Monday, June 26, 2017

√ Feed Additive (Makanan Tambahan) / Feed Suplemet Pada Ternak


-Dunia Kampus memang tidak sanggup dipisahkan dari rutinitas akademik (Kerja tugas, buat makalah kuliah, buat laporan, dll). Itu hal lumrah, tidak apa-apa. Nah, untuk mempermudah dalam menciptakan kiprah kuliah, makalah kuliah, tumpuan dunia peternakan, atau tujuan lain, aku mau posting buat teman-teman sekalian mengenai "Feed Addictive (Makanan Tambahan pada Ternak" atau ada juga yang menyampaikan sebagai Feed Suplemet. Berikut postingan saya, yuk simak baik-baik...!


A.      Pengertian Feed Additive
Additive yaitu suatu materi atau kombinasi materi yang ditambahkan, biasanya dalam kuantitas yang kecil, kedalam adonan masakan dasar atau potongan dari padanya, untuk memenuhi kebutuhan khusus, contohnya additive materi konsentrat, additive materi suplemen, additive materi premix, additive materi masakan (Hartadi et. al., 1991).
Additive yaitu susunan materi atau kombinasi materi tertentu yang sengaja ditambahkan ke dalam ransum pakan ternak untuk menaikkan nilai gizi pakan guna memenuhi kebutuhan khusus atau imbuhan yang umum digunakan dalam meramu pakan ternak. Murwani et al., (2002) menyatakan bahwa additive adalah
bahan pakan tambahan yang diberikan pada ternak dengan tujuan untuk meningkatkan produktifitas ternak maupun kualitas produksi. Sedangkan berdasarkan Murtidjo (1993), additive yaitu imbuhan yang umum digunakan dalam meramu pakan ternak. Penambahan materi biasanya hanya dalam jumlah yang sedikit, contohnya additive materi konsentrat, additive materi suplemen dan additive materi premix. Maksud dari penambahan yaitu untuk merangsang pertumbuhan atau merangsang produksi. Macam-macam additive antara lain antibiotika, hormon, arsenikal, sulfaktan, dan transquilizer.
Feed additive merupakan materi masakan tambahan yang digunakan sebagai sumber penyedia vitamin-vitamin, mineral-mineral dan atau juga antibiotika (Anggorodi, 1985). Fungsi feed additive yaitu untuk menambah vitamin-vitamin, mineral dan antibiotika dalam ransum, menjaga dan mempertahankan kesehatan tubuh terhadap serangan penyakit dan efek stress, merangsang pertumbuhan tubuh (pertumbuhan daging menjadi baik) dan menambah nafsu makan, meningkatkan produksi daging maupun telur.
B.       Macam-macam Feed Additive
Macam ragam pakan additive antara lain additive pada materi pakan (contohnya agensia antioksidan, agensia cita rasa), additive untuk manipulasi pencernaan dan perembesan nutrien (contohnya buffer, enzim), additive untuk kesehatan ternak (contohnya obat cacing), additive melalui hormonal (contohnya hormon pertumbuhan, hormon reproduksi), additive untuk meningkatkan kualitas produk (contohnya agensi pewarna, agensi antiradikal).
Biasanya feed additive diberikan dalam ransum ternak untuk menghasilkan pertumbuhan yang diinginkan. Beberapa feed additve yang diberikan antara lain :
1.    Flavoring agent, pemberi amis untuk meningkatkan palatabilitas pakan pola cairan sukrosa
2.    Enzim untuk memperbaiki daya cerna
3.    Vitamin, Sebagai sumber vitamin A sanggup digunakan Vit. A palmitat, Vit. A acetat dan minyak ikan. Sumber vitamin D2 digunakan Vit. D pada semua tumbuhan yaitu hasil aktivasi sterol dalam tumbuhan oleh sinar ultraviolet. Sumber vitamin D3 digunakan Vit. D pada binatang yang merupakan hasil aktivasi sterol pada binatang oleh sinar ultraviolet contohnya minyak ikan. Sumber vitamin E digunakan senyawa vit. E aktif, contohnya dl alpha tokoferil asetat. Sumber vitamin K sanggup memakai MCBC dan MPB.
4.    Sumber mineral : Tepung tulang, Tepung kerang (CaCo3) , Garam (NaCl).
5.    Antibiotik, Antibiotik dalam takaran rendah diketahui efektif terhadap pengontrolan nanah subklinis dan merangsang pertumbuhan binatang jikalau ditambahkan dalam air minum atau kedalam pakan.
6.    Sumber-sumber karotenid ditambahkan kedalam ransum untuk memperbaiki pigmentasi dari broiler dan kuning telur.
7.    Hormon atau zat lain yang digunakan untuk memperbaiki proses metabolisme dari ayam.
·         Estrogen dipergunakan untuk memperbaiki pertumbuhan dan memperbaiki karkas ayam.
·         Senyawa thyroaktif (seperti casein yang mengandung iodium) kadang digunakan untuk memperbaiki produksi telur, kualitas telur, dan mencegah degenerasi lemak dibawah kondisi tertentu. Beberapa macam obat( termasuk hormon) dipergunakan untuk menghentikan jatuh bulu (molting) atau untuk mempercepat molting ayam yang sudah berproduksi lama.
8.    Asam amino yaitu monomer dari protein. Sebagai materi pakan tunggal asam amino tidak tersedia di alam, namun tersedia secara buatan. Asam amino yang biasanya kekurangan dalam pakan yaitu asam amino metionin dan lisin. Oleh lantaran itu, di pasaran asam amino yang tersedia yaitu DL- metionin dan L-lisin yang memiliki kemurnian 99%.
Berbagai macam feed additive yang bersifat non nutritive berdasarkan Wahyu (1997) antara lain: (1) Makanan tambahan tambahan untuk memperbaiki tekstur dan kekuatan pakan pellet; (2) Flavoring agent yaitu zat pemberi amis yummy yang dipergunakan untuk meningkatkan palatabilitas pakan; (3) enzim-enzim yang memperbaiki daya cerna di bawah kondisi tertentu; (4) Antibiotika, senyawa-senyawa arsen dan nitrofurans dipergunakan pada tingkat rendah untuk melindungi pakan dari serangan perusakan oleh mikroorganisme dan mencegah timbulnya keracunan yang disebabkan oleh mikroflora dalam usus; (5) Antibiotika yang memiliki spektrum luas (broad spectrum) dan daya perembesan yang baik ditambahkan ke dalam pakan untuk memerangi penyakit khusus; (6) Senyawa-senyawa kimia tertentu dipergunakan untuk meningkatkan daya penyembuhan dari antibiotika terhadap penyakit; (7) Obat-obat pencegah cacing dalam kanal pencernaan; (8) Antioksidan untuk mencegah kerusakan asam-asam lemak yang tidak jenuh dan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak lantaran proses peroksidasi; (9) sumber-sumber karotenoid ditambahkan dalam pakan untuk memperbaiki pigmentasi dari broiler dan kuning telur dan (10) Hormon-hormon yang digunakan untuk memperbaiki metabolisme ayam.
C.      Pemberian Feed Additive
Penggunaan masakan tambahan tambahan dalam penyunan ransum terutama yang merupakan materi tambahan bukan zat masakan dengan maksud memperbaiki konsumsi, daya cerna, proteksi, absorbsi dan atau transportas zat-zat masakan untuk memperbaiki nilai gizi ransum dan menurunkan biaya pakan dan dalam produksi broiler atau telur.
Ransum ayam broiler dan ayam petelur disusun sedemikian rupa sehingga mengandung konsentrasi zat-zat masakan maksimum yang sanggup diperoleh dengan harga layak untuk pertumbuhan, produksi dan efisiensi penggunaan ransum maksimum. Untuk menjamin zat-zat masakan tersebut ditelan, dicerna, dilindungi dari kerusakan, diserap dan diangkut dari sel-sel tubuh, maka tambahan masakan tak bergizi tertentu atau yang disebut additive dimasukkan ke dalam ransum sebagai tambahan hingga terjadi suatu konsentrasi optimum dan keseimbangan zat-zat masakan (Rasyaf, 1994).
Contoh Feed additive yang digunakan untuk ayam broiler antara lain yaitu Broiler Weight. Adapun keistimewaan dari materi ini antara lain adalah: (1) Tidak mengandung antibiotika dan senyawa arsen sehingga sanggup diberikan setiap hari tanpa menjadikan imbas samping; (2) Memperbaiki konversi pakan sehingga mempercepat pertambahan berat tubuh dalam waktu singkat; (3) Tidak mensugesti aroma atau cita rasa daging ayam broiler atau pedaging dan (4) Mencegah penyakit defisiensi vitamin (penyakit lantaran kekurangan vitamin).



DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi. 1995. Nutrisi Aneka Ternak Unggas.PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Hartadi, H., S. Reksodiprodjo dan A.D. Tillman. 1991. Tabel Komposisi Bahan Makanan Ternak Untuk Indonesia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Orskov, E. R. 1992. Protein Nutrition in Ruminant. 2nd Ed. Academic Press, Harcout Brace Jovanovich Publisher, London.

Foley, R.C., D.L. Bath, F.N. Dickinson., and H.A. Tucker. 1973. Dairy Cattle Principles, Practices, Problem and Profits. Lea and Febiger, Philadelphia.

Cullison. A. E. 1979. Feeds and Feeding. 2nd Ed. Reston Publishing Co. Inc. Reston, Virginia.

Ensminger, M. E. 1992. Animal Science. 6th Ed. The Interstate and Publisher, Inc. Danville, Illinois.

Harold, D.H. and S.M. Darrel. 1972. Crop Production 2nd Ed. Macmilan Publising Co., Inc., New York.
Murtidjo, A. G. 2003. Pedoman Meramu Pakan Unggas. Kanisius, Yogyakarta.

Rasyaf, M. 1996. Seputar Makanan Ayam Kampung. Kanisius. Yogakarta.
 

Demikianlah postingan saya, impian terakhir agar bermanfaat. Saran : jangan di copast (copy paste), jadikan sebagai materi rujukan saja, materi pembanding. Okey....
Tugas kuliah ini, makalah ini sanggup Anda peroleh dengan mend0wnl0ad-nya pada link berikut Makalah Feed Additive 

Sumber http://kutukuliah.blogspot.com