Saturday, June 3, 2017

√ Laporan Pendahuluan / Lp Kardiomiopati Lengkap, Download Doc Dan Pdf

Masih perihal laporan pendahuluan, kali ini kami bagikan laporan pendahuluan / lp kardiomiopati lengkap pdf dan doc.

Laporan pendahuluan / lp kardiomiopati merupakan sebuah makalah yang berisikan tinjauan teori hingga konsep asuhan keperawatan, yang merupakan sebuah kiprah mahasiswa keperawatan perihal penyakit miokard yang menyerang otot jantung.

laporan pendahuluan / lp kardiomiopati ini telah kami susun lengkap mulai dari tinjauan teori hingga konsep asuhan keperawatan yang juga telah kami sisipkan daftar pustaka dan pathway kardiomiopati berdasarkan beberapa sumber terpercaya.

Bertujuan membantu sahabat sejawat sekalian laporan pendahuluan / lp kardiomiopati ini kami sediakan dalam dua format berbeda yaitu pdf dan doc yang sanggup did0wnl0ad memakai link unduhan yang telah kami letakkan diakhir artikel ini.

Laporan pendahuluan kardiomiopati

Pengertian

Kardiomiopati yaitu suatu penyakit miokard yang menyerang pada otot jantung (Myocard). Penyakit ini sanggup ditemukan pada semua jenis kelamin laki-laki dan wanita, pada semua golongan umur.

Menurut WHO, kardiomiopati yaitu suatu kelainan akut, subakut atau kronis pada otot jantung. Kelainan ini tidak mempunyai etiologi atau kaitan yang diketahui dan sering disertai dengan kelainan endokardium atau kadang dengan kelainan perikardium. Sedangkan berdasarkan Dorland, toxic cardiomiopati yaitu kardiomiopati yang disebabkan oleh suatu zat yang menimbulkan kerusakan toksik terhadap miokardium menyerupai alkohol, biro anti tumor tertentu, katekolamin, racun ular, dan beberapa logam.

Kardiomiopati yaitu penyakit otot yang tidak diketahui sebabnya (Jota, Shanta, 1996).

Kardiomiopati yaitu penyakit yang mengenai miokardium secara primer dan bukan sebagai akiba hipertensi, kelainan congenital, katup koroner, arterial dan perikardial. (Affandi Dedi, 1996 dan Winne Joshua, 2000).


Klasifikasi

Menurut Sjaifoellah Noer kardiomiopati ada 3 macam, yaitu:

1. Kardiomiopati Kongestif/Dilatasi

Kardiomiopati kongestif yaitu suatu penyakit miokard yang primer atau idiopatik yang ditandai dengan dilatasi ruangan-ruangan jantung dan gagal jantung kongestif, perjalanannya biasanya progresis dengan prognosis buruk. Fungsi pompa sistolik berkurang secara progresif serta volume air diastolik dan sistolik meningkat. Tebal dining ventrikel sanggup bertambah, berkurang atau normal tekanan pengisian ventrikel kiri biasanya meningkat tanggapan fungsi pompa ventrikel kiri yang mengurang.

2. Kardiomiopati Hipertrofik

Kardiomiopti hipertrofik ada 2 bentuk yaitu:

a. Hipertrofi yang simetris atau konsentri

b. Hipertrofi septal asimetris
  1. Hipertrofi septal asimetris Dengan left ventricular outflow tract obstruction
  2. Hipertrofi septal asimetris Tanpa left ventricular outlow tract obstruction
Kardiomiopati hipertrofik yaitu hipertrof ventrikel tanpa penyakit jantung atau sistematik lain yang sanggup menimbulkan hipertropi ventrikel ini. Perubahan mikroskopik ini sanggup ditemukan pada tempat septum, interventrikularis. Hipertrofi asimetris pada septum ini, sanggup ditemukan pada tempat distal katup aorta, di tegah-tengah septum saja, difus atau septum di tempat apeks. Hipertrofi yang simetris tidak sering ditemukan. 

Kardiomiopati hipertrofik di tempat apikal biasanya disertai dengan kelainan EKG, gelombang T negatif yang dalam. Hypertrophic obstructive cardiomiopathy (HCM) yaitu bentuk kardiomiopati hipertrofik yang lokasi hipertrofi septalnya menimbulkan keterlibatan obstruktif ke aliran ventrikel kiri.

3. Kardiomiopati Restriktif

Kardiomiopati rsetriktif merupakan kelainan yang amat jarang dan sebabnya pun tidak diketahui. Tanda khas untuk kardiomiopati ini yaitu adanya gangguan pada fungsi diastolik, dinding ventrikel sangat kaku dan menghalangi pengisian ventrikel ditandai dengan fungsi diastolik aneh tetapi dengan fungsi sistolik yang normal atau hampir normal. Pada investigasi patologi-anatomis ditemukan adanya fibrosis, hipertrofi atau infiltrasi pada otot jantung yang menimbulkan gangguan fungsi diastolik.


Etiologi

Penyebab atau etiologi kardiomiopati berdasarkan jenisnya

1. Kardiomiopati Dilatasi

Etiologi kardiomiopati dilatasi tidak diketahui dengan pasti, tetapi kemungkinan ada hubungannya dengan beberapa hal menyerupai pemakaian alkohol berlebihan, graviditas, hipertensi sistemik, infeksi virus, kelainan autoimun, materi kimia dan fisik. Individu yang mengkonsumsi alkohol dalam jumlah besar lebih dari beberapa tahun sanggup mengalami citra klinis yang identik dengan kardiomiopati dilatasi. Alkoholik dengan gagal jantung yang lanjut mempunyai prognosis buruk, terutama bila mereka meneruskan minum alkohol. Kurang dari ¼ pasien yang sanggup bertahan hidup hingga 3 tahun. Penyebab kardiomiopati dilatasi lain adalah  kardiomiopati peripatum, dilatasi jantung dan gagal jantung kongesti tanpa penyebab yang niscaya serta sanggup timbul selama bulan simpulan kehamilan atau dalam beberapa bulan sehabis melahirkan. Penyakit neuromuskuler juga merupakan penyebab kardiomiopati dilatasi. Keterlibatan jantung biasa didapatkan pada banyak penyakit distrofi muskular yang ditunjukkan dengan adanya EKG yang berbeda dan unik, ini terdiri dari gelombang R yang tinggi di tempat prekordial kanan dengan rasio R / S lebih dari 1,0 dan sering disertai dengan gelombang Q yang dalam di tempat ekstremitas dan perikardial lateral dan tidak ditemukan ada bentuk distrofi muskular lainnya. Pengobatan juga sanggup menimbulkan kardiomiopati dilatasi menyerupai derivat antrasiklin, khususnya doksorubisin (adriamnyan) yang diberikan dalam takaran tinggi (lebih dari 550 mg / m2 untuk doksorubisin) sanggup menimbulkan gagal jantung yang fatal. Siklofosfamid takaran tinggi sanggup menimbulkan gagal jantung kongestif secara akut.

2. Kardiomiopati Restriktif

Etiologi penyakit ini tidak diketahui. Kardiomiopati sering ditemukan pada amiloidosis, hemokromatis, defosit glikogen, fibrosis endomiokardial, eosinofilia, fibro-elastosis dan fibrosis miokard dengan penyebab yang berbeda. Fibrosis endomiokard merupakan penyakit progresif dengan penyebab yang tidak diketahui yang sering terjadi pada belum dewasa dan orang cukup umur muda, ditandai dengan lesi fibrosis endokard pada pecahan aliran masuk dari ventrikel

3. Kardiomiopati hipertrofik

Etiologi kelainan ini tidak diketahui, diduga disebabkan oleh faktor genetik, familiar, rangsangan katekolamin, kelainan pembuluh darah koroner kecil. Kelainan yang menimbulkan iskemia miokard, kelainan konduksi atrioventrikuler dan kelainan kolagen.


Patofisiologi

Kardiomiopati yang sering terjadi yaitu kardiomiopati kongestif. Penyakit ini ditandai dengan adanya dilatasi atau pembesaran rongga ventrikel bersama dengan penipisan dinding otot, pembesaran atrium kiri, dan statis darah dalam ventrikel. Pada investigasi mikroskopis otot menawarkan berkurangnya jumlah elemen kontratil serat otot. Penyebab kardiomiopati jenis ini yaitu konsumsi alkohol yang berlebihan.

Pathway Kardiomiopati

Manifestasi Klinis

Secara umum kardiomiopati sanggup terjadi pada semua umur baik laki-laki maupun wanita. Kebanyakan orang yang mengidap penyakit ini pertama kali tiba dengan tanda-tanda dan tanda gagal jantung. Gejala yang pertama kali timbul adalah: dispneu ketika beraktifitas, paroksismal nocturnal dispneu (PND), batuk dan gampang lelah. Kongesti vena sistemik, distensi vena jugularis, pitting edema pada pecahan tubuh bawah, pembesaran hepar dan takikardi yaitu hal-hal yang biasanya ditemukan pada investigasi fisik.

Manifestasi klinis pada kardiomiopati kongestif/dilatasi yang muncul sesuai dengan tanda-tanda gagal jantung kiri diikuti tanda-tanda gagal jantung kanan. Dapat terjadi nyeri dada lantaran peningkatan kebutuhan oksigen. Pada investigasi fisik ditemukan tanda-tanda gagal jantung kongestif. Biasanya terdapat suara derap dan bising tanggapan regurgitasi mitral.


Komplikasi

Menurut Brunner & Suddarth, komplikasi yang mungkin terjadi meliputi
  1. Gagal jantung
  2. Syok kardiogenik.
  3. Disritmia.

Pemeriksaan Penunjang

1. Radiologi

Pada foto rontgen dada, terlihat adanya kardiomegali, terutama ventrikel kiri. Juga ditemukan adanya bendungan paru dan efusi pleura.

2. Elektrokardiografi

Pada investigasi elektrokardiografi ditemukan sinus takikardia, aritmia atrial dan ventrikel, kelainan segmen ST dan gelombang T dan gangguan konduksi intraventrikular. Kadang-kadang ditemukan voltase QRS yang mudah, atau gelombang Q patologis, tanggapan fibrosis miokard.

3. Ekokardiografi

Pada investigasi ekokardiografi terlihat ventrikel kiri membesar, disfungsi ventrikel kiri, dan kelainan pergerakan katub mitral waktu diastolic, tanggapan compliance dan tekanan pengisian yang abnormal.

Bila terdapat insufisiensi trikuspid, pergerakan septum menjadi paradoksal. Volume simpulan diastolic dan simpulan sistolik membesar dan parameter fungsi pompa ventrikel, fraksi ejeksi (EF) mengurang. Penutupan katup mitral terlambat dan panutupan katub aorta sanggup terjadi lebih dini dari normal. Trombus ventrikel kiri sanggup ditemukan dengan investigasi 2D-ekokardiografi, juga aneurisma ventrikel kiri sanggup disingkirkan dengan investigasi ini.

4. Pemeriksaan Radionuklear

Pada investigasi radionuklear tampak ventrikel kiri disertai fungsinya yang berkurang.

5. Sadapan Jantung

Pada sadapan jantung akan ditemukan ventrikel kiri membesar serta fungsinya berkurang, regurgitasi mitral dan atau tricuspid, curah jantung berkurang dan tekanan intraventrikular meninggi dan tekanan atrium kiri meningkat.

Bila terdapat pula gagal ventrikel kanan, tekanan simpulan diastolic ventrikel kanan, atrium kanan dan desakan vena sentralis akan tinggi.Dengan angiografi ventrikel kiri sanggup disingkirkan aneurisma ventrikel sebagai penyebab gagal jatung.


Penatalaksanaan

Menurut Arif Mansjoer, penatalaksanaan kardiomiopati yaitu sebagai berikut:

1. Penatalaksanaan pada Kardiomiopati Dilatasi/Kongestif

Tidak ada pengobatan spesifik. Bila diketahui etiologinya diberikan terapi sesuai penyebab. Namun jikalau idiopatik, dilakukan terapi sesuai gagal jantung kongestif. Yang terbaik yaitu transplantasi jantung.

2. Penatalaksanaan pada Kardiomiopati Hipertrofik

Yang utama yaitu penggunaan penghambat beta adrenergik, contohnya propanolol, yang mempunyai imbas menurunkan kekuatan kontraksi ventrikel dan mencegah aritmia. Golongan antagonis kalsium, menyerupai verapamil, sanggup pula digunakan meski harus berhati – hati pada pasien gagal jantung kongestif.

Dapat pula dilakukan miomektomi, penggantian katup mitral, dan pemasangan peace-maker.
Digitalis, diuretic, nitrat, dan agonis beta adrenergik harus dihindari pemakaiannya, terutama pada pasien dengan perbedaan tekanan alur keluar ventrikel kiri lantaran sanggup meningkatkan obstruksi alur keluar.

3. Penatalaksanaan pada Kardiomiopati Restriktif

Sulit diobati, tergantung pada penyakit yang mendasarinya. Dapat diberikan obat sistematik berupa diuretik untuk mengurangi kongesti. Bila terdapat gangguan irama diberikan obat anti aritmia.


Konsep Asuhan Keperawatan

Pengkajian

a. Data Biografi
  • Riwayat kesehatan masa lalu: Hipertensi, DM, GJK, Anemia, Kelainan katub.
  • Pola kebiasaan /Gaya hidup: Merokok, Mengkomsumsi alkohol, Konsumsi lemak yang mengandung kolesterol tinggi.
  • Keturunan, umur, jenis kelamin.
b. Aktivitas / istirahat : Mungkin akan kita dapatkan data : insomnia, kelemahan / kecapaian menurun , nyeri dada ketika aktivitas, sesak nafas ketika istirahat, perubahan status mental, kelelahan, perubahan vital sign ketika aktivitas.

c. Cirkulasi : adanya riwayat hipertensi, IMA, IMK, Irama ; disritmia, Edema, PVJ meningkat, pembedahan jantung, endocarditis, anemia, SLE, shock septic, , penggunaan obat beta bloker.

d. Eliminasi : penurunan pola, nocturia, warna kencing gelap, konstipasi, diare.

e. Makanan / cairan : anorexia, mual, muntah, pertambahan berat tubuh yang mencolok, pembengkakan extremitas bawah, penggunaan deuretika, diet garam, distensi perut, oedema anasarca, setempat, pitting udema. Diet tinggi garam, masakan olahan (diproses), lemak, gula protein.

f. Kebersihan diri : indikasi penurunan kebersihan diri, kelelahan , menurunnya  self care.

g. Nyaman / nyeri : Nyeri dada, menarik diri, sikap melindungi diri, tidak tenang, gelisah, sakit pada otot, nyeri abdomen ke atas, takut, gampang tersinggung.

h. Respirasi : sesak nafas , tidur setengah duduk, penggunaan banyak bantal, batuk dengan tanpa sputum, nafas Crekles, Ronky (+), riwayat penyakit paru kronis, penggunaan alat bantu nafas. 

i. Neuro sensori : kelemahan, pening, pingsan, disorientasi, perubahan perilaku, gampang tersinggung.

j. Interaksi social : penurunan keikut sertaan dalam kegiatan social.


Diagnosa Keperawatan 
  1. Penurunan cardiac output berafiliasi dengan kerusakan otot miokard.
  2. Intoleransi kegiatan berafiliasi dengan penurunan cardiac out put.
  3. Kurangnya pengetahuan berafiliasi dengan kurangnya informasi.
  4. Gangguan pertukaran gas berafiliasi dengan kongestif polmunal.

Intervensi / Rencana Keperawatan

Diagnosa Keperawatan 1.



Penurunan cardiac output berafiliasi dengan kerusakan otot miokard.

Tujuan :Menurunkan beban jantung.

Kriteria hasil : Vital sign dalam batas normal, bebas dari tanda-tanda gagal jantung, dyspnoe menurun.

Intervensi
Rasional.
1.         Auskultasi nadi apical, kaji frekwensi, irama jantung.
2.         Catat suara jantung, palpasi nadi perifer, pantau tekanan darah.
3.         Kaji kulit terhadap pucat, dan sianosis.

4.         Berikan oksigen pemanis sesuai indikasi.
5.         Tinggikan kaki, hindari tekanan pada bawah kulit lutut.
6.         Berikaan obat sesuai insruksi / kolaborasi.: deuretika, Morphin, Vasodilator
1.         Kondisi ini tachikardia.

2.         Penurunan cardiac output tampak pada nadi, dan tekakan darah.
3.         Pucat indikasi penurunan perfusi ferifer, cyanosis lantaran kongseti vena.
4.         Meningkatkan sediaan oksigen untuk miokard.
5.         Menurunkan statis vena, dan insiden thrombus.
6.         Menurunkan preload, afterload .

Diagnosa Keperawatan 2.

Intoleransi kegiatan berafiliasi dengan penurunan cardiac out put

Tujuan : Pasien sanggup melaksanakan kegiatan sehari hari.

Kriteria hasil : Dapat berpartisipasi dalam aktivitas, sanggup memenuhi kebutuhan sendiri, vital sign normal selama aktivitas.

Intervensi
Rasional.
1.         Periksa vital sign sebelum dan segera setalah latihan.
2.         Catat respon cardiopolmunal terhadap aktivitas.

3.         Kaji penyebab kelemahan.

4.         Evaluasi peningkatan intoleransi aktivitas.
5.         Berikan pinjaman dalam aktivitas, selingi kegiatan dengan istirahat.

6.         Kolaborasi jadwal rehabilitasii jantung / aktivitas.
1.         Hypotensi ortostatik sanggup terjadi lantaran aktivitas.
2.         Penurunan miokard untuk meningkatkan secuncum selama aktivitas.
3.         Kelemahan sanggup terjadi lantaran imbas obat.
4.         kelebihan kegiatan meningkatkan decompensasi jantung.
5.         Aktivitas tanpa mempengaruhi stress miokard/ kebutuhan oksigen berlebihan.
6.         Peningkatan kegiatan bertahab menghindari kerja jantung berlebihan.

Diagnosa Keperawatan 3.

Kurangnya pengetahuan berafiliasi dengan kurangnya informasi.

Tujuan :Pasien dan keluarga tahu pencegahan terulangnya gagal jantung Kongestif.

Kriteria Hasil : pasien dan keluarga mentaati jadwal therapy, sanggup menyebutkan tanda dan tanda-tanda untuk intervensi cepat, merubah referensi hidup yang sanggup menimbulkan stress.

Intervensi
Rasional.
1.         Diskusikan fungsi jantung normal dan perbedaan kelainan pada jantung.
2.         Kuatkan rasional pengobatan.

3.         Diskusikan pentingnya menjadi seaktiv mungkin, tanpa menjadi kelelahan dan istirahat diantara aktivitas.
4.         Diskusikan pentingnya pembatasan natrium, berikan daftar kandungan natrium pada masakan umum yang harus dibatasi.
5.         Dskusikan obat, tujuan dan imbas sampingnya, berikan kode secara mulut dan tertulis.
6.         Anjurkan pasien makan masakan sesuai dengan diet yang diberikan.
1.         Pengatahuan meningkatan ketaatan pada jadwal pengobatan.

2.         Pemahanan perihal obat sanggup membantu mengontrol gejala.
3.         Aktivitas fisik berlebihan sanggup berlanjut menjadi kelemahan jantung.

4.         Pemasukan diet natrium diatas 3 gr / hari menghasilkan imbas deuretik.


5.         Pemahaman pasien sanggup mencegah terjadinya komplikasi.

6.         Diat yang ditetapkan membatasi masuknya natrium secara berlebihan.

Diagnosa Keperawatan 4.

Gangguan pertukaran gas berafiliasi dengan kongestif polmunal.

Tujuan : Pertukaran gas adekwat dan pasien sanggup bebas dari sesak.

Kriteria Hasil : Pasien tidak sesak, nilai GDA dalam batas normal.

Intervensi
Rasional.
1.         Auskultasi suara nafas, catat suara nafas, ronki, mengi,
2.         Anjurkan pasien batuk efektif dan nafas dalam.
3.         Dorong perubahan posisi sesering mungkin / setiap 2 – 3 jam .
4.         Pertahankan tirah baring dengan dengan kepala tempat tidur 20 – 30 derajat, posisi semi fowler dan sokong tangan dengan bantal.
5.         Pantau GDA secara serial.

6.         Berikan oksigen pemanis sesuai indikasi.

7.         Berikan obat sesuai indikasi.  Deuretika: Furosemid, bronkodilator. Aminophilin,
1.         Indikasi kongesti paru / pengumpulan sekret.
2.         Membersihkan jalan nafas dan, memudahkan aliran oksigen.
3.         Mencegah atelektasis dan pneumonia.
4.         Menurunkan konsumsi oksigen, meningkatkan perluasan paru maksimal.

5.         Hipoksemia sanggup memberat selama edema paru.
6.         Meningkatkan konsentrasi oksigen alveolar, mencegah hipoxemia jaringan.
7.         Menurunkan kongesti alveolr, meningkatkan pertukaran gas,


Daftar Pustaka 
  • Barbara C long. (1996). Perawatan Medical Bedah. Pajajaran Bandung.
  • Carpenito J.L. (1997). Nursing Diagnosis. J.B Lippincott. Philadelpia.
  • Carpenito J.L. (1998.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8 EGC. Jakarta.
  • Doengoes, Marylin E. (2000). Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 3 EGC. Jakarta.
  • Hudack & Galo. (1996). Perawatan Kritis. Pendekatan Holistik. Edisi VI, volume I EGC. Jakarta.
  • Junadi, Purnawan. (1982). Kapita Selekta Kedokteran. Media aesculapius Universitas Indonesia. Jakarta.
  • Kaplan, Norman M. (1991). Pencegahan Penyakit Jantung Koroner. EGC Jakarta.
  • Lewis T. (1993). Disease of The Heart. Macmillan. New York.
  • Marini L. Paul. (1991). ICU Book. Lea & Febriger. Philadelpia.
  • Morris D. C. et.al, The Recognation and treatment of Myocardial Infarction and It’sComplication.
  • Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. (1993). Proses Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Krdiovaskuler. Departemen Kesehatan. Jakarta.
  • Tabrani. (1998). Agenda Gawat Darurat. Pembina Ilmu. Bandung.
  • Pedoman Diagnosis Dan Terapi Ilmu Penyakit Jantung (1994). Fakultas Kedokteran Unair & RSUD dr Soetomo Surabaya 
Untuk mend0wnl0ad laporan pendahuluan / LP kardiomiopati lengkap pdf dan doc dibawah.
Link Alternatif
Diatas merupakan laporan pendahuluan / LP kardiomiopati lengkap, d0wnl0ad doc dan pdf, silahkan did0wnl0ad bagi teman-teman perawat yang membutuhkan sebagai refferensi pembuatan kiprah kuliah menyerupai makalah, askep ataupun lp itu sendiri. Semoga bermanfaat.

Sumber http://bangsalsehat.blogspot.com