin merupakan hormon yang pertama kali ditemukan pada jamur Gibberella fujikuroii yang benalu pada tumbuhan padi. Ditemukan oleh Kuroshawa pada tahun 1926. Fungsi gibberellin, yaitu:
a.    Merangsang pembelahan sel kambium.
b.    Merangsang pembungaan lebih awal sebelum waktunya.
c.    Merangsang pembentukan buah tanpa biji.
d.   Merangsang tumbuhan tumbuh sangat cepat sehingga mempunyai ukuran raksasa. (Dwidjoseputro, 1992: 197)
3.       Sitokinin
Sitokinin merupakan kumpulan senyawa yang fungsinya menyerupai satu sama lain. Fungsi sitokinin yaitu:
a.     Merangsang proses pembelahan sel.
b.    Menunda aborsi daun, bunga, dan buah.
c.     Mempengaruhi pertumbuhan tunas dan akar.
d.    Meningkatkan daya resistensi terhadap imbas yang merugikan menyerupai suhu rendah, benjol virus, pembunuh gulma, dan radiasi.
e.     Menghambat (menahan) menguningnya daun dengan jalan menciptakan kandungan protein dan klorofil yang seimbang dalam daun (senescens).
4.      Gas Etilen
Gas etilen merupakan hormon tumbuh yang dalam keadaan normal berbentuk gas. Fungsi gas etilen, yaitu:
a.    Membantu memecahkan dormansi pada tanaman, contohnya pada ubi dan kentang.
b.    Mendukung pematangan buah.
c.    Mendukung terjadinya abscission (pelapukan) pada daun.
d.   Mendukung proses pembungaan.
e.    Menghambat pemanjangan akar pada beberapa spesies tumbuhan dan sanggup menstimulasi pemanjangan batang.
f.     Menstimulasi perkecambahan.
g.    Mendukung terbentuknya bulu-bulu akar.
5.      Asam Absisat (ABA)
Asam absisat merupakan hormon tumbuh yang hampir selalu menghambat pertumbuhan, baik dalam bentuk menurunkan kecepatan maupun menghentikan pembelahan dan pemanjangan sel bersama-sama. Fungsi asam absisat, yaitu:
a.    Menghambat perkecambahan biji.
b.    Mempengaruhi pembungaan tanaman.
c.    Memperpanjang masa dormansi umbi-umbian.
d.   Mempengaruhi pucuk tumbuhan untuk melaksanakan dormansi.
6.      Kalin
Kalin merupakan hormon yang mempengaruhi pembentukan organ. Berdasarkan organ yang dipengaruhinya, kalin dibedakan atas:
a.    Rhizokalin, mempengaruhi pembentukan akar.
b.    Kaulokalin, mempengaruhi pembentukan batang.
c.    Filokalin, mempengaruhi pembentukan daun.
d.   Antokalin, mempengaruhi pembentukan bunga.
7.      Asam Traumalin
Bila tumbuhan terluka, luka tersebut sanggup diperbaiki kembali. Kemampuan itu disebut restitusi atau regenerasi. Peristiwa ini sanggup terjadi sebab adanya asam traumalin (asam traumalat).

           



BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Faktor tumbuh tumbuhan antara lain :
1. Tanah merupakan salah satu unsur terpenting dalam pertumbuhan hijauan ternak. Tanah menjadi tempat tumbuh bagi tanaman, tempat tumbuhan memperoleh zat hara dan mineral dalam pertumbuhan dan atau perkembangannya, tanah juga menjadi sumber air bagi tanaman.
2. Air ialah salah satu komponen fisik yang sangat vital dan dibutuhkan dalam jumlah besar untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
3. Iklim sanggup mempengaruhi faktor tumbuh pada tumbuhan sebab iklim menyangkut kondisi lingkungan sekitar tanaman, apakh tumbuhan berada pada lingkungan yang kering, lembab, atau berair sehingga cara beradaptasinya pun berbeda-beda untuk melanjutkan keturunan.
4. Spesies tumbuhan termasuk didalamnya ialah gen dan hormon dalam tumbuhan sanggup mempenagruhi kualitas hijaun yang sanggup dimanfaatkan. Gen unggul sanggup menghasilkan pakan yang berkualitas.



DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Faktor Penentu Pertumbuhan Tanaman. http://nasih.wordpress.com/2010/11/01/faktor-penentu-pertumbuhan-tanaman/. Diakses pada September 2011.

Anonim.2011. Pengaruh Perubahan Iklim. http://acehpedia.org/Pengaruh_Perubahan_Iklim_Terhadap_Pertumbuhan_Tanaman. Diakses September 2011.

Hidayat, E.B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Institut Teknologi Bandung Press, Bandung.

Kimball, J.W. 1965. Biology. Adisson-Wesley Publishing Company, Massachusette.

Levitt, J. 1980. Responses of Plants to Environmental Stress. Academic Press, New York.

Maynard, G.H. and D.M. Orcott. 1987. The Physiology of Plants Under Stress. John Willey and Sons, Inc, New York.

Mustahib. 2011. Faktor Tumbuh Tanaman.  http://biologi.blogsome.com//FAKTOR INTERNAL PERTUMBUHAN TANAMAN Biologi TerLengkap!.htm. Diakses September 2011.

Noggle, G.R. and G.J. Fritz.1983. Introductory Plant Physiology. Prentice Hall, Inc, New Jersey.

Purwadi, Eko. 2011. Faktor Penentu Pertumbuhan Tanaman. http://www.masbied.com/Pengujian Ketahanan Benih Terhadap Cekaman Lingkungan _ MasBied.com.htm

Rahardja,D,P., 2010. Ilmu Lingkungan Ternak. Masagena Press, Makassar.

Sasli. 2004. Dalam Mahmudin. 2009. (http://mahmuddin.wordpress.com/ 2009/10/16/cekaman-pada-makhluk-hidup/). Diakses tanggal September 2011.

Sudiarto. 2007. Pengelolaan Lengas Tanah Musim Kemarau Pada Tanaman Karet Belum Menghasilkan. Jurnal Penelitian Karet, 25 (1): 17-21.


Sumber http://kutukuliah.blogspot.com