Bagaimana perkembangan sejarah jurnalistik ?
Ini pertanyaan menarik yang akan kita bahas terkait pengantar ilmu jurnalistik ini.
Jurnalistik, atau jurnalisme berasal dari perkataan journal, yang artinya catatan harian, atau catatan mengenai insiden sehari-hari. Jurnalisme pula sering disebut sebagai surat kabar.
Jurnal berasal dari bahasa Latin diurnalis, artinya harian atau tiap hari. Dari perkataan itulah lahir kata jurnalis. Jurnalis adalah orang yang melaksanakan pekerjaan jurnalistik demikian menyerupai yang dikutip dalam buku Jurnalisme Kontemporer, Zainal Bakri.
Sedangkan berdasarkan MacDougall, ia menyebutkan bahwa jurnalisme merupakan acara menghimpun berita, mencari fakta, dan melaporkan peristiwa. Jurnalisme sangat penting di mana pun dan kapan pun.
Jurnalisme sangat diharapkan dalam suatu negara demokratis. Tak peduli apa pun perubahan-perubahan yang terjadi di masa depan. Baik sosial, ekonomi, politik maupun yang lain-lain, jurnalistik harus tetap ada.
Sejarah jurnalistik sudah dimulai semenjak tiga ribu tahun yang lalu, lewat Firaun di Mesir, alias raja Amenhotep III, mengirimkan ratusan pesan kepada para perwiranya di provinsi-provinsi untuk memberitahukan apa yang terjadi di ibukota.
Di Roma, 2.000 tahun yang kemudian Acta Diurna (surat kabar) sudah di tempelkan pada tempat-tempat umum. Selama Abad Pertengahan di Eropa, siaran informasi yang ditulis tangan merupakan media informasi yang penting bagi para usahawan.
Kendati jurnalisme sudah dimulai dari zaman Firaun, lebih tepatnya ketika Amenhotep III memimpin. Tapi jurnalisme itu sendiri gres benar-benar muncul ketika huruf-huruf lepas untuk percetakan mulai dipakai di Eropa pada tahun 1609.
Surat kabar pertama yang terbit di Eropa secara teratur diterbitkan pertama kali di Jerman, penerbit yang memproduksi tulisan-tulisan jurnalisme berjulukan Frankfurter Journal. Baru setelahnya muncul surat kabar tersebut, kemudian muncul surat kabar lainya di negara-negara Eropa.
Secara berturut-turut. Surat kabar di Belanda muncul pada tahun 1618, dan diikuti Prancis pada tahun 1620. Dari ketiga negara yang bisa memproduksi surat kabar tersebut.
Surat kabar yang paling banyak menerbitkan goresan pena adalah dari surat kabar Frankfurter, Jerman. Tercatat, setiap harinya surat kabar Frankfurter bisa menerbitkan lebih dari 1.500 eksemplar sekali terbit. Hanya saja pada zaman ini surat kabarnya tidak dirilis secara harian.
Melainkan hanya dirilis setiap satu ahad saja. Makara jikalau di samakkan pada zaman sekarang, menyerupai mirip pada majalah.
Baru pada tahun 1650 diterbitkanlah sebuah surat kabar yang memuat berita, dan tulisan-tulisan jurnalistik lain secara harian. Salah satu yang tercatat pertama kali menerbitkan goresan pena jurnalistik setiap harinya adalah surat kabar Einkommende Zeitung di Leipzing, Jerman.
Tak kalah dengan surat kabar Einkommende Zeitung asal Jerman. Inggris kemudian juga ikut-ikutan merilis surat kabar harian berjulukan Daily Courant yang bermarkas di London pada tahun 1702. Demikian menyerupai dikutip dalam buku Jurnalistik Teori, dan Praktik, Muhammad Budyatna.
Penemuan Mesin Cetak Membuat Harga Surat Kabar Menjadi Lebih Murah
Ketika orang-orang kemudian rutin membeli surat kabar. Harga sebuah surat kabar kemudian menjadi murah.
Apalagi pada tahun-tahun berikutnya mulai di temukan mesin cetak. Mesin cetak ini menggantikan teknik penulisan pada surat kabar yang pada awalnya masih memakai goresan pena tangan.
Bersamaan dengan inovasi mesin cetak di Jerman, kemudian harga sebuah surat kabar menjadi sangat murah. Bahkan ketika itu harganya tidak lebih dari setengah harga semula.
Pada tahun 1883, sebuah surat kabar di kota New York City berhasil menerbitkan sebuah surat kabar berharga murah. Surat kabar tersebut dinamai dengan nama Penny Newspaper.
Uniknya, satu ekslempar surat kabar ini hanya dihargai dengan uang satu peny saja. Inilah awal mula produk jurnalisme mulai dikomersilkan dengan harga murah.
Jurnalisme kini telah tumbuh jauh melampaui surat kabar pada awal kelahirannya. Kalau di masa sekarang, produk jurnalistik sudah bisa ditemui pada media online. Termasuk pada situs Siswapedia ini.
Sumber https://www.siswapedia.com